Apokalips: Perbedaan antara revisi
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
Contoh utama dari sastra apokaliptik dalam [[Alkitab Ibrani]] adalah dalam [[Kitab Daniel]]. Setelah berpuasa lama dan berdiri di tepi sungai, Daniel mendapat penglihatan makhluk ilahi menghampirinya dan diikuti pernyataan yang dicatat dalam [[Daniel 10|Kitab Daniel pasal 10 dan seterusnya]]. Rasul [[Yohanes]] mendapat penglihatan dengan pengalaman yang mirip, dicatat dalam [[Perjanjian Baru]] di [[Alkitab]] [[Kristen]] dalam [[Kitab Wahyu]]. Ada pula catatan-catatan lain yang di luar Alkitab, misalnya ''Greek Apocalypse of Baruch''; dan ''Syriac Apocalypse''. Juga terjadi ketika sang nabi berbaring di tempat tidurnya, menguatirkan masa depan umatnya, ia berada dalam suatu keadaan ''trance'' dan muncullah penglihatan di kepalanya mengenai masa yang datang. Ini dicatat misalnya dalam [[Daniel 7|Kitab Daniel pasal 7]], [[Kitab 2 Esdras]] 3:1-3; dan dalam [[Kitab Henokh]] 1:2 dan seterusnya. Gambaran dampak dari penglihatan atas pelihatnya, lihat {{Alkitab|Daniel 8:27}}; Henokh 60:3; 2 Esdras 5:14. |
Contoh utama dari sastra apokaliptik dalam [[Alkitab Ibrani]] adalah dalam [[Kitab Daniel]]. Setelah berpuasa lama dan berdiri di tepi sungai, Daniel mendapat penglihatan makhluk ilahi menghampirinya dan diikuti pernyataan yang dicatat dalam [[Daniel 10|Kitab Daniel pasal 10 dan seterusnya]]. Rasul [[Yohanes]] mendapat penglihatan dengan pengalaman yang mirip, dicatat dalam [[Perjanjian Baru]] di [[Alkitab]] [[Kristen]] dalam [[Kitab Wahyu]]. Ada pula catatan-catatan lain yang di luar Alkitab, misalnya ''Greek Apocalypse of Baruch''; dan ''Syriac Apocalypse''. Juga terjadi ketika sang nabi berbaring di tempat tidurnya, menguatirkan masa depan umatnya, ia berada dalam suatu keadaan ''trance'' dan muncullah penglihatan di kepalanya mengenai masa yang datang. Ini dicatat misalnya dalam [[Daniel 7|Kitab Daniel pasal 7]], [[Kitab 2 Esdras]] 3:1-3; dan dalam [[Kitab Henokh]] 1:2 dan seterusnya. Gambaran dampak dari penglihatan atas pelihatnya, lihat {{Alkitab|Daniel 8:27}}; Henokh 60:3; 2 Esdras 5:14. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
The introduction of Angels as the bearers of the revelation is a standing feature. God does not speak in person, but gives His instruction through the medium of heavenly messengers, who act as the seer's guide. |
|||
⚫ | |||
Malaikat sering menjadi pembawa wahyu. Allah tidak berkata secara langsung, melainkan memberikan instruksi-Nya melalui medium makhluk-makhluk sorgawi, yang menjadi penuntun dalam penglihatan penulis. |
|||
⚫ | |||
There is hardly an example of a true Apocalypse in which the instrumentality of angels in giving the message is not made prominent. In the Assumption of [[Moses]], which consists mainly of a detailed prediction of the course of Israelite and Jewish history, the announcement is given to Joshua by Moses, just before the death of the latter. So, too, in the ''[[Sibylline Oracles]]'', which are for the most part a mere foretelling of future events, the [[Sibyl]] is the only speaker. But neither of these books can be called truly representative of apocalyptic literature in the narrower sense (see below). In another writing which has sometimes been classed as apocalyptic, the book of [[Jubilees]], an angel is indeed the mediator of the revelation, but the vision or dream element is wanting. In this case, however, the book is not at all apocalyptic in its nature. |
