Lompat ke isi

Anafora

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Anafora dapat memiliki beberapa makna seperti di bawah ini.

  1. Anafora (linguistik), yaitu pengulangan bunyi, kata atau struktur sintaksis pada larik-larik atau kalimat-kalimat yang berurutan untuk memperoleh efek-efek tertentu.[1] Anafora dapat ditemukan dalam puisi, biasanya pada awal dua larik puisi secara berurutan.[2] Dalam konteks ini, anafora termasuk bagian gaya bahasa paralelisme bersama dengan epifora.[3] Anafora digunakan oleh penyair untuk meningkatkan kualitas ritme dan memperindah bunyi.[4]
  2. Anafora (wacana), yaitu rujukan atau subtistusi atas sesuatu yang terlah disebutkan sebelumnya dalam wacana (disebut anteseden).[1] Contohnya yakni penggunaan kata 'itu' dalam "walaupun pesawat terbang tersebut mengalami kerusakan, itu tetap masih dapat terbang". Dalam hal ini, pronomina 'itu' menyubtitusikan anteseden 'pesawat terbang tersebut'.[5]
  3. Anafora (liturgi), istilah yang disebut juga Doa Syukur Agung dalam misa Gereja Katolik Roma.
  1. ^ a b Harimurti Kridalaksana (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 10: "anafora — 1. pengulangan bunyi, kata atau struktur sintaktis pada larik-larik atau kalimat-kalimat yang berurutan untuk memperoleh efek tertentu; 2. hal atau fungsi menunjuk kembali kepada sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya dalam wacana (yang disebut anteseden) dengan pengulangan atau dengan substitusi; mis. nya dalam BI. berfungsi anaforis, mis. dalam Pak Karta supir kami. Rumahnya jauh: nya menunjuk kembali kepada Pak Karta.". 
  2. ^ Ratna, Dewi. Ratna, Dewi, ed. "Jadikan puisimu makin indah dengan 4 jenis majas ini!". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-12-24. 
  3. ^ Widarmanto, Tjahjono. Yuk, Nulis Puisi. LAKSANA. hlm. 50–51. ISBN 978-602-407-331-2. 
  4. ^ Eddy, Nyoman Tusthi (1991). Kamus istilah sastra Indonesia. Nusa Indah. hlm. 17–18. 
  5. ^ Ensiklopedi kebahasaan Indonesia: A-E. Penerbit Angkasa. 2009. hlm. 70: Suatu istilah di dalam ahli bahasa dan tatabahasa untuk pengacuan kembali dalam suatu rentang bahasa, seperti penggunaan kata itu dalam: 'Walaupun pesawat-terbang tersebut mengalami kerusakan, itu tetap masih dapat terbang.' Dalam hal ini, pronomina itu menyubtitusikan antesedennya pesawat-terbang tersebut.