Cincin Api Pasifik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dino Eri (bicara | kontrib)
→‎Indonesia: Sabuk di Pulau Kalimantan.
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dino Eri (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 64: Baris 64:
Sedangkan pulau bagian barat Indonesia seperti ([[Pulau Jawa]], [[Sumatra]], [[Bali]], [[Lombok]], dan [[Sumbawa]]) terletak di zona [[Sabuk alpida]].
Sedangkan pulau bagian barat Indonesia seperti ([[Pulau Jawa]], [[Sumatra]], [[Bali]], [[Lombok]], dan [[Sumbawa]]) terletak di zona [[Sabuk alpida]].


Meskipun dekat dengan [[Sabuk alpida]] dan Cincin Api Pasifik, ini tidak termasuk Pulau [[Kalimantan]], karena terletak di tengah-tengah lempeng tektonik, jauh dari [[zona subduksi]].
Meskipun dekat dengan [[Sabuk alpida]] dan Cincin Api Pasifik, ini tidak termasuk Pulau [[Kalimantan]], di karenakan terletak di tengah-tengah lempeng tektonik dan jauh dari [[zona subduksi]].
Gunung berapi terkenal di dalamnya seperti ([[Krakatau]], [[Merapi]], [[Tambora]], dan [[Toba]]), lebih masuk kedalam [[Sabuk alpida]] dibandingkan Cincin Api menurut geologis, dimana bertemunya lempeng tektonik antara [[Lempeng Eurasia]], [[Lempeng Indo-Australia]], dan [[Lempeng Burma]]. di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati.
Gunung berapi terkenal di dalamnya seperti ([[Krakatau]], [[Merapi]], [[Tambora]], dan [[Toba]]), lebih masuk kedalam [[Sabuk alpida]] dibandingkan Cincin Api menurut geologis, dimana bertemunya lempeng tektonik antara [[Lempeng Eurasia]], [[Lempeng Indo-Australia]], dan [[Lempeng Burma]]. di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati.



Revisi per 22 Maret 2024 09.30

Peta Cincin Api Pasifik
Gempa di dunia 1900-2013
Zona subduksi di dunia

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris: Pacific Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.550 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.

Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (5-6% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah Sabuk alpida yang membentang dari Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Jawa ke Pulau Sumatra, Kepulauan Andaman, Himalaya, Mediterania, Atlas. Berikutnya adalah Mid-Atlantic Ridge.[1][2]

Sejarah

Lempeng tektonik sekitar 210 juta tahun yang lalu saat (zaman Jurassic), sebelum terbentuknya Cincin Api Pasifik
Lempeng tektonik saat ini

Cincin Api Pasifik, telah ada selama lebih dari 35 juta tahun yang lalu, banyak gunung berapi tua yang sudah punah terletak di dalam Cincin Api ini. Lebih dari 350 gunung berapi Cincin Api Pasifik dinyatakan aktif, sedangkan empat letusan gunung berapi terbesar di Bumi pada zaman Holosen semuanya terjadi di gunung berapi di Cincin Api Pasifik.[3]

Di Amerika Selatan, Cincin Api merupakan hasil dari batas konvergen antara Lempeng Antartika, Lempeng Nazca, dan Lempeng Cocos, menunjam ke bawah Lempeng Amerika Selatan.

Di Amerika Tengah, Lempeng Cocos menunjam ke bawah Lempeng Karibia. Dan sebagian Lempeng Pasifik dan Lempeng Juan de Fuca menunjam ke bawah Lempeng Amerika Utara. Di sepanjang bagian utara, Lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat laut sedang menunjam ke bawah Kepulauan Aleut. Lebih jauh ke barat, Lempeng Pasifik sedang menunjam di Semenanjung Kamchatka dan busur Kuril. Lebih jauh ke selatan, di Jepang, Taiwan dan Filipina, Lempeng Filipina menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Bagian barat daya Cincin Api lebih kompleks, dengan sejumlah lempeng tektonik kecil yang bertabrakan dengan Lempeng Pasifik di Kepulauan Mariana, Filipina, Indonesia timur, Papua Nugini, Tonga, dan Selandia baru: bagian Cincin api ini tidak termasuk ke Australia, karena terletak di tengah-tengah lempeng tektonik, jauh dari zona subduksi.[4]

