Gunung Everest: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dessyamylia94 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Dessyamylia94 (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan
Baris 263: Baris 263:


Lincoln Hall melanjutkan hidup selama beberapa tahun lagi, dan dia sering memberikan ceritanya tentang pengalaman mendekati kematian dan penyelamatannya, sebelum meninggal karena masalah medis yang tidak terkait pada tahun 2012 pada usia 56 tahun (lahir tahun 1955).<ref name=":3">{{cite news |last=Weber |first=Bruce |date=24 March 2012 |title=Lincoln Hall, Australian Mountaineer, Dies at 56 |url=https://www.nytimes.com/2012/03/25/world/asia/lincoln-hall-australian-mountaineer-dies-at-56.html |work=The New York Times|access-date=16 May 2017|issn=0362-4331}}</ref>
Lincoln Hall melanjutkan hidup selama beberapa tahun lagi, dan dia sering memberikan ceritanya tentang pengalaman mendekati kematian dan penyelamatannya, sebelum meninggal karena masalah medis yang tidak terkait pada tahun 2012 pada usia 56 tahun (lahir tahun 1955).<ref name=":3">{{cite news |last=Weber |first=Bruce |date=24 March 2012 |title=Lincoln Hall, Australian Mountaineer, Dies at 56 |url=https://www.nytimes.com/2012/03/25/world/asia/lincoln-hall-australian-mountaineer-dies-at-56.html |work=The New York Times|access-date=16 May 2017|issn=0362-4331}}</ref>

===2007===
Pada tanggal 21 Mei 2007, pendaki Kanada [[Meagan McGrath]] memprakarsai penyelamatan pada ketinggian tinggi yang berhasil dari Usha Bista [[Nepal]]. Menyadari penyelamatan ini, Mayor McGrath terpilih sebagai penerima Penghargaan Kemanusiaan Yayasan Kanada [[Edmund Hillary|Sir Edmund Hillary]] tahun 2011, yang mengakui seorang Kanada yang secara pribadi atau administratif memberikan kontribusi layanan atau tindakan yang signifikan di Wilayah Himalaya di Nepal.<ref>{{cite web|url=http://www.thesiredmundhillaryfoundation.ca/ |title=Sir Edmund Hillary Foundation of Canada |publisher=Thesiredmundhillaryfoundation.ca |access-date=15 May 2012}}</ref>

===Statistik pendakian hingga musim 2010===
[[File:EverestAscents.svg|thumb|left|Pendakian Gunung Everest dari tahun ke tahun hingga 2010]]
[[File:Sunrise over Everest.jpg|thumb|Matahari terbit di Everest pada tahun 2011]]

Pada akhir musim pendakian tahun 2010, telah terjadi 5.104 pendakian ke puncak oleh sekitar 3.142 orang, dengan 77 persen dari pendakian tersebut dilakukan sejak tahun 2000. Pada tahun 2007, rekor jumlah pendakian tercatat sebanyak 633, oleh 350 pendaki dan 253 [[Sherpa]].

Ilustrasi ledakan popularitas Everest diberikan oleh jumlah pendaki harian. Analisis [[Bencana Gunung Everest tahun 1996]] menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan terdapat pada kemacetan di jalur yang disebabkan oleh sejumlah besar pendaki (33 hingga 36) yang mencoba mencapai puncak pada hari yang sama; hal ini dianggap sangat tinggi pada saat itu. Sebagai perbandingan, pada tanggal 23 Mei 2010, puncak Gunung Everest dicapai oleh 169 pendaki – lebih banyak yang sampai puncak dalam satu hari daripada dalam 31 tahun kumulatif dari puncak pertama yang berhasil pada tahun 1953 hingga 1983.

Hampir semua upaya menuju puncak dilakukan menggunakan salah satu dari dua jalur utama. Lalu lintas yang dicapai melalui setiap rute bervariasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005–07, lebih dari separuh pendaki memilih untuk menggunakan rute timur laut yang lebih menantang namun lebih murah. Pada tahun 2008, rute timur laut ditutup oleh pemerintah Tiongkok selama musim pendakian, dan satu-satunya orang yang dapat mencapai puncak dari utara pada tahun itu adalah para atlet yang bertanggung jawab atas [[Estafet obor Olimpiade Musim Panas 2008|estafet obor]] untuk [[Olimpiade Musim Panas 2008]].<ref>{{cite news|url=https://www.nytimes.com/2008/03/15/world/asia/15nepal.html|title=Nepal Puts Everest Off Limits During China's Olympic Torch Relay in May | work=The New York Times | first=Somini|last=Sengupta|date=15 March 2008}}</ref> Rute itu sekali lagi ditutup untuk orang asing pada tahun 2009 menjelang peringatan 50 tahun pengasingan Dalai Lama.<ref>{{cite news|url=https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/4806464/China-closes-Tibetan-side-of-Everest-to-climbers-ahead-of-anniversary-of-Dalai-Lamas-exile.html |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20220110/https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/4806464/China-closes-Tibetan-side-of-Everest-to-climbers-ahead-of-anniversary-of-Dalai-Lamas-exile.html |archive-date=10 January 2022 |url-access=subscription |url-status=live|title=China closes Tibetan side of Everest to climbers ahead of anniversary of Dalai Lama's exile | work=The Daily Telegraph | first=Malcolm|last=Moore|date=25 February 2009|location=London}}{{cbignore}}</ref> Penutupan ini menyebabkan penurunan minat pada rute utara, dan pada tahun 2010, dua pertiga pendaki mencapai puncak dari selatan.

===2010===
[[File:Andreas Breitfuss Mt Everest Summit.jpg|thumb|Selfie di puncak, 2012]]
Tahun 2010-an adalah masa pasang surut untuk pendakian, dengan bencana berturut-turut pada 2013 dan 2014 menyebabkan beberapa rekor kematian. Pada 2015 tidak ada pendakian untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Namun, tahun-tahun lain mencatat rekor jumlah pendaki mencapai puncak - rekor jumlah pendaki tahun 2013, sekitar 667, dilampaui pada tahun 2018 dengan sekitar 800 orang mencapai puncak,<ref name=":0x">{{Cite web|url=http://www.alanarnette.com/blog/2018/05/24/everest-2018-season-summary-record-weather-record-summits/|title=Everest 2018: Season Summary – Record Weather, Record Summits|date=25 May 2018|website=The Blog on alanarnette.com|access-date=22 January 2019}}</ref> dan rekor berikutnya dibuat pada tahun 2019 dengan lebih dari 890 pendaki gunung.<ref name="time5604758">{{Cite magazine|url=https://time.com/5604758/mount-everest-deaths/|title=Greed, Weather and Inexperience: See How Mount Everest's Deadly Season Compares to Past Years|authors=Emily Barone and Lon Tweeten|magazine=Time|access-date=12 June 2019}}</ref>
{| class="wikitable" style="float:left; margin-right: 0; margin-left: 1em;"
|+Tahun dalam ulasan ringkas
|-
!Tahun
!Pendaki
!Referensi
|-
| 2010
| 543
|<ref name="time5604758"/>
|-
|2011
|538
|<ref name="time5604758"/>
|-
|[[Mount Everest in 2012|2012]]
|547 <!--NGO says 547 in their table-->
|<ref name="NG - Maxed Out on Everest">{{cite web|url=http://ngm.nationalgeographic.com/2013/06/125-everest-maxed-out/jenkins-text |title=Everest Maxed Out |publisher=ngm.nationalgeographic.com|access-date=29 May 2016}}</ref>
|- style="background:#efefef;"
|[[Mount Everest in 2013|2013]]
|658<!--aa-->–670<!--times-->
|<ref name="alanarnette">{{cite web|url=http://www.alanarnette.com/blog/2013/06/03/everest-2013-season-recap/|title=Everest 2013: Season Recap: Summits, Records and Fights|work=alanarnette.com|access-date=29 May 2016}}</ref><ref name="time5604758"/>
|-
|2014
|106
|<ref name="alanarnette2">{{cite web|url=http://www.alanarnette.com/blog/2014/06/09/everest-2014-season-summary-nepal-tragedy/|title=Everest 2014: Season Summary – A Nepal Tragedy|work=alanarnette.com|access-date=29 May 2016}}</ref>
|- style="background:#efefef;"
|2015
|0
|<ref name="washingtonpost">{{cite news|url=https://www.washingtonpost.com/news/worldviews/wp/2016/01/12/for-the-first-time-in-42-years-nobody-made-it-to-the-top-of-mount-everest-last-year/ |title=For the first time in four decades, nobody made it to the top of Mount Everest last year|author= Peter Holley|date=12 January 2016 |newspaper=The Washington Post|access-date=29 May 2016}}</ref><ref name="time5604758"/>
|-
|[[Mount Everest in 2016|2016]]
|641
|<ref>{{cite web|url=http://www.alanarnette.com/blog/2016/12/30/everest-by-the-numbers-2017-edition/|title=Everest by the Numbers: 2017 Edition|date=30 December 2016|work=alanarnette.com|access-date=24 May 2017}}</ref>
|-
| [[Mount Everest in 2017|2017]]
|648
|<ref name="telegraph.co.uk1">{{cite news|url=https://www.telegraph.co.uk/travel/comment/should-we-stop-climbing-everest/ |archive-url=https://ghostarchive.org/archive/20220110/https://www.telegraph.co.uk/travel/comment/should-we-stop-climbing-everest/ |archive-date=10 January 2022 |url-access=subscription |url-status=live|title=Is it time to ban Western travellers – and their egos – from Mount Everest?|newspaper=The Telegraph |date=4 April 2018 |last1=Parker |first1=Simon }}{{cbignore}}</ref>
|-
| [[Mount Everest in 2018|2018]]
|807
|<ref name=":0x"/><ref name=":0" />
|-
| 2019
|kira-kira 891
|<ref name="time5604758"/>
|}
{{clear}}

