Lompat ke isi

Kancilan flores

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kancilan flores
Pachycephala nudigula Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Status konservasi
Risiko rendah
IUCN22705516 Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
KelasAves
OrdoPasseriformes
SuperfamiliCorvoidea
FamiliCorvidae
GenusPachycephala
SpesiesPachycephala nudigula Edit nilai pada Wikidata
Hartert, 1897

Burung Gerogiwa atau Burung Garugiwa merupakan satwa Endemik yang menghuni Kawasan Taman Nasional Kelimutu Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.[1]

Burung dengan nama latin Pachycephala Nudigula memiliki kepala berwarna hitam dan sayap, badan hingga ekor berwarna hijau tersebut memiliki keunikan yaitu dapat mengeluarkan 22 kicauan yang berbeda dengan suara keras dan nyaring. Suaranya dapat terdengar antara pukul 06.00 sampai dengan pukul 10.00 dan bertengger di pohon dengan ketinggian 10 meter.[2]

Burung ini sedikit misterius karena hanya suara yang terus terdengar tapi kadang kala wujudnya tidak kelihatan. Karena badannya berwarna hijau maka keberadaannya terkamuflase dengan warna pepohonan maka yang beruntung saja yang dapat melihat secara langsung burung tersebut. Keberadaanya yang sedikit misterius penduduk local ada yang menyebutnya sebagai “ burung arwah”.[3]

Rupa burung

[sunting | sunting sumber]

Burung Gerogiwa memiliki warna bulu dibagian kepala hitam, sementara bulu di bagian sayap dan ekor berwarna hijau. Sementara bulu bagian bawah tubuhnya agak kekuningan, serta memilki paruh berwarna hitam bergaris putih dibagikan tengahnya.[4]

Burung Gerogiwa susah untuk dilihat karena warnanya sama dengan pepohonan hijau yang jadi tempatnya bertengger. Perilaku yang menyendiri tersebut membuat sukar untuk orang mengamatinya.[4]

Burung Gerogiwa dikenal juga sebagai Kancilan Flores, atau dalam bahasa ilmiahnya biasa dipanggil (Pachycephala nudigula). Jenis burung ini memang dikenal sebagai peniru suara yang ulung.[4]

Burung Gerogiwa menurut kepercayaan

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat adat suku Lio yang berada di wilayah Danau Kelimutu meyakini bahwa burung ini sebagai penjaga arwah.Sehingga bagi mereka masyarakat adat Suku Lio siapapun orangnya yang secara sengaja ataupun tidak sengaja melukai ataupun membunuh burung Gerogiwa ini, pelakunya akan mendapatkan kutukan atau juga celaka [4]

Karena sifat burung yang penyendiri dan memiliki warna yang menyatu dengan lingkungan sekitar, hanya sedikit orang saja yang bisa melihat wujud burung ini. burung ini berkicau dari sekitar pukul.06.00 WITA hingga pukul 10.00 WITA. Suaranya juga terdengar dekat disekitar hutan Arboretum saja.

Keunikan dari burung Gerogiwa ini dia memiliki 15 macam suaranya. Orang-orang Ende menyebutnya burung arwah.

Burung Gerogiwa dipercaya hanya muncul pada saat tertentu saja. Misalkan pada saat menjelang Upacara Pati Ka Du'a Bapu Ata Mata (pada acara memberi makan kepada arwah leluhur yang telah meninggal).

Burung Gerogiwa merupakan burung penjaga arwah. Disebut burung penjaga arwah karena wujud dari burung Gerogiwa tidak pernah ada dan tidak pernah kelihatan, namun suaranya selalu ada.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Burung Garugiwa Di Kelimutu » Paket Wisata / Tour Flores Komodo Dan Labuan Bajo Harga Murah". Diakses tanggal 2019-09-07. 
  2. ^ "Ingat Danau Kelimutu, Ingat Burung Garugiwa". Kompas.com. 2011-09-30. Diakses tanggal 2019-09-07. 
  3. ^ Prakoso, Johanes Randy (2016-05-26). "Kisah Burung Penjaga Arwah di Danau Kelimutu". detikcom. Diakses tanggal 2019-09-07. 
  4. ^ a b c d Setyo, Wahyu (2015-08-21). "Kisah Garugiwa, Burung 'Arwah' Penjaga Danau Kelimutu". detikcom. Diakses tanggal 2019-08-20.