Daerah cakupan

Beberapa daratan dan lautan yang membentuk Lingkaran Api Pasifik (dari arah barat daya, berlawanan arah jarum jam):

Selandia Baru

Gunung berapi di Selandia Baru
Gunung Egmont

Selandia Baru memiliki konsentrasi gunung api rhyolitic muda terkuat di dunia, dan lapisan tebal tuf menyelimuti sebagian besar Pulau Utara. Letusan paling awal menurut sejarah terjadi di Whakaari/White Island pada tahun 1826, diikuti pada tahun 1886 oleh letusan bersejarah terbesar di negara itu di Gunung Tarawera. Sebagian besar wilayah utara Pulau Utara Selandia Baru terdiri dari pegunungan bawah laut dan pulau-pulau kecil, termasuk 16 gunung berapi bawah laut. Dalam 1,6 juta tahun terakhir, sebagian besar vulkanisme Selandia Baru berasal dari Zona Vulkanik Taupō.

Gunung Ruapehu, di ujung selatan Taupo, adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Selandia Baru. Gunung berapi ini mulai meletus setidaknya 250.000 tahun yang lalu. Dalam catatan sejarah, letusan besar terjadi dengan selang waktu sekitar 50 tahun, pada tahun 1895, 1945, dan 1995–1996. Letusan kecil sering terjadi, setidaknya sudah terjadi 60 kali sejak tahun 1945. Beberapa letusan kecil pada tahun 1970an menghasilkan hujan abu kecil dan lahar yang merusak puluhan rumah.

Sesar Alpen di sepanjang Pulau Selatan Selandia baru

Sesar Alpen adalah patahan geser aktif, membentang hampir di sepanjang Pulau Selatan Selandia Baru, dengan panjang sekitar 600 km (370 mil), dan membentuk batas antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia. Pegunungan Alpen Selatan telah terangkat akibat patahan tersebut selama 12 juta tahun terakhir akibat serangkaian gempa bumi. Patahan ini bergerak sekitar 38 mm/tahun, dan merupakan patahan paling cepat menurut standar global.

Gempa besar terakhir di Sesar Alpen terjadi sekitar tahun 1717 Masehi, dengan magnitudo gempa sebesar Mw 8.1. Dan kemungkinan terjadinya bencana serupa terulang lagi dalam 50 tahun ke depan, diperkirakan mencapai 75 persen kemungkinan.[5]

Tonga

Dampak dari Letusan dan tsunami Hunga Tonga 2022

Samoa

Kepulauan Solomon

Fiji

Vanuatu

Gunung West Mata di Kepulauan Vanuatu

Papua Nugini

Setting lempeng tektonik Papua Nugini

Indonesia

Gunung berapi di Indonesia
Gunung Merapi gunung berapi paling aktif di Indonesia

Indonesia terletak di tempat pertemuan Cincin Api Pasifik disertai Sabuk alpida (membentang dari Asia Tenggara hingga Eropa Barat).

Pulau-pulau bagian timur Indonesia (Sulawesi, Maluku, dan Papua) dianggap sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik, karena bertemunya dua lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia.

Sedangkan pulau bagian barat Indonesia seperti (Pulau Jawa, Sumatra, Bali, Lombok, dan Sumbawa) terletak di zona Sabuk alpida.

Meskipun dekat dengan Sabuk alpida dan Cincin Api Pasifik, ini tidak termasuk Pulau Kalimantan, di karenakan terletak di tengah-tengah lempeng tektonik dan jauh dari zona subduksi. Gunung berapi terkenal di dalamnya seperti (Krakatau, Merapi, Tambora, dan Toba), lebih masuk kedalam Sabuk alpida dibandingkan Cincin Api menurut geologis, dimana bertemunya lempeng tektonik antara Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Burma. di sisi lain menjadikan Indonesia sebagai wilayah subur dan kaya secara hayati.