===Longsoran salju musim 2014===
{{main|Longsoran salju Gunung Everest 2014}}
[[File:Mt Everest.jpg|thumb|Gunung Everest, 2014]]
Pada tanggal 18 April 2014, longsoran salju melanda area tepat di bawah Camp 2 sekitar pukul 01:00 UTC (06:30 waktu setempat) dan pada ketinggian sekitar {{convert|5900|m}}.<ref name=BBC>{{cite news |url= https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-27075638 |title= Everest avalanche kills at least 12 Sherpa guides |work= BBC News |date= 18 April 2014 |access-date= 18 April 2014}}</ref> Enam belas orang tewas dalam longsoran salju itu (semua pemandu Nepal) dan sembilan lainnya luka-luka.<ref name=NYr>{{cite news |last=Krakauer |first= Jon |title= Death and Anger on Everest |url= https://www.newyorker.com/online/blogs/newsdesk/2014/04/everest-sherpas-death-and-anger.html |access-date= 22 April 2014 |magazine= [[The New Yorker]] |date=21 April 2014 |quote=Of the twenty-five men hit by the falling ice, sixteen were killed, all of them Nepalis working for guided climbing teams.}}</ref>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi per 18 Maret 2023 04.19

Gunung Everest
Mount Everest
सगरमाथा (Sagarmāthā)
ཇོ་མོ་གླང་མ (Chomolungma)
珠穆朗玛峰 (Zhūmùlǎngmǎ Fēng)
Gunung Everest dilihat dari plato Tibet
Titik tertinggi
Ketinggian8.848 m (29.029 ft)[1]
Peringkat pertama
Puncak8.848 m (29.029 ft)
Geografi
G. Everest di Nepal
G. Everest
G. Everest
Lokasi di Zona Sagarmatha, Nepal-Tibet, perbatasan Tiongkok
LetakSolukhumbu, Zona Sagarmatha, Nepal;
Tingri County, Xigazê, Daerah Autonomous Tibet, Tiongkok
PegununganMahalangur Himal, Himalayas
Pendakian
Pendakian pertama29 Mei 1953
Edmund Hillary dan Tenzing Norgay
Rute termudahSouth Col (Nepal)

Gunung Everest (bahasa Inggris: Mount Everest) adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari permukaan laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet; puncaknya berada di Tibet. Di Nepal, gunung ini disebut Sagarmatha (सगरमाथा, bahasa Sanskerta untuk "Kepala Langit") dan dalam bahasa Tibet Chomolangma atau Qomolangma ("Bunda Semesta"), dilafalkan dalam bahasa Tionghoa 珠穆朗瑪峰 (pinyin: Zhūmùlǎngmǎ Fēng).

Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari tujuh puncak di dunia.

Nama

Nama "Gunung Everest" pertama kali diusulkan dalam pidato tahun 1856 ini, kemudian diterbitkan pada tahun 1857, di mana gunung tersebut pertama kali dikukuhkan sebagai yang tertinggi di dunia.

Nama Tibet untuk Everest adalah Qomolangma (ཇོ་མོ་གླང་མ, lit.  "Bunda Suci"). Nama ini pertama kali direkam dengan transkripsi Tionghoa pada Atlas Kangxi 1721 pada masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing, dan kemudian muncul sebagai "Tchoumour Lancma" pada peta tahun 1733 yang diterbitkan di Paris oleh ahli geografi Prancis D'Anville berdasarkan peta sebelumnya.[3] Penyebutan gunung ini juga populer diromanisasi sebagai Chomolungma dan (dalam Wylie) sebagai Jo-mo-glang-ma.[8] transkripsi Tionghoa resmi adalah 珠穆朗玛峰 (t 珠穆朗瑪峰), yang dalam bentuk pinyin adalah Zhūmùlǎngmǎ Fēng. Sementara nama Tiongkok lainnya termasuk Shèngmǔ Fēng (t 聖母峰, s 圣母峰, lit. "Holy Mother Peak"), nama-nama ini sebagian besar dihapus sejak Mei 1952 oleh Kementerian Dalam Negeri Tiongkok mengeluarkan keputusan untuk mengadopsi 珠穆朗玛峰 sebagai satu-satunya nama[9] (romanisasi: Gunung Qomolangma[10]). Nama-nama lokal yang terdokumentasi termasuk "Deodungha" ("Gunung Suci"), tetapi tidak jelas apakah itu umum digunakan.[11]

Pada tahun 1849, survei Inggris ingin mempertahankan nama lokal jika memungkinkan (mis., Kangchenjunga dan Dhaulagiri), dan Andrew Waugh, Surveyor Jenderal India Inggris berargumen bahwa dia tidak dapat menemukan nama lokal yang umum digunakan, karena pencariannya untuk nama lokal terhambat oleh Nepal dan Tibet yang tidak memasukkan orang asing. Waugh berargumen bahwa karena ada banyak nama lokal, akan sulit untuk memilih satu nama di atas nama lainnya; dia memutuskan bahwa Puncak XV harus dinamai menurut surveyor Inggris Sir George Everest, pendahulunya sebagai Surveyor General India.[12][13][14] Everest sendiri menentang nama yang disarankan oleh Waugh dan mengatakan kepada Lembaga Geografi Kerajaan pada tahun 1857 bahwa "Everest" tidak dapat ditulis dalam bahasa bahasa Hindi atau diucapkan oleh "penduduk asli India" . Nama yang diusulkan Waugh menang meskipun ada beberapa yang merasa keberatan, dan pada tahun 1865, Lembaga Geografi Kerajaan secara resmi mengadopsi nama Everest sebagai nama gunung tertinggi di dunia.[12][15] Sedangkan pengucapan modern Everest (/ˈɛvərɪst/)[16] berbeda dari pengucapan nama belakang Sir George (/ˈvrɪst/ EEV-rist).[17]Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan[dibutuhkan verifikasi sumber] Pada akhir abad ke-19, banyak kartografer Eropa salah percaya bahwa nama asli gunung tersebut adalah Gaurishankar yang merupakan gunung di antara Kathmandu dan Everest.[18]

Pada awal 1960-an, pemerintah Nepal menciptakan nama Sagarmāthā (transkripsi IAST) atau Sagar -Matha dalam Nepal[19] (सगर-माथा, [sʌɡʌrmatʰa], lit. "goddess of the sky"[20]),[21] yang berarti "Kepala di Langit Biru Besar", yang berasal dari सगर (sagar), yang berarti "langit", dan माथा (māthā), yang berarti "kepala".

Nama lainnya

Grafik 1890 dengan Himalaya, termasuk Gaurisankar (Gunung Everest) di kejauhan
  • Puncak XV (Survei Kerajaan Inggris)[12][13][14]
  • Nama lama Darjeeling: "Deodungha"[22]
  • "Gauri Shankar" atau "Gaurisankar"; di zaman modern nama ini digunakan untuk puncak yang berbeda dan berlokasi 30 mil (48 kilometer) jauhnya, tetapi kadang-kadang digunakan sampai sekitar tahun 1900.[23]

Survei

Survei abad ke-19

Peta relief Gunung Everest

Pada tahun 1802, Inggris memulai Survei Trigonometri Besar di India untuk menetapkan lokasi, ketinggian, dan nama gunung tertinggi di dunia. Dimulai dari India selatan, tim survei bergerak ke utara menggunakan teodolit raksasa dengan masing-masing beratnya 500 kg (1.100 pon) dan membutuhkan 12 orang untuk membawanya, hal ini dilakukan untuk mengukur ketinggian seakurat mungkin. Mereka mencapai kaki bukit Himalaya pada tahun 1830-an, tetapi Nepal tidak mengizinkan Inggris untuk memasuki negara itu karena kecurigaan atas niat mereka, dan beberapa permintaan surveyor untuk memasuki Nepal ditolak.[12]

Inggris terpaksa melanjutkan pengamatan mereka dari Terai, sebuah wilayah di selatan Nepal yang sejajar dengan pegunungan Himalaya. Kondisi di Terai cukup sulit karena hujan deras dan terdapat ancaman malaria. Tiga petugas survei meninggal karena malaria sementara dua lainnya harus pensiun karena kesehatan yang buruk.

Meskipun demikian, pada tahun 1847 Inggris melanjutkan survei mereka dan memulai pengamatan terperinci atas puncak Himalaya dari stasiun pengamatan hingga jarak 240 km (150 mi). Cuaca membatasi pekerjaan mereka hingga tiga bulan terakhir. Pada November 1847, Andrew Waugh, Surveyor General Inggris di India, melakukan beberapa pengamatan dari stasiun Sawajpore di ujung timur pegunungan Himalaya. Kangchenjunga dahulu dianggap sebagai puncak tertinggi di dunia, dan dengan penuh minat, dia mencatat puncak di baliknya, sekitar 230 km (140 mi) jauhnya. John Armstrong, salah satu bawahan Waugh, juga melihat puncak tersebut dari lokasi yang lebih jauh ke barat dan menyebutnya puncak "b". Waugh kemudian menulis bahwa pengamatan menunjukkan bahwa puncak "b" lebih tinggi dari Kangchenjunga, tetapi mengingat jarak pengamatan yang sangat jauh, diperlukan pengamatan yang lebih dekat untuk dapat dilakukan verifikasi. Tahun berikutnya, Waugh mengirim petugas survei kembali ke Terai untuk mengamati lebih dekat puncak "b", tetapi awan menggagalkan usahanya.

Pada tahun 1849, Waugh mengirim James Nicolson ke daerah tersebut dan melakukan dua pengamatan dari Jirol yang berjarak 190 km (120 mi) jauhnya. Nicolson kemudian mengambil teodolit terbesar dan menuju ke timur, dan ia memperoleh lebih dari 30 pengamatan dari lima lokasi berbeda, dengan yang terdekat berjarak 174 km (108 mi) dari puncak.

