Kerajaan Pontos

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 31 Desember 2011 13.11 oleh Alagos (bicara | kontrib)
Kerajaan Pontos

Βασίλειον του Πόντου
291 SM–62
Kerajaan Pontos pada puncak kejayaannya: sebelum pemerintahan Mithridates VI (ungu tua), setelah penaklukan awalnya (ungu), dan penaklukan-penaklukan dalam Perang Mithridates Pertama (merah muda)
Kerajaan Pontos pada puncak kejayaannya: sebelum pemerintahan Mithridates VI (ungu tua), setelah penaklukan awalnya (ungu), dan penaklukan-penaklukan dalam Perang Mithridates Pertama (merah muda)
Ibu kotaAmasia, Sinope
Bahasa yang umum digunakanBahasa Yunani sebagai bahasa resmi, bahasa lainnya meliputi bahasa Persia Kuno, dan bahasa Armenia
Agama
Sincketis, menggabungkan politeisme Yunani dengan agama Persia dan Anatolia.
PemerintahanMonarki
Basileus 
Sejarah 
• Didirikan oleh Mithridates I
291 SM
• Ditaklukan oleh Pompeius dari Republik Romawi, tetap bertahan sebagai negara klien.
66-65 SM
• Dicaplok oleh Kekaisaran Romawi di bawah kaisar Nero.
62
Didahului oleh
Digantikan oleh
Antigonos I Monophthalmos
ksrKekaisaran
Romawi
Berkas:Vexilloid dari the Roman Empire.svg
Sekarang bagian dari Bulgaria
 Georgia
 Greece
 Russia

 Turkey
 Ukraine
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Kerajaan Pontos atau Kekaisaran Pontos adalah negara orang Persia di pesisir selatan Laut Hitam. Negara ini didirikan oleh Mithridates I pada tahun 291 SM dan berdiri sampai ditaklukan oleh Republik Romawi pada tahun 63 SM. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah Mithridates VI yang Agung, yang menaklukan Kolkhis, Kappadokia, Bithynia, koloni-koloni Yunani di Khersonessos Taurika dan untuk waktu yang singkat provinsi Asia milik Romawi. Setelah perjuangan yang panjang melawan Romawi dalam Perang Mithridates, Pontos akhirnya dikalahkan, sebagian kerajaan ini dicaplok oleh Republik Romawi dan dijadikan provinsi Bithynia et Pontus dan paruh timurnya dijadikan kerajaan klin.

Karena sebagian besar wilayah kerajaan ini terletak di daerah Kappadokia yang luas, yang pada masa-masa awalnya meluas dari perbatasan Kilikia ke Euxine (Laut Hitam), kerajaan ini secara keseluruhan pada awalnya disebut 'Kappadokia dekat Pontos' atau 'Kappadokia dekat Euxine', namun kemudian hanya disebut "Pontos saja", nama Kappadokia pun hanya digunakan untuk menyebut paruh selatan dari daerah yang sebelumnya memiliki nama itu.

Sejarah

Dinasti Mithridates Kios

Daerah Pontos pada awalnya merupakan bagian dari kesatrapan Persia Kappadokia (Katpatuka). Ketika dinasti Persia yang mendirikan kerajaan ini pada aabd keempat SM menguasai kota Yunani Kios di Mysia, dengan anggota pertamanya yang diketahyi adalah Mithridates dari Cius. Putranya Ariobarzanes II menjadi satrap Phrygia. Dia menjadi sekutu kuat Athena dan memberontak melawan Artaxerxes. Akan tetapi Ariobarzanes dikhianati oleh putranya Mithridates II dari Kios.[1] Mithridates II tetap menjadi pnguasa setelah penaklukan Iskandar Agung dan menjadi vasal bagi Antigonos I Monophthalmous yang untuk waktu singkat menguasai Asia Kecil setepa Pembagian Triparadisos. Mithridates dibunuh oleh Antigonos pada tahun 302 SM karena dugaan bahwa dia bekerja sama dengan musuhnya Kassandros. Antigonos berencan membunuh putra Mithridates, yang juga dipanggil Mithridates (kemudian dinamai Ktistes, 'pendiri') namun Demetrios I memperingatkannya dan dia pun berhasil menyelamatkan diri ke timur bersama enam penunggang kuda.[2]

