Seni rupa Dinasti Maurya
Dinasti Maurya merupakan dinasti kerajaan pertama yang mampu menguasai hampir seluruh daratan India. Berdiri atas usaha Chandragupta Maurya. Ia berhasil mengusir koloni-koloni Yunani yang ditinggalkan pasukan Iskandar Agung. Pusat kerajaan ini berada di Pataliputra. Wilayahnya mencakup Kabul di utara hingga Khrisna di Selatan.
Raja terkenal dari dinasti ini adalah Raja Ashoka.
Dinasti Maurya dan Buddha
[sunting | sunting sumber]Raja Ashoka berhasil menyelesaikan cita-cita penyatuan India lewat penaklukan berdarah atas Kalinga. Tetapi kemudian penaklukan ini menimbulkan perasaan bersalah di diri Raja Ashoka. Karena itu dia mengadopsi ajaran Buddha yang dianggap bisa memberikan ketenangan dan memulai era penaklukan melalui dharma, ajaran kebaikan.
Misionaris Buddha dari Ashoka menyebar hingga ke seluruh Asia Selatan bahkan ke Sri Lanka.
Peninggalan seni
[sunting | sunting sumber]Pilar dan tugu Ashoka
[sunting | sunting sumber]Karya seni yang paling menonjol dari masa ini. Meskipun konsep pilar sudah ditemui sebelum Dinasti Maurya dan tetap bertahan setelahnya, tetapi kapital Ashoka adalah suatu ciri yang khas.
Salah satu yang masih utuh dan bisa diteliti adalah yang terdapat di Lauriya Namdangarh di Propinsi Bihar. Bentuk kapitalnya adalah kuartet singa yang menduduki lonceng besar terbalik. Keempat singa ini saling membelakangi dan menopang roda besar di atas kepalanya.
Kapital Ashoka di Lauriya Namdangarh terbuat dari batu pasir setinggi 32 kaki dan berat 50 ton. Diperlukan pengetahuan teknis yang baik untuk bisa membuat tugu ini berdiri.
Gua buatan dari batu cadas
[sunting | sunting sumber]Bentuknya merupakan awal dari Chaitya. Dibentuk dengan memotong bagian tengah batu cadas sehingga terbentuk ruang pemujaan.
Kemungkinan besar seni bangunan ini adalah pengaruh kebudayaan Persia yang dikenal ahli dalam mengolah batu.
Contoh paling baik dari bangunan ini adalah Gua di Lomas Rishi. Meskipun terbuat dari batu, tetapi motif hiasnya memperlihatkan usaha meniru tekstur kayu. Pintu gua berupa lengkungan yang terlihat seolah menyokong bangunan utama.
Stupa
[sunting | sunting sumber]Stupa sudah ditemukan dalam periode ini, meskipun masih menjadi bagian dari bangunan lain dan belum menjadi pusat pemujaan. Dibuat untuk menyimpan relik-relik dan abu Buddha dan menjadi pusat pelaksanaan ritual.
Puluhan ribu stupa yang dibangun pada masa Maurya akhirnya hilang dimakan usia karena pembuatannya tidak menggunakan pertimbangan bahan yang matang. Penguasa pada masa itu lebih memilih stupa dari kayu daripada batu yang kokoh.
Salah satu stupa yang bertahan adalah Stupa Sanchi yang kemudian direnovasi menjadi lebih megah pada periode Dinasti Andhra
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Craven, Rove. Indian Art. Thames & Hudson. New York: 1987
- Dehejra, Vidya, Indian Art. Phaidon Press Ltd. London: 1997