Filipina

Gunung berapi aktif di Filipina
Letusan Gunung Pinatubo 1991 salah satu erupsi terbesar di Abad ke-20

Letusan Gunung Pinatubo 1991 adalah letusan terbesar kedua di dunia pada abad ke-20. Prediksi sukses terjadinya letusan klimaks menyebabkan evakuasi puluhan ribu orang dari daerah sekitarnya, menyelamatkan banyak nyawa, tetapi karena daerah sekitarnya rusak parah oleh aliran piroklastik, endapan abu, dan kemudian, lahar yang disebabkan oleh air hujan yang memobilisasi kembali endapan vulkanik sebelumnya, ribuan rumah hancur.

Gunung Taal juga merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di negara itu, tercatat sejak tahun 1900, gunung itu telah mengalami erupsi lebih dari 30 kali.

Gunung Mayon meletus pada tahun 1984

Gunung Berapi Mayon adalah gunung berapi paling aktif di Filipina. Puncaknya curam dengan kemiringan rata-rata 35–40° dan dibatasi oleh kawah puncak kecil. Sejarah letusan gunung berapi basaltik-andesit ini terjadi pada tahun 1616 dan berkisar dari letusan Strombolian hingga letusan basaltik Plinian. Letusan terjadi terutama dari saluran pusat dan juga menghasilkan aliran lava yang mengalir jauh ke bawah. Aliran piroklastik dan semburan lumpur umumnya menyapu sekitar 40 jurang yang menyebar dari puncak dan seringkali menghancurkan daerah dataran rendah yang berpenduduk padat.

Taiwan

Gedung runtuh di Taipei akibat Gempa bumi 21 September 1999

Taiwan berada di zona seismik paling aktif. Ahli geologi telah mengidentifikasi 42 patahan aktif di pulau tersebut, namun sebagian besar gempa bumi yang terdeteksi di Taiwan disebabkan oleh konvergensi Lempeng Filipina dan Lempeng Eurasia di sebelah timur pulau. Sebagian besar gempa bumi yang tercatat di Taiwan sebenarnya terjadi di lepas pantai timur dan hanya menimbulkan sedikit kerusakan, sedangkan gempa kecil di bawah pulau itu sendiri secara historis terbukti lebih merusak. Gempa bumi pertama yang tercatat di Taiwan terjadi pada tahun 1624, tahun berdirinya Formosa Belanda. Antara tahun 1901 dan tahun 2000 terjadi 91 gempa bumi besar di Taiwan, 48 di antaranya mengakibatkan korban jiwa. Gempa besar terkini adalah gempa 921 yang terjadi pada tanggal 21 September 1999 dan memakan korban jiwa sebanyak 2.415 orang.

Jepang

Pulau-pulau di Jepang dipisahkan dari daratan Asia oleh cekungan busur belakang
Gunung Fuji di Jepang
Letusan Gunung Ontake 2014

Sekitar 10% dari gunung berapi aktif dunia ditemukan di Jepang, yang terletak di zona ketidakstabilan kerak lempeng yang ekstrim. Mereka dibentuk oleh zona subduksi Lempeng Pasifik dan Lempeng Filipina. Sebanyak 1.500 gempa bumi tercatat setiap tahun, dan besarnya 4 sampai 6 magnitudo.

