Kritik sosial
Kritik sosial merupakan sebuah inovasi yang artinya kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan baru disamping menilai gagasan lama untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat (Oksinata, 2010).[1][2]
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kritik sosial merupakan suatu kritikan, masukan, sanggahan, sindiran, tanggapan, ataupun penilaian terhadap sesuatu yang dinilai menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada di dalam kehidupan masyarakat.[1]
Masalah kritik sosial
[sunting | sunting sumber]Masalah sosial merupakan gejala-gejala sosial yang meresahkan masyarakat. Menurut Soekanto (1992), setiap perubahan, pada umumnya, selalu menimbulkan masalah, baik masalah besar maupun masalah kecil. Suatu masalah sosial akan terjadi apabila kenyataan yang dihadapi oleh warga masyarakat berbeda dengan harapannya.[1][3]
Hal tersebut sejalan dengan Abdulsyani (2012)[4] yang mengatakan bahwa masalah sosial itu bisa muncul karena nilai-nilai atau unsur-unsur kebudayaan pada suatu waktu mengalami perubahan sehingga menyebabkan anggota-anggota masyarakat merasa terganggu atau tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya melalui kebudayaan itu. Masalah-masalah sosial itu dapat berupa kebutuhan-kebutuhan sosial atau kebutuhan-kebutuhan yang bersifat biologis. Masalah kebutuhan sosial biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan pergaulan dalam masyarakat sedangkan masalah kebutuhan biologis disebabkan oleh sulitnya atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan biologis seperti kebutuhan makan, minum, dan lain-lain.[1]
Soekanto (2010) melihat ada delapan masalah sosial yang terjadi di tengah masyarakat antara lain:[5]
- Kemiskinan,
- Kriminalitas
- Ketidakharmonisan keluarga,
- Kenakalan remaja dan pemuda
- Perang
- Pelanggaran terhadap norma-norma masyarakat
- Masalah kependudukan (ledakan penduduk)
- Masalah lingkungan hidup (pencemaran lingkungan).
Sementara itu, Abdulsyani (2012) mengajukan lima masalah sosial utama yang sering terjadi dalam kehidupan masyarakat antara lain:[1]
- Kriminalitas,
- Kependudukan,
- Kemiskinan,
- Masalah pelacuran (prostitusi)
- Masalah lingkungan hidup.
Media kritik sosial
[sunting | sunting sumber]Kritik sosial yang ada di masyarakat memiliki banyak media penyampaian baik berupa lisan (verbal) maupun tertulis.
Kritik sosial verbal
[sunting | sunting sumber]Kritik sosial secara verbal pada umumnya dinyatakan dalam media berupa lagu (nyanyian) atau ungkapan seperti sumpah serapah.[6]
Kritik sosial tertulis
[sunting | sunting sumber]Secara verbal, kritik sosial dapat dinyatakan melalui tulisan dalam media fiksi maupun non fiksi, prosa maupun puisi.[7][8]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e "Pengertian dan Masalah Kritik Sosial". KajianPustaka.com. Diakses tanggal 2017-11-15.
- ^ OKSINATA, HANTISA (2010). "KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN PUISI AKU INGIN JADI PELURU KARYA WIJI THUKUL (Kajian Resepsi Sastra)". Universitas Sebelas Maret. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-21. Diakses tanggal 2021-03-29.
- ^ Soekanto, Soerjono; (1992). Memperkenalkan sosiologi : Soerjono Soekanto. Rajawali Pers. ISBN 978-979-421-179-3.
- ^ Abdulsyani (1994). Sosiologi : skematika, teori dan terapan (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Bumi Aksara. ISBN 979-526-179-7. OCLC 958842448.
- ^ Soerjono soekanto. Sosiologi : suatu pengantar. ISBN 979-421-009-9. OCLC 950520043.
- ^ https://ugm.ac.id/id/berita/13621-kritik.sosial.dan.pembangunan.melalui.musik
- ^ "Sastra dan Kritik Sosial". Sindonews.com. Diakses tanggal 2017-12-12.
- ^ "Soeharto, Rendra, dan Kritik Sosial". www.beritasatu.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-13. Diakses tanggal 2017-12-12.