There is hardly an example of a true Apocalypse in which the instrumentality of angels in giving the message is not made prominent. In the Assumption of [[Moses]], which consists mainly of a detailed prediction of the course of Israelite and Jewish history, the announcement is given to Joshua by Moses, just before the death of the latter. So, too, in the ''[[Sibylline Oracles]]'', which are for the most part a mere foretelling of future events, the [[Sibyl]] is the only speaker. But neither of these books can be called truly representative of apocalyptic literature in the narrower sense (see below). In another writing which has sometimes been classed as apocalyptic, the book of [[Jubilees]], an angel is indeed the mediator of the revelation, but the vision or dream element is wanting. In this case, however, the book is not at all apocalyptic in its nature. |
||
--> |
|||
=== Berkaitan dengan masa depan === |
=== Berkaitan dengan masa depan === |
||
Dalam komposisi umum kelompok ini perhatian utama penulis adalah pada masa depan. Apokalips terutama adalah suatu nubuat dengan tujuan agamawi tertentu, bermaksud menunjukkan cara Allah bertindak terhadap manusia dan tujuan akhir-Nya. Penulis membeberkan, kadang sangat detail, gambaran masa datang, khususnya yang berhubungan dengan akhir zaman ini. |
|||
⚫ | |||
<!-- |
|||
⚫ | Thus, in certain of these writings the subject-matter is vaguely described as "that which shall come to pass in the latter days" (Dan. 2:28; compare verse 29); similarly Dan. 10:14, "to make thee understand what shall befall thy people in the latter days"; compare Enoch, i.1, 2; x.2ff. So, too, in Rev. 1:1 (compare the [[Septuagint]] translation of Dan. 2:28ff), "Revelation . . . that which must shortly come to pass." Past history is often included in the vision, but usually only in order to give force and the proper historical setting to the prediction, as the panorama of successive events passes over imperceptibly from the known to the unknown. Thus, in the eleventh chapter of Daniel, the detailed history of the Greek empire in the East, from the conquest of Alexander down to the latter part of the reign of [[Antiochus Epiphanes]] (verses 3-39, all presented in the form of a prediction), is continued, without any break, in a scarcely less vivid description (verses 40-45) of events which had not yet taken place, but were only expected by the writer: the wars which should result in the death of Antiochus and the fall of his kingdom. All this, however, serves only as the introduction to the remarkable eschatological predictions in the twelfth chapter, in which the main purpose of the book is to be found. Similarly, in the dream recounted in 2 Esd. 11 and 12, the eagle, representing the [[Roman Empire]], is followed by the lion, which is the promised [[Messiah]], who is to deliver the chosen people and establish an everlasting kingdom. The transition from history to prediction is seen in xii.28, where the expected end of [[Domitian]]'s reign -- and with it the end of the world -- is foretold. Still another example of the same kind is Sibyllines, iii.608-623. Compare perhaps also ''Assumptio Mosis'', vii-ix. In nearly all the writings which are properly classed as apocalyptic the eschatological element is prominent. In fact, it was the growth of speculation regarding the age to come and the hope for the chosen people which more than anything else occasioned the rise and influenced the development of this sort of literature. |
||
--> |
--> |
||
=== Hal misterius atau fantastis === |
=== Hal misterius atau fantastis === |
||
[[ |
[[File:Apocalypse vasnetsov.jpg|thumb|left|[[Viktor Vasnetsov]], ''The Four Horsemen of the Apocalypse'' ("Empat penunggang kuda dari [[Kitab Wahyu]]]] |
||
Elemen yang misterius, nampak pada hal-hal isi dan cara penulisan, adalah ciri khas dalam setiap karya jenis Apokalips. Literatur tentang penglihatan dan mimpi mempunyai tradisinya sendiri, yang sangat persisten, dan fakta ini dilukiskan dengan sangat baik dalam kelompok tulisan Yahudi (atau Yahudi-Kristen) yang sedang dibahas. |
