Konsepsi Jiwa Menurut Plato: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
referensi
Baris 2: Baris 2:


== Konsepsi Jiwa ==
== Konsepsi Jiwa ==
Plato adalah orang pertama dalam sejarah filsafat yang percaya bahwa jiwa bukan saja esensi hidup manusia, tetapi juga esensi pikirannya.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Campbell|first=Douglas|date=2021|title=Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul|url=https://philpapers.org/rec/CAMSAC-13|journal=The Southern Journal of Philosophy|volume=59|issue=4|pages=523–544|doi=10.1111/sjp.12429}}</ref> Dalam naskah-naskah Plato, kita menemukan bahwa jiwa memainkan banyak peran, di antaranya pemberi kehidupan pada tubuh (banyak diungkap dalam ''Laws'' dan ''Phaedrus'') dalam pengertian jiwalah yang menggerakan tubuh; pembawa sifat-sifat moral, di mana budi baik seseorang ditentukan; dan sebagai akal, di mana jiwa itulah yang berpikir.
Plato adalah orang pertama dalam sejarah filsafat yang percaya bahwa jiwa bukan saja esensi hidup manusia, tetapi juga esensi pikirannya.<ref>{{Cite journal|last=Campbell|first=Douglas R.|date=2021-12|title=Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul|url=https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/sjp.12429|journal=The Southern Journal of Philosophy|language=en|volume=59|issue=4|pages=523–544|doi=10.1111/sjp.12429|issn=0038-4283}}</ref> Dalam naskah-naskah Plato, kita menemukan bahwa jiwa memainkan banyak peran, di antaranya pemberi kehidupan pada tubuh (banyak diungkap dalam ''Laws'' dan ''Phaedrus'') dalam pengertian jiwalah yang menggerakan tubuh; pembawa sifat-sifat moral, di mana budi baik seseorang ditentukan; dan sebagai akal, di mana jiwa itulah yang berpikir.


''Phaedo'' merupakan salah satu naskah yang banyak menjelaskan tentang jiwa. Namun, Phaedo juga memancing banyak perdebatan di kalangan para pengkaji Plato karena menghadirkan berbagai konsepsi jiwa yang berbeda-beda.
''Phaedo'' merupakan salah satu naskah yang banyak menjelaskan tentang jiwa. Namun, Phaedo juga memancing banyak perdebatan di kalangan para pengkaji Plato karena menghadirkan berbagai konsepsi jiwa yang berbeda-beda.
Baris 12: Baris 12:
Society 101: 295–308. Quotation from page 301.</ref> Para pengkaji lainnya, seperti M. Crombie dan Dorothea Frede, juga berpendapat serupa.<ref>See Campbell 2021: 524 n.1 for more examples of this scholarly trend through the 20th and early 21st centuries.</ref>
Society 101: 295–308. Quotation from page 301.</ref> Para pengkaji lainnya, seperti M. Crombie dan Dorothea Frede, juga berpendapat serupa.<ref>See Campbell 2021: 524 n.1 for more examples of this scholarly trend through the 20th and early 21st centuries.</ref>


