Li Dingguo
Li Dingguo | |
---|---|
Nama asal | 李定国 |
Lahir | July 29 1621 Shaanxi, Ming China |
Meninggal | August 10 1662 Yunnan, Qing China | (aged 41)
Pekerjaan | Pemimpin militer |
Gelar | Pangeran Xining (西寧王, 1650) Pangeran Jin (晋王, 1656) |
Li Dingguo (Hanzi:李定国)(1621-1662) adalah pemberontak anti-Qing pada awal berdirinya dinasti itu. Ia lahir di Yan'an, Provinsi Shaanxi dari sebuah keluarga miskin. Walau demikian ia seorang yang cerdas dan gemar membaca, terutama seni berperang dan sejarah. Dia bergabung dengan pemberontakan petani Daxi yang dipimpin oleh Zhang Xianzhong dan menjadi anak angkatnya. Pasukan itu berkuasa di Sichuan dan sekitarnya, dia juga salah satu dari empat jendral terbaik Zhang. Setelah kematian ayah angkatnya, Li, Sun Kewang, Liu Wenxiu, dan Ai Nengqi mengabdi pada Zhu Youlang (Kaisar Yongli), salah satu pangeran Dinasti Ming yang mengklaim diri sebagai kaisar Ming Selatan.
Li dengan pasukan gajahnya yang terkenal berhasil merebut daerah-daerah yang diduduki Manchu di selatan Tiongkok. Dia juga berhasil membunuh beberapa jendral-jendral Dinasti Qing yang terkenal seperti Li Hui dan Kong Youde.
Setelah kembali dengan membawa kemenangan, Kaisar Yongli memberinya gelar Pangeran Xining yang membuat rekannya, Sun Kewang iri hati. Setelah gagal dalam rencana membunuh Li dan menggulingkan Yongli, Sun kabur dan membelot ke Qing. Li harus mundur dan memperkuat pertahanan di Yunnan yang menjadi basis pertahanan Ming Selatan.
Tidak lama kemudian pasukan Qing yang dipimpin oleh Hong Chengchou dan Wu Sangui menyerang Yunnan dan Guizhou. Ironisnya, ketika Li bertempur mati-matian mempertahankan kaisar dan dinastinya, Kaisar Yongli dengan pengecut melarikan diri ke Burma tanpa memberitahu Li. Berkali-kali Li mengirim pesan agar kaisar kembali namun gagal sehingga dia juga terpaksa harus mundur ke Burma. Raja Burma yang takut akan pasukan Qing belakangan menyerahkan Kaisar Yongli pada Wu Sangui untuk dieksekusi. Dalam pelarian di negeri asing itu, Li menghembuskan napas terakhirnya, sebelum meninggal dia berpesan pada anak-anaknya, “Kalian lebih baik mati di alam liar daripada menyerah (pada Qing)”
Kepahlawanan Li meninggalkan kesan yang mendalam di hati rakyat Sichuan. Setelah kematiannya rakyat disana membangun kuil untuk memperingati dirinya.