Lompat ke isi

Banjir Asia Tenggara dan Asia Selatan 2014–2015

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Banjir Asia Tenggara dan Asia Selatan 2014–15
Tanggal14 Desember 2014 – 2 Januari 2015
Jangka waktu
  • 14 Desember 2014 – 30 Desember 2014 (di Indonesia)[1][2][3]
  • 14 Desember 2014 – 2 Januari 2015 (di Thailand)[4][5]
  • 15 Desember 2014 – 2 Januari 2015 (di Malaysia)[6][7][8]
  • 20 Desember 2014 – 2 Januari 2015 (di Sri Lanka)[9]
  • 27 Desember 2014 – 2 Januari 2015 (di Filipina)[10]
Lokasi Filipina
 Indonesia
 Malaysia
 Sri Lanka
 Thailand
Tewas96 + tewas

Dimulai pada tanggal 14 Desember 2014, serangkaian banjir telah melanda Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Sri Lanka. Lebih dari 100.000 orang telah dievakuasi di Indonesia, 200.000 di Malaysia, 50.000 orang di Sri Lanka,[11] puluhan ribu di Filipina,[12] dan beberapa ribu di Thailand.[13][14]

Hujan lebat pada tahun ini berasal dari monsun tenggara yang bertiup melintasi Laut China Selatan, yang menyebabkan laut tersebut lebih panas dari biasanya.[15] Para ilmuwan telah memprediksi bahwa perubahan iklim akan semakin memburuk, pola badai akan menjadi semakin tidak tentu dan parah.[13] Pembangunan pesat yang tidak mempertimbangkan lingkungan dan masalah pembuangan limbah dikatakan sebagai penyebab terjadinya banjir ini.[15] Di Thailand, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan bahwa banjir yang terjadi di tiga wilayah perbatasan di selatan yaitu Yala, Pattani dan Narathiwat adalah banjir yang terburuk pada tahun ini, dan menjadi semakin buruk karena sebagian besar jalan dibangun tanpa selokan di alur banjir alami.[16] Pejabat senior meteorologi Pusat Cuaca Nasional Departemen Meteorologi Malaysia, Mohd Hisham Mohd Anip, mengaitkan banjir di utara Malaysia dengan fenomena bulan penuh dan keberadaan monsun timur laut yang berkelanjutan bertiup melintasi laut Cina Selatan dari November 2014 sampai Maret 2015.[17] Dia mengatakan bahwa sungai-sungai telah meluap saat hujan tanpa berhenti dan menyebabkan air dari hulu sungai tidak mencapai kuala sungai.[17] Pemerintah Malaysia telah berjanji untuk melakukan investigasi menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab pasti banjir-banjir ini terutama di pantai timur setelah banjir surut.[18] Di Indonesia, pertambahan penduduk serta kerusakan pada alam telah dijadikan sebagai penyebab utama peristiwa banjir ini, di samping itu penyebabnya juga karena sedimentasi dan kebiasaan membuang sampah ke dalam sungai.[19][20]

Daerah yang terkena dampak

[sunting | sunting sumber]
 Negara   Kematian   Pengungsi   Referensi 
 Filipina 31 130,000,000 [21]
 Indonesia - 120,000 [22]
 Malaysia 21 237,037 [23]
 Thailand 15 100,000 [21][24]
 Sri Lanka 39 50,832 [11]
Jumlah 96 + 130,507,869 +

Asia Tenggara

[sunting | sunting sumber]

Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Banjir telah merusak 526.5 hektar area pertanian di delapan daerah di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.[25] Di daerah Tamiang di Aceh, banjir telah membuat sekitar 28.000 orang mengungsi di daratan tinggi.[26] Hingga 27 Desember 2014, sebanyak 94,500 orang telah mengungsi di Aceh.[14] Di Jawa, hujan lebat menyebabkan Sungai Citarum meluap ke daerah Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang, yang membuat perusahaan listrik Indonesia, PT PLN untuk menutup tiga pembangkit listrik mereka di Baleendah demi keselamatan.[25] Sekitar 15.000 rumah di Kabupaten Bandung telah terendam banjir dan 4.000 orang telah dievakuasi.[25] Keadaan darurat telah diumumkan di Kabupaten Bandung pada 23 Desember 2014.[27] Bencana banjir di bagian selatan Jawa Tengah telah menyebar ke Kabupaten Banyumas dan melanda tiga desa, yaitu Kemranjen, Sumpiuh dan Tambak, tetapi tidak ada penduduk yang dievakuasi karena ketinggian air banjir yang masih di bawah 50 cm.[28]

