Identitas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Lylla08 (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Lylla08 (bicara | kontrib)
Tag: BP2014
Baris 19: Baris 19:


=== Identitas agama ===
=== Identitas agama ===
Identitas agama merupakan dimensi yang penting dalam identitas seseorang.<ref name="intercultural"/> Identitas tersebut merupakan pemberian secara sosial dan budaya, bukan hasil dari pilihan individu.<ref name="bc"/> Hanya pada era moderm, identitas agama menjadi hal yang bisa dipilih, bukan identitas yang diperoleh saat lahir.<ref name="bc"> {{en}} {{cite web|title=The Formation and Reformation of Religious Identity|author=Edward L. Queen II|url=http://www.bc.edu/dam/files/research_sites/cjl/sites/partners/erpp/CJC_Queen.htm}}</ref> Identitas agama ditandai dengan adanya ritual yang dilakukan oleh pemeluk agama tersebut.<ref name="intercultural"/> Identitas agama juga ditandai dengan busana yang dipakai.<ref name="intercultural"/>
Identitas agama merupakan dimensi yang penting dalam identitas seseorang.<ref name="intercultural"/> Identitas tersebut merupakan pemberian secara sosial dan budaya, bukan hasil dari pilihan individu.<ref name="bc"/> Hanya pada era moderm, identitas agama menjadi hal yang bisa dipilih, bukan identitas yang diperoleh saat lahir.<ref name="bc"> {{en}} {{cite web|title=The Formation and Reformation of Religious Identity|author=Edward L. Queen II|url=http://www.bc.edu/dam/files/research_sites/cjl/sites/partners/erpp/CJC_Queen.htm|accessdate=7 Mei 2014}}</ref> Identitas agama ditandai dengan adanya ritual yang dilakukan oleh pemeluk agama tersebut.<ref name="intercultural"/> Identitas agama juga ditandai dengan busana yang dipakai.<ref name="intercultural"/>


=== Identitas nasional ===
=== Identitas nasional ===

Revisi per 7 Mei 2014 03.43

Berkas:Identitas.jpg
Identitas

Identitas merupakan sebuah konsep yang abstrak, kompleks dan dinamis. Oleh sebab itu, identitas tidak mudah untuk didefinisikan.[1] Meskipun begitu, beberapa sarjana komunikasi memberikan berbagai deskripsi mengenai hal tersebut. Gardiner dan Kosmitzki melihat identitas sebagai pendefinisian diri seseorang sebagai individu yang berbeda dalam perilaku, keyakinan dan sikap.[1] Ting Toomey menganggap identitas sebagai refleksi diri atau cerminan diri yang berasal dari keluarga, gender, budaya, etnis dan proses sosialisasi.[1] Identitas pada dasarnya merujuk pada refleksi dari diri kita sendiri dan persepsi orang lain terhadap diri kita.[1]

Sejarah

Identitas berawal dari teori identitas sosial yang dikemukakan oleh Tajfel dan Turner pada tahun 1979.[2] Teori tersebut awalnya dikembangkan untuk memahami dasar psikologis dari diskriminasi antarkelompok.[2] Tajfel dan Turner berusaha untuk mengidentifikasi kondisi minimal yang akan membawa anggota dari suatu kelompok untuk melakukan diskriminasi terhadap anggota kelompok lain.[2]

Jenis identitas

Identitas seksual

Identitas seksual mengacu pada identifikasi seseorang dengan berbagai kategori seksualitas.[3] Bisa berupa heteroseksual, gay, lesbian dan biseksual.[3] Identitas seksual yang kita miliki akan mempengaruhi apa yang kita konsumsi.[3] Program televisi apa yang akan kita lihat atau majalah apa yang akan kita baca.[3] Identitas seksual juga dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang.[3]

Identitas gender

Identitas gender merupakan pandangan mengenai maskulinitas dan feminitas dan apa arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan.[3] Arti menjadi seorang perempuan atau laki-laki sangat dipengaruhi oleh pandangan budaya.[3] Misalnya saja kegiatan yang dianggap lebih maskulin atau lebih feminim.[3] Ungkapan gender tidak hanya mengkomunikasikan siapa kita, tetapi juga mengkonstruksi rasa yang kita inginkan.[3] Identitas gender juga ditunjukkan oleh gaya komunikasi.[3] Gaya komunikasi perempuan sering digambarkan sebagai suportif, egaliter, personal dan disclosive, sedangkan gaya komunikasi laki-laki digambarkan sebagai kompetitif dan tegas.[3]

Identitas pribadi

Identitas pribadi merupakan karakteristik unik yang membedakannya dengan orang lain.[1] Setiap orang mempunyai identitas pribadinya masing-masing sehingga tidak akan sama dengan identitas orang lain.[1] Pengaruh budaya juga turut mempengaruhi identitas pribadi seseorang.[1] Orang yang berasal dari budaya individualistis seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat berusaha untuk menunjukkan perbedaan dirinya dengan orang lain.[1] Sementara itu, orang yang berasal dari budaya kolektif cenderung menonjolkan keanggotaan mereka kepada orang lain.[1] Identitas pribadi juga bisa diartikan sebagai aturan moral pribadi atau prinsip moral yang digunakan seseorang sebagai kerangka normatif dan panduan dalam bertindak.[4]

Identitas agama

Identitas agama merupakan dimensi yang penting dalam identitas seseorang.[3] Identitas tersebut merupakan pemberian secara sosial dan budaya, bukan hasil dari pilihan individu.[5] Hanya pada era moderm, identitas agama menjadi hal yang bisa dipilih, bukan identitas yang diperoleh saat lahir.[5] Identitas agama ditandai dengan adanya ritual yang dilakukan oleh pemeluk agama tersebut.[3] Identitas agama juga ditandai dengan busana yang dipakai.[3]

Identitas nasional

Identitas nasional merujuk pada kebangsaan seseorang.[1] Mayoritas dari masyarakat mengasosiasikan identitas nasional mereka dengan negara di mana mereka dilahirkan.[1] Akan tetapi, identitas nasional dapat juga diperoleh melalui imigrasi dan naturalisasi.[1] Identitas nasional biasanya menjadi sering diucapkan saat seseorang berada di negara lain.[1] Orang yang identitas nasionalnya berbeda dari tempat ia dilahirkan pada akhirnya akan mulai mengadopsi aspek identitas nasional yang baru.[1] Namun, hal ini tergantung pada keterikatan pada negara yang baru tersebut.[1] Sementara itu, orang yang secara permanen tinggal di negara lain mungkin akan mempertahankan identitas negara tempat ia lahir.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Larry A. Samovar, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel (2009). Communication Between Cultures. Cengage Learning. hlm. 154-161. ISBN 0495567442. 
  2. ^ a b c (Inggris) "Social Identity Theory". Diakses tanggal 7 Mei 2014. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) Judith N. Martin, Thomas K. Nakayama (2009). Intercultural Communication in Contexts. McGraw Hill. hlm. 180-192. ISBN 978-0-07-338512-9. 
  4. ^ (Inggris) James D. Fearon. "What is Identity (As We Know Use The Word)" (PDF). Diakses tanggal 7 Mei 2014. 
  5. ^ a b (Inggris) Edward L. Queen II. "The Formation and Reformation of Religious Identity". Diakses tanggal 7 Mei 2014.