Djanan Tajib: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
k konsistenkan ejaan
Tidak ada ringkasan suntingan
(12 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{refimprove}}
{{refimprove}}
{{Infobox person
{{Infobox Ulama Muslim
|honorific_prefix =
|name = Djanan Tajib
|notability =
<!-- ----------- -->
|image = Djanan Tajib, Sunario, Sartono, Moh. Hatta & Wirjono.jpg
|image = Djanan Tajib, Sunario, Sartono, Moh. Hatta & Wirjono.jpg
|alt =
|alt =
|caption = Djanan Tajib (duduk), bersama Mr. [[Sunario Sastrowardoyo|Sunario]], Mr. [[Sartono (politikus)|Sartono]], Drs. [[Mohammad Hatta|Moh. Hatta]], dan Mr. [[Wirjono Prodjodikoro|Wirjono]]
|caption = Djanan Tajib (duduk), bersama Mr. [[Sunario Sastrowardoyo|Sunario]], Mr. [[Sartono (politikus)|Sartono]], Drs. [[Mohammad Hatta|Moh. Hatta]], dan Mr. [[Wirjono Prodjodikoro|Wirjono]]
<!-- ----------- -->
|birth_name =
|jalur_ayah =
|birth_date = <!-- {{Birth date and age|||}} -->1891
|jalur_ibu =
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} Kampung Sarik, [[Kota Padang|Padang]], [[Hindia Belanda]]
|nasab =
|death_date = <!-- {{Death date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal meninggal diikuti tanggal lahir) -->1959 (umur 68)
<!-- ----------- -->
|death_place = {{negara|Arab Saudi}} [[Mekkah]], [[Arab Saudi]]
|tgl_lahir_h =
|nationality =
|tgl_lahir_m =
|other_names =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1891
|tempat_lahir = Padang
|negara_dilahirkan = Kampung Sarik, [[Kota Padang|Padang]], [[Hindia Belanda]] {{negara|Hindia Belanda}}
|nama_ayah =
|nama_ibu =
|nama_lahir =
|hari_lahir =
<!-- ----------- -->
|glr_islam_dpn = [[Syekh]]
|gelar_aka_dpn =
|glr_tengah = [[Haji]]
|gelar_aka_akhir =
|gelar_bangsawan =
|gelar_adat =
|gelar_lainnya1 =
|gelar_lainnya2 =
|gelar_lainnya3 =
<!-- ---------------- -->
|kunya =
|name = Djanan Tajib
|nama_arabic =
|nisbah =
|nama_lainnya =
<!-- ---------------- -->
|etnis =
|nationality =
|marga =
|negara1 =
|negara2 =
|negara3 =
<!-- ---------------- -->
<!-- ---dakwah ketokohan- -->
|judul1 = Pimpinan
|sub1 = Jamaah al-Chairiyah, Mesir
|mulai1 =
|selesai1 =
|pendahulu1 =
|pengganti1 =
|judul2 = Pendiri
|sub2 = [[Al-Madrasah al-Indunisiyah]]
|mulai2 = 1928
|selesai2 =
|pendahulu2 =
|pengganti2 = Syekh Abdul Jalil al-Maqdisy
|judul3 = Biro Pengawas Pelajaran-Pelajaran dan Pengajaran
|sub3 = [[Masjidil Haram]]
|mulai3 =
|selesai3 =
|pendahulu3 =
|pengganti3 =
|judul4 = Pengajar resmi
|sub4 = Masjidil Haram
|mulai4 =
|selesai4 =
|pendahulu4 =
|pengganti4 =
|judul5 = Ma'dzun syar'i
|sub5 = Pengadilan Tinggi Agama Makkah al-Mukarramah
|mulai5 =
|selesai5 =
|pendahulu5 =
|pengganti5 =

|judul6 =
|sub6 =
|mulai6 =
|selesai6 =
|pendahulu6 =
|pengganti6 =

<!-- ---kewafatan------ -->
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h = 10
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h = Rabiulawal
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h = 1365
|thn_wafat_m = 1959
|hari_dimakamkan =
|tempat_makam = Jannatul Mu'alla
|negara_makam = [[Makkah]], [[Arab Saudi]] {{negara|Arab Saudi}}

