Pertempuran Kampar
| ||||||||||||||||||||||||||||||
Pertempuran Kampar (30 Desember 1941 – 2 Januari 1942) adalah pertempuran yang terjadi dalam Kampanye Malaya selama Perang Dunia II, yang melibatkan pasukan Inggris, Divisi Infanteri ke-11 India dan Divisi ke-5 Jepang.
Pada 27 Desember 1941, dalam upaya untuk mencegah pendudukan pangkalan RAF Kuala Lumpur (Angkatan Udara Britania Raya yang berpangkalan di Kuala Lumpur), Divisi Infanteri India ke-11 menduduki Kampar, Perak, Malaysia dengan posisi pertahanan yang kuat secara alami. Dalam upaya tersebut, pasukan infanteri juga ditugaskan untuk menunda majunya pasukan Jepang dengan waktu yang cukup, agar Divisi Infanteri India ke-9 dapat bergerak mundur dari pantai timur. Jepang bermaksud merebut Kampar sebagai hadiah Tahun Baru untuk Kaisar Hirohito dengan mulai mengepung posisi pasukan Inggris dan India pada 30 Desember. Hari berikutnya pertempuran dimulai. Pasukan Sekutu hanya mampu bertahan selama empat hari sebelum akhirnya mundur pada 2 Januari 1942, setelah mencapai tujuan mereka untuk memperlambat pergerakan pasukan Jepang.
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Lokasi yang kini disebut dengan Green Ridge, terletak di bukit yang dekat dengan bukit Thompson dan Kennedy yang di dekatnya juga terdapat sebuah pemakaman, menghadap ke jalan raya utama, arah selatan Ipoh, Perak. Lokasi ini memiliki nilai strategis tinggi yang berada di atas Gunung Bujang Melaka, merupakan gunung kapur setinggi 1.240 Meter dengan dataran disekitar gunung yang ditutupi dengan lokasi penambangan timah dan rawa-rawa, dapat terlihat jelas dari gunung yang diselimuti hutan tersebut. Gunung Bujang Melaka terletak di sebelah timur kota Kampar dengan lereng yang curam menghadap ke Jalan Kampar. Karena hal tersebut, pasukan tentara Jepang ingin menguasai area gunung ini yang juga dapat melihat jelas ke wilayah Lembah Kinta di bagian selatan. Pasukan Sekutu mengetahui strategi Jepang yang akan menggunakan gunung tersebut sebagai pijakan pasukannya untuk bergerak ke arah Lembah Kinta.[2]
Dengan dimulainya invasi Angkatan Darat ke-25 Jepang yang dipimpin oleh Jenderal Tomoyuki Yamashita ke Malaya, Pasukan Korps III India terpaksa melakukan serangkaian pergerakan mundur ke selatan dari wilayah pertahanannya di daerah Malaya utara atas perintah Komando Malaya. Hasil dari pergerakan mundur yang merugikan ini, karena pasukan infanteri Inggris yang telah dianiaya dengan hebat dan dihancurkan Jepang. Kerugian yang diderita oleh Divisi India ke-11 dalam pertempuran di Jitra, Krohcol, Alor Setar dan Gurun, berarti bahwa sebagian besar divisi batalyon Inggris dan India telah digabungkan. Setelah hilangnya provinsi Kedah, Brigade Infanteri India ke-12 (pasukan cadangan Komando Malaya dan terlatih dalam perang hutan) menggantikan Divisi ke-11 dan memulai penarikan pertempuran yang sangat sukses ke posisi Kampar dengan menimbulkan banyak korban terhadap unit pasukan ujung tombak Jepang.[2] Tugas Brigade ke-12 adalah mengulur waktu untuk reorganisasi Divisi ke-11 dan persiapan pertahanan di Kampar.[3]
Posisi pasukan Inggris
