Diagnosis (medis): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Diagnosis medis''' (disingkat '''Dx''' atau '''D<sub>S</sub>''') adalah penentuan kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh seseorang sebagai dasar pengambilan kep...'
 
k fix
 
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:US Navy 070813-N-4954I-117 Lt. Cmdr. Matthew examines a patient for cataracts while U.S. Air Force Tech Sgt. Rayno Boivin attached to the 36th Medical Group, transcribes the diagnosis at Ileg Clinic near Madang.jpg|350px|ka|jmpl|Pengumpulan informasi medis dan pemeriksaan mata pasien dalam rangka penegakan diagnosis.]]
'''Diagnosis medis''' (disingkat '''Dx''' atau '''D<sub>S</sub>''') adalah penentuan kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh seseorang sebagai dasar pengambilan keputusan medis untuk [[prognosis]] dan pengobatan. Diagnosis dilakukan untuk menjelaskan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh seorang [[pasien]], serta membedakannya dengan kondisi lain yang serupa. Penegakan diagnosis diawali dengan mengumpulkan informasi melalui [[anamnesis]] yang dilanjutkan dengan [[pemeriksaan fisik]] terhadap pasien.<ref>{{Cite web|url=http://www.indramuhtadi.com/6/post/2013/12/topik-ke-142-diagnosis-medis-ekspektasi-pasien.html|title=Diagnosis Medis & Ekspektasi Pasien|last=|first=|date=|website=Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"|language=|access-date=2019-11-04}}</ref> Seringkali, pemeriksaan lanjutan seperti pencitraan diagnostik dengan [[Sinar-X|sinar-x]], [[Ultrasonografi medis|ultrasonografi]], atau pengujian laboratorium seperti pemeriksaan [[darah]] dan [[urin]] diperlukan selama proses diagnosis.


'''Diagnosis medis''' (disingkat '''Dx''' atau '''D<sub>S</sub>''') adalah penentuan kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh seseorang sebagai dasar pengambilan keputusan medis untuk [[prognosis]] dan pengobatan. Diagnosis dilakukan untuk menjelaskan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh seorang [[pasien]], serta membedakannya dengan kondisi lain yang serupa. Penegakan diagnosis diawali dengan mengumpulkan informasi melalui anamnesis yang dilanjutkan dengan [[pemeriksaan fisik]] terhadap pasien.<ref>{{Cite web|url=http://www.indramuhtadi.com/6/post/2013/12/topik-ke-142-diagnosis-medis-ekspektasi-pasien.html|title=Diagnosis Medis & Ekspektasi Pasien|last=|first=|date=|website=Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus"|language=|access-date=2019-11-04}}</ref> Penegakan suatu diagnosis diawali dengan cara mengumpulkan [[informasi]] melalui [[anamnesis]] atau yang berkaitan dengan pemeriksaan riwayat [[kesehatan]] yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kondisi fisik [[pasien]]. Pemeriksaan lanjutan diagnostik biasanya dilakukan dengan [[ultrasonografi]], [[Sinar-X|sinar-x]] atau uji [[laboratorium]] seperti pemeriksaan [[urin]] dan [[darah]] yang sering diperlukan selama proses diagnosis.<ref>{{Cite web|last=Abdi|first=Husnul|date=2021-11-29|title=Diagnosa adalah Pemeriksaan Terhadap Suatu Hal, Kenali Penggunaannya dalam Bidang Medis|url=https://hot.liputan6.com/read/4723750/diagnosa-adalah-pemeriksaan-terhadap-suatu-hal-kenali-penggunaannya-dalam-bidang-medis|website=liputan6.com|language=id|access-date=2022-02-27}}</ref>
== Jenis ==
Beberapa istilah dan jenis diagnosis di antaranya:
;Diagnosis klinis
:Diagnosis yang dibuat berdasarkan pengamatan terhadap tanda klinis dan pengumpulan informasi gejala klinis dari pasien, tanpa pengujian diagnostik.