Nicolson mundur ke Patna di Gangga untuk melakukan perhitungan yang diperlukan berdasarkan pengamatannya. Data mentahnya memberikan tinggi rata-rata puncak "b" dikisaran 9.200 m (30.200 ft), tetapi ini tidak memperhitungkan refraksi cahaya yang mendistorsi ketinggian. Namun, angka tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa puncak "b" lebih tinggi dari Kangchenjunga. Kemudian dalam pengamatannya, Nicolson terjangkit malaria dan terpaksa pulang tanpa menyelesaikan perhitungannya. Michael Hennessy, salah satu asisten Waugh, mulai menetapkan puncak berdasarkan angka romawi dengan Kangchenjunga bernama Puncak IX, dan puncak "b" sekarang dikenal sebagai Puncak XV.

Pada tahun 1852, Radhanath Sikdar seorang ahli matematika dan surveyor India dari Bengal ditempatkan di kantor pusat survei di Dehradun, ia adalah orang pertama yang mengidentifikasi Everest sebagai puncak tertinggi di dunia, menggunakan perhitungan trigonometri berdasarkan pengukuran Nicolson.[24] Pengumuman resmi bahwa Puncak XV adalah yang tertinggi ditunda selama beberapa tahun karena perhitungannya berulang kali diverifikasi. Waugh mulai mengerjakan data Nicolson pada tahun 1854, dan bersama dengan stafnya menghabiskan hampir dua tahun mengerjakan angka tersebut, mereka juga harus berurusan dengan masalah pembiasan cahaya, tekanan barometrik, dan suhu pada jarak pengamatan yang sangat jauh. Akhirnya, pada bulan Maret 1856 dia mengumumkan penemuannya dalam sebuah surat kepada wakilnya di Kalkuta, bahwa Kangchenjunga dinyatakan memiliki ketinggian 8.582 m (28.156 ft), sedangkan Puncak XV memiliki tinggi 8.840 m (29.002 ft). Waugh menyimpulkan bahwa Puncak XV "kemungkinan besar yang tertinggi di dunia". Puncak XV (diukur dalam kaki) dihitung tepat setinggi 29.000 ft (8.839,2 m), tetapi secara publik dinyatakan setinggi 29.002 ft (8.839,8 m) untuk menghindari kesan bahwa ketinggian tepat 29.000 kaki (8.839,2 m) tidak lebih dari perkiraan bulat.[25]

Survei abad ke-20

Diterbitkan oleh Survei Nepal, ini adalah Peta 50 dari 57 peta dengan skala 1:50.000 "yang dilampirkan pada teks utama pada Survei Inspeksi Gabungan Pertama, 1979–80, perbatasan Nepal-Tiongkok." Di bagian tengah atas, sebuah garis batas, yang diidentifikasi sebagai pemisah antara "Cina" dan "Nepal", melewati kontur puncak. Perbatasan di sini dan untuk sebagian besar perbatasan Tiongkok–Nepal mengikuti batas DAS utama Himalaya.
Wajah Kangshung (wajah timur) dilihat dari orbit

Pada tahun 1856, Andrew Waugh mengumumkan bahwa Everest (kemudian dikenal sebagai Puncak XV) memiliki ketinggian 8.840 m (29.002 ft), angka ini didapat setelah beberapa tahun perhitungan berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Survei Trigonometri Terpusat.[26] Pada tahun 1955, ketinggian 8.848 m (29.029 ft) pertama kali ditentukan oleh surveyor India, dan dibuat lebih dekat ke gunung yang juga menggunakan teodolit.[butuh rujukan] Pada tahun 1975, kemudian ditegaskan kembali oleh pengukuran dari Tiongkok diangka 884.813 m (2.902.929,79 ft). Dalam kedua kasus, yang dikuru adalah tudung salju bukan puncak batunya, dengan demikian, ketinggian 8.848 m (29.029 ft) yang diberikan secara resmi diakui oleh Nepal dan Tiongkok.[27] Kemudian, Nepal merencanakan survei baru pada tahun 2019 untuk menentukan apakah Gempa bumi Nepal April 2015 mempengaruhi ketinggian gunung.[28]

Survei abad ke-21

Pada tanggal 9 Oktober 2005, setelah beberapa bulan pengukuran dan perhitungan, Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok dan Biro Survei dan Pemetaan Negara mengumumkan ketinggian Everest pada angka 884.443 m (2.901.715,88 ft) dengan akurasi ±021 m (826,8 in), mereka mengklaim ini adalah pengukuran yang paling akurat dan tepat hingga saat ini.[29] Ketinggian ini didasarkan pada titik tertinggi batu dan bukan dari salju atau es yang menutupinya. Tim Tiongkok mengukur kedalaman es salju hingga 3,5 m (11 ft)[30] yang sesuai dengan elevasi bersih pada ketinggian 8.848 m (29.029 ft). Kemudian banyak argumen muncul antara Tiongkok dan Nepal, apakah ketinggian resmi harus diukur berdasarkan tinggi batu (8.844 m, Tiongkok) atau tinggi salju (8.848 m, Nepal). Pada tahun 2010, kedua belah pihak sepakat bahwa ketinggian Everest adalah 8.848 m, dan Nepal mengakui klaim Tiongkok bahwa ketinggian bebatuan Everest adalah 8.844 m.[31]

Diperkirakan bahwa lempeng tektonik di daerah tersebut menambah ketinggian dan menngeser puncak ke arah timur laut. Dua akun menyarankan tingkat perubahan sejauh 4 mm (0,16 in) per tahun secara vertikal dan 3 hingga 6 mm (0,12 hingga 0,24 in) per tahun secara horizontal,[32][33] tetapi akun lain menyebutkan lebih banyak gerakan menyamping (27 mm or 1,1 in),[34][35]

Perbandingan

Puncak Everest adalah titik di mana permukaan bumi mencapai jarak terjauh dari permukaan laut. Beberapa gunung lain terkadang diklaim sebagai "gunung tertinggi di Bumi", contohnya seperti Mauna Kea di Hawaii merupakan yang tertinggi jika diukur dari dasarnya yang terletak di bawah permukaan laut;[note 1] saat diukur dari dasarnya yang terletak di bawah permukaan laut ketinggiannya mencapai 10.200 m (33.464,6 ft), tetapi ketinggiannya hanya mencapai 4.205 m (13.796 ft) jika diukur dari atas permukaan laut.

Dengan ukuran yang sama dari dasar ke puncak, Gunung Denali di Alaska, juga dikenal sebagai Gunung McKinley, dapat dikatakan lebih tinggi dari Everest.[note 2] Meskipun tingginya di atas permukaan laut hanya 6.190 m (20.308 ft), Gunung Denali berada di atas dataran miring dengan ketinggian dari 300 hingga 900 m (980 hingga 2.950 ft), dan menghasilkan ketinggian di atas dasar dalam kisaran 5.300 hingga 5.900 m (17.400 hingga 19.400 ft); angka yang sering dikutip adalah 5.600 m (18.400 ft).[36][37] Sebagai perbandingan, ketinggian dasar yang wajar untuk Everest berkisar dari 4.200 m (13.800 ft) di sisi selatan hingga 5.200 m (17.100 ft) di Dataran tinggi Tibet, dan menghasilkan ketinggian di atas dasar dalam kisaran 3.650 hingga 4.650 m (11.980 hingga 15.260 ft).[38]

Puncak Gunung Chimborazo di Ekuador memiliki tinggi 2.168 m (7.113 ft), lokasinya lebih jauh dari pusat Bumi (63.844 km, 39.670,8 mi) daripada Everest (63.823 km, 39.657,8 mi), karena Bumi menonjol di wilayah khatulistiwa.[39] Meskipun Chimborazo memiliki puncak 6.268 m (20.564,3 ft) di atas permukaan laut dibandingkan 8.848 m (29.028,9 ft) milik Gunung Everest.

Geologi

Gunung Everest dengan salju yang mencair, memperlihatkan lapisan-lapisan geologi atas dalam bentuk segitiga.

Ahli geologi telah membagi bebatuan yang menyusun Gunung Everest menjadi tiga unit yang disebut formasi.[40][41] Setiap formasi dipisahkan satu sama lain oleh patahan sudut rendah yang disebut detasemen, di mana mereka didorong ke selatan satu sama lain. Dari puncak Gunung Everest hingga dasarnya, satuan batuan ini adalah Formasi Qomolangma, Formasi Kolom Utara dan Formasi Rongbuk.