Getaran kecil terjadi hampir setiap hari di satu bagian negara atau lainnya, menyebabkan beberapa bangunan berguncang ringan. Gempa besar jarang terjadi; yang paling terkenal di abad ke-20 adalah: Gempa bumi besar Kantō 1923, yang menewaskan sekitar 130.000 orang; dan Gempa bumi besar Hanshin pada tahun 1995, yang menewaskan hingga 6.434 orang. Pada tanggal 11 Maret 2011, Gempa berkekuatan 9,0 melanda Jepang, merupakan gempa terbesar di negara itu dan terbesar kelima dalam sejarah, menurut data US Geological Survey. Gempa bumi bawah laut juga membuat seluruh garis pantai di Jepang terancam bahaya tsunami.

Gunung Fuji adalah gunung berapi tertinggi dan paling terkenal di Jepang, menampilkan banyak budaya Jepang dan berfungsi sebagai salah satu landmark paling populer di negara ini. Stratovolcano postglacial modern dibangun di atas sekelompok gunung berapi yang tumpang tindih, sisa-sisanya membentuk ketidakteraturan pada profil Fuji.

Rusia

Gunung Kambalny, gunung stratovolcano aktif di Semenanjung Kamchatka

Semenanjung Kamchatka terutama di Timur Jauh Rusia adalah salah satu daerah vulkanik paling aktif di dunia, dengan sejarah 20 gunung berapi aktif. Terletak di antara Samudra Pasifik di timur dan Laut Okhotsk di barat. Tepat di lepas pantai di sepanjang pantai Pasifik, terdapat Palung Kuril–Kamchatka sedalam 10.500 meter (34.400 kaki), tempat subduksi Lempeng Pasifik memicu vulkanisme. Ada beberapa jenis aktivitas gunung berapi, termasuk stratovolcano, gunung berapi perisai, letusan celah gaya Hawaii, dan geyser.

Amerika Serikat

Zona subduksi Cascadia dan Gunung berapi aktif (Persegi merah)
Sesar San Andreas Sesar terpanjang di dunia, terletak di California
Letusan Gunung St. Helens 1980 merupakan salah satu letusan erupsi terdahsyat dalam sejarah Amerika Serikat

Amerika Serikat terutama wilayah Alaska, Washington, Oregon, dan California merupakan wilayah zona seismik paling tinggi di negara itu, terdapat Sesar San Andreas yang dapat memicu gempa bumi besar di masa mendatang, dan Zona subduksi Cascadia di utara negara itu, tempat dimana bertemunya antara Lempeng Juan de Fuca dan Lempeng Pasifik. Gempa bumi yang paling terkenal yang pernah melanda Amerika Serikat adalah Gempa bumi Alaska 1964, dan Gempa bumi San Francisco 1906.

Alaska terkenal dengan aktivitas seismik dan vulkaniknya yang tinggi, dan memegang rekor gempa bumi terbesar kedua di dunia, Gempa bumi Jumat Agung 1964, dan memiliki lebih dari 50 gunung berapi yang telah meletus sejak sekitar tahun 1760. Gunung berapi tidak hanya ditemukan di daratan Alaska, tetapi juga di temukan di Kepulauan Aleut.

Letusan Gunung St. Helens 1980 adalah satu-satunya letusan signifikan yang terjadi di daratan Amerika Serikat yang terdiri dari 48 negara bagian sejak letusan gunung berapi Lassen Peak di California tahun 1915.

Survei Geologi Amerika Serikat dan Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional memantau gunung berapi dan gempa bumi di Amerika Serikat.

Meksiko

Gunung berapi aktif di Meksiko
Pusat gempa bumi di Meksiko dari tahun 1900-2022
Gunung Popocatépetl, gunung berapi paling aktif di Meksiko

Gunung berapi Meksiko terkait dengan subduksi lempeng Cocos dan Rivera terjadi di Sabuk Vulkanik Trans-Meksiko, yang memanjang 900 km (560 mil) dari barat ke timur melintasi Meksiko tengah-selatan. Popocatépetl, terletak di bagian timur Sabuk Vulkanik Trans-Meksiko, adalah puncak tertinggi kedua di Meksiko setelah Pico de Orizaba. Ini adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Meksiko, memiliki lebih dari 20 letusan besar sejak kedatangan Spanyol pada tahun 1519. Letusan El Chichón pada tahun 1982, menewaskan sekitar 2.000 orang yang tinggal di dekat gunung berapi, menciptakan 1-km -kaldera luas yang diisi dengan danau kawah yang asam. Sebelum tahun 1982, gunung berapi yang relatif tidak dikenal ini memiliki hutan lebat dan tidak lebih tinggi dari puncak nonvulkanik yang berdekatan.