[sunting | sunting sumber]Tiga brigade Infanteri dari Divisi India ke-11, dua brigade yakni Brigade Infanteri India ke-6 dan ke-15 digabung menjadi Brigade ke-15/6 di bawah komando Brigadir Henry Moorhead (komandan Operasi Krohcol pada awal Desember 1941). Brigade ke-15/6 yang terdiri dari orang-orang yang selamat dari Resimen Leicestershire ke-1 dan Resimen Surrey Timur ke-2 (lalu digabungkan menjadi Batalyon Inggris) dan Resimen Jat-Punjab gabungan (terdiri dari orang-orang yang selamat dari Resimen Punjab 1/8 dan Resimen Jat 2/9). Resimen yang tersisa dari brigade-brigade Resimen 1/14 Punjab, 5/14 Punjab dan 2/16 Punjab, melindungi wilayah belakang posisi Kampar. Dengan formasi jumlah seluruh resimen tersebut, Brigade 15/6 hanya berjumlah sekitar 1.600 orang. Brigade Infanteri India ke-28, di bawah komando Brigadir Ray Selby, memiliki kekuatan dan moral yang rendah meskipun jumlah pasukannya utuh; tiga batalyon Infanterinya kehilangan banyak korban dalam pertempuran di sekitar Jitra, Kroh, Gurun dan di Ipoh.[2]
Mayor Jenderal Archibald Paris (panglima sementara Divisi 11) harus mempertahankan garis pertahanan dari pantai melalui Teluk Anson (kini Teluk Intan) hingga ke posisi bertahan di Kampar. Perimeter garis pertahanan di Kampar adalah posisi pertahanan yang melingkar, mengelilingi Bukit Kampar (Gunung Bujang Melaka) di sebelah timur kota Kampar, menghadap ke arah masuknya pasukan Jepang dan tersembunyi dengan baik oleh hutan lebat. Archibald Paris menempatkan pengintai artileri di lereng depan yang dilindungi oleh Brigade 15/6 di sisi barat posisi pertahanan dan Brigade Infanteri India ke-28 yang menutup sayap kanan di sisi timur.[2] Kedua brigade tersebut didukung oleh Resimen Artileri Lapangan ke-88, yang dilengkapi dengan senjata artileri QF-25 pounder dan howitzer 4,5 inci dari Resimen Artileri Lapangan ke-155. Setelah Brigade ke-12 melewati Kampar, Archibald Paris mengirim mereka untuk melindungi pantai dan garis pertahanan mundur (line of retreat) di Telok Anson.[2]
Posisi pasukan Jepang
[sunting | sunting sumber]Pasukan penyerang Jepang adalah tentara Divisi ke-5 yang dipimpin oleh Takuro Matsui. Serangan di Bukit Kampar di awali oleh serangan Resimen Infantri ke-41 yang yang relatif baru dan masih utuh (berkekuatan sekitar 4.000 orang) dari Brigade ke-9 yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Saburo Kawamura. Brigade ke-9 tersebut terdiri dari pasukan Resimen ke-11 yang dipimpin oleh Kolonel Watanabe dan Resimen ke-41 yang dipimpin oleh Kolonel Kanichi Okabe.[4]
Pertempuran
[sunting | sunting sumber]Kampar
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 30 Desember, brigade yang dipimpin Kawamura tiba di Kampar dan mulai mengepung, mengelilingi dan menyelidiki posisi pasukan Inggris. Keesokan harinya tanggal 31 Desember, Kawamura melancarkan serangan pemeriksaan yang dilancarkan oleh pasukan Resimen ke-11 yang dipimpin oleh Watanabe terhadap posisi Brigade Infanteri India ke-28 di sisi kanan. Setelah posisi Infanteri India yang tersembunyi tersebut ditemukan, Jepang membentuk formasi menyerang dan howitzer dari Artileri Lapangan ke-155 (Lanarkshire Yeomanry) pasukan Inggris membuka tembakan terkonsentrasi terhadap pasukan Jepang.[2] Sepanjang 31 Desember, serangan pasukan Resimen ke-11 Jepang dikalahkan oleh Infanteri India ke-28 dengan tembakan dukungan artileri jarak pendek. Pada tengah malam Malam Tahun Baru, komandan Resimen Lapangan ke-155, Letnan Kolonel Augustus Murdoch, "memerintahkan dua belas tembakan hormat yang ditujukan kepada Jepang".[5]
