Jalur Mutiara Bahrain
Situs Warisan Dunia UNESCO | |
---|---|
Kriteria | Budaya: iii |
Nomor identifikasi | 1364 |
Pengukuhan | 2012 (36) |
Jalur Mutiara Bahrain adalah sebuah jalur sepanjang 3,5 km yang terletak di pulau Al Muharraq, Bahrain, yang digunakan oleh para penyelam mutiara dalam sejarah Bahrain sampai awal tahun 1930-an, ketika pasar mutiara di Bahrain jatuh akibat pengenalan budidaya mutiara di Jepang.[1][2] Perburuan mutiara di Bahrain dimulai sejak 2000 SM.[3] Di jalur terdapat 17 gedung di Muharraq, 3 tempat untuk tiram dekat dengan laut, segmen pantai dan pinggit laut Benteng Bu Mahir terletak di bagian selatan dari ujung Muharraq.[2][4] Jalur tercatat sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada 30 Juni 2012 dan sebagai Situs Warisan Dunia kedua di Bahrain setelah Benteng Bahrain.[5]
Penamaan
[sunting | sunting sumber]UNESCO menyebutkan situs ini sebagai Mutiara, Testimoni dari Ekonomi sebuah Pulau, namun berbagai media secara konsisten menyebut situs ini dengan nama Jalur Mutiara[6]
Sejarah Latar Belakang
[sunting | sunting sumber]Mutiara di Bahrain, menurut berbagai riset, untuk pertama kalinya tercatat di manuskrip Asyur 200 tahun SM yang menceritakan tentang mata ikan dari Dilmun (nama kuno dari Bahrain).[7] Bahrain (atau Tylos dalam nama Yunani untuk istilah Bahrain) disebutkan oleh Plinius yang Tua sebagai tempat terkenal dengan mutiara dengan jumlah yang besar.[7] Kemudian datanglah masa keemasan bagi mutiara antara 1850 sampai 1930 disaat mutiara lebih mahal dari berlian yang telah menarik minat pedagang perhiasan seperti Jacques Cartier untuk datang ke negeri ini.[7] Terdapat sekitar 30.000 penyelam mutiara pada akhir tahun 1930, dimana mutiara adalah industri utama di Bahrain sebelum eksplorasi minyak pada 1932. Setelah hancurnya industri mutiara maka berpindahlah sebagian besar penyelam ke sektor minyak yang lebih baru didirikan. Saat ini, industri mutiara sudah dilarang,[7] dan masih ada sedikit penyelam mutiara.[7]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]UNESCO menyatakan:
Situs ini adalah sisa contoh tradisi budaya mutiara, dan kekayaan itu dihasilkan pada saat perdagangan mendominasi ekonomi Teluk (Abad ke 2 sampai 1930 ketika Jepang membangun budidaya mutiara). Hal ini juga merupakan sebuah contoh luar biasa dari pemanfaatan tradisi sumber daya laut dan interaksi manusia dengan lingkungan, yang dibentuk baik ekonomi dan identitas budaya masyarakat di pulau itu.
Bangunan yang terdaftar dalam situs ini antara lain adalah tempat tinggal dan majlis pedagang yang kaya, termasuk rumah Penguasa Bahrain antara 1869 sampai 1932, Syaikh Isa bin Ali Al Khalifa,[8] yang dilengkapi dengan tempat perbelanjaan, tempat penyimpanan dan Masjid Keluarga Siyadi.[2][9]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ UN heritage listing to spur Bahrain tourism
- ^ a b c d Pearling, Testimony of an Island Economy
- ^ Pearl Diving in Bahrain
- ^ "Bahrain Bu Maher Fort". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-14. Diakses tanggal 2015-10-19.
- ^ Bahraini Pearling Site and the Mosque of Isfahan Inscribed on UNESCO's World Heritage List
- ^ Pearling Trail on UN World Heritage list
- ^ a b c d e The Pearl Fishers: the Waters Surrounding the Island of Bahrain Harbour Untold Hidden Wealth
- ^ "Pearling and its cultural landscapes in Bahrain". World Heritage Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 3 Juli 2012.
- ^ "Discovering Muharraq's hidden charms". Bahrain Guide. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-07-19. Diakses tanggal 3 Juli 2012.