Hingga 27 Desember 2014, sudah ada sekitar 100.000 orang yang telah dievakuasi, dengan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di pos kontrol semakin bertambah.[14]

Banjir di Malaysia pada tahun 2014 adalah banjir yang terburuk dalam sejarah banjir di Malaysia dengan lebih 200.000 orang dievakuasi.[29] Hingga 27 Desember 2014, Departemen Meteorologi Malaysia telah mengeluarkan 38 kali peringatan cuaca buruk sejak 18 Desember 2014; 15 diantaranya adalah peringatan tingkat "Merah", 15 peringatan "Jingga" dan 8 peringatan "Kuning".[30]

Semenanjung Malaysia
[sunting | sunting sumber]

Hujan lebat sejak 17 Desember 2014 membuat 3,390 orang di Kelantan dan 4,209 orang di Terengganu untuk mengungsi.[7] Beberapa layanan kereta api antara kota Keretapi Tanah Melayu (KTM) yang berjalan di sepanjang jalur Pantai Timur telah terganggu pada 18 Desember 2014 akibat banjir.[31] Pada 20 Desember 2014, daerah Kajang, Selangor turut dilanda banjir yang serius.[32] Pada 23 Desember 2014, sebagian besar sungai di Kelantan, Pahang, Perak dan Terengganu telah mencapai tingkat-tingkat yang berbahaya.[33] Karena kadar air yang meningkat, sebanyak 60.000 orang telah dipindahkan pada hari keesokannya. Kelantan merupakan daerah dengan orang yang paling banyak dievakuasi (20,468[34]-24,765), diikuti oleh Terengganu (21,606), Pahang (10,825), Perak (1.030), Sabah (336) dan Perlis (143).[35][36]

Situasi di Kelantan dan Terengganu terus memburuk karena hujan lebat. Kebanyakan jalan di Kelantan telah ditutup.[37] Kemaman adalah daerah yang paling terpengaruh oleh banjir di Terengganu, diikuti oleh Dungun, Kuala Terengganu, Hulu Terengganu, Besut dan Marang. Di Pahang, daerah yang paling parah adalah Kuantan, Maran, Jerantut, Lipis dan Pekan.[37] Puluhan wisatawan asing terdampar di sebuah resor di Taman Negara di Pahang; kebanyakan adalah wisatawan dari Kanada, Inggris, Australia dan Rumania.[38] Semua wisatawan diselamatkan melalui perahu dan helikopter.[39] Di Kedah, setidaknya ada 51 orang telah dievakuasi.[40] Seorang remaja di Perlis menjadi korban pertama yang meninggal dalam banjir ini.[41]

Di selatan Malaysia, sekitar 300-350 orang telah dievakuasi ke Johor dan Negeri Sembilan.[42][43] Jumlah orang yang dievakusi di seluruh Malaysia mencapai lebih dari 200.000 orang pada 28 Desember 2014, dengan korban tewas sebanyak 10 orang. Banjir ini dianggap sebagai banjir terburuk di Malaysia dalam beberapa dekade.[13][39][44] Namun, angka sebenarnya orang yang dievakuasi, orang yang hilang dan tewas tidak diketahui karena pusat banjir Malaysia tidak dapat memberikan angka-angka yang tepat.[45]

Malaysia Timur
[sunting | sunting sumber]