Pada 1 Januari 1942 pukul 7:00, Kawamura melancarkan serangan utamanya ke posisi sisi barat Kampar.[2] Serangan ini dilakukan oleh Resimen ke-41 dan serangan terberatnya adalah terhadap wilayah yang dikuasai oleh Batalyon Inggris yang dikomandani oleh Letnan Kolonel Esmond Morrison. Serangan Resimen ke-41 yang langsung ke posisi Batalyon Inggris, didukung oleh tembakan mortir berat.[2] Pertempuran menjadi sengit dengan posisi Jepang dan Inggris saling merebut posisi dengan menggunakan bayonet. Korban Jepang sangat banyak berjatuhan dengan korban luka-luka yang terus-menerus melewati markas Kolonel Okabe.[2] Dikombinasikan dengan serangan infanteri, Jepang melancarkan tembakan artileri secara terus menerus dan mengebom serta memberondong posisi Inggris tanpa ampun (dalam tahapan kampanye ini, Jepang memiliki keunggulan udara yang hampir sempurna). Matsui membawa tentara baru untuk menggantikan pasukan yang telah menjadi korban. Tersembunyi dalam parit yang digali dengan baik, Brigade 15/6 dengan didukung oleh Artileri Lapangan ke-88 (Lancashire Barat Kedua), bertahan pada posisi mereka selama dua hari dalam pertempuran sengit di lereng sebelah barat Bukit Kampar tanpa bantuan.[2]
Keganasan dan kekacauan pertempuran jarak dekat yang terjadi di sekitar Batalyon Inggris, menjadi sangat keras di garis terdepan. Peleton 30 Leicester yang dipimpin oleh Letnan Edgar Newland, berada pada posisi paling depan dari batalion. Letnan Newland dan pasukannya melawan semua serangan dan mempertahankan posisi mereka yang terisolasi selama dua hari, meskipun peletonnya dikepung dan terpisah dalam sebagian besar pertempuran. Atas tindakannya tersebut, Letnan Newland kemudian menerima tanda jasa Military Cross.[2]
Selama pertempuran dua hari tersebut, pasukan Jepang berhasil merebut parit di sektor timur bukit Thompson.[6] Setelah dua serangan balik oleh Kompi D dari Batalyon Inggris dan yang ketiga oleh Batalyon Jat-Punjab gagal, sebuah kompi cadangan gabungan yang terdiri dari 60 Sikh dan Gurjar dari Batalyon Jat-Punjab didatangkan untuk mencoba merebut kembali parit tersebut. Separuh Kompi ini di dipimpin oleh Kapten John Onslow Graham dan Letnan Charles Douglas Lamb (keduanya perwira dari 1/8 Punjab) memasang bayonet dan menyerang posisi Jepang. Berondongan tembakan pasukan Jepang begitu hebat yang mengakibatkan 33 orang, termasuk Lamb, tewas dalam tembakan tersebut. Graham terus memimpin serangan setelah terluka dan hanya berhenti ketika sebuah granat menghancurkan kedua kakinya di bawah lutut. Meskipun demikian, ia terus meneriakkan semangat kepada pasukannya dan terlihat melemparkan granat ke parit Jepang. Secara keseluruhan, 34 pasukan India tewas dalam konfrontasi tersebut, tetapi akhirnya mereka berhasil merebut kembali posisi tersebut dari Jepang. Graham tewas karena luka-lukanya sehari kemudian dan namanya disebutkan dalam Mentioned in Dispatches (MiD) atas tindakannya di bukit Thompson.[6]
Telok Anson
[sunting | sunting sumber]Matsui menyadari bahwa posisi Inggris di Kampar terlalu kuat untuk ia kuasai, kemudian Jenderal Yamashita memerintahkan pendaratan di pantai barat sebelah selatan Kampar dekat posisi Brigade ke-12 di Telok Anson (kini Teluk Intan) untuk mengepung dari sayap dan memotong garis pertahanan mundur (line of retreat) pasukan Divisi 11. Resimen Infantri ke-11 Jepang akan menerjunkan pasukan ke Hutan Melintang dan menyerang Telok Anson dari selatan, kemudian pasukan dari Divisi Pengawal Kekaisaran bergerak menuju ke arah darat, mengikuti Sungai Perak untuk menyerang Telok Anson dari utara.[7][8]