Elemen yang misterius, nampak pada hal-hal isi dan cara penulisan, adalah ciri khas dalam setiap karya jenis Apokalips. Literatur tentang penglihatan dan mimpi mempunyai tradisinya sendiri, yang sangat persisten, dan fakta ini dilukiskan dengan sangat baik dalam kelompok tulisan Yahudi (atau Yahudi-Kristen) yang sedang dibahas. |
||
<!-- |
<!-- |
||
This apocalyptic quality appears most plainly (a) in the use of fantastic imagery. The best illustration is furnished by the strange living creatures which figure in so many of the visions--"beasts" in which the properties of men, animals, birds, reptiles, or purely imaginary beings are combined in a way that is startling and often grotesque. How characteristic a feature this is may be seen from the following list of the most noteworthy passages in which such creatures are introduced: Dan. 7:1-8, 8:3-12 (both passages of the greatest importance for the history of apocalyptic literature); Enoch, lxxxv.-xc.; 2 Esd. 11:1-12:3, 11-32; ''Greek Apoc. of Bar.'' ii, iii; Hebrew Testament, Naphtali's, iii.; Rev. 6:6ff (compare ''Apoc. of Bar.'' [Syr.] li.11), ix.7-10, 17-19, xiii.1-18, xvii.3, 12; [[the Shepherd of Hermas]], "Vision," iv.1. Certain mythical or semimythical beings which appear in the Old Testament are also made to play a part of increasing importance in these books. Thus "Leviathan" and "Behemoth" (Enoch, lx.7, 8; 2 Esd. 6:49-52; ''Apoc. of Bar.'' xxix.4); "Gog and Magog" (Sibyllines, iii.319ff, 512ff; compare Enoch, lvi.5ff; Rev. 20:8). As might be expected, foreign mythologies are also occasionally laid under contribution (see below). |
This apocalyptic quality appears most plainly (a) in the use of fantastic imagery. The best illustration is furnished by the strange living creatures which figure in so many of the visions--"beasts" in which the properties of men, animals, birds, reptiles, or purely imaginary beings are combined in a way that is startling and often grotesque. How characteristic a feature this is may be seen from the following list of the most noteworthy passages in which such creatures are introduced: Dan. 7:1-8, 8:3-12 (both passages of the greatest importance for the history of apocalyptic literature); Enoch, lxxxv.-xc.; 2 Esd. 11:1-12:3, 11-32; ''Greek Apoc. of Bar.'' ii, iii; Hebrew Testament, Naphtali's, iii.; Rev. 6:6ff (compare ''Apoc. of Bar.'' [Syr.] li.11), ix.7-10, 17-19, xiii.1-18, xvii.3, 12; [[the Shepherd of Hermas]], "Vision," iv.1. Certain mythical or semimythical beings which appear in the Old Testament are also made to play a part of increasing importance in these books. Thus "Leviathan" and "Behemoth" (Enoch, lx.7, 8; 2 Esd. 6:49-52; ''Apoc. of Bar.'' xxix.4); "Gog and Magog" (Sibyllines, iii.319ff, 512ff; compare Enoch, lvi.5ff; Rev. 20:8). As might be expected, foreign mythologies are also occasionally laid under contribution (see below). |
||
--> |
|||
=== Simbolisme mistik === |
=== Simbolisme mistik === |
||
Kualitas suatu apokalips dapat dilihat dalam seringnya penggunaan simbolisme mistik. Ini dapat dilihat dalam hal [[gematria]] yang digunakan untuk mengaburkan makna sebenarnya.<!