|alma_mater = [[Universitas Al-Azhar]], [[Kairo]], [[Mesir]]
|alma_mater = [[Universitas Al-Azhar]], [[Kairo]], [[Mesir]]
|known_for = [[Ulama]] - Pendiri dan pemimpin Jamaah al-Chairiyah, [[Mesir]]<br/>- Pendiri Al Madrasah Al Indunisiyah, [[Arab Saudi]]
|occupation = [[Ulama]]
|known_for = - Pendiri dan pemimpin Jamaah al-Chairiyah, [[Mesir]]<br/>- Pendiri Al Madrasah Al Indunisiyah, [[Arab Saudi]]
|religion = [[Islam]]
|spouse =
|children =
|parents =
}}
}}
'''Djanan Tajib''' (lahir di Kampung Sarik, [[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]], 1891 - [[Mekkah]], [[Arab Saudi]], 1959) adalah seorang [[ulama]], [[wartawan]], dan pengajar asal [[Indonesia]], yang banyak menghabiskan hidupnya di [[Arab Saudi]] dan [[Mesir]]. Dia merupakan pemimpin Jamaah al-Chairiyah, Mesir dan juga seorang pendiri sekolah Islam Indonesia di Mekkah.
'''Djanan Tajib''' (lahir di Kampung Sarik, [[Kota Padang|Padang]], [[Sumatera Barat]], 1891 - [[Mekkah]], [[Arab Saudi]], 1946) adalah seorang [[ulama]], [[wartawan]], dan pengajar asal [[Indonesia]], yang banyak menghabiskan hidupnya di [[Arab Saudi]] dan [[Mesir]]. Dia merupakan pemimpin Jamaah al-Chairiyah, Mesir dan juga seorang pendiri sekolah Islam Indonesia di Mekkah.{{Bio muslim butuh rujukan}}


== Kehidupan ==
== Kehidupan ==
Djanan Tajib menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sumatera Barat. Setelah menguasai [[Bahasa Arab]] dan ilmu-ilmu agama, pada tahun 1911 saudaranya Yahya yang merupakan seorang saudagar kaya mengirimnya ke Mekkah untuk belajar di [[Masjidil Haram]].
Djanan Tajib menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sumatera Barat. Setelah menguasai [[Bahasa Arab]] dan ilmu-ilmu agama, pada tahun 1911 saudaranya Yahya yang merupakan seorang saudagar kaya mengirimnya ke Mekkah untuk belajar di [[Masjidil Haram]].{{Bio muslim butuh rujukan}}


Tahun 1919, ia pergi ke [[Kairo]] untuk melanjutkan pendidikannya di [[Universitas Al-Azhar]]. Pada tahun 1923, bersama pelajar Indonesia lainnya ia mendirikan al-Jamiyah al-Khairiyah. Ia ditunjuk sebagai ketua pertama lembaga kebajikan yang beranggotakan para pelajar asal Nusantara itu.<ref>Zuhairi Misrawi, Al-Azhar: Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keualamaan; Kompas Media Nusantara, 2010</ref> Tahun 1925, Djanan memimpin majalah bulanan "Seruan Al Azhar" yang berisi tentang materi keagamaan dan kebudayaan. Melalui majalah itu pula ia menyerukan rakyat di [[Nusantara|Kepulauan Nusantara]] untuk menentang penjajahan bangsa-bangsa Eropa.<ref>Alberta Joy Freidus, Sumatran Contributions to the development of Indonesian Literature, 1920-1942; Asian Studies Program, University of Hawaii, 1977</ref>
Tahun 1919, ia pergi ke [[Kairo]] untuk melanjutkan pendidikannya di [[Universitas Al-Azhar]]. Pada tahun 1923, bersama pelajar Indonesia lainnya ia mendirikan al-Jamiyah al-Khairiyah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia ditunjuk sebagai ketua pertama lembaga kebajikan yang beranggotakan para pelajar asal Nusantara itu.<ref>Zuhairi Misrawi, Al-Azhar: Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keualamaan; Kompas Media Nusantara, 2010</ref> Tahun 1925, Djanan memimpin majalah bulanan "Seruan Al Azhar" yang berisi tentang materi keagamaan dan kebudayaan. Melalui majalah itu pula ia menyerukan rakyat di [[Nusantara|Kepulauan Nusantara]] untuk menentang penjajahan bangsa-bangsa Eropa.<ref>Alberta Joy Freidus, Sumatran Contributions to the development of Indonesian Literature, 1920-1942; Asian Studies Program, University of Hawaii, 1977</ref>