Di Sabah, hujan lebat sejak 21 Desember 2014 menyebabkan banjir di banyak daerah di daerah Beaufort. Sebanyak 30 desa telah terkena dampak ini karena Sungai Padas yang permukaan airnya mencapai 9.26 meter di atas permukaan bahaya, dan banjir disebabkan terutama oleh limpahan air dari hulu sungai di daerah Tenom.[46] Sekitar 292 orang telah dievakuasi ketika situasi banjir menjadi semakin parah di Beaufort, sementara kondisi semakin baik di daerah pedalaman Tenom dan Kemabong.[47] Pada 24 Desember 2014, jumlah korban di Beaufort meningkat menjadi 300 orang dalam satu malam,[48] dan kebanyakan korban di Tenom dapat kembali ke rumahnya, dengan hanya satu dari sebelas pusat bantuan korban banjir yang masih dibuka karena permukaan air yang semakin menurun.[49] Namun, diperkirakan pusat bantuan korban banjir akan lebih banyak dibuka jika ada hujan terus menerus dan air dari bagian atas Tenom dan Keningau membanjiri Sungai Padas.[50] Di Kudat, sembilan keluarga yang terdiri dari 63 orang telah berlindung di rumah-rumah saudara dan tetangga mereka.[49][50]

Visayas dan Mindanao merupakan wilayah terparah, terutama di daerah sekitar Tacloban. Lebih 31 orang tewas dan sekitar 7 orang telah dilaporkan hilang.[51] Di beberapa daerah di Filipina, kedalaman air mencapai 1,5 meter.[52]

Pada 21 Desember 2014, helikopter Bell 206 milik Tentara Thailand yang berangkat untuk misi membantu telah jatuh di daerah Muang di Yala yang disebabkan oleh cuaca buruk, dan melukai empat orang kru.[53] Karena insiden tersebut, tentara Thailand selatan telah melarang semua jenis pesawat untuk terbang dari 22-26 Desember 2014 dan diarahkan untuk hanya menggunakan transportasi darat untuk memantau daerah banjir.[54] Sebagian besar daerah di Provinsi Narathiwat telah dinyatakan sebagai zona bencana dengan 115,853 orang dari 30,624 rumah terkena dampak.[53] Delapan dari enam belas daerah di Provinsi Songkhla, termasuk Hat Yai, Sadao, Rattaphum, Khuan Niang, Chana, Thepha, Na Thawi dan Saba Yoi juga telah dinyatakan sebagai daerah bencana.[53] Di Provinsi Yala, lebih dari 50.000 orang telah terkena dampak akibat banjir.[55] Pada tanggal 26 Desember 2014, hujan di Provinsi Narathiwat dan Provinsi Pattani telah berhenti, sementara banjir di Provinsi Phatthalung telah mereda. Bantuan terus menerus dibagikan kepada warga yang terkena dampak di Provinsi Songkhla termasuk warga Malaysia di perbatasan Provinsi Narathiwat karena Perdana Menteri Thailand telah mendengar bahwa sekitar 40.000 orang warga Malaysia yang tinggal di sepanjang perbatasan menderita.[56] Sejak 30 Desember 2014, 15 orang telah tewas akibat banjir ini.[13][24]

Asia Selatan

[sunting | sunting sumber]

Sri Lanka

[sunting | sunting sumber]

