Industri semen di Indonesia
Industri semen merupakan satu dari sekian banyak industri yang menjadi dasar perkembangan perindustrian dan perekonomian yang ada di Indonesia. Peran semen sangat penting dalam pengembangan pembangunan khususnya infrastruktur. Sejak tahun 1970-an, industri semen menjadi prioritas dalam pembangunan, sehingga posisi Indonesia berubah dari pengimpor semen menjadi pengekspor semen. Namun demikian, meskipun memberikan manfaat yang besar bagi pembengunan dan pertumbuhan ekonomi, industri semen juga menghasilkan emisi yang tinggi, yang perlu dikendalikan.[1]
Sejarah Berdirinya Pabrik Semen di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Pabrik semen yang pertama kali didirikan terletak di Sumatera Barat tahun 1912 yaitu Pabrik Semen Indarung dengan produksi sebanyak 50.000 per tahun. Pada masa prakemerdekaan telah dua kali diadakan peningkatan produksi yaitu tahun 1926 dan tahun 1935. Setelah kemerdekaan, pada tahun 1971, pabrik semen tersebut diambil alih oleh BUMN dan berganti dengan nama PT Semen Padang. kapasitas produksi yang dihasilkan pun dinaikkan menjadi 500.00 ton pertahun pada tahun 1975, dan 2,13 juta ton pada tahun 1988.
Pabrik semen kedua adalah Pabrik Semen Gresik yang pada tahun pertama berproduksi yaitu tahun 1957 telah mampu memproduksi sebanyak 250.000 ton. Pabrik yang didirikan atas kerjasama pemerintah Indonesia dan Cekoslowakia tersebut diubah menjadi BUMN penuh dengan status PT Persero, dengan produksi 1,21 ton pada tahun 1988.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Elehinafe, Francis B.; Ezekiel, Somina N.; Okedere, Oyetunji B.; Odunlami, Olayemi O. (2022-02-12). "Cement industry – Associated emissions, environmental issues and measures for the control of the emissions". Mechanical Engineering for Society and Industry (dalam bahasa Inggris). 2 (1): 17–25. doi:10.31603/mesi.5622. ISSN 2798-5245.
- ^ Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis, dan manajemen: P-Z. Cipta Adi Pustaka. 1992. hlm. 296.