Eli Cohen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 9 Mei 2012 00.18 oleh WikitanvirBot (bicara | kontrib) (r2.7.1) (bot Menambah: fa:الی کوهن)
Berkas:Elicohen.gif
Eli Cohen

Eli Cohen (26 Desember 192418 Mei 1965) adalah seorang agen rahasia Mossad, Israel dan diangggap sebagai salah satu mata-mata paling sukses setelah perang dunia II.

Lahir di Mesir, ia ikut serta dalam setiap aktivitas pro Israel di Mesir selama tahun 1950-an, seperti dalam Operasi Goshen meskipun pemerintah Mesir tidak pernah dapat membuktikannya. Ia direkrut Mossad pada tahun 1960 dan diberi identitas palsu sebagai orang Syria yang kembali pulang setelah lama hidup di Argentina. Untuk memperkuat penyamarannya ini, ia bahkan pindah ke Argentina pada tahun 1961.

Kemudian ia pindah ke Damaskus, Syria dengan nama alias Kamel Amin Tsa'abet (nama panggilannya Sa'bet atau Tha'bet). Cohen berhasil memperoleh kepercayaan dikalangan pejabat militer syria dan juga pejabat pemerintahan. Secara berkala ia mengirim informasi intelijen ke Israel lewat radio, surat rahasia dan kadangkala pada saat ia berkunjung ke Israel. Informasi yang sangat berharga yang berhasil ia kirimkan ke Israel pada tahun 1964 adalah data tentang kubu pertahanan Syria di dataran tinggi Golan.

Akhirnya pada bulan Januari 1965, seorang ahli dari Uni Soyvet yang disewa oleh dinas intelijen Syria berhasil menyadap pesan yang sedang dikirimkan Cohen ke Israel. Setelah dihadapkan ke pengadilan, ia diputuskan bersalah terlibat mata-mata dan dijatuhi hukuman mati. Banyak kepala negara barat (Perancis, Belgia, Kanada) yang meminta pemerintah Syria untuk memperingan hukumannya bahkan Paus Paul VI ikut bersuara, tetapi ia tetap digantung oleh pemerintah Syria pada tanggal 18 Mei 1965. Sampai dengan hari ini, Syria yang merasa sangat kecolongan, tetap menolak memulangkan jenazah Cohen untuk dimakamkan di Israel.

Kisah Sukses

Selama dalam penyamaran, Cohen berteman baik dengan banyak jenderal terkemuka di Syria termasuk Amin Hafiz. Setelah Hafiz menjadi Perdana Menteri, ia bahkan termasuk salah satu kandidat untuk menempati posisi sebagai wakil Menteri Pertahanan Syria.

Banyak pihak mengklaim (meskipun sulit dibuktikan kebenarannya) bahwa Cohen-lah yang menyarankan untuk menanam pohon eucalyptus disekitar bunker militer dan tempat-tempat mortir di dataran tinggi Golan yang mengarahkan moncongnya ke Israel. Ia berpendapat bahwa dengan ditanamnya pepohonan ini akan memberi kamuflase alami yang sempurna agar tidak terdeteksi oleh Israel, juga untuk melindungi tentara dari cuaca panas digurun. Setelah sarannya disetujui oleh militer Syria, ia segera memberikan informasi tersebut ke dinas intelijen Israel. Selama Perang Enam Hari, informasi berharga ini digunakan oleh Angkatan Udara Israel (IAF) yang dengan mudahnya menghancurkan sebagian besar bunker Syria yang terlindung dibalik pepohonan. Pepohonan eucalyptus ini sampai sekarang masih terlihat di dataran tinggi golan dan menjadi saksi bisu sejarah kekalahan Syria.

Cohen juga mendapat informasi tentang rencana rahasia Syria membuat bunker pertahanan berlapis tiga untuk mengelabui militer Israel yang pasti menyangka hanya ada sebuah saja.

Selama di Syria, Cohen banyak memperoleh dan mengumpulkan informasi tentang pilot-pilot pesawat tempur Angkatan Udara Syria. Termasuk nama asli mereka, nama alias beserta keluarganya. Banyak pihak mengatakan bahwa informasi dari Cohen inilah yang digunakan oleh Mossad selama Perang Enam Hari ketika ada dua buah jet tempur Syria yang akan membom Tel Aviv. Ketika kedua jet ini sampai pada sasarannya, Mossad memperingatkan mereka melalui gelombang radio bahwa mereka mengetahui identitas para pilot tersebut, beserta keluarganya dan jika mereka tetap membom, keluarganya akan dibunuh. Para pilot begitu terkejut sekaligus ketakutan yang akhirnya menjatuhkan bom-bomnya ke laut dan kembali ke pangkalan dengan mengatakan target telah dibom.

Menurut keterangan saudara sekaligus temannya sesama agen Mossad, Maurice Cohen, Eli Cohen hanya tinggal tiga langkah lagi menjadi Presiden Syria pada saat terbongkarnya kegiatan mata-mata yang ia lakukan.

Permintaan dari pihak keluarga agar jenazah Cohen dikembalikan ke Israel ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Syria (Mei 2006). Pada bulan Februari 2007, pejabat turki mengkonfirmasikan bahwa pemerintahnya siap menjadi mediator untuk pengembalian jenazah Cohen.

Eli Cohen menjadi Pahlawan Nasional di Israel karena berkat infonya Israel meraih kemenangan telak dalam Perang Enam Hari tahun 1967.

Lihat pula

Pranala luar

Bacaan Lebih Lanjut