Formasi Qomolangma juga dikenal sebagai Formasi Jolmo Lungama yang membentang dari puncak ke puncak Jalur Kuning dengan ketinggian sekitar 8.600 m (28.200 ft) di atas permukaan laut. Ini terdiri dari laminasi paralel dan berlapis, batugamping Ordovisium yang saling berlapis dengan lapisan subordinat dari rekristalisasi dolomit dengan lamina yang berlempung dan Batu lanau. Gansser pertama kali melaporkan menemukan fragmen mikroskopis krinoid di batu kapur ini.[42][43] Kemudian analisis Petroglif terhadap sampel batu kapur dari dekat puncak mengungkapkan bahwa mereka terdiri dari pelet karbonat dan sisa-sisa trilobit, krinoid, dan ostracoda yang terfragmentasi secara halus. Sampel lain direkristalisasi dengan sangat buruk sehingga konstituen aslinya tidak dapat ditentukan. Lapisan trombolit putih yang tebal dan tahan terhadap cuaca dengan tebal 60 m (200 ft) terdiri dari "Tiga Lapisan" dan merupakan dasar dari piramida puncak Everest. Lapisan ini mulai muncul sekitar 70 m (230 ft) di bawah puncak Gunung Everest, dan terdiri dari sedimen yang terperangkap, diikat, dan disemen oleh biofilm mikro-organisme, terutama sianobakteri di perairan laut dangkal. Formasi Qomolangma dipecah oleh beberapa patahan sudut tinggi yang berakhir di sudut rendah Detasemen Qomolangma. Detasemen ini memisahkannya dari Pita Kuning yang mendasarinya. Lima meter terbawah dari Formasi Qomolangma yang menutupi detasemen ini mengalami deformasi yang sangat tinggi.[40][41][44]

Sebagian besar Gunung Everest pada ketinggian antara 7.000 dan 8,600 m (22.965,88 dan 28,22 ft) terdiri dari Formasi North Col, dengan Pita Kuning membentuk bagian atas antara 8.200 hingga 8.600 m (26.900 hingga 28.200 ft). Pita Kuning terdiri dari lapisan interkalasi Tengah Kambrium bantalan marmer diopside-epidot yang mengalami pelapukan hingga berwarna coklat kekuningan yang khas, dan semisekis muskovit-biotit dan filit. Analisis petrografi marmer yang dikumpulkan dari sekitar 8.300 m (27.200 ft) menemukan bahwa itu terdiri dari sebanyak lima persen dari hantu ossicles crinoid yang direkristalisasi. Lima meter teratas dari Jalur Kuning yang terletak berdekatan dengan Detasemen Qomolangma mengalami deformasi yang parah. Sebuah 5–40 cm (2,0–15,7 in) sesar tebal breksi memisahkannya dari Formasi Qomolangma di atasnya.[40][41][44]

Situs warisan geologis IUGS

Sehubungan dengan pengakuan 'batu tertinggi di planet ini' sebagai fosil, batu kapur laut, 'Batu Ordovisium Gunung Everest' dimasukkan oleh Persatuan Ilmu Geologi Internasional (IUGS) dalam kumpulan 100 'situs warisan geologis' di seluruh dunia dalam daftar yang diterbitkan pada Oktober 2022. Organisasi ini mendefinisikan 'Situs Warisan Geologis IUGS' sebagai 'tempat kunci dengan elemen geologis dan/atau proses relevansi ilmiah internasional, yang digunakan sebagai referensi, dan/atau dengan kontribusi substansial bagi perkembangan ilmu geologi sepanjang sejarah.'[45]

Flora dan fauna

Seekor yak di ketinggian sekitar 4,790 m (15,72 ft)

Ada sangat sedikit flora atau fauna asli di Everest. Lumut tumbuh di ketinggian 6.480 meter (21.260 ft) di Gunung Everest,[46] dan mungkin menjadi spesies tanaman dengan ketinggian tertinggi. Tanaman alpine cushion yang disebut Arenaria diketahui tumbuh di bawah ketinggian 5.500 meter (18.000 ft) di wilayah tersebut.[47] Menurut studi berdasarkan data satelit dari tahun 1993 hingga 2018, vegetasi meluas di kawasan Everest. Para peneliti telah menemukan tanaman di area yang sebelumnya dianggap gundul.[48]

Euophrys omnisuperstes atau laba-laba peloncat hitam kecil, telah ditemukan pada ketinggian 6.700 meter (22.000 ft), dan kemungkinan menjadikannya hewan non-terkonfirmasi tertinggi, dan di base camp Everest muncul laba-laba pelompat Euophrys everestensis.[49] Laba-laba itu bersembunyi di celah-celah dan mungkin memakan serangga beku yang tertiup angin ke sana, besar kemungkinan adanya kehidupan mikroskopis di ketinggian yang lebih tinggi.[50]

Burung seperti bar-headed goose, terlihat terbang di tempat yang lebih tinggi di gunung, sementara yang lain, seperti chough terlihat terbang setinggi South Col di ketinggian 7.920 meter (25.980 ft).[51]

Yak sering digunakan untuk mengangkut perlengkapan pendakian Gunung Everest. Mereka dapat mengangkut berat hingga 100 kg (220 pon), dan memiliki bulu yang tebal dan paru-paru yang besar. Hewan lain di wilayah ini termasuk tahr Himalaya yang terkadang dimakan oleh macan tutul salju.[52] Beruang hitam himalaya dapat ditemukan hingga ketinggian sekitar 4.300 meter (14.000 ft) dan panda merah juga ada di wilayah tersebut.[53] Satu ekspedisi menemukan spesies yang mengejutkan di wilayah tersebut termasuk seekor pika dan sepuluh spesies semut baru.[54]

Iklim

Gunung Everest memiliki Iklim tudung es (Köppen EF) dengan semua bulan rata-rata jauh di bawah titik beku.

Perubahan iklim

Base camp untuk ekspedisi Everest yang berbasis di Nepal terletak di Gletser Khumbu yang menipis dengan cepat dan tidak stabil akibat perubahan iklim, sehingga tidak aman bagi pendaki. Seperti yang direkomendasikan oleh komite yang dibentuk oleh pemerintah Nepal untuk memfasilitasi dan memantau pendakian gunung di wilayah Everest, Taranath Adhikari—direktur jenderal departemen pariwisata Nepal—mengatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk memindahkan base camp ke ketinggian yang lebih rendah. Ini berarti jarak yang ditempuh oleh pendaki akan lebih jauh antara base camp dan Camp 1. Namun, base camp saat ini masih berguna dan masih dapat digunakan selama tiga sampai empat tahun. Langkah itu mungkin akan dilakukan pada tahun 2024.[55]

Meteorologi

Perbandingan tekanan atmosfer Tekanan Referensi
kilopascal psi
Puncak Olympus Mons 003 0,44
Rata-rata di Mars 06 0,87
Dasar Hellas Planitia 116 16,8
Armstrong limit 625 90,6
Puncak Gunung Everest 337 48,9 [56]
Permukaan laut di Bumi 1.013 146,9
Level Laut Mati 1.067 154,8 [57]
Permukaan Venus 9.200 1.330 [58]

Pada tahun 2008, stasiun cuaca baru dengan ketinggian sekitar 8.000 m (26.000 ft) sudah mulai aktif.[59] Data pertama dari stasiun ini pada Mei 2008 adalah suhu udara −17 °C (1 °F), kelembaban relatif 41,3 persen, tekanan atmosfer 382,1 hPa (38,21 kPa), arah angin 262,8°, kecepatan angin 12,8 m/s (28,6 mph, 46,1 km/j), radiasi matahari global 711,9 watt/m2, radiasi UVA matahari 30,4 W/m2. Proyek ini diatur oleh Stations at High Altitude for Research on the Environment (SHARE), yang juga menempatkan kamera di Gunung Everest pada tahun 2011.[59][60] Sedangkan stasiun cuaca bertenaga surya berada di South Col.[61]

Gunung Everest menjulang ke lapisan troposfer dan menembus stratosfer.[62] Tekanan udara di puncak umumnya sekitar sepertiga tekanan udara di permukaan laut. Ketinggian di puncak dapat memaparkan jet stream dengan angin kencang dan beku,[63] dan angin ini biasanya dapat mencapai kecepatan 160 km/h (100 mph);[64] pada bulan Februari 2004, kecepatan angin yang tercatat di puncak mencapai 280 km/h (175 mph).

Angin ini dapat menghambat pendakian atau membahayakan para pendaki, seperti kecepatan angin itu dapat melontarkan pendaki ke arah jurang, atau (dengan Prinsip Bernoulli) dapat menurunkan tekanan udara dan mengurangi kadar oksigen yang tersedia hingga 14 persen.[63][65] Untuk menghindari angin yang paling keras, pendaki biasanya mengincar jendela 7 hingga 10 hari di musim semi dan musim gugur saat musim monsun Asia dimulai atau berakhir.

Ekspedisi

Pendaki di bawah Geneva Spur
Reuni tim Inggris 1953

Karena Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia, gunung ini menarik banyak perhatian dan upaya pendakian, untuk gunung ini didaki pada zaman kuno tidak diketahui, dan kemungkinan telah didaki pada tahun 1924, meskipun hal ini tidak pernah dikonfirmasi, karena tidak satu pun dari pria yang melakukan upaya tersebut kembali. Beberapa jalur pendakian telah ditetapkan selama beberapa dekade ekspedisi pendakian ke gunung tersebut.[66][67][butuh sumber yang lebih baik]

Ikhtisar

Pendakian Everest pertama yang diketahui terjadi pada tahun 1953, dan sejak saat itu minat para pendaki semakin meningkat,[68] terlepas dari upaya dan perhatian yang dicurahkan ke dalam ekspedisi, hanya sekitar 200 orang yang berhasil mencapai puncak pada tahun 1987. Everest tetap menjadi pendakian yang sulit selama beberapa dekade, bahkan dalam upaya serius oleh para pendaki profesional dan ekspedisi besar nasional, yang menjadi norma hingga era komersial dimulai pada 1990-an.[69]

Hingga Maret 2012, Gunung Everest telah didaki sebanyak 5.656 kali dengan 223 kematian.[70] Meskipun pegunungan yang lebih rendah memiliki tanjakan yang lebih panjang atau lebih curam, Everest sangat tinggi sehingga jet stream dapat mencapainya. Pendaki dapat menghadapi angin dengan kecepatan 320 km/h (200 mph) saat cuaca berubah.[71] Pada waktu-waktu tertentu dalam setahun aliran jet bergeser ke utara, memberikan periode yang relatif tenang di gunung.[72]

Pada 2013, Database Himalaya mencatat 6.871 berhasil sampai ke puncak oleh 4.042 orang yang berbeda.[73]

Percobaan awal

Pada tahun 1885, Clinton Thomas Dent, presiden Alpine Club, menyarankan bahwa mendaki Gunung Everest dimungkinkan dalam bukunya "Above the Snow Line".[74]

Pendekatan melalui jalur utara gunung ditemukan oleh George Mallory dan Guy Bullock pada awal British Reconnaissance Expedition 1921. Ekspedisi itu adalah ekspedisi penjelajahan yang tidak dilengkapi dengan peralatan untuk mendaki gunung. Mallory memimpin (dan dengan demikian menjadi orang Eropa pertama yang menginjakkan kaki di lereng Everest) mereka mendaki North Col ke ketinggian 7.005 meter (22.982 ft). Dari sana, Mallory melihat rute ke puncak, tetapi rombongan itu tidak siap untuk mendaki lebih jauh dan akhirnya turun.

