Kebudayaan dan masyarakat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi 'Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni ''buddhayah'' yang merupakan bentuk jamak dari kata ''buddhi'' yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan budi atau akal. Kebudayaan juga sering disebut dengan ''culture'' dalam bahasa asing, kata ini berasal dari bahasa Latin ''colere'' yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah untuk bertani. Dari asal kata tersebut, kemudian kata ''colere'...'
Tag: tanpa kategori [ * ] tidak menyebut judul [ * ] VisualEditor
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni ''buddhayah'' yang merupakan bentuk jamak dari kata ''buddhi'' yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan budi atau akal. Kebudayaan juga sering disebut dengan ''culture'' dalam bahasa asing, kata ini berasal dari bahasa Latin ''colere'' yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah untuk bertani. Dari asal kata tersebut, kemudian kata ''colere'' kemudian ''culture'' diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.<ref>{{Cite book|last=Soekanto|first=Soerjono|date=2014|title=Sosiologi Suatu Pengantar|location=Jakarta|publisher=Raja Grafindo Persada|isbn=9789797695774|pages=148|url-status=live}}</ref>
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni ''buddhayah'' yang merupakan bentuk jamak dari kata ''buddhi'' yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan budi atau akal. Kebudayaan juga sering disebut dengan ''culture'' dalam bahasa asing, kata ini berasal dari bahasa Latin ''colere'' yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah untuk bertani. Dari asal kata tersebut, kemudian kata ''colere'' kemudian ''culture'' diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Pengertian lain mengenai kebudayaan diungkapkan oleh E.B. Tylor yang mengatakan bahwa kebudayaan mencakup semua hal yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Tokoh lain yang mendefinisikan kebudayaan adalah Selo Soemardjan dan Soelameman Soemardi, mereka merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniyah (''material culture'') yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan atau hasilnya dapat dabdikan untuk keperluan masyarakat.

Rasa merupakan kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang diperlukan untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas, didalamnya meliputi agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur hasil ekspresi jiwa manusia. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang melahirkan filsafat dan ilmu pengetahuan baik yang bersifat teori murni maupun yang telah disusun untuk dapat diamalkan masyarakat.<ref>{{Cite book|last=Soekanto|first=Soerjono|date=2014|title=Sosiologi Suatu Pengantar|location=Jakarta|publisher=Raja Grafindo Persada|isbn=9789797695774|pages=148-149|url-status=live}}</ref>


== Unsur-unsur Kebudayaan ==
== Unsur-unsur Kebudayaan ==

Revisi per 29 Mei 2023 03.22

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan budi atau akal. Kebudayaan juga sering disebut dengan culture dalam bahasa asing, kata ini berasal dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah untuk bertani. Dari asal kata tersebut, kemudian kata colere kemudian culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Pengertian lain mengenai kebudayaan diungkapkan oleh E.B. Tylor yang mengatakan bahwa kebudayaan mencakup semua hal yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif. Artinya, mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Tokoh lain yang mendefinisikan kebudayaan adalah Selo Soemardjan dan Soelameman Soemardi, mereka merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniyah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan atau hasilnya dapat dabdikan untuk keperluan masyarakat.

Rasa merupakan kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang diperlukan untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas, didalamnya meliputi agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur hasil ekspresi jiwa manusia. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orang-orang yang hidup bermasyarakat yang melahirkan filsafat dan ilmu pengetahuan baik yang bersifat teori murni maupun yang telah disusun untuk dapat diamalkan masyarakat.[1]

Unsur-unsur Kebudayaan

...

Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat

...

Sifat Hakikat Kebudayaan

....

Kepribadian dan Kebudayaan

....

Gerak Kebudayaan

....

  1. ^ Soekanto, Soerjono (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm. 148–149. ISBN 9789797695774.