Jatinegara Kaum, Pulo Gadung, Jakarta Timur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~
k ~
Baris 3: Baris 3:
|kecamatan=Pulo Gadung
|kecamatan=Pulo Gadung
|kode pos =13250
|kode pos =13250
|dati2=Kota
|dati2 = Kota Administrasi
|nama dati2=Jakarta Timur
|nama dati2=Jakarta Timur
|provinsi=Jakarta
|provinsi = Daerah Khusus Ibukota Jakarta
|luas =... km²
|luas =... km²
|penduduk =... jiwa
|penduduk =... jiwa

Revisi per 6 Januari 2021 10.25

Jatinegara Kaum
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Khusus Ibukota Jakarta
Kota AdministrasiJakarta Timur
KecamatanPulo Gadung
Kodepos
13250
Kode Kemendagri31.75.02.1004
Kode BPS3172090003
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²


Kelurahan Jatinegara Kaum memiliki kode pos 13250

Kelurahan ini terletak di kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar ... jiwa dan luas 12,3 km2.

Kelurahan ini berbatasan dengan kelurahan rawamangun kecamatan pulogadung di sebelah utara, ... di sebelah barat, kelurahan klender kecamatan pulogadung di sebelah timur dan kelurahan pondok bambu di sebelah selatan.

Etimologi

Disebut Jatinegara Kaum, karena di sana terdapat kaum, dalam hal ini rupanya kata kaum diambil dari bahasa Sunda, yang berarti “tempat tinggal penghulu agama beserta bawahannya”. Sampai tahun tigapuluh abad yang lalu, penduduk Jatinegara Kaum umumnya berbahasa Sunda, tepatnya mereka berasal dari Banten. Bukti lain adalah adanya nama-nama orang seperti Tubagus (Bagus), Raden dan Ateng. Nama-nama ini berasal dari Banten dan ternyata sampai sekarang nama ini masih ada yang menggunakannya.

Makam Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum

Di kelurahan ini ada Masjid Assalafiyah yang juga ada makam Pangeran Jayakarta dan Masjid Jami Al Ma'mur yang bersebrangan dengan pasar klender dan stasiun klender yang dipotong oleh jembatan fly over klender yang berdiri pada tahun 1992.

Sejarah berdirinya Jatinegara Kaum

Dahulu Jatinegara Kaum adalah tempat pengasingan, kawasan ini merupakan daerah hutan yang ditumbuhi oleh pohon-pohon jati. Di tempat inilah Pangeran Jayakarta membuka hutan bersama pengikut-pengikutnya untuk dijadikan sebagai tempat pemerintahan dalam pengasingannya. Selanjutnya ia menyebut daerah ini dengan nama “Jati Negara”. Nama ini dapat diartikan sebagai “negara yang sejati” atau “pemerintahan yang sejati”.

Kemudia sebutan Jatinegara meluas dibarengi dengan meluasnya daerah tersebut. Untuk membedakan Jatinegara lama dengan Jatinegara hasil pengembangan kota, maka Jatinegara lama disebut “Jatinegara Kaum”. Kata “Kaum” ini dapat diartikan sebagai tempat pemukiman para santri sekitar masjid (pemeluk Islam yang taat). Tetapi sampai sejauh ini belum dapat dipastikan sejak kapan nama “Kaum” tersebut digunakan.

Menurut informasi dari warga keturunan etnis Cina yang telah lama tinggal disana mengatakan bahwa nama Jatinegara Kaum tidak dikenal, yang dikenalnya hanyalah sebutan “Kampung Dalem”. Sebutan Dalem menunjukkan kepada bangunan keraton atau tempat bermukimnya para pembesar kerajaan. Dalam hal ini dapat dihubungkan dengan peristiwa pengasingan Pangeran Jayakarta beserta para pengikutnya.

Pranala luar