Lompat ke isi

Jeruk sambal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jeruk limau

Jeruk sambal disebut juga jeruk limau (lat. Citrus ×amblycarpa) adalah jeruk yang termasuk bahan bumbu masakan.[1] Masakan yang diberikan jeruk limau akan menambah harum aroma masakan tersebut.[1] Jeruk sambal merupakan anggota marga citrus atau marga jeruk.[1] Nama Jeruk sambal berasal dari daerah Betawi, sedangkan Suku Jawa dan Suku Sunda menyebut jeruk ini sebagai jeruk limo, sedangkan orang melayu lebih sering menyebut jeruk sambal ini dengan sebutan jeruk limau.[1] Banyak orang yang salah mengenai jeruk ini yang menganggap jeruk limau atau jeruk sambal sama dengan jeruk nipis.[1] Jeruk limau/jeruk limo/jeruk sambal hampir mirip dengan jeruk purut, tetapi bentuknya lebih kecil.[2] Biasa digunakan untuk penambah sedap sambal atau di bumbu somay.[2] Jeruk Limau ini ukurannya lebih kecil daripada jeruk purut.[2]

Morfologi Jeruk ini yaitu Jeruk sambal atau jeruk limau memiliki pohon berbentuk perdu kecil dengan tinggi 1– 2 m.[1] buahnya berukuran kecil-kecil, yaitu berdiameter 2–3 cm.[1] daun jeruk sambal atau jeruk limau ini merupakan daun majemuk, serta memiliki warna hijau, tipis dan beraroma wangi.[1] Bunga Jeruk sambal atau jeruk limau ini bewarna putih dan beraroma wangi.[1] Buah Jeruk yang masih muda berwarna hijau semakin tua buah akan berubah warna menjadi kuning.[1] Buah jeruk ini berkulit tebal, berkerut-kerut dan beraroma wangi.[1] Daging buah jeruk sambal ini bewarna putih serta memiliki rasa asam.[1] Manfaat jeruk sambal ini adalah Daun dan buah jeruk sambal dipakai untuk menjadi campuran bumbu masak.[1]

Taksonomi

[sunting | sunting sumber]

Jeruk limau merupakan salah satu jenis tumbuhan endemik Indonesia.[3] Dalam taksonomi, nama taksa untuk jeruk limau adalah Citrus ablycarpa.[4] Jeruk limau termasuk dalam genus Citrus dalam famili Rutaceae.[3]

Ciri fisik dan rasa

[sunting | sunting sumber]

Bentuk jeruk limau seperti jeruk nipis, tetapi ukurannya lebih kecil. Bila dibandingkan dengan jeruk purut, ukuran jeruk limau juga lebih kecil. Kulit jeruk limau berkeriput, tetapi lebih halus dibandingkan dengan jeruk purut. Rasa jeruk limau adalah asam.[5]

Sari Agrihorti

[sunting | sunting sumber]

Sari Agrihorti merupakan salah satu varietas unggul pada jenis jeruk sambal. Varietas ini didaftarkan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika. Pendaftarannya melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 150/Kpts/SR.120/D.2.7/10/2015. Sari Agrihorti memiliki ciri utama berbentuk buah gepeng dengan ukuran yang kecil. Ukuran tingginya hanya 2,56–3,59 cm dengan diameter antara 3,0–3,8 cm. Sementara itu, Sari Agrihoti memiliki berat yang ringan. Tiap buah hanya memiliki berat 18–28,6 gram.[6]

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Campuran sambal

[sunting | sunting sumber]

Jeruk limau biasanya dicampurkan dengan sambal mentah sesaat sebelum sambal dihidangkan. Campuran jeruk limau juga diberikan untuk saus kacang.[5]

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Jeruk limau sebagai bagian dari genus Citrus telah diketahui memiliki banyak kegunaan dalam pengobatan berbagai jenis penyakit. Jeruk limau telah dimanfaatkan secara tradisional dalam pengobatan, khususnya di masyarakat Bali, Indonesia. Manfaat jeruk limau yang diketahui adalah mampu mengurangi nyeri neuropati. Dalam naskah Lontar Usada Taru Premana disebutkan bahwa jeruk limau telah digunakan untuk pengobatan kram dan kesemutan.[7]

Kekurangan

[sunting | sunting sumber]

Inang bagi Diaphorina citri

[sunting | sunting sumber]

Jeruk limau merupakan salah satu jenis jeruk dari famili Rutaceae yang dapat menjadi inang bagi Diaphorina citri. Potensi jeruk limau menjadi inang terjadi ketika pertanaman hanya dilakukan pada satu areal saja.[8]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m Yuzami, dkk (2005). ensiklopedia flora. Bogor: PT Kharisma Ilmu. hlm. 104. 
  2. ^ a b c "Beda Jeruk Nipis, Jeruk Lemon, Jeruk Purut, Jeruk Limo atau jeruk Sambal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-16. Diakses tanggal 25 Juni 2014. 
  3. ^ a b Putra, G. M. D., dkk. (2018). "Standardisasi dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol 70% Daun Jeruk Limau (Citrus amblyscarpa (Hassk. (Orche)" (PDF). Jurnal Kimia. 12 (2): 187. ISSN 1907-9850. 
  4. ^ Fahrurroji, A., dan Riza, H. (2020). "Karakterisasi Ekstrak Etanol Buah Citrus amblycarpa (L), Citrus aurantifolia (S.), dan Citrus sinensis (O.)". Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 7 (2): 101. ISSN 2406-9388. 
  5. ^ a b Pattiradjawane, Bara (2017). Gretiani, Siti, ed. Cerita Dapur Nusantara dalam Rasa & Rupa. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 9. ISBN 978-602-03-2879-9. 
  6. ^ Budiarto, K., dan Sugiharto, A. N., ed. (2021). Teknologi Inovatif Jeruk Sehat Nusantara (PDF). Bogor: PT Penerbit IPB Press. hlm. 50. ISBN 978-623-256-784-9. 
  7. ^ Maharani, R. A. I. K., dkk. (2020). "Kulit Buah Jeruk Limau (Citru amblycarpa (Hassk.) Osche) sebagai Analgesik". Jurnal Kimia. 14 (1): 25. ISSN 1907-9850. 
  8. ^ Wijaya, I Nyoman (2007). "Preferensi Diaphorina citri Kuwayama (Homoptera: Psyllidae) pada Beberapa Jenis Tanaman Jeruk". Agritrop. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. 26 (3): 110. ISSN 0215-8620.