-- is employed for the sake of obscuring the writer's meaning; thus, the mysterious name "Taxo," ''Assumptio Mosis'', ix. 1; the "number of the beast," [[Number of the Beast|666]], of Rev. 13:18; the number 888 ('Iησōῦς), ''Sibyllines'', i.326-330. Very similar to this is the frequent enigmatic prophecy of the length of time which must elapse before the events predicted come to pass; thus, the "time, times, and a half," Dan. 12:7; the "fifty-eight times" of Enoch, xc.5, ''Assumptio Mosis'', x.11; the announcement of a certain number of "weeks" or days (without specifying the starting-point), Dan. 9:24ff, 12:11, 12; Enoch xciii.3-10; 2 Esd. 14:11, 12; ''Apoc. of Bar.'' xxvi-xxviii; Rev. 11:3, 12:6; compare ''Assumptio Mosis'', vii.1. The same tendency is seen also in the employment of symbolical language in speaking of certain persons, things, or events; thus, the "horns" of Dan. 7 and 8; Rev. 17 and following; the "heads" and "wings" of 2 Esd. xi and following; the seven seals of chapter 6 of Revelation; trumpets, 8; bowls, 16; the dragon, Rev. 12:3-17, 20:1-3; the eagle, ''Assumptio Mosis'', x.8; and so on. |
|||
As typical examples of more elaborate allegories -- aside from those in Dan. 7, 8 and 2 Esd. 11, 12, already referred to-may be mentioned: the vision of the bulls and the sheep, Enoch, lxxxv and following; the forest, the vine, the fountain, and the cedar, ''Apoc. of Bar.'' xxxvi and following; the bright and the black waters, ibid. liii and following; the willow and its branches, Hermas, "Similitudines," viii. To this description of the literary peculiarities of the Jewish Apocalypse might be added that in its distinctly eschatological portions it exhibits with considerable uniformity the diction and symbolism of the classical Old Testament passages. As this is true, however, in like degree of the bulk of late Jewish and early Christian eschatological literature, most of which is not apocalyptic in the proper sense of the word, it can hardly be treated as a characteristic on a par with those described above. |
As typical examples of more elaborate allegories -- aside from those in Dan. 7, 8 and 2 Esd. 11, 12, already referred to-may be mentioned: the vision of the bulls and the sheep, Enoch, lxxxv and following; the forest, the vine, the fountain, and the cedar, ''Apoc. of Bar.'' xxxvi and following; the bright and the black waters, ibid. liii and following; the willow and its branches, Hermas, "Similitudines," viii. To this description of the literary peculiarities of the Jewish Apocalypse might be added that in its distinctly eschatological portions it exhibits with considerable uniformity the diction and symbolism of the classical Old Testament passages. As this is true, however, in like degree of the bulk of late Jewish and early Christian eschatological literature, most of which is not apocalyptic in the proper sense of the word, it can hardly be treated as a characteristic on a par with those described above. |
Revisi per 15 Oktober 2013 00.01
Bagian dari seri |
Eskatologi |
---|
Apokalips (bahasa Yunani: αποκαλυψις -transliterasi: "Apokalypsis"), secara harafiah berarti: penyingkapan kain penutup atau cadar), adalah sebuah istilah yang diartikan sebagai penyingkapan kepada orang-orang tertentu yang mendapatkan hak istimewa tentang sesuatu yang tersembunyi dari umat manusia pada umumnya.[1] Akar kata Yunaninya di dalam Septuaginta sama dengan kata dalam bahasa Ibrani galah (גלה), "menyingkapkan". Kitab terakhir dari Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani berjudul Αποκαλυψις Ιωαννου (Penyingkapan kepada Yohanes), dan seringkali diterjemahkan sebagai Wahyu kepada Santo Yohanes, atau Kitab Wahyu. Sebelumnya di antara orang-orang Yahudi helenistik, istilah ini digunakan untuk sejumlah tulisan yang menggambakan dalam cara nubuat dan perumpamaan, akhir atau keadaan dunia yang akan datang (mis. Apokalips Barukh). Kini seluruh karya tulis seperti ini biasanya dikenal sebagai 'sastra Apokaliptik'. Namun demikian, Apokalips secara teknis merujuk kepada penyingkapan Allah, dalam penyamarannya sebagai sang Mesias, dan bukan kepada seluruh kehancuran dunia yang akan menyertai Penyataan Diri Allah sendiri kepada umat manusia.