Inggris kembali untuk ekspedisi 1922. George Finch mendaki menggunakan oksigen untuk pertama kalinya. Dia naik dengan kecepatan luar biasa—290 meter (951 ft) per jam, dan mencapai ketinggian 8.320 m (27.300 ft), dan ini merupakan pertama kalinya manusia dilaporkan mendaki lebih dari 8.000 m. Mallory dan Col. Felix Norton melakukan upaya kedua dan gagal.

Ekspedisi berikutnya dilakukan pada tahun 1924, upaya awal oleh Mallory dan Geoffrey Bruce dibatalkan akibat kondisi cuaca yang menghalangi pendirian Camp VI. Upaya berikutnya adalah melalui Norton dan Somervell, yang mendaki tanpa oksigen dan dalam cuaca yang sempurna, mereka melintasi Sisi Utara menuju Great Couloir. Norton berhasil mencapai ketinggian 8.550 m (28.050 ft), meskipun dia hanya naik 30 m (98 ft) atau lebih dalam satu jam terakhir. Mallory mengumpulkan peralatan oksigen untuk upaya terakhir.[75]

Dokumenter 1952

Pada tanggal 8 Juni 1924, George Mallory dan Andrew Irvine mencoba mencapai puncak melalui rute North Col-North Ridge-Northeast Ridge dan mereka tidak pernah kembali. Pada tanggal 1 Mei 1999, Ekspedisi Riset Mallory dan Irvine menemukan jenazah Mallory di North face dekat cekungan salju di bawah dan di sebelah barat situs tradisional Camp VI. Kontroversi berkecamuk dalam komunitas pendaki gunung apakah salah satu atau keduanya mencapai puncak 29 tahun sebelum pendakian dan turun dengan selamat di Gunung Everest oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953.

Pada tahun 1933, Lady Houston seorang miliarder asal Inggris, mendanai Penerbangan Houston Everest tahun 1933, yang menampilkan formasi dua pesawat terbang yang dipimpin oleh Marquess of Clydesdale terbang di atas puncak Everest.[76][77][78][79]

Ekspedisi awal—seperti Charles Bruce di tahun 1920-an dan Hugh Ruttledge dengan dua kali upaya yang gagal di tahun 1933 dan 1936 dengan mencoba mendaki gunung ini dari Tibet melalui Sisi Utara. Akses ekspedisi dari utara ke barat ditutup pada tahun 1950 setelah Tiongkok menguasai Tibet. Pada tahun 1950, Bill Tilman dan sebuah kelompok kecil termasuk Charles Houston, Oscar Houston, dan Betsy Cowles melakukan ekspedisi penjelajahan ke Everest melalui Nepal di sepanjang rute yang kini telah menjadi pendekatan standar ke Everest dari selatan.[80]

Ekspedisi Gunung Everest Swiss 1952 yang dipimpin oleh Edouard Wyss-Dunant, diberikan izin untuk mencoba mendaki dari Nepal. Mereka kemudian menetapkan rute melalui air terjun Khumbu dan naik ke Kol Selatan pada ketinggian 7.986 m (26.201 ft). Raymond Lambert dan Sherpa Tenzing Norgay dapat mencapai ketinggian sekitar 8.595 m (28.199 ft) di pegunungan tenggara, dengan latar rekor ketinggian pendakian baru. Pengalaman Tenzing berguna ketika dia dipekerjakan untuk menjadi bagian dari ekspedisi Inggris pada tahun 1953..[81]

Pendakian sukses pertama oleh Tenzing dan Hillary, 1953

Edmund Hillary dan Tenzing Norgay

Pada tahun 1953, ekspedisi Inggris kesembilan dipimpin oleh John Hunt dan mereka kembali ke Nepal. Hunt memilih dua pasang pendaki untuk mencoba mencapai puncak. Pasangan pertama, Tom Bourdillon dan Charles Evans berada dalam jarak 100 m (330 ft) dari puncak pada tanggal 26 Mei 1953, tetapi mereka berbalik arah setelah mengalami masalah oksigen. Seperti yang direncanakan, pekerjaan mereka dalam menemukan rute dan memecahkan jejak serta gudang oksigen mereka sangat membantu pasangan berikutnya. Dua hari kemudian, pasangan pendakian kedua: Edmund Hillary, Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang merupakan seorang pendaki dari Nepal. Mereka mencapai puncak pada pukul 11.30 waktu setempat pada tanggal 29 Mei 1953 melalui jalur South Col. Pada saat itu, keduanya mengakui sebagai upaya tim oleh seluruh ekspedisi, tetapi Tenzing mengungkapkan beberapa tahun kemudian bahwa Hillary telah menginjakkan kaki di puncak terlebih dahulu.

Berita keberhasilan ekspedisi mereka akhirnya sampai ke London. Pada pagi hari penobatan Ratu Elizabeth II tanggal 2 Juni, dan beberapa hari kemudian, Ratu memberi perintah bahwa Hunt (Inggris) dan Hillary (Selandia Baru) harus menerima tanda kehormatan sebagai Bintang Kekaisaran Britania Raya dalam hal pendakian.[82] Tenzing, seorang Sherpa Nepal yang merupakan warga negara India, dianugerahi Medali George oleh Inggris. Hunt akhirnya dijadikan anggota gelar bangsawan di Inggris, sementara Hillary menjadi anggota pendiri Order of New Zealand.[83] Hillary dan Tenzing juga diakui di Nepal. Pada tahun 2009, patung-patung dinaikkan untuk menghormati mereka, dan pada tahun 2014, Puncak Hillary dan Puncak Tenzing diberi nama untuk menghormati mereka.[84][85]

1950an–1960an

Pada tanggal 23 Mei 1956, Ernst Schmied dan Juerg Marmet memulai pendakian ke Everest, dan ini diikuti oleh Dölf Reist dan Hans-Rudolf von Gunten pada 24 Mei 1957.[86] Wang Fuzhou, Gonpo dan Qu Yinhua dari Tiongkok membuat laporan pertama pendakian ke puncak Everest dari Punggungan Utara pada tanggal 25 Mei 1960. Orang Amerika pertama yang mendaki Everest, Jim Whittaker, bergabung dengan Nawang Gombu dan mencapai puncak pada 1 Mei 1963.[87][88]

1970an

Pada tahun 1970, pendaki gunung asal Jepang melakukan ekspedisi besar. Bagian tengahnya adalah ekspedisi besar bergaya "pengepungan" yang dipimpin oleh Saburo Matsukata yang berupaya menemukan rute baru di sisi barat daya.[89] Tujuan lain dari ekspedisi ini adalah upaya untuk bermain ski di Gunung Everest. Meskipun memiliki anggota lebih dari seratus orang dan perencanaan selama satu dekade, ekspedisi tersebut akhirnya menjadi bencana dengan delapan kematian dan gagal mencapai puncak melalui rute yang direncanakan. Namun, ekspedisi Jepang pada akhirnya menuai beberapa keberhasilan, misalnya, Yuichiro Miura menjadi orang pertama yang bermain ski di Everest dari South Col – dia turun hampir 1,280 vertical meter (4,200 ft) dari South Col sebelum jatuh dengan luka parah. Kesuksesan lainnya adalah ekspedisi yang menempatkan empat orang di puncak melalui rute South Col.

1979/1980: Himalaya Musim Dingin

Konfirmasi pendakian ke puncak oleh Kementerian Pariwisata Nepal

Pendaki Polandia Andrzej Zawada memimpin pendakian musim dingin pertama Gunung Everest, pendakian ini merupakan pendakian musim dingin pertama dari delapan ribu orang. Tim yang terdiri dari 20 pendaki Polandia dan 4 Sherpa mendirikan base camp mereka di Gletser Khumbu pada awal Januari 1980. Pada 15 Januari, tim berhasil mendirikan Camp III di ketinggian 7150 meter di atas permukaan laut, namun pendakian selanjutnya dihentikan oleh angin topan. Cuaca membaik setelah 11 Februari, ketika Leszek Cichy, Walenty Fiut dan Krzysztof Wielicki mendirikan Camp IV di South Col (7906 m). Cichy dan Wielicki memulai pendakian terakhir pada pukul 6:50 pagi tanggal 17 Februari. Pada pukul 14:40 Andrzej Zawada di base camp mendengar suara para pendaki melalui radio – "Kita berada di puncak! Angin kencang bertiup sepanjang waktu. Dinginnya tak terbayangkan."[90][91][92][93] Kesuksesan pendakian Gunung Everest di musim dingin, memulai dekade baru Himalaya Musim Dingin, yang menjadi spesialisasi bagi pendaki Polandia. Setelah 1980, orang Polandia melakukan sepuluh pendakian musim dingin pertama di gunung 8000 meter, yang membuat pendaki Polandia mendapatkan reputasi sebagai "Prajurit Es".[94][91][95][96]

Tragedi Lho La, 1989

Pada Mei 1989, pendaki Polandia di bawah kepemimpinan Eugeniusz Chrobak mengadakan ekspedisi internasional ke Gunung Everest melalui punggungan barat yang sulit. Sepuluh orang Polandia dan sembilan dari luar Polandia berpartisipasi dalam pendakian ini, tetapi pada akhirnya hanya orang Polandia yang tersisa dalam upaya mereka mencapai puncak. Pada tanggal 24 Mei, Chrobak dan Andrzej Marciniak, memulai dari kamp V di ketinggian 8.200 m, mereka melewati punggung bukit dan mencapai puncak. Namun pada tanggal 27 Mei, selama longsoran salju dari sisi Khumbutse dekat celah Lho La, empat pendaki Polandia tewas: Mirosław Dąsal, Mirosław Gardzielewski, Zygmunt Andrzej Heinrich dan Wacław Otręba. Keesokan harinya, karena luka-lukanya, Chrobak juga meninggal. Marciniak yang juga terluka, diselamatkan oleh tim ekspedisi penyelamatan yang diikuti oleh Artur Hajzer, Gary Ball dan Rob Hall dari Selandia Baru. Dalam organisasi ekspedisi penyelamatan yang mereka ikuti, antara lain Reinhold Messner, Elizabeth Hawley, Carlos Carsolio.[97]

Musim pendakian tahun 2006

Longsoran kecil di Everest, 2006

Pada tahun 2006, 12 orang meninggal. Satu kematian khususnya (lihat di bawah) memicu debat internasional dan diskusi bertahun-tahun tentang etika pendakian.[101] Musim itu juga dikenang untuk penyelamatan Lincoln Hall yang ditinggalkan oleh tim pendakiannya dan dinyatakan meninggal, tetapi kemudian ditemukan hidup dan selamat setelah dibantu turun dari gunung.

