Jenderal (Indonesia)
Jenderal adalah pangkat tertinggi yang dapat dicapai oleh seorang Perwira Tinggi TNI Angkatan Darat , pangkat ini satu tingkat di atas Letnan Jenderal dan berbintang empat. Pangkat ini setara dengan Marsekal di Angkatan Udara, dan Laksamana di Angkatan Laut.
Tanda pangkat Jenderal di Indonesia, biasanya digunakan untuk jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Wakil Panglima TNI atau Panglima TNI.
Pemegang Pangkat Jenderal TNI
[sunting | sunting sumber]No. | Gambar | Nama | Penobatan Pangkat | Asal | Posisi
(Saat penobatan pangkat) |
Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | Yoga Sugama
1925—2003 |
- | Rikugun Shikan Gakkō | - | - | |
2. | Soemitro Sastrodihardjo
1927—1998 |
- | PETA | Wakil Panglima ABRI | - | |
3. | Oerip Soemohardjo
1893—1948 |
- | KNIL | Kepala Staf TKR | Anumerta | |
4. | G.P.H Djatikoesoemo
1917—1992 |
1 November 1997 | PETA | KSAD | Anumerta | |
5. | Ahmad Yani †
1922—1965 |
5 Oktober 1965[Catatan Kaki 1] | Anumerta. Jabatan bernama Menteri/Panglima Angkatan Darat (Menpangad) | |||
6. | Umar Wirahadikusumah
1924—2003 |
25 November 1969[Catatan Kaki 2] | - | |||
7. | Surono Reksodimedjo
1923—2010 |
2 Maret 1974[Catatan Kaki 2] | - | |||
8. | Raden Widodo
1924—1993 |
1 Januari 1978 | - | |||
9. | Poniman
1926—2010 |
30 April 1980 | - | |||
10. | Amir Machmud
1923—1995 |
- | - | - | ||
11. | Daryatmo
1925—1992 |
- | - | - | ||
12. | Widjojo Soejono
1928—2022 |
1980 | - | - | ||
13. | Makmun Murod
1924—2011 |
10 Mei 1974 | Giyugun (Sumatera) | KSAD | - | |
14. | Maraden Panggabean
1922—2000 |
1 Mei 1967 | Organisasi Kelaskaran PSI | - | ||
15. | Muhammad Jusuf
1928—2004 |
29 Maret 1978 | KRIS | Panglima ABRI | - | |
16. | LB. Moerdani
1932—2004 |
28 Maret 1983 | Tentara Pelajar | - | ||
17. | Rudini
1929—2006 |
1984 | KMA[Catatan Kaki 3] | KSAD | - |
Dalam sejarah TNI, sebagian besar perwira yang mendapatkan pangkat Jenderal merupakan lulusan AKMIL. Ke adalah:
No. | Gambar | Nama | Penobatan
Pangkat |
Asal | Posisi
(Saat penobatan pangkat) |
Keterangan |
---|---|---|---|---|---|---|
1. | Try Sutrisno
1935— |
28 April 1987 | ATEKAD[Catatan Kaki 4] | KSAD | - | |
2. | Edi Sudrajat
1938—2006 |
2 Februari 1988[Catatan Kaki 5] | AMN | - | ||
3. | Feisal Edno Tanjung
1939—2013 |
21 Mei 1993[Catatan Kaki 6] | Panglima ABRI | - | ||
4. | Wismoyo Aris Munandar
1940—2021 |
23 Maret 1993 | AKMIL | KSAD | - | |
5. | Raden Hartono
1941— |
13 Februari 1995[Catatan Kaki 7] |
- Jenderal TNI Dr. H. Wiranto, S.I.P., S.H., M.M. (Akmil 1968)
- Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo (Akmil 1970)
- Jenderal TNI Fachrul Razi, S.I.P., S.H., M.H. (Akmil 1970)
- Jenderal TNI Tyasno Sudarto (Akmil 1970)
- Jenderal TNI Endiartono Sutarto (Akmil 1971)
- Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu (Akmil 1974)
- Jenderal TNI Joko Santoso (Akmil 1975)
- Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, S.IP. (Akmil 1974)
- Jenderal TNI George Toisutta (Akmil 1976)
- Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo (Akmil 1980)
- Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P., M.A. (Akmil 1981)
- Jenderal TNI Budiman (Akmil 1978)
- Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (Akmil 1982)
- Jenderal TNI Mulyono (Akmil 1983)
- Jenderal TNI Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. (Akmil 1987)
- Jenderal TNI Prof. Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. (Akmil 1988)
- Jenderal TNI H. Agus Subiyanto, S.E., M.Si. (Akmil 1991)
- Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, M.Sc. (Akmil 1992)
Jenderal Kehormatan (HOR)