Djanan Tajib adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah "Al Alimiyah" dari [[Universitas Al-Azhar|Al-Azhar]] pada tahun 1926.<ref>Soebagijo Ilham Notodidjojo, 70 Tahun Profesor Dr. H.M. Rasjidi</ref> Pada tahun yang sama ia pergi ke Mekkah untuk tinggal di sana. Setelah menetap di Mekkah, ia mengajukan permohonan kepada [[Abdul Aziz bin Saud|Raja Abdul Aziz bin Saud]] agar menyetujui pendirian sekolah Islam Indonesia di Mekkah.
Djanan Tajib adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah "Al Alimiyah" dari [[Universitas Al-Azhar|Al-Azhar]] pada tahun 1926.<ref>Soebagijo Ilham Notodidjojo, 70 Tahun Profesor Dr. H.M. Rasjidi</ref> Pada tahun yang sama ia pergi ke Mekkah untuk tinggal di sana.{{Bio muslim butuh rujukan}} Setelah menetap di Mekkah, ia mengajukan permohonan kepada [[Abdul Aziz bin Saud|Raja Abdul Aziz bin Saud]] agar menyetujui pendirian sekolah Islam Indonesia di Mekkah.{{Bio muslim butuh rujukan}}


Pada tahun 1928, permohonan itu dikabulkan oleh Raja Abdul Aziz. Kemudian sekolah itu dinamakan dengan "Al Madrasah Al Indunisiyah" atau "Sekolah Indonesia". Sekolah ini merupakan sekolah asing pertama yang didirikan di Arab Saudi, sejak berdirinya kerajaan itu. Sekolah ini bertujuan untuk menanamkan prinsip ajaran Islam yang moderat kepada siswa-siswa asal [[Indonesia]] dan [[Malaysia]]. Dimana setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka diwajibkan untuk menyebarkan ajaran Islam dan melawan para misionaris Kristen.{{fact}}
Pada tahun 1928, permohonan itu dikabulkan oleh Raja Abdul Aziz. Kemudian sekolah itu dinamakan dengan "Al Madrasah Al Indunisiyah" atau "Sekolah Indonesia". Sekolah ini merupakan sekolah asing pertama yang didirikan di Arab Saudi, sejak berdirinya kerajaan itu.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sekolah ini bertujuan untuk menanamkan prinsip ajaran Islam yang moderat kepada siswa-siswa asal [[Indonesia]] dan [[Malaysia]]. Dimana setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka diwajibkan untuk menyebarkan ajaran Islam dan melawan para misionaris Kristen.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Sekolah Indonesia ini terletak di Al Gararah, di gedung Minangkabau, rumah Syeikh Muhammad Nur Salim Al Khalidi. Dalam pembukaan sekolah itu hadir tokoh-tokoh terkenal, ulama, sastrawan Mekkah, dan para pejabat.
Sekolah Indonesia ini terletak di Al Gararah, di gedung Minangkabau, rumah Syeikh Muhammad Nur Salim Al Khalidi. Dalam pembukaan sekolah itu hadir tokoh-tokoh terkenal, ulama, sastrawan Mekkah, dan para pejabat.{{Bio muslim butuh rujukan}}


[[Berkas:Lukisan Djanan Tajib, Sunario, Sartono, Moh. Hatta & Wirjono.jpg|thumb|175px|Lukisan Syeikh Djanan Tajib, saat berkunjung ke Belanda tahun 1926.]]
[[Berkas:Lukisan Djanan Tajib, Sunario, Sartono, Moh. Hatta & Wirjono.jpg|jmpl|kiri|175px|Lukisan Syeikh Djanan Tajib, saat berkunjung ke Belanda tahun 1926.]]
Pada tahun 1929, Djanan Tajib bersama dengan sembilan ulama di Masjidil Haram diangkat sebagai anggota pengawas dalam "Biro Pengawas Pelajaran-Pelajaran dan Pengajaran di Masjidil Haram" (''Hai'ah Muraqabah Ad Durus Wat Tadris Fil Haram Asy Syarif'') yang dipimpin oleh Syeikh Abdullah bin Hasan Aal Syeikh. Melalui keputusan itu pula ia diangkat sebagai pengajar resmi di Masjidil Haram dan hal ini dimuat dalam surat kabar "Ummul Qura" di Mekkah edisi 185, hari Jum'at 18 Muharram 1347 H. Di samping itu Pengadilan Tinggi Agama Mekkah Al Mukarramah mengangkatnya sebagai penghulu (''ma'dzun syar'i'') bagi orang-orang Nusantara (Melayu).
Pada tahun 1929, Djanan Tajib bersama dengan sembilan ulama di Masjidil Haram diangkat sebagai anggota pengawas dalam "Biro Pengawas Pelajaran-Pelajaran dan Pengajaran di Masjidil Haram" (''Hai'ah Muraqabah Ad Durus Wat Tadris Fil Haram Asy Syarif'') yang dipimpin oleh Syeikh Abdullah bin Hasan Aal Syeikh.{{Bio muslim butuh rujukan}} Melalui keputusan itu pula ia diangkat sebagai pengajar resmi di Masjidil Haram dan hal ini dimuat dalam surat kabar "Ummul Qura" di Mekkah edisi 185, hari Jum'at 18 Muharram 1347 H.{{Bio muslim butuh rujukan}} Di samping itu Pengadilan Tinggi Agama Mekkah Al Mukarramah mengangkatnya sebagai penghulu (''ma'dzun syar'i'') bagi orang-orang Nusantara (Melayu).{{Bio muslim butuh rujukan}}


