Ci Buni

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berkas:Jembatan Cibuni.jpg
Berkas:Sungai cibuni.jpg

Ci Buni[1] adalah sungai yang melewati Kabupaten Cianjur dengan luas Daerah Aliran Sungainya sebesar 279,4 km² merupakan potensi sumber daya air yang dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan oleh penduduk, antara lain: untuk air minum, irigasi, dan penggelontoran. Curah hujan setiap tahunnya cukup tinggi yaitu antara 2239 mm sampai 5779 mm. Hulu sungai yang terletak di Kecamatan Pagelaran ini melewati beberapa kecamatan, dari mulai kecamatan Pagelaran, Kec. Tanggeung, Kadupandak,Agrabinta dan berakhir di Kec. Sindang Barang, dengan panjang lebih kurang 127 km. lalu bermuara di Laut Selatan, atau Samudra Hindia atau Samudra Indonesia

Aliran Sungai

Secara geografis[2], Sungai Cibuni berhulu di hutan Tjipelah Berbatasan dengan Desa Padasuka yang masuk dalam Wilayah Kecamatan Pagelaran, Cianjur, kemudian mengalir ke arah barat daya melalui wilayah Pagelaran, Kecamatan Tanggeung, kemudian wilayah Kecamatan Kadupandak, bahkan sungai ini menjadi pembatas wilayah antara Kecamatan Kadupandak dan Cibinong, kemudian berbelok ke arah selatan menuju wilayah Kecamatan Agrabinta, dan mengalir terus ke arah tenggara menuju Wilayah Kecamatan Sindang Barang dan berakhir di Muara pantai Selatan tepatnya di Samudra Indonesia.

Flora dan Fauna

Di sepanjang aliran Sungai Cibuni, terdapat hutan tropis yang masih perawan, dan dengan keanekaragaman hayatinya, masih banyak dijumpai satwa-satwa liar, seperti ular sanca, terutama sanca bodo (Python molurus) [3], biawak, burung, elang, babi hutan, monyet, lutung, macan tutul, dan bahkan macan kumbang. Aliran sungai yang jernih dan deras, dengan bebatuan, cocok digunakan untuk olahraga air, seperti Arung Jeram. Di sepanjang aliran sungai ini banyak ditemui Lubuk[4] atau Leuwi dalam bahasa Sunda, yang banyak dihuni oleh ikan air tawar, seperti tawes, nila, ikan sas, dan ikan-ikan kecil lainnya, bahkan sering juga dijumpai Moa (belut berkuping)Synbranchidae [5] , atau warga sekitar menyebutnya dengan sebutan Lubang (Sunda)

Di muara aliran sungai semakin melebar hingga mencapai lebar hampir 200 m, dan arus air pun semakin melambat. Muara sungai ini menjadi habitat Buaya muara [6] (Crocodylus porosus) .

Referensi

Pranala luar