Musim hujan telah tersebar di Teluk Bengal baru-baru ini, dan telah membanjiri Provinsi Utara, Sri Lanka dari pulau Sri Lanka. 10 orang tewas akibat tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat, sementara 4 orang tenggelam ketika pemerintah daerah membuka pintu air untuk mengurangi tekanan pada bendungan lokal dan waduk.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Beberapa korban banjir di Malaysia telah menuduh pemerintah yang lambat untuk memberikan bantuan.[44][57] Ketika Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sedang pergi liburan, wakilnya, Muhyiddin Yassin, bertanggung jawab atas krisis banjir ini.[58] Namun kemudian, Perdana Menteri mengakhiri liburannya di tengah kritik dari masyarakat ketika ia terlihat sedang bermain golf dengan Barack Obama di Hawaii, Amerika Serikat.[59] Namun, Najib mengatakan bahwa permainan golf diperlukan dalam membangun hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan acara yang telah direncanakan ini telah jauh sebelum banjir dimulai.[60] Misi penyelamatan sangat sulit dilakukan, karena kondisi cuaca yang tidak menentu dan penolakan beberapa warga untuk mengungsi.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Prasetyo, Erie (27 Desember 2014). "Banjir di Tapanuli Tengah Isolir Warga". Okezone.com (dalam bahasa Indonesian). Okezone. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  2. ^ "Air Surut, Korban Banjir Aceh Bersihkan Rumah" (dalam bahasa Indonesian). Harian Andalas. 30 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-12. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  3. ^ "Banjir Surut, Warga Lhoksukon Bersih-bersih" (dalam bahasa Indonesian). Atjeh Post. 30 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-04. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  4. ^ "Interior Ministry expedites flood relief operations in 8 southern provinces". National News Bureau of Thailand. 24 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-26. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  5. ^ "Floods lift in many areas of Pattani; many parts of Yala still facing inundation". National News Bureau of Thailand. 2 Januari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-04. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  6. ^ "Amaran hujan lebat peringkat jingga di Kelantan, Terengganu" (dalam bahasa Malay). Berita Harian. 15 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  7. ^ a b "One missing, thousands flee homes in flood-hit north-eastern malaysia". The New Age. 18 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  8. ^ "Malaysia counts the cost as floods recede". Sky News Australia. 2 Januari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-04. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  9. ^ Bella Dalima (20 Desember 2014). "Inclement weather wreaks havoc countrywide; thousands displaced". News First. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-04. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  10. ^ "Dozens die as Malaysia, Thailand, Philippines battered by storm". Reuters. 30 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  11. ^ a b "Floods in Sri Lanka kill 39, displace 50,832". Customs Today. 2 Januari 2015. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  12. ^ Barbara Mae Dacanay (29 Desember 2014). "Floods wreak havoc across Asia". Gulf News. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  13. ^ a b c d "At least 24 killed in Malaysia, Thailand floods as 200,000 evacuated". Al Jazeera America. 28 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  14. ^ a b c "About 100,000 people evacuated in Indonesia because of floods". Armenpress. 27 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  15. ^ a b Rob McElwee (27 Desember 2014). "What makes the SE Asian rains bad this year?". Al Jazeera English. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  16. ^ Ayub Pathan; Abdulloh Benjakat; Waedao Harai (26 Desember 2014). "Dam discharge floods into Yala, Pattani". Bangkok Post. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  17. ^ a b FMT (24 Desember 2014). "Full moon responsible for East Coast flood woes". Free Malaysia Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-29. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  18. ^ "Government to carry out 'post-mortem' on floods". Bernama. The Borneo Post. 31 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  19. ^ "Ini Persamaan Banjir di Indonesia dan Malaysia". Tempo.co. Tempo.com. 27 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-31. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  20. ^ "Population surge, soil damage worsen Bandung floods". The Jakarta Post. 29 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014.  line feed character di |title= pada posisi 24 (bantuan)
  21. ^ a b "Floods and storms kill dozens of people in Malaysia, Thailand and the Philippines". Reuters. ABC Online. 30 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  22. ^ "Indonesia, Malaysia, Thailand, Sri Lanka Hit by Heavy Rains, Floods: AIR". AIR Worldwide. Insurance Journal. 30 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  23. ^ "237,000 displaced, 21 dead from floods". Malaysiakini. 30 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  24. ^ a b "Dozens die as Malaysia, Thailand, Philippines battered by storms". Reuters. Thanh Nien News. 30 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  25. ^ a b c Arya Dipa (21 Desember 2014). "Thousands evacuate as floods inundate Bandung homes". The Jakarta Post. Diakses tanggal 6 Januari 2014.  line feed character di |title= pada posisi 29 (bantuan)