Dalam terminologi literatur Yahudi dan Kristen perdana, istilah ini merujuk pada penyingkapan tentang hal-hal yang tersembunyi yang diberikan oleh Allah kepada seorang nabi pilihan. Istilah ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan laporan tertulis tentang penyingkapan tersebut. Sastra apokaliptik cukup penting dalam sejarah tradisi Yahudi-Kristen-Islam, sebagai keyakinan seperti misalnya kebangkitan orang yang sudah mati, hari penghakiman, surga dan neraka dijelaskan secara eksplisit di dalamnya. Keyakinan apokaliptik telah ada sebelum hadirnya Kekristenan. Ia muncul dalam agama-agama lain, dan telah bergabung ke dalam masyarakat sekular pada masa kini, khususnya melalui budaya populer (lihat Apokaliptisisme). Keyakinan-keyakinan seperti apokalips juga muncul dalam sistem-sistem keagamaan lainnya. Contohnya adalah konsep Hindu tentang pralaya.
Dari abad kedua, istilah "Apokalips" diberlakukan kepada sejumlah buku, baik Yahudi dan Kristen, yang memperlihatkan ciri-ciri khas yang sama. Selain Apokalips Yohanes (yang kini biasanya disebut Kitab Wahyu) termasuk dalam Perjanjian Baru, fragmen Muratori, Klemens dari Alexandria, dan lain-lainnya menyebutkan Apokalips Petrus. Apokalips Adam dan Abraham (Epifanius) dan Elias (Hieronimus) juga disebutkan; lihat, misalnya, keenam judul seperti ini dalam "Daftar ke-60 Kitab Kanonik".
Jadi, penggunaan kata benda Yunani untuk menunjuk kepada tulisan-tulisan yang tergolong pada kelompok produk sastra tertentu berasal dari orang-orang Kristen, dengan menggunakan Kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru sebagai norma aslinya. Pada 1832 Gottfried Christian Friedrich Lücke menjajaki kata "Apokalips" sebagai deskripsi untuk Kitab Wahyu. Penggunaannya diambil dari kata-kata pembukaan kitab ini yang merujuk kepada sebuah apokalips (nubuat) Yesus Kristus yang diberikan kepada Yohanes, yang menuliskan teksnya. Dalam bahasa Yunani kata-kata pembukaannya berbunyi 'Aπōκάλυψις 'Iησōῦ Χριστōῦ.[2]
Ciri-ciri khas
Literatur keagamaan apokaliptik dianggap sebagai sebuah cabang yang khas dari literatur terlarang. Genre ini mempunyai sejumlah ciri khas.
Wahyu tentang hal-hal yang misterius
Apokalips memuat pewahyuan tentang hal-hal yang misterius, hal-hal yang berada di luar jangkauan pengetahuan biasa manusia. Allah memberikan kepada para nabi, atau orang-orang kudus pengajaran sehubungan dengan hal-hal yang tersembunyi, baik hal-hal yang sama sekali asing bagi pengalaman manusia, atau kejadian-kejadian dalam sejarah manusia yang belum terjadi, atau keduanya.
Beberapa dari rahasia-rahasia surga diugnkapkan, secara lebih atau kurang terinci: maksud-maksud rencana Allah bagi umat manusia; perbuatan dan ciri-ciri para malaikat dan roh-roh jahat; penjelasan tentang fenomena alam; kisah tentang Penciptaan dan sejarah tentang umat manusia yang awal; kejadian-kejadian yang belum terjadi, khususnya yang berkaitan dengan masa depan Israel; akhir dunia; penghakiman terakhir, dan nasib umat manusia; zaman mesianik. Dalam Kitab Henokh, apokalips Yahudi yang paling lengkap, wahyu ini mencakup semua unsur yang beraneka ragam ini.