Pada 19 September 1985, Gempa bumi berkekuatan 8,0 magnitudo melanda ibu kota Ciudad de México hingga menewaskan 10,000 orang, sejak peristiwa tersebut, pemerintah Meksiko mengadakan pelatihan gempa setiap pada tanggal yang sama.

Guatemala

Gunung berapi aktif di Guatemala
Santiaguito, erupsi pada tahun 2003 di Guatemala

Pada 3 Juni 2018, Gunung Fuego erupsi menghasilkan gumpalan abu besar yang disebabkan oleh ledakan terus menerus, aliran piroklastik, dan lahar. Aliran piroklastik menuruni jurang Las Lajas dan meluapkannya, menyebabkan korban meninggal hampir 2,000 orang. Ini merupakan letusan paling mematikan di Guatemala sejak letusan Gunung Berapi Santiaguito pada tahun 1902.

Nikaragua

Gunung berapi aktif di Nikaragua

El Salvador

Panama

Kolombia

Gunung berapi aktif di Kolombia
Bencana Armero tahun 1985, mengakibatkan 23,000 korban tewas di Armero, Kolombia

Bencana Armero, pada tanggal 13 November 1985, terjadi akibat dari erupsi Gunung Nevado del Ruiz, menyebabkan Lahar besar melanda kota Armero, menewaskan lebih dari 20.000 orang dari hampir 29.000 penduduknya. Korban di kota-kota lain, khususnya Chinchiná, menjadikan jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 23.000. Rekaman dan foto Omayra Sánchez, seorang korban gadis kecil berusia 13 tahun, yang meninggal karena terjebak puing-puing lahar, akibat bencana tersebut, foto Omayra dipublikasikan di seluruh dunia. Foto-foto lahar dan dampak bencana lainnya menarik perhatian dunia dan menimbulkan kontroversi mengenai sejauh mana pemerintah Kolombia bertanggung jawab atas bencana tersebut. Bencana ini adalah bencana vulkanik paling mematikan kedua pada abad ke-20, hanya dilampaui oleh letusan Gunung Pelée pada tahun 1902, dan merupakan peristiwa vulkanik paling mematikan keempat yang tercatat sejak tahun 1500.[6]

Ekuador

Gunung berapi aktif di Ekuador
Gunung Cotopaxi di Ekuador

Gunung Cotopaxi di Ekuador adalah salah gunung berapi paling berbahaya di dunia terletak di Provinsi Cotopaxi, dengan ketinggian mencapai 5,897 meter. Gunung Cotopaxi telah erupsi sebanyak 85 kali sejak 1700, gunung ini adalah salah satu gunung berapi paling aktif di dunia.[7]

Peru

Gunung berapi aktif di daratan Peru
Ubinas gunung berapi aktif di Pegunungan Andes, Peru

Sabancaya adalah stratovolcano aktif setinggi 5.976 meter (19.606 kaki) di Pegunungan Andes di Peru selatan, sekitar 100 km (60 mil) barat laut Arequipa. Gunung ini adalah gunung berapi paling aktif di Peru, dengan letusan dimulai pada tahun 2016.

Ubinas adalah gunung berapi aktif lainnya dengan ketinggian 5.672 meter (18.609 kaki) di Peru selatan; letusan terbarunya terjadi pada tahun 2019.

Gunung berapi di Peru dipantau oleh Institut Geofisika Peru.