  26. ^ "Over 34,000 flee home amid floods in Indonesia's Aceh, West Java". Shanghai Daily. 23 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  27. ^ Agus Maryono (24 Desember 2014). "Bandung declares emergency as floods spread". The Jakarta Post. Diakses tanggal 6 Januari 2014.  line feed character di |title= pada posisi 27 (bantuan)
  28. ^ Agus Maryono (23 Desember 2014). "Flood-hit areas spreading to Banyumas". The Jakarta Post. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  29. ^ "Banjir Di Kelantan Semakin Buruk, Jumlah Mangsa Meningkat". mStar. 29 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. [pranala nonaktif permanen]
  30. ^ Abdul Razak Ahmad (27 Desember 2014). "Banjir 2014 Bakal Catat Sejarah Terburuk". mStar. Diakses tanggal 6 Januari 2014. [pranala nonaktif permanen]
  31. ^ "Flood forces 470 to evacuate in Dungun, KTM services disrupted – Bernama". Bernama. The Malaysian Insider. 18 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-29. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  32. ^ Victoria Brown; Beh Yuen Hui; Nicholas Cheng (20 Desember 2014). "Kajang struck by flash floods after heavy rain". The Star. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  33. ^ "Desember floods reach 'alarming' level". The Rakyat Post. 23 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-30. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  34. ^ "Rising flood waters force more people to flee homes in east coast of Semenanjung Malaysia". The Borneo Post. 23 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  35. ^ Sumisha Naidu (23 Desember 2014). "Businesses sink or swim in Malaysia floods". Channel News Asia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-26. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  36. ^ "Floods ravaging six States worsen, nearly 60,000 evacuated". Bernama. Astro Awani. 24 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  37. ^ a b "Situation continues to worsen in badly-hit Kelantan and Terengganu". The Star. 25 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  38. ^ "Dozens of tourists stranded by floods in Malaysian national park". Reuters. 23 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-03. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  39. ^ a b "Record numbers evacuated in Malaysia's worst floods in decades". Reuters. Investing.com. 26 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  40. ^ "Kedah latest state hit by floods". The Rakyat Post. 25 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-04. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  41. ^ "Teenage boy first casualty of Perlis floods". Bernama. Astro Awani. 26 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  42. ^ Yee Xiang Yun (26 Desember 2014). "Flash floods leave 350 displaced in Johor Baru". The Star/Asia News Network. AsiaOne. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-05. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  43. ^ "Malaysia flood waters reach Negeri Sembilan". Bernama. Channel News Asia. 27 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-30. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  44. ^ a b "Severe flooding hits southeast Asia". Al Jazeera English. 27 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  45. ^ "Flood control centres unaware of actual statistics". The Malay Mail. 29 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  46. ^ Sitti Nor Azizah Talata (24 Desember 2014). "Beaufort dilanda banjir" (dalam bahasa Malay). Utusan Malaysia. Diakses tanggal 6 Januari 2014. [pranala nonaktif permanen]
  47. ^ Chok Sim Yee; Johan Aziz (24 Desember 2014). "292 evacuated in Beaufort; 395 return home in Tenom". The Borneo Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-26. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  48. ^ "Number of flood victims in Beaufort increases to 300". Bernama. Astro Awani. 24 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  49. ^ a b "Beaufort, Kudat hit by floods". Daily Express. 24 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  50. ^ a b Kristy Inus (23 Desember 2014). "Sabah flood: More relief centres to open in Beaufort if rain continues". New Straits Times. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  51. ^ "31 dead, 7 missing in Philippines storms [PHOTOS]". Russia Today. 30 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  52. ^ "Three dead, thousands flee as storm hits south Philippines". Agence France-Presse. Saudi Gazette. Diakses tanggal 6 Januari 2014. [pranala nonaktif permanen]
  53. ^ a b c "Army flood-relief helicopter crashes in Yala". Phuket Gazette. 22 Desember 2014. Diakses tanggal 2018-09-29. 
  54. ^ "Army grounds aircraft in stormy south". Bangkok Post. 22 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  55. ^ "Update on flood situation in Yala". National News Bureau of Thailand. 25 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-26. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  56. ^ "Flooding eases in the far South". The Nation. 27 Desember 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-06. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  57. ^ "Malaysia flood: Rescuers struggle; anger mounts". Reuters. Emirates 24/7. 27 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  58. ^ Hemananthani Sivanandam; Dina Murad (26 Desember 2014). "Malaysia DPM says he's in charge of flood crisis". The Star/Asia News Network. AsiaOne. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-03. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  59. ^ Jane Onyanga-Omara (26 Desember 2014). "Malaysian prime minister cuts vacation short over floods". USA Today. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 
  60. ^ "Golf game with Obama for diplomatic relations, says Najib". The Star. 27 Desember 2014. Diakses tanggal 6 Januari 2014. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Templat:Banjir di Malaysia