Syeikh Djanan Tajib mengurus sekolah itu hingga ia meninggal dunia. Kemudian diteruskan oleh Syeikh Abdul Jalil Al Maqdisy hingga ditutup pada tahun 1390 H. Sekolah Indonesia di Mekkah ini memperoleh banyak bantuan dari Rabithah Alam Al Islamy yang berpusat di Mekkah. Sekolah ini telah meluluskan banyak siswa yang kemudian menjadi ulama dan memegang jabatan penting di Indonesia dan [[Malaysia]].
Syeikh Djanan Tajib mengurus sekolah itu hingga ia meninggal dunia.{{Bio muslim butuh rujukan}} Kemudian diteruskan oleh Syeikh Abdul Jalil Al Maqdisy hingga ditutup pada tahun 1390 H.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sekolah Indonesia di Mekkah ini memperoleh banyak bantuan dari Rabithah Alam Al Islamy yang berpusat di Mekkah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Sekolah ini telah meluluskan banyak siswa yang kemudian menjadi ulama dan memegang jabatan penting di Indonesia dan [[Malaysia]].{{Bio muslim butuh rujukan}}


Djanan Tajib wafat pada hari Senin, 10 Rabi'ul Awwal 1365 H di An Naqa, Mekkah, pada umur 68 tahun. Jenazahnya dimakamkan di pekuburan Al Ma'la.
Djanan Tajib wafat pada hari Senin, 10 Rabi'ul Awwal 1365 H di An Naqa, Mekkah, pada umur 68 tahun.{{Bio muslim butuh rujukan}} Jenazahnya dimakamkan di pekuburan Al Ma'la.{{Bio muslim butuh rujukan}}


== Catatan kaki ==
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
{{reflist}}


[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Jurnalis Minangkabau|Djanan Tajib]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh keturunan atau kelahiran Indonesia|Djanan Tajib]]
[[Kategori:Tokoh keturunan atau kelahiran Indonesia]]
[[Kategori:Ulama Makkah|Djanan Tajib]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Djanan Tajib]]
[[Kategori:Alumni Universitas Al-Azhar]]

Revisi per 18 Oktober 2023 12.59

Djanan Tajib
Djanan Tajib (duduk), bersama Mr. Sunario, Mr. Sartono, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Wirjono
NamaDjanan Tajib
Alma materUniversitas Al-Azhar, Kairo, Mesir

Djanan Tajib (lahir di Kampung Sarik, Padang, Sumatera Barat, 1891 - Mekkah, Arab Saudi, 1946) adalah seorang ulama, wartawan, dan pengajar asal Indonesia, yang banyak menghabiskan hidupnya di Arab Saudi dan Mesir. Dia merupakan pemimpin Jamaah al-Chairiyah, Mesir dan juga seorang pendiri sekolah Islam Indonesia di Mekkah.[butuh rujukan]

Kehidupan

Djanan Tajib menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sumatera Barat. Setelah menguasai Bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama, pada tahun 1911 saudaranya Yahya yang merupakan seorang saudagar kaya mengirimnya ke Mekkah untuk belajar di Masjidil Haram.[butuh rujukan]

