Daftar Sultan Banten: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mamansuherman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 53: Baris 53:
|[[1585]] - [[1596]]
|[[1585]] - [[1596]]
|[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
|[[Maulana Muhammad dari Banten|Sultan Maulana Muhammad]]
|
|Pangeran Sedangrana
* Pangeran Sedangrana
* Prabu Seda ing Palembang
|
|
|-
|-
|4
|4
|[[1596]] - [[1647]]
|[[1596]] - [[1647]]
|[[Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir dari Banten|Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir]]
|[[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir]]
|
|Pangeran Ratu
* Pangeran Ratu
* Sultan Agung
|
|
|-
|-
|5
|5
|[[1647]] - [[1651]]
|[[1647]] - [[1651]]
|[[Abu al-Ma'ali dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|
|
* Pangeran Anom
* Sultan Kilen
|
|
|-
|-
Baris 71: Baris 77:
|[[1651]] - [[1683]]
|[[1651]] - [[1683]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]]
|
|Abu al-Fath Abdul Fattah
* Abu al-Fath Abdul Fattah
* Pangeran Dipati
* Pangeran Surya
|
|
|-
|-
Baris 77: Baris 86:
|[[1683]] - [[1687]]
|[[1683]] - [[1687]]
|[[Abu Nashar Abdul Qahar|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]]
|[[Abu Nashar Abdul Qahar|Sultan Abu Nashar Abdul Qahar]]
|Sultan Haji
|
|
* Sultan Haji
* Pangeran Dakar
|(Catatan) <sup>1</sup>
|-
|-
|8
|8
Baris 90: Baris 101:
|Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainul Abidin
|Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainul Abidin
|
|
* Pangeran Adipadi
* Kang Sinihun ing Nagari Banten
|
|
|-
|-
Baris 97: Baris 110:
|
|
|
|
|-
|
|[[1750]] - [[1752]]
|Sultan Syarifuddin Ratu Wakil<sup>2</sup>
|
|dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatimah<ref>{{citeweb|url=http://kesultananbanten.weebly.com/sejarah-banten.html|title=Sejarah Kesultanan Banten|website=kesultananbanten.weebly.com|access-date=}}</ref> <ref>{{citeweb|url=http://timikasatu.com/2014/11/13/ingin-kuasai-banten-ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|title=Ratu Syarifah Fatimah|website=timikasatu.com|access-date=}}</ref>
|-
|-
|11
|11
Baris 103: Baris 122:
|Pangeran Arya Adisantika
|Pangeran Arya Adisantika
|
|
|-
|
|[[1750]] - [[1752]]
|Sultan Syarifuddin Ratu Wakil
|
|dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatimah<ref>{{citeweb|url=http://kesultananbanten.weebly.com/sejarah-banten.html|title=Sejarah Kesultanan Banten|website=kesultananbanten.weebly.com|access-date=}}</ref> <ref>{{citeweb|url=http://timikasatu.com/2014/11/13/ingin-kuasai-banten-ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|title=Ratu Syarifah Fatimah|website=timikasatu.com|access-date=}}</ref>
|-
|-
|12
|12
Baris 163: Baris 176:
|Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja<ref>{{citeweb|url=http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|title=Pewaris Kesultanan Banten Terima Mandat|website=bantenraya.com|access-date=}}</ref>
|Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja<ref>{{citeweb|url=http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|title=Pewaris Kesultanan Banten Terima Mandat|website=bantenraya.com|access-date=}}</ref>
|
|
|-
| colspan="5" |Catatan:
<sup>1.</sup> Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 yang meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC.