Pernyataan melalui mimpi atau penglihatan
Hikmat yang tersembunyi dinyatakan melalui penglihatan atau mimpi. Berhubung sifatnya yang tidak lazim, bentuk sastranya tergolong yang paling alamiah. Lagi pula, cara pengilhaman dan pengalaman orang yang menerimanya pada umumnya menjadi penting. Biasanya, meskipun tidak selalu, hal itu dikisahkan dari sudut pandang orang pertama. Ada suatu unsur kebanggaan dalam kondisi ini, sehubungan dengan pentingnya rahasia yang akan dinyatakan. Unsur-unsur misteri, seringkali paling utama dalam penglihatan tersebut, diindikasikan dalam peristiwa-peristiwa yang mendahuluinya. Sejumlah ciri khas dari "tradisi apokaliptik" dikaitkan dengn keadaan penglihatan dan pengalaman pribadi orang yang mengalaminya.
Contoh utama dari sastra apokaliptik dalam Alkitab Ibrani adalah dalam Kitab Daniel. Setelah berpuasa lama dan berdiri di tepi sungai, Daniel mendapat penglihatan makhluk ilahi menghampirinya dan diikuti pernyataan yang dicatat dalam Kitab Daniel pasal 10 dan seterusnya. Rasul Yohanes mendapat penglihatan dengan pengalaman yang mirip, dicatat dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen dalam Kitab Wahyu. Ada pula catatan-catatan lain yang di luar Alkitab, misalnya Greek Apocalypse of Baruch; dan Syriac Apocalypse. Juga terjadi ketika sang nabi berbaring di tempat tidurnya, menguatirkan masa depan umatnya, ia berada dalam suatu keadaan trance dan muncullah penglihatan di kepalanya mengenai masa yang datang. Ini dicatat misalnya dalam Kitab Daniel pasal 7, Kitab 2 Esdras 3:1-3; dan dalam Kitab Henokh 1:2 dan seterusnya. Gambaran dampak dari penglihatan atas pelihatnya, lihat Daniel 8:27; Henokh 60:3; 2 Esdras 5:14.
Malaikat membawa pernyataan
Malaikat sering menjadi pembawa wahyu. Allah tidak berkata secara langsung, melainkan memberikan instruksi-Nya melalui medium makhluk-makhluk sorgawi, yang menjadi penuntun dalam penglihatan penulis.
Berkaitan dengan masa depan
Dalam komposisi umum kelompok ini perhatian utama penulis adalah pada masa depan. Apokalips terutama adalah suatu nubuat dengan tujuan agamawi tertentu, bermaksud menunjukkan cara Allah bertindak terhadap manusia dan tujuan akhir-Nya. Penulis membeberkan, kadang sangat detail, gambaran masa datang, khususnya yang berhubungan dengan akhir zaman ini.
Hal misterius atau fantastis
Elemen yang misterius, nampak pada hal-hal isi dan cara penulisan, adalah ciri khas dalam setiap karya jenis Apokalips. Literatur tentang penglihatan dan mimpi mempunyai tradisinya sendiri, yang sangat persisten, dan fakta ini dilukiskan dengan sangat baik dalam kelompok tulisan Yahudi (atau Yahudi-Kristen) yang sedang dibahas.
Simbolisme mistik
Kualitas suatu apokalips dapat dilihat dalam seringnya penggunaan simbolisme mistik. Ini dapat dilihat dalam hal gematria yang digunakan untuk mengaburkan makna sebenarnya.