Tahun 1919, ia pergi ke Kairo untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar. Pada tahun 1923, bersama pelajar Indonesia lainnya ia mendirikan al-Jamiyah al-Khairiyah.[butuh rujukan] Ia ditunjuk sebagai ketua pertama lembaga kebajikan yang beranggotakan para pelajar asal Nusantara itu.[1] Tahun 1925, Djanan memimpin majalah bulanan "Seruan Al Azhar" yang berisi tentang materi keagamaan dan kebudayaan. Melalui majalah itu pula ia menyerukan rakyat di Kepulauan Nusantara untuk menentang penjajahan bangsa-bangsa Eropa.[2]

Djanan Tajib adalah orang Indonesia pertama yang mendapatkan ijazah "Al Alimiyah" dari Al-Azhar pada tahun 1926.[3] Pada tahun yang sama ia pergi ke Mekkah untuk tinggal di sana.[butuh rujukan] Setelah menetap di Mekkah, ia mengajukan permohonan kepada Raja Abdul Aziz bin Saud agar menyetujui pendirian sekolah Islam Indonesia di Mekkah.[butuh rujukan]

Pada tahun 1928, permohonan itu dikabulkan oleh Raja Abdul Aziz. Kemudian sekolah itu dinamakan dengan "Al Madrasah Al Indunisiyah" atau "Sekolah Indonesia". Sekolah ini merupakan sekolah asing pertama yang didirikan di Arab Saudi, sejak berdirinya kerajaan itu.[butuh rujukan] Sekolah ini bertujuan untuk menanamkan prinsip ajaran Islam yang moderat kepada siswa-siswa asal Indonesia dan Malaysia. Dimana setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka diwajibkan untuk menyebarkan ajaran Islam dan melawan para misionaris Kristen.[butuh rujukan]

Sekolah Indonesia ini terletak di Al Gararah, di gedung Minangkabau, rumah Syeikh Muhammad Nur Salim Al Khalidi. Dalam pembukaan sekolah itu hadir tokoh-tokoh terkenal, ulama, sastrawan Mekkah, dan para pejabat.[butuh rujukan]

Lukisan Syeikh Djanan Tajib, saat berkunjung ke Belanda tahun 1926.

Pada tahun 1929, Djanan Tajib bersama dengan sembilan ulama di Masjidil Haram diangkat sebagai anggota pengawas dalam "Biro Pengawas Pelajaran-Pelajaran dan Pengajaran di Masjidil Haram" (Hai'ah Muraqabah Ad Durus Wat Tadris Fil Haram Asy Syarif) yang dipimpin oleh Syeikh Abdullah bin Hasan Aal Syeikh.[butuh rujukan] Melalui keputusan itu pula ia diangkat sebagai pengajar resmi di Masjidil Haram dan hal ini dimuat dalam surat kabar "Ummul Qura" di Mekkah edisi 185, hari Jum'at 18 Muharram 1347 H.[butuh rujukan] Di samping itu Pengadilan Tinggi Agama Mekkah Al Mukarramah mengangkatnya sebagai penghulu (ma'dzun syar'i) bagi orang-orang Nusantara (Melayu).[butuh rujukan]

Syeikh Djanan Tajib mengurus sekolah itu hingga ia meninggal dunia.[butuh rujukan] Kemudian diteruskan oleh Syeikh Abdul Jalil Al Maqdisy hingga ditutup pada tahun 1390 H.[butuh rujukan] Sekolah Indonesia di Mekkah ini memperoleh banyak bantuan dari Rabithah Alam Al Islamy yang berpusat di Mekkah.[butuh rujukan] Sekolah ini telah meluluskan banyak siswa yang kemudian menjadi ulama dan memegang jabatan penting di Indonesia dan Malaysia.[butuh rujukan]

Djanan Tajib wafat pada hari Senin, 10 Rabi'ul Awwal 1365 H di An Naqa, Mekkah, pada umur 68 tahun.[butuh rujukan] Jenazahnya dimakamkan di pekuburan Al Ma'la.[butuh rujukan]

Catatan kaki

  1. ^ Zuhairi Misrawi, Al-Azhar: Menara Ilmu, Reformasi, dan Kiblat Keualamaan; Kompas Media Nusantara, 2010
  2. ^ Alberta Joy Freidus, Sumatran Contributions to the development of Indonesian Literature, 1920-1942; Asian Studies Program, University of Hawaii, 1977
  3. ^ Soebagijo Ilham Notodidjojo, 70 Tahun Profesor Dr. H.M. Rasjidi