Bolivia

Nevado Sajama gunung berapi tertinggi di Bolivia

Bolivia menampung gunung berapi aktif dan punah di seluruh wilayahnya. Gunung berapi aktif terletak di Bolivia barat yang membentuk Cordillera Occidental, batas barat dataran tinggi Altiplano. Beberapa gunung berapi aktif merupakan pegunungan internasional yang dimiliki bersama dengan Chili. Semua gunung berapi Kenozoikum di Bolivia adalah bagian dari Zona Vulkanik Tengah (CVZ) dari Sabuk Vulkanik Andes yang diakibatkan oleh proses subduksi Lempeng Nazca ke bawah Lempeng Amerika Selatan. Zona Vulkanik Tengah adalah provinsi vulkanik utama pada zaman Kenozoikum.

Nevado Sajama, gunung berapi yang punah dan tertinggi di Bolivia. Gunung ini terletak di Departemen Oruro. Terletak di Taman Nasional Sajama dan merupakan gunung berapi komposit yang terdiri dari gunung berapi strato di atas beberapa kubah lava. Tidak jelas kapan terakhir kali meletus, tetapi mungkin terjadi pada masa Pleistosen atau Holosen.[8]

Argentina

Ojos del Salado Gunung stratovolcano tertinggi di dunia

Ojos del Salado adalah sebuah stratovolcano besar yang terdapat di Pegunungan Andes di perbatasan antara Argentina-Chili, dan merupakan gunung api tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 6.893 meter (22.615 ft). Ia juga merupakan gunung kedua tertinggi di Belahan Bumi Barat dan Belahan Bumi Selatan serta yang tertinggi di Chili.

Chili

Gunung Llaima's erupsi tahun 2008
Panorama stratovolcano Lascar

Chili telah mengalami banyak letusan gunung berapi dari sekitar 90 gunung berapi selama Zaman Holosen. Villarrica adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Chili, menjulang di atas danau dan kota dengan nama yang sama. Ini adalah yang paling barat dari tiga stratovolcano besar yang berarah tegak lurus ke Andes di sepanjang Gastre Fault. Villarrica, bersama dengan Quetrupillán dan bagian Chili Lanín, dilindungi di dalam Taman Nasional Villarrica.

Lascar adalah stratovolcano gunung berapi paling aktif di Andes, Chili bagian utara. Letusan terbesar Lascar terjadi sekitar 26.500 tahun yang lalu, dan setelah letusan aliran Tumbres scoria sekitar 9.000 tahun yang lalu. Letusan Lascar terbesar terjadi pada tahun 1993, menghasilkan aliran piroklastik sejauh 8,5 km (5 mil) barat laut puncak dan jatuhnya abu vulkanik di Buenos Aires, Argentina, lebih dari 1.600 km (1.000 mil) ke arah tenggara.

Dari 46 gempa bumi terkuat di dunia, sepertiganya berasal dari Chili. Aktivitas gempa bumi di Chili cenderung sangat tinggi, terkait dengan subduksi Lempeng Nazca ke Lempeng Amerika Selatan. Chili juga memegang rekor gempa bumi terbesar yang pernah tercatat, yaitu Gempa bumi Valdivia 1960. Gempa bumi berkekuatan 8,5 magnitudo kerap terjadi di negara ini, setiap dekadenya termasuk yang baru baru ini yaitu Gempa bumi pada tahun 2010.

Peristiwa besar

Letusan gunung berapi

Empat letusan gunung berapi terbesar di Bumi pada Zaman Holosen (11.700 tahun terakhir) terjadi di gunung berapi di Cincin Api. Mereka adalah letusan di Kaldera Fisher (Alaska, 8700 SM), Danau Kuril (Kamchatka, 6450 SM), Kaldera Kikai (Jepang, 5480 SM) dan Gunung Mazama (Oregon, 5677 SM). Secara lebih luas, dua puluh dari dua puluh lima letusan gunung berapi terbesar di dunia, terjadi di gunung berapi Ring of Fire.