Para pengkaji mutaakhir telah menangkis tuduhan ini, dengan memberi alasan bahwa unsur kebaruan dari konsepsi jiwa Plato adalah menyatukan sifat dan potensi jiwa yang berbeda-beda yang menjadi ciri filsafat kuno dan abad pertengahan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Campbell|first=Douglas|date=2021|title=Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul|url=https://philpapers.org/rec/CAMSAC-13|journal=The Southern Journal of Philosophy|volume=59|issue=4|pages=523–544|doi=10.1111/sjp.12429}}<cite class="citation journal cs1" data-ve-ignore="true" id="CITEREFCampbell2021">Campbell, Douglas (2021). [https://philpapers.org/rec/CAMSAC-13 "Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul"]. ''The Southern Journal of Philosophy''. '''59''' (4): 523–544. [[Pengenal objek digital|doi]]:[[doi:10.1111/sjp.12429|10.1111/sjp.12429]]. [[S2CID (pengenal)|S2CID]]&nbsp;[https://api.semanticscholar.org/CorpusID:236220977 236220977].</cite></ref> Bagi Plato, seperti argumen seorang pengkaji, jiwa menggerakkan tubuh melalui pikirannya, dan karenanya jiwa adalah aspek penggerak (yakni sebagai asas kehidupan di mana hidup dipahami sebagai gerak-diri atau ''self-motion'') sekaligus aspek pemikir.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Campbell|first=Douglas|date=2021|title=Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul|journal=The Southern Journal of Philosophy|volume=59|issue=4 |pages=523–544|doi=10.1111/sjp.12429 |s2cid=236220977 |url=https://philpapers.org/rec/CAMSAC-13 }}</ref>
Para pengkaji mutaakhir telah menangkis tuduhan ini, dengan memberi alasan bahwa unsur kebaruan dari konsepsi jiwa Plato adalah menyatukan sifat dan potensi jiwa yang berbeda-beda yang menjadi ciri filsafat kuno dan abad pertengahan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Campbell|first=Douglas|date=2021|title=Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul|url=https://philpapers.org/rec/CAMSAC-13|journal=The Southern Journal of Philosophy|volume=59|issue=4|pages=523–544|doi=10.1111/sjp.12429}}</ref> Bagi Plato, seperti argumen seorang pengkaji, jiwa menggerakkan tubuh melalui pikirannya, dan karenanya jiwa adalah aspek penggerak (yakni sebagai asas kehidupan di mana hidup dipahami sebagai gerak-diri atau ''self-motion'') sekaligus aspek pemikir.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Campbell|first=Douglas|date=2021|title=Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul|journal=The Southern Journal of Philosophy|volume=59|issue=4 |pages=523–544|doi=10.1111/sjp.12429 |s2cid=236220977 |url=https://philpapers.org/rec/CAMSAC-13 }}</ref>


== Tiga Aspek Jiwa ==
== Tiga Aspek Jiwa ==

Revisi per 19 Februari 2023 15.33

Konsepsi jiwa Plato, yang diilhami oleh ajaran Socrates, mengajarkan bahwa jiwa (bahasa Yunani Kuno: ψῡχή, translit. psūkhḗ, har. 'nafas') merupakan esensi manusia yang menentukan bagaimana seseorang berperilaku. Plato menganggap jiwa sebagai inkorporeal (tidak berwujud fisik) dan merupaka aspek abadi dari keberadaan seseorang. Plato mengatakan bahwa setelah kematian pun jiwa tetap ada; dia percaya bahwa saat tubuh fisik musnah, jiwa terus hidup dengan tubuh baru (metempsikosis) pada alam berikutnya. Plato membagi jiwa menjadi tiga aspek: logistikon (pikiran, akal), thymoeides (semangat, nafsu), dan epithymetikon (hasrat, syahwat).

Konsepsi Jiwa

Plato adalah orang pertama dalam sejarah filsafat yang percaya bahwa jiwa bukan saja esensi hidup manusia, tetapi juga esensi pikirannya.[1] Dalam naskah-naskah Plato, kita menemukan bahwa jiwa memainkan banyak peran, di antaranya pemberi kehidupan pada tubuh (banyak diungkap dalam Laws dan Phaedrus) dalam pengertian jiwalah yang menggerakan tubuh; pembawa sifat-sifat moral, di mana budi baik seseorang ditentukan; dan sebagai akal, di mana jiwa itulah yang berpikir.

Phaedo merupakan salah satu naskah yang banyak menjelaskan tentang jiwa. Namun, Phaedo juga memancing banyak perdebatan di kalangan para pengkaji Plato karena menghadirkan berbagai konsepsi jiwa yang berbeda-beda.

Pada satu sisi, saat menjelaskan siklus kehidupan, jiwa ditampilkan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan gerak-hidup. Batuan, atau benda mati lainnya ataupun orang mati, tidak akan bergerak kecuali ada oknum lain yang menggerakkannya; tetapi makhluk yang hidup mampu bergerak sendiri. Plato menggunakan ilustrasi ini untuk menekankan bahwa jiwa adalah penggerak diri. Di sisi lain, saat menjelaskan rekoleksi, Plato menghadirkan jiwa sebagai aspek diri yang mengetahui.