Mithridates pada awalnya pergi ke kota Kimiata di Paphlagonia dan kemudian ke Amasia di Kappadokia. Dia bertempur melawan Seleukos I dan pada tahun 281 SM (atau 280 SM) dia menyatakan dirinya sebagai penguasa Kappadokia utara dan Paphlagonia timur dan berkuasa sejak tahun 302 SM sampai tahun 266 SM. Dia kemudian memperluas kerajaannya sampai ke sungai Sangrius di barat dan putranya Ariobarzanes menakulkan Amastris pada tahun 279 SM, yang menjadi pelabuhan penting pertamanya di Laut Hitam. Mithridates juga bersekutu dengan Bangsa Galatia yang baru tiba dan mengalahkan pasukan yang dikirim untuk melawannya oleh Ptolemaios I. Ptolemaios telah memperluas wilayahnya di Asia sejak permulaan Perang Suriah Pertama melawan Antiokhos pada pertengahan 270-an SM dan bersekutu dengan musuh Mithridates, Herakleia Pontika.[3]

Kerajaan Pontos

Hanya sedikit yang diketahui mengenai masa kepemimpinan Ariobarzanes yang pendek, ketiak dia meninggal, putranya Mithridates II (sek. 250—189) menjadi raja dan diserang oleh bangsa Galatia. Mithridates II memperoleh bantuan dari Herakleia Pontika yang juga sedang berperang dengan bangsa Galatia ketika itu. Mithridates memberi dukungan kepada Antiokhos Hierax dalam melawan saudaranya Seleukos II Kallinikos. Seleukos dikalahkan di Anatolia oleh Hierax, Mithridates dan bangsa Galatia. Mithridates juga menyerang Sinope pada tahun 220 SM namun gagal merebut kota itu. Dia menikahi saudari Seleukos dan memberikan anak perempuannya kepada Antiokhos II, dalam upaya mencari pengakuan untuk kerajaannya dan untuk menciptakan ikatan yang kuat dengan Kekasiaran Seleukia. Tidak banyak yang tercatat dalam sumber-sumber kuno mengenai Pontos pada tahun-tahun berikutnya setelah kematian Mithridates II, ketika putranya Mithridates III berkuasa (sek. 220-198/88).[4]

Pharnakes I dari Pontos (189-159 SM) jauh lebih sukses dalam ekspansinya melawan kota-kota Yunani di pesisir. Dia bergabung dalam perang bersama Prusias dari Bithynia melawan Eumenes dari Pergamon pada tahun 188 SM, namun keduanya menyepakati perdamaian pada tahun 183 SM setelah Bithynia menderita serangkaian kekalahan. Dia merebut Sinope pada tahun 182 SM dan meskipun bangsa Rhodes mengeluh kepada Romawi tentang ini, tidak dilakukan tindakan apapun. Pharnakes juga merebut kota-kota pesisir Kotyora, Pharnakia dan Trapezos di timur, dengan demikian dia kini secara efektif menguasai sebagian besar wilayah pesisir Anatolia utara. Meskipun Romawi berupaya untuk menjaga perdamaian di daerah ini, Pharnakes tetap bertempur melawan Eumenes dari Pergamon dan Ariarathes dari Kappadokia, yang wakaupun pada awalnya dia memperoleh kesuksesan, namun nampaknya dia dikalhkan pada tahun 179 SM ketika diterpaksa menyepakati perdamaian. Dia haris menyerahkan seluruh tanah di Galatia, dan Paphlagonia yang telah dia rebut ditambah dengan kota Tion, namun dia tetap memiliki Sinope.[5] Berniat memperluas pengaruhnya di utara, Pharnakes bersekutu dengan kota-kota di Khersonesos dan dengan kota-kota maritim Laut Hitam lainnya seperti misalnya Odessos di pesisir Romania. Sudara Pharnakes, Mithridates IV Philopator Philadelphos mengadopsi kebijakan pro-Romawi yang lebih damai. Dia mengirim bantuan kepada sekutu Romawi Attalos II dari Pergamon melawan Prusias II dari Bithynia pada tahun 155 SM.[6]

Catatan kaki

  1. ^ Xenophon "Cyropaedia", VIII 8.4
  2. ^ Appian "the Mithridatic wars", II
  3. ^ McGing, 16-17.
  4. ^ McGing, 17-23.
  5. ^ Polybius "Histories", XXIV. 1, 5, 8, 9 XXV. 2
  6. ^ Polybius, XXXIII.12

Referensi

  • Polybius, the histories.
  • Appian, the foreign wars.
  • Memnon of Heraclea, history of Heraclea.
  • Strabo, Geographica.
  • Plutarch, Parallel lives. 'Demetrius'.
  • Hazel, John; Who's Who in the Greek World, Routledge (2002).
  • Crook, Lintott & Rawson. THE CAMBRIDGE ANCIENT HISTORY VOLUME IX. The Last Age of the Roman Republic, 146-43 B.C. second edition. Cambridge University Press, 2008.
  • B. C. McGing. The foreign policy of Mithridates VI Eupator, King of Pontus. 1986.

Templat:Link FA Templat:Lien AdQ