Letusan gunung berapi terbesar sejak 1800
VEI Nama Lokasi Korban tanggal
6 Letusan Novarupta 1912 Amerika Serikat, Alaska 0 01912-06-066 Juni 1912
6 Letusan Gunung Pinatubo 1991 Filipina, Luzon 838 01991-06-066 Juni 1991
6 Letusan Santa María 1906 Guatemala 6,000 01902-10-055 Oktober 1902
6 Letusan Hunga Tonga 2022 Tonga 6 02022-01-1414 Januari 2022
5 Letusan El Chichón 1982 Meksiko 1,900 01982-04-033 April 1982
5 Letusan Gunung Tarawera 1886 Selandia Baru 120 01886-06-1010 Juni 1886
5 Letusan Gunung St. Helens 1980 Amerika Serikat, Washington 57 01980-05-1818 Mei 1980

Gempa bumi

Sekitar 90% gempa bumi di dunia dan 81% gempa bumi terbesar di dunia terjadi di sepanjang Cincin Api. Wilayah paling aktif secara seismik berikutnya (5–6% gempa bumi dan 17% gempa gempa bumi terbesar di dunia) adalah zona Sabuk Alpide, yang membentang dari Indonesia tengah hingga Samudra Atlantik utara melalui pegunungan Himalaya dan Eropa selatan.

Dari tahun 1900 hingga akhir tahun 2020, sebagian besar gempa berkekuatan Mw ≥ 8,0 terjadi di Cincin Api. Diduga merupakan gempa megathrust di zona subduksi, termasuk empat gempa terkuat gempa bumi di Bumi sejak alat ukur seismologi modern dan skala pengukuran magnitudo diperkenalkan pada tahun 1930-an:

Lihat pula

Referensi

  1. ^ [1]
  2. ^ [2]
  3. ^ Nakanishi, M.; Ishihara, T. (15 December 2015). Tectonic Evolution of the Jurassic Pacific Plate. 2015 AGU Fall Meeting. Bibcode:2015AGUFM.V21A3017N. 
  4. ^ Cao, Mingxuan; Zhao, Xilin; Xing, Guangfu; Fan, Feipeng; Yu, Minggang; Duan, Zheng; Chu, Pingli; Chen, Rong (24 November 2020). "Tectonic transition from subduction to retreat of the palaeo-Pacific plate: new geochemical constraints from the late Mesozoic volcanic sequence in eastern Fujian Province, SE China". Geological Magazine. 158 (6): 1074–1108. doi:10.1017/S0016756820001156. 
  5. ^ "Alpine Fault: Probability of damaging quake higher than previously thought". www.rnz.co.nz. 20 April 2021. Diakses tanggal 3 December 2021. 
  6. ^ Schuster, Robert L. and Highland, Lynn M. (2001). Socioeconomic and Environmental Impacts of Landslides in the Western Hemisphere Diarsipkan April 13, 2012, di Wayback Machine., U.S. Geological Survey Open-File Report 01-0276. Also previously published in the Proceedings of the Third Panamerican Symposium on Landslides, July 29 to August 3, 2001, Cartagena, Colombia. Castaneda Martinez, Jorge E., and Olarte Montero, Juan, eds. Retrieved June 11, 2010.
  7. ^ Arcusa, Stéphanie H.; Schneider, Tobias; Mosquera, Pablo V.; Vogel, Hendrik; Kaufman, Darrell; Szidat, Sönke; Grosjean, Martin (2020). "Late Holocene tephrostratigraphy from Cajas National Park, southern Ecuador". Andean Geology. 47 (3): 508–528. doi:10.5027/andgeoV47n3-3301alt=Dapat diakses gratis. 
  8. ^ Baker, M.C.W.; Francis, P.W. (1978). "Upper Cenozoic Volcanism in the Central Andes – Ages and Volumes". Earth and Planetary Science Letters. 41 (2): 175–187. Bibcode:1978E&PSL..41..175B. doi:10.1016/0012-821X(78)90008-0. 

Pranala luar