Iskandar dari Perak
Sultan Iskandar Shah سلطان إسكندر شاه | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Sultan Perak Darul Ridzuan Ke-XXX | |||||||||
Sultan Perak Ke-30 | |||||||||
Berkuasa | November 1918 – 14 Agustus 1938 | ||||||||
Penobatan | 10 April 1919 | ||||||||
Pendahulu | Sultan Abdul Jalil Karamatullah Nasiruddin Muhtaram Shah Radziallah Hu'an-Hu Ibni Al-Marhum Sultan Idris Murshidul Azzam Shah Rahmatullah | ||||||||
Penerus | Sultan Abdul Aziz Al-Mu'tashim Billah Shah Ibni Al Marhum Raja Muda Musa | ||||||||
Kelahiran | Kuala Keboi, Kampar, Perak, Malaya Britania Raya | 10 Mei 1876||||||||
Kematian | 14 Agustus 1938 Istana Iskandariah, Bukit Chandan, Kuala Kangsar, Perak, Malaya Britania Raya | (umur 62)||||||||
Pemakaman | 17 Agustus 1938 | ||||||||
Pasangan | Raja Puteh Umi Kalsum Binti Raja Kulop Muhammad Kramat Tengku Permaisuri Che' Teh | ||||||||
Keturunan |
| ||||||||
| |||||||||
Ayah | Sultan Idris Murshidul Azzam Shah Rahmatullah Ibni Almarhum Raja Bendahara Alang Iskandar Teja | ||||||||
Ibu | Cik Ngah Manah Binti Manda Duwayat | ||||||||
Agama | Sunni Islam |
Sultan Sir Iskandar Shah al-Kaddasullah ibni al-Marhum Sultan Sir Idris Murshid al-Azam Shah Rahmatullah [1]GCMG, KCVO (10 Mei 1881 – 14 Oktober 1938) adalah seorang Sultan Perak, sebuah negara bagian di Malaysia modern. Raja Alang Iskandar lahir tahun 1881. Ia menjadi Raja Bendahara selama kepemimpinan abangnya, Sultan Abdul Jalil Nasiruddin Al-Mukhataram Karamatullah Shah Ibni Almarhum Sultan Idris Rahmatullah Shah. Ia menduduki takhta Perak bulan November 1918 setelah abangnya wafat. Ia wafat tanggal 14 Oktober 1938 dan diberikan gelar marhum Kadassallah. Ia digantikan oleh saudara tirinya, Sultan Abdul Aziz Al-Mutasim Billah Shah Ibni Almarhum Raja Muda Musa.
Kehidupan
[sunting | sunting sumber]Dilahirkan pada 10 Mei 1876 sebagai anak ketiga dari Sultan Idris Murshidul Azzam Shah dari isterinya yang bernama Cik Ngah Manah Binti Manda Duwayat yang masih memiliki darah bangsawan Kerajaan Perak.
Sultan Perak
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1918 di masa pemerintahan kakak tirinya, Sultan Abdul Jalil, ia diangkat sebagai Raja Bendahara. Pada tahun yang sama, tepatnya November 1918, ia kemudian naik takhta sebagai Sultan Perak ke-30 menggantikan kakaknya yang mangkat. Pada masa pemerintahannya, wilayah Dinding dan Pulau Pangkor dikembalikan oleh Inggris pada tahun 1935. Sebelumnya, kedua wilayah tersebut dikelola sebagai bagian dari Permukiman Selat.
Sultan Iskandar adalah pendukung utama desentralisasi di Negara Federasi Melayu dan bahkan mengunjungi Kantor Kolonial pada bulan Agustus 1924 untuk mendukung pandangannya.
Untuk waktu yang singkat, ia bertempat tinggal di Istana Lembah (yang dibangun oleh Tukang Sofian setelah banjir besar tahun 1926 dan selesai pada tahun 1931) sementara Istana Iskandariah sedang dibangun dan kemudian selesai pada tahun 1933.
Wafat
[sunting | sunting sumber]Setelah mengalami sakit sebentar, Beliau meninggal di Istana Iskandariah pada tanggal 14 Agustus 1938. Ia dimakamkan di Pemakaman Diraja Al-Ghufran di Bukit Chandan dan diberi gelar kehormatan Marhum Kaddasullah. Ia digantikan oleh saudara iparnya, Sultan Abdul Aziz Al-Mu'tashim Billah Shah.
Tanda Kehormatan
[sunting | sunting sumber]- Britania Raya :
- Knight Grand Cross of the Most Distinguished Order of St Michael and St George (GCMG) (19 Juni 1933)
- Knight Commander of the Most Distinguished Order of St Michael and St George (KCMG) (1 Januari 1921)
- Knight Commander of the Royal Victorian Order (KCVO) (25 Juni 1924)
- King Edward VII Coronation Medal (1902)
- King George V Silver Jubilee Medal (6 Mei 1935)
- King George VI Coronation Medal (12 Mei 1937)
- Thailand :
- Knight Grand Cordon (Special Class) of the Most Noble Order of the Crown of Thailand (KGCT) (9 Oktober 1924)
Lainnya
[sunting | sunting sumber]Didahului oleh: Abdul Jalil dari Perak |
Sultan Perak November 1918 - 14 Oktober 1938 |
Diteruskan oleh: Abdul Aziz dari Perak |