Kontroversi etika David Sharp, 2006

Ada kontroversi internasional tentang kematian seorang pendaki solo asal Inggris David Sharp, yang mencoba mendaki Gunung Everest pada tahun 2006 tetapi meninggal dalam usahanya. Ceritanya ia terpisah dari tim pendakian gunung dan menjadi populer di media, dengan serangkaian wawancara, tuduhan, dan kritik. Pertanyaannya adalah apakah pendaki musim itu telah meninggalkan seorang pria untuk mati dan apakah dia bisa diselamatkan. Dia dikatakan telah mencoba untuk mencapai puncak Gunung Everest sendirian tanpa Sherpa atau pemandu dan botol oksigen yang lebih sedikit dari batas normalnya.[102] Diketahui dia berangkat dan melakukan pendakian melalui perusahaan pemandu asal Nepal beranggaran rendah yang hanya memberikan dukungan hingga Base Camp, setelah itu pendaki menuju puncak dengan istilah "kelompok lepas". Manajer di dukungan pemandu Sharp mengatakan Sharp tidak mengambil oksigen yang cukup untuk upayanya mencapai puncak dan tidak memiliki pemandu Sherpa.[103]

Kemudian pendaki yang diamputasi akibat radang dingin Mark Inglis, dia mengatakan dalam sebuah wawancara dengan pers pada 23 Mei 2006, bahwa rombongan pendakiannya dan banyak lainnya, telah melewati Sharp, pada 15 Mei, mereka berlindung di bawah batu yang menggantung setinggi 450 meter (1.480 ft) di bawah puncak, tanpa berusaha untuk menyelamatkannya.[104] Inglis mengatakan, sekitar 40 orang telah melewati Sharp, tetapi dia mungkin diabaikan karena pendaki menganggap Sharp adalah mayat yang dijuluki "Sepatu Hijau",[105] tetapi Inglis tidak mengetahui bahwa pendaki Turki telah mencoba membantu Sharp meskipun sedang dalam proses membantu seorang wanita yang terluka turun (seorang wanita Turki, Burçak Poçan). Ada juga beberapa diskusi tentang Himex dalam komentar di Inglis dan Sharp. Sehubungan dengan komentar awal Inglis, dia kemudian merevisi detail tertentu karena dia telah diwawancarai ketika dia "... kelelahan secara fisik dan mental, dan sangat kesakitan. Dia menderita radang dingin yang parah - dia kemudian diamputasi lima ujung jarinya." Ketika mereka memeriksa barang-barang Sharp, mereka menemukan kuitansi sebesar US$7.490, yang diyakini sebagai seluruh biaya keuangannya.[106] Sebagai perbandingan, sebagian besar ekspedisi di Gunung Everest berkisar antara $35.000 hingga US$100.000 ditambah tambahan $20.000 untuk pengeluaran lain yang berkisar dari perlengkapan hingga bonus.[107] Diperkirakan pada 14 Mei Sharp mencapai puncak Gunung Everest dan mulai turun, tetapi pada 15 Mei dia dalam masalah dan dilewati oleh pendaki dalam perjalanan naik turun. Pada tanggal 15 Mei 2006 diyakini dia menderita hipoksia di ketinggian sekitar 300 m (1.000 ft) dari puncak di rute North Side.

Penyelamatan Lincoln Hall, 2006

Saat debat Sharp dimulai pada 26 Mei 2006, pendaki Australia Lincoln Hall ditemukan hidup setelah dianggap mati sehari sebelumnya. Dia ditemukan oleh sekelompok pendaki (Dan Mazur, Andrew Brash, Myles Osborne dan Jangbu Sherpa) yang gagal pada upaya untuk mencapai puncak dan tinggal bersama Hall dan turun bersamanya, kemudian 11 Sherpa dikirim untuk membawanya turun. Hall kemudian pulih sepenuhnya. Timnya mengira dia sudah meninggal karena edema serebral, dan mereka diperintahkan untuk menutupinya dengan batu.[108] Tidak ada batu di sekitar untuk melakukan ini dan dia hanya ditinggalkan, akibatnya informasi yang salah tentang kematiannya tersebut diteruskan ke keluarganya, dan keesokan harinya dia ditemukan hidup oleh pihak lain.

Saya kaget ketika melihat seorang laki-laki tanpa sarung tangan, topi, tabung oksigen atau kantong tidur saat pagi hari di ketinggian 28.200 kaki [8.600 m], dan dia hanya duduk disana.

— Dan Mazur[109]

Lincoln menyapa sesama pendaki gunung dengan ini:

Saya membayangkan kalian terkejut melihat saya di sini.

— Lincoln Hall[109]

Lincoln Hall melanjutkan hidup selama beberapa tahun lagi, dan dia sering memberikan ceritanya tentang pengalaman mendekati kematian dan penyelamatannya, sebelum meninggal karena masalah medis yang tidak terkait pada tahun 2012 pada usia 56 tahun (lahir tahun 1955).[109]

2007

Pada tanggal 21 Mei 2007, pendaki Kanada Meagan McGrath memprakarsai penyelamatan pada ketinggian tinggi yang berhasil dari Usha Bista Nepal. Menyadari penyelamatan ini, Mayor McGrath terpilih sebagai penerima Penghargaan Kemanusiaan Yayasan Kanada Sir Edmund Hillary tahun 2011, yang mengakui seorang Kanada yang secara pribadi atau administratif memberikan kontribusi layanan atau tindakan yang signifikan di Wilayah Himalaya di Nepal.[110]

Statistik pendakian hingga musim 2010

Pendakian Gunung Everest dari tahun ke tahun hingga 2010
Matahari terbit di Everest pada tahun 2011

Pada akhir musim pendakian tahun 2010, telah terjadi 5.104 pendakian ke puncak oleh sekitar 3.142 orang, dengan 77 persen dari pendakian tersebut dilakukan sejak tahun 2000. Pada tahun 2007, rekor jumlah pendakian tercatat sebanyak 633, oleh 350 pendaki dan 253 Sherpa.

Ilustrasi ledakan popularitas Everest diberikan oleh jumlah pendaki harian. Analisis Bencana Gunung Everest tahun 1996 menunjukkan bahwa sebagian besar kesalahan terdapat pada kemacetan di jalur yang disebabkan oleh sejumlah besar pendaki (33 hingga 36) yang mencoba mencapai puncak pada hari yang sama; hal ini dianggap sangat tinggi pada saat itu. Sebagai perbandingan, pada tanggal 23 Mei 2010, puncak Gunung Everest dicapai oleh 169 pendaki – lebih banyak yang sampai puncak dalam satu hari daripada dalam 31 tahun kumulatif dari puncak pertama yang berhasil pada tahun 1953 hingga 1983.

Hampir semua upaya menuju puncak dilakukan menggunakan salah satu dari dua jalur utama. Lalu lintas yang dicapai melalui setiap rute bervariasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005–07, lebih dari separuh pendaki memilih untuk menggunakan rute timur laut yang lebih menantang namun lebih murah. Pada tahun 2008, rute timur laut ditutup oleh pemerintah Tiongkok selama musim pendakian, dan satu-satunya orang yang dapat mencapai puncak dari utara pada tahun itu adalah para atlet yang bertanggung jawab atas estafet obor untuk Olimpiade Musim Panas 2008.[111] Rute itu sekali lagi ditutup untuk orang asing pada tahun 2009 menjelang peringatan 50 tahun pengasingan Dalai Lama.[112] Penutupan ini menyebabkan penurunan minat pada rute utara, dan pada tahun 2010, dua pertiga pendaki mencapai puncak dari selatan.