Para pengkasi kesulitan untuk menjelaskan bagaimana kedua peran jiwa ini saling terkait satu sama lain. Sarah Broadie, yang dikenal atas kritiknya, mengatakan: "para pembaca Phaedo kadang-kadang mengikuti Plato yang mencampuradukan antara jiwa sebagai pikiran atau yang berpikir dengan jiwa sebagai yang menggerakkan tubuh."[2] Para pengkaji lainnya, seperti M. Crombie dan Dorothea Frede, juga berpendapat serupa.[3]

Para pengkaji mutaakhir telah menangkis tuduhan ini, dengan memberi alasan bahwa unsur kebaruan dari konsepsi jiwa Plato adalah menyatukan sifat dan potensi jiwa yang berbeda-beda yang menjadi ciri filsafat kuno dan abad pertengahan.[4] Bagi Plato, seperti argumen seorang pengkaji, jiwa menggerakkan tubuh melalui pikirannya, dan karenanya jiwa adalah aspek penggerak (yakni sebagai asas kehidupan di mana hidup dipahami sebagai gerak-diri atau self-motion) sekaligus aspek pemikir.[4]

Tiga Aspek Jiwa

Jiwa Platonis terdiri dari tiga bagian yang terletak di berbagai wilayah tubuh: [5] [6]

  1. logistikon ( λογιστικόν ), atau logos, terletak di kepala, berhubungan dengan pikiran dan mengatur bagian-bagian tubuh lainnya;
  2. thumoeidés (θυμοειδές), atau thumos, terletak di dekat daerah dada, terkait dengan nafsu atau semangat; dan
  3. epithumetikon (ἐπιθυμητικόν), atau eros, terletak di perut, terkait dengan hasrat atau syahwat seseorang.

Logistikon

Pikiran atau logistikon (dari kata logos ) adalah aspek jiwa yang berpikir yang mencintai kebenaran dan berusaha mempelajarinya. Plato mengidentifikasi jiwa yang didominasi oleh aspek ini dengan sosok Athena.[7]

Plato menegaskan logistikon merupakan aspek paling sedikit dari jiwa (dibanding aspek-aspek lainnya), sebagaimana dalam sebuah polis pun yang mengatur negara hanya sedikit, tetapi jiwa dapat dideklarasikan sebagai merdeka hanya jika aspek-aspek lainnya setuju bahwa logistikon lah yang seharusnya memimpin manusia.[8]

Thumoeidés

Menurut Plato, thumoeidés (dari thymos) adalah aspek jiwa yang membuat kita marah atau sabar.[9] Dia juga menyebut aspek ini sebagai 'memiliki nafsu tinggi' dan mengidentifikasi jiwa yang didominasi oleh aspek ini seperti orang-orang Thrakia, Skithia, dan orang-orang di "wilayah utara" lainnya yang gemar berperang. [9]

Epithumetikon

Menurut Plato, epithymetikon (dari epithymia, diterjemahkan ke bahasa Latin sebagai concupiscentia atau desiderium) adalah hasrat-hasrat rendah seperti kepada makanan.[10]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Campbell, Douglas R. (2021-12). "Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul". The Southern Journal of Philosophy (dalam bahasa Inggris). 59 (4): 523–544. doi:10.1111/sjp.12429. ISSN 0038-4283. 
  2. ^ Broadie, Sarah. 2001. “Soul and Body in Plato and Descartes.” Proceedings of the Aristotelian Society 101: 295–308. Quotation from page 301.
  3. ^ See Campbell 2021: 524 n.1 for more examples of this scholarly trend through the 20th and early 21st centuries.
  4. ^ a b Campbell, Douglas (2021). "Self‐Motion and Cognition: Plato's Theory of the Soul". The Southern Journal of Philosophy. 59 (4): 523–544. doi:10.1111/sjp.12429.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  5. ^ Hommel, Bernhard (October 2019). "Affect and control: A conceptual clarification". International Journal of Psychophysiology (dalam bahasa Inggris). 144: 1–6. doi:10.1016/j.ijpsycho.2019.07.006. PMID 31362029. 
  6. ^ Long, A. A. "Psychological Ideas in Antiquity". Dictionary of the History of Ideas. 
  7. ^ Republic 4.435e – via Perseus.
  8. ^ Republic 4.442a – via Perseus.
  9. ^ a b Republic 4.439e – via Perseus.
  10. ^ Dixon, T (2003). From Passions to Emotions: The Creation of a Secular Psychological Category. Cambridge University Press. hlm. 39. ISBN 9781139436977.