[sunting | sunting sumber]Pemberian pangkat Jenderal Kehormatan sering dilakukan di Indonesia. Gelar Jenderal Kehormatan (HOR) dengan bintang empat pernah disematkan kepada beberapa purnawiranan TNI yang sempat menjabat sebagai menteri atau alasan lainnya. Empat Belas perwira yang dinobatkan sebagai Jenderal kehormatan adalah :
Jenderal (Kehormatan) | ||||
---|---|---|---|---|
No. | Gambar | Nama | Penobatan Pangkat | Alasan |
1. | Chaerul Saleh
1916—1967 |
22 Juni 1967 (Anumerta)[Catatan Kaki 8] | [1] | |
2. | Hassanal Bolkiah
1946— |
1974 | - | |
3. | Soesilo Soedarman
1928—1997 |
17 Maret 1993 | [2][3] | |
4. | Achmad Tahir
1924—2002 |
16 Februari 1998 | [4] | |
5. | Soerjadi Soedirdja
1938—2021 |
1 November 2000 | - | |
6. | Agum Gumelar
1945— |
- | ||
7. | Luhut Binsar Pandjaitan
1947— |
- | ||
8. | Susilo Bambang Yudhoyono
1949— |
15 November 2000 | - | |
9. | Hari Sabarno
1944—2019 |
1 Oktober 2004 | - | |
10. | A.M Hendropriyono
1945— |
- | ||
11. | Prabowo Subianto
1951— |
28 Februari 2024 | [5] |
Kepangkatan
[sunting | sunting sumber]Jenderal TNI AD | |||
---|---|---|---|
Pakaian | |||
Pakaian dinas upacara (PDU) |
Pakaian dinas harian (PDH) |
Pakaian dinas lapangan (PDL) | |
Staf | |||
Komando | |||
Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Pangkat terakhir Yani merupakan Letnan Jenderal. tetapi karena ia gugur dalam tugas. ia diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Jenderal (Anumerta)
- ^ a b Berdasarkan penetapannya sebagai Wakil Panglima ABRI
- ^ Koninklijke Militaire Academie. Akademi Militer Kerajaan Belanda
- ^ Sejarah AKMIL dimulai saat pembentukan Militaire Academie (MA) di Yogyakarta pada 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo. Pada 1 Januari 1950, didirakannya Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat (SPGi AD), yang pada 23 September 1956 dirubah namanya menjadi Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD). Pada tanggal 11 November 1957 pukul 11:00 WIB, Presiden Soekarno, selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI. meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN (Akademi Militer Nasional) angkatan ke-4. Pada tahun 1961, Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (Akademi Militer Nasional, Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara dan Akademi Angkatan Kepolisian) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Dalam rangka reorganisasi ABRI, Pada tanggal 14 Juni 1984 AKABRI bagian darat berubah nama menjadi Akademi Militer (AKMIL). Pada tanggal 1 April 1999, Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU.
- ^ Berdasarkan penetapannya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat.
- ^ Berdasarkannya penetapannya sebagai Panglima ABRI
- ^ Keputusan Presiden No. 6/ABRI/1995
- ^ Chaerul Saleh meninggal dunia pada tanggal 8 Februari 1967, dengan pangkat terakhir Jenderal tituler. Pada tanggal 22 Juni, sesuai Surat Departemen Angkatan Darat No. R-0148/1967, merubah pangkat Chaerul menjadi Jenderal Kehormatan
Refrensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Soeprapto, Bambang; Simbangan, Zainal; Gayo, Hasan; Partowisastro, Koesnandar; Raib, Zakaria; Soewito, Irna Hanny Nastoeti Hadi (1995). Chairul Saleh, tokoh kontroversial. Jakarta: Tim Penulis. hlm. 160.
- ^ "Alumni Bintang 4". Akademi Militer. Diakses tanggal 2024-02-27.
- ^ "Nama Dan Peristiwa: Soesilo Soedarman Dan Azwar Anas Naik Pangkat". Kompas. 5 April 1993. hlm. 16.
- ^ "49 PATI NAIK PANGKAT". Mimbar Kekaryaan (327). Maret 1998. Diakses tanggal 28 Februari 2024.
- ^ Evandio, Akbar (2024-02-27). "Ini Daftar Penerima Gelar Jenderal Kehormatan Sebelum Prabowo". Bisnis.com. Diakses tanggal 2024-02-28.
Pranala Luar
[sunting | sunting sumber]- Dinas Sejarah TNI AD (2022), Jenderal TNI R. Hartono, Kacong Madhure jadi Jenderal