2010

Selfie di puncak, 2012

Tahun 2010-an adalah masa pasang surut untuk pendakian, dengan bencana berturut-turut pada 2013 dan 2014 menyebabkan beberapa rekor kematian. Pada 2015 tidak ada pendakian untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Namun, tahun-tahun lain mencatat rekor jumlah pendaki mencapai puncak - rekor jumlah pendaki tahun 2013, sekitar 667, dilampaui pada tahun 2018 dengan sekitar 800 orang mencapai puncak,[113] dan rekor berikutnya dibuat pada tahun 2019 dengan lebih dari 890 pendaki gunung.[114]

Tahun dalam ulasan ringkas
Tahun Pendaki Referensi
2010 543 [114]
2011 538 [114]
2012 547 [115]
2013 658–670 [116][114]
2014 106 [117]
2015 0 [118][114]
2016 641 [119]
2017 648 [120]
2018 807 [113][121]
2019 kira-kira 891 [114]

Longsoran salju musim 2014

Gunung Everest, 2014

Pada tanggal 18 April 2014, longsoran salju melanda area tepat di bawah Camp 2 sekitar pukul 01:00 UTC (06:30 waktu setempat) dan pada ketinggian sekitar 5.900 meter (19.400 ft).[122] Enam belas orang tewas dalam longsoran salju itu (semua pemandu Nepal) dan sembilan lainnya luka-luka.[123]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Based on the 1999 and 2005 surveys of elevation of snow cap, not rock head. For more details, see Surveys.
  2. ^ The WGS84 coordinates given here were calculated using detailed topographic mapping and are in agreement with adventurestats. They are unlikely to be in error by more than 2". Coordinates showing Everest to be more than a minute further east that appeared on this page until recently, and still appear in Wikipedia in several other languages, are incorrect.
  3. ^ Storti, Craig (5 October 2021). The Hunt for Mount Everest (dalam bahasa Inggris). Quercus. ISBN 978-1-5293-6629-7. 
  4. ^ "Chomo-lungma: Nepal". Geographical Names. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  5. ^ "Djomo-lungma: Nepal". Geographical Names. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  6. ^ "Chomolongma: Nepal". Geographical Names. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  7. ^ "Mount Jolmo Lungma: Nepal". Geographical Names. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  8. ^ Varian lain termasuk "Jomo Langma", "Chomo -lungma", "Djomo-lungma", "Jolmo Lungma", dan "Chomolongma".[4][5][6][7]
  9. ^ "TIBET: Call It Chomolungma". TIME magazine. 16 June 1952. 
  10. ^ "Qomolangma Feng: Nepal". Geographical Names. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  11. ^ "Mt. Everest 1857". harappa.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 December 2007. Diakses tanggal 23 January 2008. 
  12. ^ a b c d Peter Gillman, ed. (1993). Everest – The Best Writing and Pictures from Seventy Years of Human Endeavour. Little, Brown and Company. hlm. 10–13. ISBN 978-0-316-90489-6. 
  13. ^ a b "India and China". The Times (22490). 4 October 1856. hlm. 8. 
  14. ^ a b "Papers relating to the Himalaya and Mount Everest". Proceedings of the Royal Geographical Society of London. IX: 345–351. April–May 1857. 
  15. ^ "Papers relating to the Himalaya and Mount Everest". Proceedings of the London Royal Geographical Society of London. IX: 345–351. April–May 1857. 
  16. ^ "Mount Everest". Dictionary.com Unabridged (v 1.1). Random House, Inc. Diakses tanggal 22 July 2009. 
  17. ^ Claypole, Jonty (Director); Kunzru, Hari (Presenter) (2003). Mapping Everest (TV Documentary). London: BBC Television. 
  18. ^ Waddell, LA (December 1898). "The Environs and Native Names of Mount Everest". The Geographical Journal. 12 (6): 564–569. doi:10.2307/1774275. JSTOR 1774275. 
  19. ^ "Sagar-Matha: Nepal". Geographical Names. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  20. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Krakauer-1997
  21. ^ Unsworth, Walt (2000). Everest – The Mountaineering History (edisi ke-3rd). Bâton Wicks. hlm. 584. ISBN 978-1-898573-40-1. 
  22. ^ "5 Everest facts". historyextra.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2016. Diakses tanggal 1 June 2016. 
  23. ^ H.P.S. Ahluwalia (1978). Faces of Everest. Vikas Publishing House. ISBN 978-0-7069-0563-2. 
  24. ^ Biswas, Soutik (20 October 2003). "The man who "discovered" Everest". BBC News. Diakses tanggal 11 April 2008. 
  25. ^ Stegman, Charles E; Bellhouse, David; Ehrenberg, A.S. C; Mantel, Nathan; Proschan, Frank; Gianola, Daniel; Searle, S.R; Speed, F.M; Milliken, G.A (February 1982). "Letters to the Editor". The American Statistician. 36 (1): 64–67. doi:10.1080/00031305.1982.10482782. JSTOR 2684102. 
  26. ^ Krakauer, Jon (1997). Into Thin Air: A Personal Account of the Mount Everest Disaster (edisi ke-First). New York: Anchor Books. hlm. 15–16. ISBN 978-0-385-49478-6. OCLC 36130642. 
  27. ^ "Nepal and China agree on Mount Everest's height". BBC News. 8 April 2010. Diakses tanggal 22 August 2010. 
  28. ^ Daley, Jason (15 April 2019). "Nepalese Expedition Seeks to Find Out if an Earthquake Shrunk Mount Everest Read". Smithsonian.com. Smithsonian Magazine. 
  29. ^ Junyong, Chen; Yanping, Zhang; Janli, Yuan; Chunxi, Guo; Peng, Zhang (2010). "Height Determination of Qomolangma Feng (MT. Everest) in 2005". Survey Review. Informa UK Limited. 42 (316): 122–131. doi:10.1179/003962610x12572516251565. ISSN 0039-6265. 
  30. ^ "Everest not as tall as thought". News in Science. Australian Broadcasting Corporation. 5 October 2005. Diakses tanggal 1 April 2007. 
  31. ^ "Official height for Everest set". BBC. 8 April 2010. Diakses tanggal 16 August 2016. 
  32. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama alpres
  33. ^ "Roof of the World". National Geographic Society. 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2007. Diakses tanggal 1 April 2007. 
  34. ^ "Everest: Plate Tectonics". Museum of Science. 1998. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 November 2006. 
  35. ^ Lim, Louisa (25 January 2005). "China fears Everest is shrinking". BBC News. Diakses tanggal 1 April 2007. 
  36. ^ "Surviving Denali, The Mission". PBS.org. Public Broadcasting Service. 2000. Diakses tanggal 7 June 2007. 
  37. ^ "Mount McKinley 83 feet shorter than thought, new data show". United Press International. 
  38. ^ Mount Everest (1:50,000 scale map), prepared under the direction of Bradford Washburn for the Boston Museum of Science, the Swiss Foundation for Alpine Research, and the National Geographic Society, 1991, ISBN 3-85515-105-9.
  39. ^ Krulwich, Robert (7 April 2007). "The 'Highest' Spot on Earth?". NPR.org. National Public Radio. 
  40. ^ a b c Yin, C.-H., and S.-T. Kuo. 1978. "Stratigraphy of the Mount Jolmo Langma and its north slope." Scientia Sinica. v. 5, pp. 630–644
  41. ^ a b c Sakai, H., M. Sawada, Y. Takigami, Y. Orihashi, T. Danhara, H. Iwano, Y. Kuwahara, Q. Dong, H. Cai, and J. Li. 2005. "Geology of the summit limestone of Mount Qomolangma (Everest) and cooling history of the Yellow Band under the Qomolangma detachment." Island Arc. v. 14 no. 4 pp. 297–310.
  42. ^ Gansser, A. 1964. Geology of the Himalayas, John Wiley Interscience, London, 1964 289 pp.
  43. ^ Rosenberg, Matt. "A site which uses this dramatic fact first used in illustration of "deep time" in John McPhee's book Basin and Range". Geology.about.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 March 2016. Diakses tanggal 17 June 2016. 
  44. ^ a b Myrow, P.M., N.C. Hughes, M.P. Searle, C.M. Fanning, S.-C. Peng, and S.K. Parcha, 2009, "Stratigraphic correlation of Cambrian Ordovician deposits along the Himalaya: Implications for the age and nature of rocks in the Mount Everest region". Geological Society of America Bulletin. v. 121, no. 3–4, pp. 323–332.
  45. ^ "The First 100 IUGS Geological Heritage Sites" (PDF). IUGS International Commission on Geoheritage. IUGS. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-10-27. Diakses tanggal 10 November 2022. 
  46. ^ "High altitude plants". Adventure Scientists. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 April 2012. Diakses tanggal 15 May 2012. 
  47. ^ Ann Heinrichs (2009). Mount EverestPerlu mendaftar (gratis). Marshall Cavendish. hlm. 25. ISBN 978-0-7614-4649-1. 
  48. ^ Anderson, Karen; Fawcett, Dominic; Cugulliere, Anthony; Benford, Sophie; Jones, Darren; Leng, Ruolin (9 January 2020). "Vegetation expansion in the subnival Hindu Kush Himalaya". Global Change Biology. 26 (3): 1608–1625. Bibcode:2020GCBio..26.1608A. doi:10.1111/gcb.14919. PMC 7078945alt=Dapat diakses gratis. PMID 31918454. 
  49. ^ "Wanless, F. R. (1975). Spiders of the family Salticidae from the upper slopes of Everest and Makalu. Bulletin of the British Arachnological Society 3(5): 132-136." World Spider Catalog. Diakses tanggal 11 April 2021. 
  50. ^ Wanless, F.R. (1975). "Spiders of the family Salticidae from the upper slopes of Everest and Makalu". British Arachnological Society. 
  51. ^ The Ascent of Everest by John Hunt (Hodder & Stoughton, 1953) In chapter 14, Hunt describes seeing a chough on the South Col; meanwhile Charles Evans saw some unidentified birds fly over the col
  52. ^ "Ale, Som B. "Ecology of the Snow Leopard and the Himalayan Tahr in Sagarmatha (Mt. Everest) National Park, Nepal." University of Illinois, 2007" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-10-09. 
  53. ^ "List of Animals on Mount Everest". Pets on mom.me. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  54. ^ "Everest Expedition Uncovers Exotic Species". LiveScience.com. 7 April 2006. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  55. ^ "Nepal to move Everest base camp from melting glacier". BBC News (dalam bahasa Inggris). 17 June 2022. Diakses tanggal 17 June 2022. 