;Diagnosis laboratorium
== Diagnosis mandiri ==
''Self diagnosis'' atau diagnosis mandiri adalah salah satu upaya mendiagnosis keluhan diri sendiri berdasarkan informasi kesehatan yang didapatkan secara [[mandiri]], misalnya dari [[keluarga]], [[teman]], bahkan pengalaman [[sakit]] yang telah terjadi di masa lalu. Hal ini sangat berbahaya dilakukan karena bisa berdampak pada kesalahan diagnosis, gangguan kesehatan yang lebih serius tidak terdeteksi, salah minum [[obat]] dan mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah.<ref>{{Cite web|last=Lestari|first=Diah Ayu|date=2019-06-08|title=Self Diagnosis: Mendiagnosis Diri Sendiri yang Bahaya bagi Kesehatan|url=https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/self-diagnosis-diri-sendiri/|website=Hello Sehat|language=id-ID|access-date=2022-02-27}}</ref> Tindakan melakukan diagnosis mandiri merupakan penolakan terhadap keyakinan bahwa dirinya menderita suatu gangguan atau penyakit. Padahal, diagnosis diri hanya bisa ditetapkan oleh tenaga medis yang sudah [[profesional]] dengan dasar keluhan, [[gejala]], riwayat [[kesehatan]], serta faktor lain yang sedang dialami.<ref>{{Cite web|last=Putra|first=Arif|date=2019-10-17|title=Bahaya Self-Diagnosis terhadap Gangguan Mental yang Perlu Diwaspadai|url=https://www.sehatq.com/artikel/bahaya-self-diagnosis-terhadap-gangguan-mental-yang-belum-tentu-diderita|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-02-27}}</ref>
:Diagnosis yang dibuat berdasarkan hasil pengujian laboratorium, tanpa pemeriksaan fisik.


Diagnosis mandiri juga sangat berbahaya apabila diterapkan pada gangguan kesehatan mental yang diakibatkan oleh pemikiran, suasana hati, perasaan atau perilaku. Gejala seperti [[Kegelisahan|kecemasan]], [[psikotik]], kepribadian, [[gangguan makan]], pascatrauma, [[stress]], dan [[depresi]] sering dianggap hal biasa atau ditangani dengan meminum obat penenang tanpa melakukan [[konsultasi]] yang tepat dengan dokter atau tenaga medis lainnya.<ref>{{Cite web|last=Darmadi|first=Dustin|date=2022-01-06|title="Self Diagnosis" dan Pamer "Mental Illness"|url=https://news.detik.com/kolom/d-5886182/self-diagnosis-dan-pamer-mental-illness|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2022-02-27}}</ref>
;Diagnosis tentatif
:Diagnosis awal yang dibuat sementara dan masih dapat berubah berdasarkan hasil pemeriksaan lebih lanjut.


== Jenis ==
;Diagnosis banding
:Proses identifikasi semua kemungkinan diagnosis yang mungkin yang dapat dihubungkan dengan tanda, gejala, dan temuan laboratorium, sampai membuat diagnosis akhir.


* Diagnosis kerja adalah diagnosis [[probabilitas]] yang diambil sebagai hasil pemeriksaan sementara yang bisa digunakan untuk tindakan penanganan pasien selanjutnya.
;''Self-diagnosis''
* [[Diagnosis banding]] merupakan identifikasi seluruh kemungkinan diagnosis yang berhubungan langsung dengan [[Fenomena optis|gejala]], tanda, dan temuan laboratorium, sampai dengan membuat keputusan diagnosis akhir.
:Diagnosis yang dibuat terhadap diri sendiri.
* Diagnosis akhir adalah rumusan diagnosis terakhir apabila dokter berpisah dengan pasiennya, baik itu karena sembuh dari [[penyakit]] atau telah meninggal dunia.
* Diagnosis eksjuvantibus atau sering disebut dengan pereklusionam adalah diagnosis sebagai lanjutan dari diagnosis kerja dan diagnosis banding, di mana diagnosis tidak terbukti dan kemungkinan lain juga tidak akan terjadi berdasarkan data pemeriksaan yag telah diperoleh.<ref>{{Cite book|last=Hardjodisastro|first=Daldiyono|date=2006|url=https://books.google.com/books?id=dYvMz5t3EB8C&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA58&dq=diagnosis+adalah&hl=en|title=Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir, bekerja, dan menampilkan diri|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-979-22-0769-9|pages=56|language=id|url-status=live}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
<references />
<references />


{{medis-stub}}
[[Kategori:Kedokteran]]
[[Kategori:Kedokteran]]


{{medis-stub}}

Revisi terkini sejak 12 Juni 2023 04.29

Pengumpulan informasi medis dan pemeriksaan mata pasien dalam rangka penegakan diagnosis.

Diagnosis medis (disingkat Dx atau DS) adalah penentuan kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh seseorang sebagai dasar pengambilan keputusan medis untuk prognosis dan pengobatan. Diagnosis dilakukan untuk menjelaskan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh seorang pasien, serta membedakannya dengan kondisi lain yang serupa. Penegakan diagnosis diawali dengan mengumpulkan informasi melalui anamnesis yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik terhadap pasien.[1] Penegakan suatu diagnosis diawali dengan cara mengumpulkan informasi melalui anamnesis atau yang berkaitan dengan pemeriksaan riwayat kesehatan yang kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan kondisi fisik pasien. Pemeriksaan lanjutan diagnostik biasanya dilakukan dengan ultrasonografi, sinar-x atau uji laboratorium seperti pemeriksaan urin dan darah yang sering diperlukan selama proses diagnosis.[2]

Diagnosis mandiri[sunting | sunting sumber]

Self diagnosis atau diagnosis mandiri adalah salah satu upaya mendiagnosis keluhan diri sendiri berdasarkan informasi kesehatan yang didapatkan secara mandiri, misalnya dari keluarga, teman, bahkan pengalaman sakit yang telah terjadi di masa lalu. Hal ini sangat berbahaya dilakukan karena bisa berdampak pada kesalahan diagnosis, gangguan kesehatan yang lebih serius tidak terdeteksi, salah minum obat dan mengalami gangguan kesehatan yang lebih parah.[3] Tindakan melakukan diagnosis mandiri merupakan penolakan terhadap keyakinan bahwa dirinya menderita suatu gangguan atau penyakit. Padahal, diagnosis diri hanya bisa ditetapkan oleh tenaga medis yang sudah profesional dengan dasar keluhan, gejala, riwayat kesehatan, serta faktor lain yang sedang dialami.[4]

Diagnosis mandiri juga sangat berbahaya apabila diterapkan pada gangguan kesehatan mental yang diakibatkan oleh pemikiran, suasana hati, perasaan atau perilaku. Gejala seperti kecemasan, psikotik, kepribadian, gangguan makan, pascatrauma, stress, dan depresi sering dianggap hal biasa atau ditangani dengan meminum obat penenang tanpa melakukan konsultasi yang tepat dengan dokter atau tenaga medis lainnya.[5]

Jenis[sunting | sunting sumber]

  • Diagnosis kerja adalah diagnosis probabilitas yang diambil sebagai hasil pemeriksaan sementara yang bisa digunakan untuk tindakan penanganan pasien selanjutnya.
  • Diagnosis banding merupakan identifikasi seluruh kemungkinan diagnosis yang berhubungan langsung dengan gejala, tanda, dan temuan laboratorium, sampai dengan membuat keputusan diagnosis akhir.
  • Diagnosis akhir adalah rumusan diagnosis terakhir apabila dokter berpisah dengan pasiennya, baik itu karena sembuh dari penyakit atau telah meninggal dunia.
  • Diagnosis eksjuvantibus atau sering disebut dengan pereklusionam adalah diagnosis sebagai lanjutan dari diagnosis kerja dan diagnosis banding, di mana diagnosis tidak terbukti dan kemungkinan lain juga tidak akan terjadi berdasarkan data pemeriksaan yag telah diperoleh.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Diagnosis Medis & Ekspektasi Pasien". Dr. Indra K. Muhtadi - "dokter plus". Diakses tanggal 2019-11-04. 
  2. ^ Abdi, Husnul (2021-11-29). "Diagnosa adalah Pemeriksaan Terhadap Suatu Hal, Kenali Penggunaannya dalam Bidang Medis". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-02-27. 
  3. ^ Lestari, Diah Ayu (2019-06-08). "Self Diagnosis: Mendiagnosis Diri Sendiri yang Bahaya bagi Kesehatan". Hello Sehat. Diakses tanggal 2022-02-27. 
  4. ^ Putra, Arif (2019-10-17). "Bahaya Self-Diagnosis terhadap Gangguan Mental yang Perlu Diwaspadai". SehatQ. Diakses tanggal 2022-02-27. 
  5. ^ Darmadi, Dustin (2022-01-06). ""Self Diagnosis" dan Pamer "Mental Illness"". detiknews. Diakses tanggal 2022-02-27. 
  6. ^ Hardjodisastro, Daldiyono (2006). Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir, bekerja, dan menampilkan diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. hlm. 56. ISBN 978-979-22-0769-9.