Paradigma Faktor Lin
Tampilan
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2016. |
Topik artikel ini mungkin tidak memenuhi kriteria kelayakan umum. |
Paradigma Faktor Lin adalah teori yang ditemukan oleh Carolyn A. Lin tentang faktor-faktor yang membantu pemberian keputusan dalam penerapan berbagai jenis teknologi komunikasi.[1] Faktor ini mempelajari dampak dari sebuah penerapan teknologi pada sistem sosial, audiens, dan pola penggunaan.[2]
Daftar Faktor
[sunting | sunting sumber]Faktor-faktor yang digunakan adalah:
Faktor Sistem
[sunting | sunting sumber]- Regulasi: panduan inovasi teknologi, kompetisi pasar, perlindungan konsumen.
- Budaya teknologi: pembentuk kepercayaan, gagasan dan penerimaan pasar terkait inovasi teknologi.
- Tren teknologi: pencegahan, percepatan, penghentian inovasi teknologi dan kompetisi pasar.
- Kompetisi pasar: pembentukan dan penataan ulang inovasi teknologi, tren, difusi, adopsi.
Faktor Sosial
[sunting | sunting sumber]- Sifat inovatif: berani, suka tantangan, sedikit risiko.
- Kebutuhan inovatif: kebutuhan untuk aktualisasi diri ke arah inovatif.
- Efektivitas: pemahaman tingkat kemampuan dan kepercayaan diri.
- Orientasi kognitif: kepercayaan, sikap, kontrol diri, intensi perilaku terkait dengan penerapan.
Faktor Audiens
[sunting | sunting sumber]- Pemuka pendapat: memiliki pengaruh yang kuat dalam sebuah inovasi, penyebaran dan penerapan di seluruh aspek sosial.
- Massa yang kritis: kelompok awal memiliki peranan penting dalam pemerataan penerapan.
- Sistem media: media, media hiburan, budaya pop yang dapat membantu pertumbuhan budaya teknologi dan menambahkan kata baru ke dalam aspek sosial.
Faktor Teknologi
[sunting | sunting sumber]- Sifat inovatif: derajat teknologi, kompleksitas, keuntungan relatif, kecocokan dan observasi.
- Keberadaan sosial: kemampuan teknologi untuk membangun kesadaran dalam realisme interaksi sosial.
- Kesempurnaan media: kemampuan teknologi untuk menyampaikan isyarat petunjuk verbal maupun nonverball dalam menyediakan umpan balik secara langsung.
- Kelancaran teknologi: kemampuan teknologi dalam menyediakan tatap muka antara modalitas multifungsi dengan transmutasi untuk memberikan pengalaman berkomunikasi dan berinteraksi dengan lancar.
Faktor Adopsi
[sunting | sunting sumber]- Non-adopsi: menunjukkan hilangnya atau negatifnya tautan antara sistem, audiens, sosial, teknologi.
- Penghentian: mengarah ke interaksi negatif yang melibatkan sistem, audiens, sosial, teknologi.
- Kecenderungan penerapan: mencerminkan penerapan adopsi yang tertunda karena halangan intrinsik atau ekstrinsik.
- Penerapan: mengadopsi teknologi untuk mempertemukan kebutuhan yang berbeda antara individu atau institusi.
- Penemuan ulang: menemukan cara baru dalam penginovasian teknologi.
Faktor Penggunaan
[sunting | sunting sumber]- Arus komunikasi: kepuasan terhadap pemahaman kendali diri, perhatian, keingintahuan, ketertarikan melalui dorongan teknologi.
- Angka harapan: kepuasan terhadap pemahaman tingkat nilai yang melampaui biaya yang diharapkan.
- Manfaat dan kepuasan: kepuasan terhadap kebutuhan informasi rapat (kerja), stimulasi (permainan), pendidikan (pembelajaran), media sosial (koneksi).