Lompat ke isi

Aluminium klorohidrat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Aluminum klorohidrat adalah sekelompok garam aluminium spesifik yang memiliki rumus kimia umum AlnCl(3n-m)(OH)m. Aluminium klorohidrat dipakai dalam kosmetik sebagai deodorant atau sebagai koagulan dalam pemurnian air.

Dalam pemurnian air, senyawa ini lebih disukai dalam beberapa kasus karena muatannya yang tinggi, yang membuatnya lebih efektif dalam destabilisasi dan membuang materi suspensi dibandingkan dengan garam aluminium lain seperti aluminium sulfat dan aluminium klorida serta berbagai bentuk dari polialuminium klorida dan polialuminium klorosulfat, dimana struktur aluminiumnya memiliki muatan yang lebih kecil dibanding dengan aluminium klorohidrat.

Aluminum klorohidrat adalah bahan aktif paling umum yang dipakai dalam deodorant komersial.[1] Jenis yang paling sering dipakai adalah Al2Cl(OH)5.

Aluminium klorohidrat juga digunakan sebagai koagulan dalam proses pengolahan air dan air limbah untuk menghilangkan bahan organik terlarut dan partikel koloid yang ada dalam suspensi tersebut.

Badan Pengawas Obat dan Makanan menyatakan bahwa pemakaian aluminium klorohidrat pada deodorant itu aman dalam persentase sampai dengan 25%

Penyakit Alzheimer

[sunting | sunting sumber]

Studi hanya menemukan hubungan yang dapat diabaikan antara paparan dan penggunaan jangka panjang dari deodorant dengan penyakit Alzheimer .[2] Tidak ada bukti yang memadai bahwa paparan aluminium pada antiperspiran menyebabkan demensia progresif dan penyakit Alzheimer.[3]

Kanker payudara

[sunting | sunting sumber]
International Journal of Fertility dan Women's Medicine tidak menemukan bukti bahwa bahan kimia tertentu yang digunakan dalam deodorant dapat meningkatkan risiko kanker payudara .[4] Ted S. Gansler, direktur konten medis untuk American Cancer Society, menyatakan "Tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa penggunaan antiperspiran atau deodoran dapat meningkatkan risiko kanker".[5]  

Walaupun begitu, kekhawatiran yang berlanjut tentang penggunaan aluminium klorohidrat dalam kosmetik karena penumpukan racun masih belum dapat dihapus.

Aluminium chlorohydrate paling baik digambarkan sebagai polimer anorganik dan karena itu sulit untuk digambarkan secara struktural. Namun, teknik seperti kromatografi permeasi gel, kristalografi sinar-X dan 27 Al-NMR telah digunakan dalam penelitian oleh berbagai kelompok termasuk Nazar [6] dan Laden untuk menunjukkan bahwa bahan tersebut didasarkan pada unit Al 13 dengan struktur ion Keggin.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Lukacs VA, Korting HC (1989). "[Antiperspirants and deodorants—ingredients and evaluation]". Dermatosen in Beruf und Umwelt (dalam bahasa German). 37 (2): 53–7. PMID 2656175. 
  2. ^ Graves AB, White E, Koepsell TD, Reifler BV, van Belle G, Larson EB (1990). "The association between aluminum-containing products and Alzheimer's disease". Journal of Clinical Epidemiology. 43 (1): 35–44. doi:10.1016/0895-4356(90)90053-R. PMID 2319278. 
  3. ^ Exley C (March 1998). "Does antiperspirant use increase the risk of aluminum-related disease, including Alzheimer's disease?". Molecular Medicine Today. 4 (3): 107–9. doi:10.1016/S1357-4310(98)01209-X. PMID 9575492. 
  4. ^ Gikas, PD; Mansfield, L; Mokbel, K (2004). "Do underarm cosmetics cause breast cancer?". Int. J. Fertil. Womens Med. 49 (5): 212–4. PMID 15633477. 
  5. ^ "Antiperspirant Safety: Should You Sweat It?". WebMD. 
  6. ^ Rowsell J, Nazar LF (2000). "Speciation and Thermal Transformation in Alumina Sols: Structures of the Polyhydroxyoxoaluminum Cluster [Al30O8(OH)56(H2O)26]18+ and Its δ-Keggin Moieté". Journal of the American Chemical Society. 122 (15): 3777–8. doi:10.1021/ja993711.