  56. ^ West, John B. (1 March 1999). "Barometric pressures on Mt. Everest: new data and physiological significance". Journal of Applied Physiology. 86 (3): 1062–1066. doi:10.1152/jappl.1999.86.3.1062. PMID 10066724. 
  57. ^ "The Dead Sea Region as a Health Resort". The CF Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2012. Diakses tanggal 15 May 2012. 
  58. ^ Basilevsky, Alexandr T.; Head, James W. (2003). "The surface of Venus". Rep. Prog. Phys. 66 (10): 1699–1734. Bibcode:2003RPPh...66.1699B. doi:10.1088/0034-4885/66/10/R04. 
  59. ^ a b "Everest weather station goes online". UIAA. 16 June 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 January 2009. Diakses tanggal 15 May 2012. 
  60. ^ Connelly, Claire (30 September 2011). "Mount Everest webcam gives new meaning to high-def". Herald Sun. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 November 2021. Diakses tanggal 30 September 2011. 
  61. ^ da Polenza, Agostino; Vuillermoz, Elisa; Verza, Gian Pietro; Cortinovis, Alberto. "SHARE Everest Automatic Weather Station: South Col, Mt. Everest, Nepal" (PDF). Italy: Ev-K2-CNR Committee. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 November 2011. 
  62. ^ godhead/v (10 February 2011). "The Open Graveyard of Mt. Everest's "Death Zone"". Gizmodo. Gawker Media. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  63. ^ a b Peplow, Mark (25 May 2004). "High winds suck oxygen from Everest". Nature. doi:10.1038/news040524-2. 
  64. ^ "The deadly odds of climbing Mount Everest: By the numbers". The Week. 
  65. ^ "The Physiological Effects of Altitude". TheTech. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2015. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  66. ^ "The route - climbers guide to Everest". www.mounteverest.net. Diakses tanggal 23 February 2020. 
  67. ^ "Mount Everest: The Routes". Alpenglow. 4 May 2017. Diakses tanggal 23 February 2020. 
  68. ^ "Mt. Everest's Popularity Is Still Climbing". Los Angeles Times. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  69. ^ James, Victoria (27 May 2012). "Japan's Everest timeline". The Japan Times Online. Diakses tanggal 20 February 2016. 
  70. ^ "The World's Tallest Mountain". Earth Observatory. NASA. 2 January 2014. 
  71. ^ "Everest Facts for Kids". www.alanarnette.com. 
  72. ^ "Window of Opportunity: Everest Climbing Season Underway". Accuweather. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 September 2016. Diakses tanggal 23 January 2014. 
  73. ^ "Everest by the Numbers: The Latest Summit Stats" (Blog). alanarnette.com. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  74. ^ William Buxton (5 October 2015). From First Sight to Summit: A Guide to the Literature on Everest up to the 1953 Ascent (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-10-09. Diakses tanggal 31 January 2017. 
  75. ^ Norton, E.F. (1924). "The Climb with Mr. Sommerville to 28,000 feet". The Geographical Journal. 64 (6): 451–455. doi:10.2307/1781918. JSTOR 1781918. 
  76. ^ Crompton, Teresa (2020). Adventuress: The Life and Loves of Lucy, Lady Houston. The History Press. 
  77. ^ "Aeroplane expeditions to Everest". flymicro.com. 
  78. ^ "Wings Over Everest 2003". Everestnews.com. 2002. 
  79. ^ "Flying Over World's Highest Peak". Popular Science. Bonnier Corporation. 122 (5): 20. May 1933. 
  80. ^ "Everest History Time Line". Everest History. 2003. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 May 2010. Diakses tanggal 17 June 2016. 
  81. ^ "Tenzing Norgay GM". Imagining Everest. The Royal Geographical Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 April 2007. Diakses tanggal 21 June 2007. 
  82. ^ "The London Gazette". 6 June 1953. Diakses tanggal 27 December 2015. 
  83. ^ "The Order of New Zealand(Instituted 1987)". Department of the Prime Minister and Cabinet. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 January 2016. Diakses tanggal 27 December 2015. 
  84. ^ "Nepal honours Tenzing and Hillary". The Hindu. PTI. 12 October 2009. ISSN 0971-751X. Diakses tanggal 20 February 2020. 
  85. ^ Pagnamenta, Robin. "Mt Tenzing and Mt Hillary: Nepal honours Everest pioneers". The Times. ISSN 0140-0460. Diakses tanggal 20 February 2020. 
  86. ^ "Ernst Schmied". EverestHistory.com. Diakses tanggal 10 April 2010. 
  87. ^ "Jim Whittaker". EverestHistory.com. Diakses tanggal 13 February 2010. 
  88. ^ Isserman, Maurice (February–March 2007). "Highest Adventure". American Heritage. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 December 2008. 
  89. ^ Unsworth (2000), hlm. 594.
  90. ^ Mount Everest the first winter ascent Andrzej Zawada www.alpinejournal.org.uk, accessed 12 December 2020
  91. ^ a b "The Ice Warriors: Poland's Golden Alpine Generation". 30 March 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 September 2021. Diakses tanggal 31 March 2018. 
  92. ^ Granowski, Damian. "The first winter ascent of Mount Everest -". 
  93. ^ "Krzysztof Wielicki – Polish Winter Expedition 1980 – part 1". 13 November 2007. 
  94. ^ "Adventurestats.com". www.adventurestats.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2019. Diakses tanggal 26 March 2018. 
  95. ^ "Golden Decade: The Birth of 8000m Winter Climbing". www.alpinist.com. 
  96. ^ "Poland's 'ice warriors' risk life and limb to be first to summit K2 in winter". 13 July 2017. 
  97. ^ ""Zginęli, bo byli najlepsi"". www.tygodnikpowszechny.pl. 9 June 2009. 
  98. ^ "Cold mountain: Death on Everest". The Independent. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  99. ^ a b "Himalayan Database Expedition Archives of Elizabeth Hawley". himalayandatabase.com. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  100. ^ a b "Dispatch 19: Massive Collapse in Khumbu Icefall Claims the Lives of Three Sherpa Climbers". greatoutdoors.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 September 2015. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  101. ^ Ashley Strickland, CNN (25 May 2013). "Striving for Everest: World's highest battle". CNN. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  102. ^ "Over the Top". Outside Online. 15 August 2006. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  103. ^ "Everest climber left to die alone". The Washington Times. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  104. ^ "Everest climber defends leaving dying Briton". Australian Broadcasting Corporation. 23 May 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 August 2006. 
  105. ^ Breed, Allen G.; Gurubacharya, Binaj (18 July 2006). "Part II: Near top of Everest, he waves off fellow climbers: 'I just want to sleep'". Oh My News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 April 2014. Diakses tanggal 7 December 2016. 
  106. ^ Ed Douglas (13 January 2007). "Summit fever". Telegraph.co.uk. Diarsipkan dari versi asliPerlu langganan berbayar tanggal 10 January 2022. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  107. ^ Tarbox, Katherine (23 January 2012). "How Much it Costs to Climb Mount Everest". Time. Diakses tanggal 20 September 2015. 
  108. ^ Squires, Nick. "Climber declared dead on Everest is brought down alive". Daily Telegraph. United Kingdom. Diarsipkan dari versi asliPerlu langganan berbayar tanggal 10 January 2022. Diakses tanggal 16 May 2017. 
  109. ^ a b c Weber, Bruce (24 March 2012). "Lincoln Hall, Australian Mountaineer, Dies at 56". The New York Times. ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 16 May 2017. 
  110. ^ "Sir Edmund Hillary Foundation of Canada". Thesiredmundhillaryfoundation.ca. Diakses tanggal 15 May 2012. 
  111. ^ Sengupta, Somini (15 March 2008). "Nepal Puts Everest Off Limits During China's Olympic Torch Relay in May". The New York Times. 
  112. ^ Moore, Malcolm (25 February 2009). "China closes Tibetan side of Everest to climbers ahead of anniversary of Dalai Lama's exile". The Daily Telegraph. London. Diarsipkan dari versi asliPerlu langganan berbayar tanggal 10 January 2022. 
  113. ^ a b "Everest 2018: Season Summary – Record Weather, Record Summits". The Blog on alanarnette.com. 25 May 2018. Diakses tanggal 22 January 2019. 
  114. ^ a b c d e f Emily Barone and Lon Tweeten. "Greed, Weather and Inexperience: See How Mount Everest's Deadly Season Compares to Past Years". Time. Diakses tanggal 12 June 2019. 
  115. ^ "Everest Maxed Out". ngm.nationalgeographic.com. Diakses tanggal 29 May 2016. 
  116. ^ "Everest 2013: Season Recap: Summits, Records and Fights". alanarnette.com. Diakses tanggal 29 May 2016. 
  117. ^ "Everest 2014: Season Summary – A Nepal Tragedy". alanarnette.com. Diakses tanggal 29 May 2016. 
  118. ^ Peter Holley (12 January 2016). "For the first time in four decades, nobody made it to the top of Mount Everest last year". The Washington Post. Diakses tanggal 29 May 2016. 
  119. ^ "Everest by the Numbers: 2017 Edition". alanarnette.com. 30 December 2016. Diakses tanggal 24 May 2017. 
  120. ^ Parker, Simon (4 April 2018). "Is it time to ban Western travellers – and their egos – from Mount Everest?". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asliPerlu langganan berbayar tanggal 10 January 2022. 
  121. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :0
  122. ^ "Everest avalanche kills at least 12 Sherpa guides". BBC News. 18 April 2014. Diakses tanggal 18 April 2014. 
  123. ^ Krakauer, Jon (21 April 2014). "Death and Anger on Everest". The New Yorker. Diakses tanggal 22 April 2014. Of the twenty-five men hit by the falling ice, sixteen were killed, all of them Nepalis working for guided climbing teams. 

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan