Empu Prapañca: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Arwanrosadi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(30 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox person
Mpu '''Prapañca''' adalah seorang [[pujangga]] [[sastra Jawa]] yang hidup pada [[abad ke-14]] pada zaman [[Majapahit]] dan kemungkinan selain pujangga juga merupakan mpu yang paling ternama. Namanya dikenal oleh semua orang di [[Indonesia]]. Hal ini disebabkan karena Prapañca merupakan penulis [[kakawin Nagarakretagama|kakawin Nāgarakṛtâgama]] yang termasyhur tersebut.
| name = Prapañca
| post-nominals = ꦩ꧀ꦥꦸꦥꦿꦥꦚ꧀ꦕ
| image =
| caption =
| birth_name = Dhang Acarya Nadendra
| birth_date =
| birth_place = [[Berkas:Majapahit fictitious flag.svg|22x20px|tepi]] [[Majapahit]]
| death_date =
| death_place =
| othername =
| occupation = [[Penulis]]<br>[[Pendeta Buddha]]<br>[[Dharmadyaksa Kasogatan]]
| yearsactive =
| nationality = [[Berkas:Majapahit fictitious flag.svg|22x20px|tepi]] [[Majapahit]]
| other_names = Winada, Empu Prapañca, Mpu Prapanca
| spouse =
| known_for =
| notable_works = [[Kakawin Nagarakretagama|Kakawin Nāgarakṛtâgama]] (1365)
}}


'''Empu Prapañca''' (disebut juga '''Dang Acarya Nadendra''') adalah nama samaran dari [[pujangga]] [[sastra Jawa]] yang hidup pada [[abad ke-14]] pada zaman [[Majapahit]] dan kemungkinan selain pujangga juga merupakan mpu yang paling ternama pada masanya. Namanya dikenal di [[Indonesia]] modern sebagai penulis [[Kakawin Nagarakretagama|Kakawin Nāgarakṛtâgama]] yang termasyhur.
Prapañca ketika menulis [[kakawin]] ini bekerja pada raja [[Rajasanagara|Rājasanagara]]. Konon menurutnya sendiri ia adalah seorang ''dharmādhyakṣa'' atau penghulu agama [[Buddha]]. Namun hal ini banyak ditentang banyak pakar [[Sastra Jawa Kuna]], seperti [[Th. Pigeaud]] dan [[P.J. Zoetmulder]].


Prapañca menulis [[kakawin]] ini ketika bekerja pada raja [[Rajasanagara|Rājasanagara]] yang lebih dikenal dengan nama ''Hayam Wuruk''.<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/nama-sebenarnya-penulis-nagarakrtagama-Dbex9|title=Nama Sebenarnya Penulis Nagarakrtagama|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=en|access-date=2019-12-13}}</ref> Konon menurutnya sendiri ia adalah seorang mantan ''dharmādhyakṣa kasogatan'' atau penghulu agama [[Buddha]] kerajaan. Walaupun hal ini ditentang pakar [[Sastra Jawa Kuno]], seperti [[Th. Pigeaud]] dan [[P.J. Zoetmulder]].
Nama ''prapañca'' kemungkinan merupakan nama pena dan artinya adalah "bingung".


== Nama samaran ==
{{indo-bio-stub}}
Sejarawan [[Slamet Muljana]] meyakini Prapanca adalah [[nama samaran]], berdasarkan kata ''maparab Prapañca'' dalam ''Nagarakrtagama''. Menurut sejarawan [[Hadi Sidomulyo]], nama asli Prapañca adalah '''Dhang Acarya Nadendra''', yang terdaftar sebagai ''dharmadyaksa ring kasogatan'' dalam [[Prasasti Canggu]] 1358 M masa [[Hayam Wuruk]], dan [[Prasasti Sekar]] yang dikeluarkan beberapa tahun kemudian. Ayahnya adalah Dhang Acarya Kanakamuni, dharmadyaksa yang menyerahkan jabatan kepada puteranya setelah mengabdi selama lebih dari 30 tahun. Nadendra sendiri mengganti namanya menjadi '''Winada''' setelah dipecat dari jabatannya, karena rasa malunya kehilangan jabatannya sebagai dharmadyaksa kerajaan.

Nama ''Prapañca'' adalah [[nama pena]] yang digunakan di [[Kakawin Nagarakretagama|Kakawin Nāgarakṛtâgama]], artinya adalah "bingung". Nama "Prapanca" mengisyaratkan bahwa nama asli si pengarang terdiri dari lima aksara, pancaksara. Setelah tidak menjabat, ia tinggal di desa [[Kamalasana]] di lereng sebuah gunung (Nagarakretagama pupuh 95/3), tempat ia menulis karyanya. Ada dugaan juga bahwa ayah Prapanca adalah Acarya Nada, penyusun [[prasasti Wuware]] tahun 1289, tapi hal ini tidak bisa dibuktikan.

Siapa sesungguhnya Prapanca sampai sekarang belum diketahui pasti, namun ia melukiskan dirinya sendiri dalam Negarakretagama Pupuh 96: Prapanca itu pra lima buah/ Cirinya: omongannya lucu/ Pipinya tembam, matanya ngeliyap/ Gelaknya ngakak. Terlalu kurangajar dia, tidak bisa ditiru/ Tolol, tidak mengikuti anjuran tutur/ Memerlukan pimpinan yang baik dalam tatwa/ Pantasnya ia dipukul pantatnya berulang kali.

Prapanca hidup pada zaman keemasan Majapahit, sebagai hasil perluasan wilayah keluar Jawa mengikuti haluan politik ekspansif [[Kertanegara]] yang dilancarkan oleh Mahapatih [[Gajah Mada]]. Ia menguraikan kebesaran Majapahit, kemakmurannya, hubungan antara pusat dan daerah, dan hubungan dengan luar negeri.

== Referensi ==
{{Reflist}}

== Pranala luar ==
* ''Tafsir Nagarakrtagama''. Slamet Muljana
* ''Napak Tilas Perjalanan''. Hadi Sidomulyo

{{Authority control}}


[[Kategori:Sastra Jawa|Prapañca]]
[[Kategori:Sastra Jawa|Prapañca]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Filsuf]]
[[Kategori:Filsuf]]
[[Kategori:Kerajaan Majapahit|Prapañca]]
[[Kategori:Kerajaan Majapahit|Prapañca]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]



{{Indo-bio-stub}}
[[en:Mpu Prapanca]]
[[fr:Mpu Prapanca]]
[[it:Mpu Prapanca]]
[[ru:Прапанча]]

Revisi terkini sejak 31 Agustus 2023 03.55

Prapañca
ꦩ꧀ꦥꦸꦥꦿꦥꦚ꧀ꦕ
LahirDhang Acarya Nadendra
Majapahit
Kebangsaan Majapahit
Nama lainWinada, Empu Prapañca, Mpu Prapanca
PekerjaanPenulis
Pendeta Buddha
Dharmadyaksa Kasogatan
Karya terkenalKakawin Nāgarakṛtâgama (1365)

Empu Prapañca (disebut juga Dang Acarya Nadendra) adalah nama samaran dari pujangga sastra Jawa yang hidup pada abad ke-14 pada zaman Majapahit dan kemungkinan selain pujangga juga merupakan mpu yang paling ternama pada masanya. Namanya dikenal di Indonesia modern sebagai penulis Kakawin Nāgarakṛtâgama yang termasyhur.

Prapañca menulis kakawin ini ketika bekerja pada raja Rājasanagara yang lebih dikenal dengan nama Hayam Wuruk.[1] Konon menurutnya sendiri ia adalah seorang mantan dharmādhyakṣa kasogatan atau penghulu agama Buddha kerajaan. Walaupun hal ini ditentang pakar Sastra Jawa Kuno, seperti Th. Pigeaud dan P.J. Zoetmulder.

Nama samaran[sunting | sunting sumber]

Sejarawan Slamet Muljana meyakini Prapanca adalah nama samaran, berdasarkan kata maparab Prapañca dalam Nagarakrtagama. Menurut sejarawan Hadi Sidomulyo, nama asli Prapañca adalah Dhang Acarya Nadendra, yang terdaftar sebagai dharmadyaksa ring kasogatan dalam Prasasti Canggu 1358 M masa Hayam Wuruk, dan Prasasti Sekar yang dikeluarkan beberapa tahun kemudian. Ayahnya adalah Dhang Acarya Kanakamuni, dharmadyaksa yang menyerahkan jabatan kepada puteranya setelah mengabdi selama lebih dari 30 tahun. Nadendra sendiri mengganti namanya menjadi Winada setelah dipecat dari jabatannya, karena rasa malunya kehilangan jabatannya sebagai dharmadyaksa kerajaan.

Nama Prapañca adalah nama pena yang digunakan di Kakawin Nāgarakṛtâgama, artinya adalah "bingung". Nama "Prapanca" mengisyaratkan bahwa nama asli si pengarang terdiri dari lima aksara, pancaksara. Setelah tidak menjabat, ia tinggal di desa Kamalasana di lereng sebuah gunung (Nagarakretagama pupuh 95/3), tempat ia menulis karyanya. Ada dugaan juga bahwa ayah Prapanca adalah Acarya Nada, penyusun prasasti Wuware tahun 1289, tapi hal ini tidak bisa dibuktikan.

Siapa sesungguhnya Prapanca sampai sekarang belum diketahui pasti, namun ia melukiskan dirinya sendiri dalam Negarakretagama Pupuh 96: Prapanca itu pra lima buah/ Cirinya: omongannya lucu/ Pipinya tembam, matanya ngeliyap/ Gelaknya ngakak. Terlalu kurangajar dia, tidak bisa ditiru/ Tolol, tidak mengikuti anjuran tutur/ Memerlukan pimpinan yang baik dalam tatwa/ Pantasnya ia dipukul pantatnya berulang kali.

Prapanca hidup pada zaman keemasan Majapahit, sebagai hasil perluasan wilayah keluar Jawa mengikuti haluan politik ekspansif Kertanegara yang dilancarkan oleh Mahapatih Gajah Mada. Ia menguraikan kebesaran Majapahit, kemakmurannya, hubungan antara pusat dan daerah, dan hubungan dengan luar negeri.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Nama Sebenarnya Penulis Nagarakrtagama". Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-12-13. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  • Tafsir Nagarakrtagama. Slamet Muljana
  • Napak Tilas Perjalanan. Hadi Sidomulyo