Pengerahan pasukan Jepang berhasil dan Telok Anson berhasil direbut Jepang setelah terjadinya pertempuran sengit dengan Resimen Kavaleri ke-3 India dan Kompi Independen ke-1 pada 2 Januari 1942. Begitu Telok Anson jatuh, Kavaleri ke-3 dan Kompi Independen ke-1 bergerak mundur menuju ke Brigade ke-12 yang berhasil menunda pergerakan Jepang untuk menguasai jalan raya utama utara-selatan. Mayor Jenderal Archibald Paris, dengan garis pertahanan mundurnya yang terancam, memerintahkan posisi pasukan mundur dari Kampar, lalu ditinggalkan. Brigade ke-12 melindungi mundurnya Divisi ke-11 dan pasukan Inggris mundur ke posisi pertahanan berikutnya yang telah disiapkan di Sungai Slim.[2]
Kesudahan
[sunting | sunting sumber]Dalam jangka waktu empat hari, antara 30 Desember 1941 dan 2 Januari 1942, Divisi ke-11 berhasil mematahkan serangan Jepang yang gigih dan mengakibatkan banyak jatuhnya korban. Kerugian Jepang sedemikian rupa sehingga Resimen Infanteri ke-41 Jepang tidak dapat turut serta dalam invasi Singapura di kemudian hari. Surat kabar Jepang pada masa itu mengklaim 500 korban dari pihak Jepang,[9] sementara korban dari pihak Sekutu berjumlah 150 orang, tetapi tidak ada rilis resmi mengenai jumlah korban Jepang yang sebenarnya.[10] Pertempuran Kampar merupakan kekalahan serius pertama yang dialami Jepang dalam kampanye Malaya. Meskipun pertempuran tersebut sukses bagi Sekutu, kurangnya pasukan cadangan di Komando Malaya untuk mendukung pasukan Divisi ke-11, memaksa divisi tersebut untuk mundur ke arah Sungai Slim.[11][12]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Ken, Orrill. "Remembering the Battle of Kampar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juni 2008. Diakses tanggal 15 November 2021.
- ^ a b c d e f g h i j k l Smith 2006, hlm. 306-317.
- ^ Thompson 2005, hlm. 185.
- ^ Thompson 2005, hlm. 155-187.
- ^ Smith 2006, hlm. 304-305.
- ^ a b Loong, Chye Kooi. "Battle of Kampar". Khalsa Diwan Malayasia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Agustus 2008. Diakses tanggal 15 November 2021.
- ^ Thompson 2005, hlm. 187.
- ^ Owen 2001, hlm. 94.
- ^ Singh Bedi, Harchand; Singh Bedi, Harprabhjeet (22 Maret 2018). "Valour at the Ridge ~ The Battle of Kampar Fortress" (dalam bahasa Inggris). sikhnet. Diakses tanggal 16 November 2021.
- ^ Warren, Alan (2006). Britain's Greatest Defeat: Singapore 1942 (dalam bahasa Inggris). (Edisi Ilustrasi). Continuum International Publishing Group. hlm. 124. ISBN 1-85285-597-5. OL 17977135M.
- ^ Thompson 2005, hlm. 187-188.
- ^ Owen 2001, hlm. 94-95.
Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Owen, Frank (2001) [1960]. The Fall of Singapore (dalam bahasa Inggris). London: Penguin Books Ltd. ISBN 978-0-14-139133-5. OL 9607579M.
- Smith, Colin (2006). Singapore Burning (dalam bahasa Inggris). England: Penguin Books Ltd. ISBN 978-0-14-101036-6. OL 7358243M.
- Thompson, Peter (2005). The Battle for Singapore: The True Story of the Greatest Catastrophe of World War II (dalam bahasa Inggris). London: Portrait. ISBN 0-7499-5085-4. OL 7970367M.
Pustaka lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Jeffreys, Alan; Anderson, Duncan (2005). British Army in the Far East 1941–45 (dalam bahasa Inggris). Osprey Publishing. ISBN 1-84176-790-5. OL 8922702M.
- Chye Kooi Loong (2002). The History of the British Battalion in the Malayan Campaign 1941-1942 (dalam bahasa Inggris). Department of Museums and Antiquities, Malaysia, Ministry of Culture, Arts, and Tourism Malaysia. ISBN 9-6799-3518-3.