Lompat ke isi

Andi Syahwal Mattuju

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Andi Syahwal Mattuju
LahirAndi Syahwal Mattuju
19 Juni 1987 (umur 37)
Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, Indonesia
Nama lainAndi Mattuju
PekerjaanProduser, Pengusaha, Founder & CEO Mattuju Indonesia, CMO WMU Beauty, Aktivis SDG
Tahun aktif2007 - sekarang
IMDB: nm8269295 Modifica els identificadors a Wikidata

Andi Syahwal Mattuju (lahir 19 Juni 1987) adalah seorang pengusaha, filantropi, produser film dan pembicara asal Indonesia yang sering disapa dengan nama Andi Mattuju. Terkenal sebagai pendiri sekaligus menjabat hingga saat ini sebagai CEO "Mattuju Indonesia" yang bergerak di bidang film, fotografi, entertainment dan cafe, juga sebagai owner perusahaan kecantikan ternama "WMU Beauty". Ia lahir di sebuah kawasan perkampungan miskin di Makassar.

Awal kehidupan

[sunting | sunting sumber]

Andi Mattuju lahir di Ujung Pandang pada 19 Juni 1987. Masa kecilnya ia dihabiskan di Makassar, karena permasalahan ekonomi dia mengikuti neneknya untuk bersekolah di Desa Tabba'e, Kabupaten Bone. Kelas 2 SD dia kembali ke orang tuanya dan melanjutkan Pendidikan SD-nya dia habiskan di Pangkep, SD Negeri 03 Tonasa 1 hingga tamat. Kemudian, pendidikan SMP-nya ia melanjutkan ke Pondok Pesantren Darul Aman, Gombara, Makassar hingga selesai SMA selama 6 tahun. Setamatnya dari SMA, ia kuliah di STIM Nitro Makassar, tetapi pada semester 4 ia keluar karena tidak mampu membiayai kuliahnya sendiri, kemudian melanjutkan di STIE Indonesia Makassar hingga meraih gelar Sarjana.

Memulai karier di bidang fotografi dengan otodidak dari tahun 2002. Menembus pasar Commercial Photography hingga ke mancanegara dengan kerjasama berbagai mitra pada tahun 2008. Pengalaman dari Freelance photographer dan aktif dalam organisasi photography juga duduk sebagai pengurus organisasi fotografi komersial selama 3 periode (2006-2012) telah menjadikannya piawai dalam melihat peluang pasar dan menciptakan suatu mahakarya serta mampu bekerjasama dalam team yang solid.[1]

Selanjutnya mendirikan Mattuju Indonesia® di Makassar yang bergerak pada dunia Film & Photography pada tanggal 7 Juli 2007.

Saat memulai karier profesionalnya sama sekali tidak mendapat dukungan dari keluarga membuatnya ingin membuktikan kepada orang –orang yang meremehkan, bahwa dunia kreatif akan menjadi lebih bernilai di mata masyarakat, khususnya di Makassar yang pada saat itu pekerjaan fotografer dinilai pekerjaan kalangan bawah dan tidak memiliki masa depan yang baik.

Andi sejak dulu dianggap serba bisa. Selain karier cemerlang fotografinya, ia juga dikenal sebagai cinematographer terkemuka, pengusaha muda sukses, pembicara di banyak seminar dan workshop, juru bicara berbagai merek global, kontributor majalah, dan sering tampil sebagai juri termuda di berbagai lomba wirausaha, foto dan fesyen bergengsi. Kemampuannya menerapkan pemasaran melalui channel digital dan marketing sosial media menjadikan perusahaan yang dipimpinnya berkembang pesat. Hal ini menjadikannya sering diundang untuk berbagi ilmu pemasaran digital mulai dari skala UMKM hingga skala korporasi.[2]

Pada tahun 2015, Andi Mattuju dipercayakan memimpin komunitas pengusaha Tangan Di Atas Makassar. Dibawah kendalinya, TDA Makassar saat ini menjadi komunitas yang sangat berpengaruh di Makassar.[3] Kerja kerasnya dalam membantu menciptakan ribuan wirausaha baru di seluruh Indonesia mendapat apresiasi dari pemerintah Kota Makassar sebagai Tokoh Wirausaha Muda pada HUT ke-409 kota Makassar.[4]

Di awal tahun 2016, Andi Mattuju dinobatkan sebagai Customer Board Telkom Indonesia bersama 6 tokoh lainnya di Sulawesi Selatan sebagai perwakilan tokoh masyarakat, yaitu Prof Halide mewakili pakar ekonomi, Fatimah Kalla (praktisi bisnis), Anggiat Sinaga (pariwisata), Imam Mujahidin (akademisi), dan Zulkifli Gani Ottoh (media massa).[5]

Film yang diproduseri oleh Andi Mattuju yang tayang di seluruh bioskop 21 dan XXI indonesia berjudul Uang Panai' "Maha(R)L berhasil menjadi film regional pertama yang menembus box office di Indonesia.[6] Film besutannya ini berlokasi dan seluruh tim produksi serta pemain sepenuhnya berasal dari Makassar. Di FIlm Uang Panai' yang diproduksi bersama Makkita Cinema Production juga menghadirkan artis papan atas seperti Katon Bagaskara dan Jane Shalimar.[7]

Sejak 2018, aktif sebagai penggiat sekaligus konsultan Sustainable Development Goals dengan berkeliling kota besar di Indonesia dan menjadi penggerak Industri Kreatif serta salah satu tokoh pemuda di Kota Makassar.[8]

Filmografi

[sunting | sunting sumber]
Film Tahun Sebagai
Jatuh Cinta di Kampus 2009 Producer
Pasukan Ramang (Dalam Pengembangan) 2013 DOP
Uang Panai' "Maha(R)L" 2016 Producer
Kaili "Karena Aku Ingin Kembali" 2017 Director

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
Penghargaan Tahun Hasil
Wirausaha Muda Mandiri 2011 Finalis Nasional
Nobel Entrepreneur Award 2013 Pemenang Industri Kreatif
Makassar Inspiring People 2015 Kategori Philantrophic
Tokoh Wirausaha Muda 2016 Pemerintah Kota Makassar

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Fadli, Andi Chaerul. "Andi Syawal Mattuju Menangis di Menara Phinisi UNM". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2016-07-19. 
  2. ^ Mappong, Suriani. Burhani, Ruslan, ed. "Media sosial merupakan sumber energi pemasaran". ANTARA News. Diakses tanggal 2016-11-09. 
  3. ^ Redaksi. "Komunitas TDA di FAJAR – FAJAR.co.id". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-18. Diakses tanggal 2016-07-19. 
  4. ^ Islamiah, Nurul Adha. "Ketua Komunitas Tangan Diatas Raih Piagam Wirausaha Muda dari Pemkot Makassar". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2016-11-09. 
  5. ^ Anita (2016-04-04). "Maksimalkan Layanan, Telkom Bentuk Customer Board - MediaWarta.com". Diakses tanggal 2016-07-19. 
  6. ^ "Dari Jusuf Kalla Hingga Pasha Ungu Apresiasi Film Uang Panai". bintang.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-11-09. Diakses tanggal 2016-11-09. 
  7. ^ Mappong, Suriani. Tarmizi, Tasrief, ed. "Jusuf Kalla terima kru film Uang Panai". ANTARA News. Diakses tanggal 2016-07-19. 
  8. ^ Ibrahim, Sukmawati. "F8 2019 Batal Digelar, Syahwal Mattuju: Sama Halnya Membunuh Kreatifitas". Tribunnews.com. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]