<sup>2.</sup> Ketika Sultan Abu al-Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin dibuang ke Ambon, istrinya Ratu Syarifah Fatimah berhasil membujuk Belanda (Baron van Inhoff) untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu yang bernama Pangeran Syarifuddin sebagai Sultan Banten. Usulnya disetujui, Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatimah.
|}
|}



Revisi per 14 April 2017 09.27

Sultan Banten
Bekas Kerajaan
Lambang Kerajaan Banten
Syarif Muhammad ash-Shafiuddin, sultan Banten sekarang (sejak 11 Desember 2016)
Penguasa pertama Sultan Maulana Hasanuddin
Penguasa terakhir Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin
Gelar Sultan
Kediaman resmi Keraton Surasowan (dulu)
Penunjuk Turun-temurun (dari Keluarga Kesultanan Banten)
Pendirian 1552
Pembubaran 1813
Penuntut takhta Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin

Sultan Banten adalah penguasa Kesultanan Banten di provinsi Banten, Indonesia, yang pernah berjaya di ujung barat Pulau Jawa.

Kesultanan Banten Kini

Setelah Kesultanan Banten dianeksasi dan dihapuskan status kesultanannya oleh Hindia Belanda pada tahun 1813, pada tahun 2016 Kesultanan Banten kembali dihidupkan dengan diangkatnya Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin sebagai Sultan Banten ke-18[1] dengan dasar Ketetapan Pengadilan Agama Serang nomor 0316/PDT.P/2016/PA.SRG tanggal 22 September 2016 tentang Penetapan Ahli Waris.[2]

Daftar Sultan-sultan Banten

Berikut adalah daftar sultan Banten:

No. Masa/Tahun Nama Sultan Nama Lain Keterangan
Sultan Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Sultan ke-2 Kesultanan Cirebon
1 1552 - 1570 Sultan Maulana Hasanuddin Pangeran Sabakinking 8 Oktober 1526 M (1 Muharam 933 H) - 1552 M, sebagai kadipaten di bawah Kesultanan Cirebon
2 1570 - 1585 Sultan Maulana Yusuf Pangeran Pasareyan
3 1585 - 1596 Sultan Maulana Muhammad
  • Pangeran Sedangrana
  • Prabu Seda ing Palembang
4 1596 - 1647 Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulkadir
  • Pangeran Ratu
  • Sultan Agung
5 1647 - 1651 Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad
  • Pangeran Anom
  • Sultan Kilen
6 1651 - 1683 Sultan Ageng Tirtayasa
  • Abu al-Fath Abdul Fattah
  • Pangeran Dipati
  • Pangeran Surya
7 1683 - 1687 Sultan Abu Nashar Abdul Qahar
  • Sultan Haji
  • Pangeran Dakar
(Catatan) 1
8 1687 - 1690 Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya
9 1690 - 1733 Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainul Abidin
  • Pangeran Adipadi
  • Kang Sinihun ing Nagari Banten
10 1733 - 1750 Sultan Abu al-Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin
1750 - 1752 Sultan Syarifuddin Ratu Wakil2 dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatimah[3] [4]
11 1752 - 1753 Sultan Abu al-Ma'ali Muhammad Wasi Zainal Alimin Pangeran Arya Adisantika
12 1753 - 1773 Sultan Arif Zainul Asyiqin
13 1773 - 1799 Sultan Aliyuddin I
14 1799 - 1801 Sultan Abu al-Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
15 1801 - 1802 Sultan Abu al-Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin
1802 - 1803 Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya Untuk sementara administrasi Kesultanan Banten dipegang oleh seorang Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
16 1803 - 1808 Sultan Aliyuddin II Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin
1808 - 1809 Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala Untuk sementara administrasi Kesultanan Banten dipegang oleh seorang Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala
17 1809 - 1813 Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
18 2016 - Sekarang Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja[5]
Catatan:

1. Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 yang meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC.

2. Ketika Sultan Abu al-Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin dibuang ke Ambon, istrinya Ratu Syarifah Fatimah berhasil membujuk Belanda (Baron van Inhoff) untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu yang bernama Pangeran Syarifuddin sebagai Sultan Banten. Usulnya disetujui, Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatimah.

Referensi

Pranala Luar

Lihat pula