Apokalips sebagai "akhir zaman"
Kata apokalips dalam bahasa Yunani bermakna "pembukaan selubung" (unveiling). Dalam apokalips Yohanes, kitab Wahyu kepada Yohanes, ia merujuk kepada "pembukaan selubung" atau "pernyataan" dari Yesus Kristus sebagai Mesias. Istilah ini kemudian diturunkan maknanya dalam penggunaan umum untuk merujuk kepada kiamat dunia. Namun lebih tepat untuk menafsirkan istilah "kiamat dunia" sebagaimana yang dibaca dalam Alkitab Versi Raja James sebagai "akhir zaman". Kata "dunia" di sini sebenarnya adalah terjemahan dari kata Yunani "eon" atau "zaman".
Gambaran eskatologis akhir zaman pada Perjanjian Lama adalah lukisan penghakiman untuk orang fasik, juga kebangkitan kembali dan pemuliaan mereka yang saleh di hadapan Allah. Kitab Ayub dan kitab Mazmur menggambarkan orang mati diam dalam "Hades" menantikan penghakiman terakhir, dari mana orang jahat akan dibuang ke siksaan kekal dalam api "Sheol" atau neraka.
Surat-surat Perjanjian Baru yang ditulis oleh Rasul Paulus mengembangkan tema penghakiman orang fasik dan pemuliaan mereka yang menjadi milik Kristus atau Mesias. Dalam surat-suratnya kepada jemaat di Korintus dan Tesalonika, Paulus menjabarkan lebih lanjut nasib orang saleh. Ia berbicara mengenai kejadian bersama-sama suatu kebangkitan kembali dan penjemputan mereka yang ada di dalam Kristus, (atau Mesias). Ini dilihat sebagai gabungan peristiwa apokaliptik yang terjadi pada akhir zaman ini dan sebelum kedatangan zaman Seribu Tahun Mesias.
Kekristenan mempunyai harapan "Millennial" (Seribu Tahun) untuk pemuliaan orang saleh sejak muncul dalam Yudaisme dan menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-1 M. Literatur puitis dan nubuatan Perjanjian Lama, khususnya dalam Kitab Yesaya kaya dengan gambaran "Milenial". Jemaat Perjanjian Baru setelah Pentekosta sekedar meneruskan tema ini. Rasul Yohanes, ketika dipenjarakan oleh orang Romawi di pulau Patmos, mendapatkan penglihatan dan menulis kitab Wahyu kepada Yohanes di mana pada pasal 20 ditulis sejumlah rujukan kepada suatu masa pemerintahan seribu tahun Kristus/Mesias di atas bumi ini.
Lihat pula
- Apokalips Abraham
- Apokalips Petrus Gnostik
- Apokalips Petrus
- Apokaliptisisme
- Armagedon
- Dajjal dalam teologi Islam
- Eskatologi
- Hari penghakiman
- Kali Yug – pandangan Hindu
- Kalki – tokoh kenabian Hindu
- Kiamat
- Milenarianisme
- Milenialisme
- Naskah-naskah apokalips Inggris
- Ramalan historis oleh orang Kristen yang tidak terpenuhi
- Ringkasan perbedaan eskatologi Kristen
- Sastra apokaliptik
- Apocalypse Now – film yang disutradarai oleh Francis Ford Coppola
- Ragnarok
Referensi
- Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "perlu nama artikel ". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press.
Pranala luar
- (Inggris) Good News Eschatology Kita semua menang.
- (Inggris) Belief in the last days
- (Inggris) 'Lifting of the Veil'
- (Inggris) Islam and Second Coming
- (Inggris) A Brief History of the Apocalypse - Garis waktu ramalan apokaliptis yang sangat luas
- (Inggris) Revelation13.net Kitab Wahyu, Antikristus, dan Apokalips mungkin akan segera datang.
- (Inggris) The End Time Pilgrim - Pedoman kitab suci ke dalam tujuh tahun terakhir dari masa ini.
- (Inggris) the Apocalypse cave Gua Apokalips di Pulau Patmos.
- (Inggris) http://www.biblaridion-online.net/zine-online/zine06q2/bibzine06q2_p5.html Biblaridion magazine:] Wahyu: Penelitian historis dan penafsiran