Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
Saiful Arvandy (bicara | kontrib)
menambahkan isi artikel
Baris 3: Baris 3:


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pengumpulan dan dokumentasu data epidemiologi yang paling awal tentang penyakit jiwa dilakukan pada tahun 1840 di Amerika Serikat. Klasifikasi awal dari penyakit jiwa adalah dalam satu kategori kebodohan atau kegilaan. Pada tahun 1880, [[Sensus Amerika Serikat]] membuat kategori penyakit jiwa dengan definisi yang tingkat akurasinya masih rendah. Beberapa kategorinya yaitu mania, melancholia, monomania, kelumpuhan umum orang gila, demensia, dan dipsomania. Klasifikasi penyakit jiwa menjadi 22 kategori dilakukan pada tahun 1918 oleh American Medico-Psychological Association. Asosiasi ini menerbitkannya daftarnya dalam bentuk manual. Tujuan penerbitannya untuk digunakan oleh Institutions for the Insane. Pada tahun 1921, American Medico-Psychological Association berganti nama menjadi [[American Psychiatric Association]]. Selama Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat menerima manual penyakit medis yang disebut 'Medical 203'. Manual ini kemudian direvisi oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Tujuannya untuk merumuskan "Nomenklatur Penyakit Terklasifikasi Standar". Satandar ini kemudian diadopsi dan kemudian digunakan oleh Kantor Ahli Bedah Umum Amerika Serikat untuk mengklasifikasikan penyakit selama pertempuran dan setelah peperangan berakhir. Proses klasifikasi ini melibatkan para veteran yang selamat dari Perang Dunia II. Kementerian Veteran Amerika Serikat kemudian mengadopsi standar tersebut dengan melakukan modifikasi. Para psikiater Amerika Serikat yang ikut dalam Perang Dunia II tetap menggunakan Nomenklatur Penyakit Terklasifikasi di dalam praktik sipil. Pada tahun 1949. [[Organisasi Kesehatan Dunia]] memasukkan bab tentang gangguan jiwa dalam Klasifikasi Penyakit Internasional ([[ICD]]) ke-6. Isinya memiliki kesamaan dengan Nomenklatur Penyakit Terklasifikasi. American Psychiatry Association kemudian membentuk Komite Nomenklatur dan Statistik pada tahun 1950. ''Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, disingkat'' DSM) diterbitkan pada tahun 1952 sebagai hasil kerja dari komite tersebut.<ref name=":0" />
Edisi pertama dari DSM diterbitkan pada tahun 1952. Namanya saat diterbitkan hanya ''Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders''. Tidak adanya pemberian nomor edisi dikarenakan tidak terpikirkan akan adanya revisi berkala terhadap manual ini. Itu tidak membawa nomor apa pun yang melekat pada judulnya. Kemudian pada tahun 196, diterbitkan edisi kedua dari DSM. Nama terbitannya adalah ''Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Second Edition''. Kemudian pada tahun 1980, edisi ketiga dari DSM diterbitkan. Pada saat itu, telah ada kecenderungan untuk menggunakan [[angka Romawi]] pada edisi-edisi terbaru DSM. Karenanya, edisi ketiga ini diberi judul DSM III. DSM III menjadi pelopor bagi sistem evaluasi dan klasifikasi gangguan jiwa multiaksial. DSM III mengalami revisi pada tahun 1987. Hasil revisinya kemudian diterbitkan dengan nama DSM III-R. Edisi keempat dari DSM diterbitkan pada tahun 1994. Nama terbitannya adalah DSM IV. Pada tahun 2000, revisi teks dari DSM IV diterbitkan dengan nama DSM-IV-TR.<ref>{{Cite journal|last=Vihang N. Vahia|date=2013|title=Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5: A Quick Glance|url=https://www.researchgate.net/publication/257250576_Diagnostic_and_statistical_manual_of_mental_disorders_5_A_quick_glance/fulltext/5ac11922aca27222c75b53c9/Diagnostic-and-statistical-manual-of-mental-disorders-5-A-quick-glance.pdf|journal=Indian Journal of Psychiatry|volume=55|issue=3|pages=220}}</ref>

Namanya saat pertama kali diterbitkan hanya ''Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders'' (DSM). Tidak adanya pemberian nomor edisi dikarenakan tidak terpikirkan akan adanya revisi berkala terhadap manual ini. Itu tidak membawa nomor apa pun yang melekat pada judulnya. Kemudian pada tahun 196, diterbitkan edisi kedua dari DSM. Nama terbitannya adalah ''Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Second Edition''. Kemudian pada tahun 1980, edisi ketiga dari DSM diterbitkan. Pada saat itu, telah ada kecenderungan untuk menggunakan [[angka Romawi]] pada edisi-edisi terbaru DSM. Karenanya, edisi ketiga ini diberi judul DSM III. DSM III menjadi pelopor bagi sistem evaluasi dan klasifikasi gangguan jiwa multiaksial. DSM III mengalami revisi pada tahun 1987. Hasil revisinya kemudian diterbitkan dengan nama DSM III-R. Edisi keempat dari DSM diterbitkan pada tahun 1994. Nama terbitannya adalah DSM IV. Pada tahun 2000, revisi teks dari DSM IV diterbitkan dengan nama DSM-IV-TR.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Vahia|first=Vihang N.|date=2013|title=Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5: A Quick Glance|url=https://www.researchgate.net/publication/257250576_Diagnostic_and_statistical_manual_of_mental_disorders_5_A_quick_glance/fulltext/5ac11922aca27222c75b53c9/Diagnostic-and-statistical-manual-of-mental-disorders-5-A-quick-glance.pdf|journal=Indian Journal of Psychiatry|volume=55|issue=3|pages=220}}</ref>


== Tujuan penerbitan ==
== Tujuan penerbitan ==
Baris 20: Baris 22:
== DSM-5 ==
== DSM-5 ==
[[Berkas:Dsm-5-released-big-changes-dsm5.jpg|jmpl|Sampul dari [[DSM-5]].]]
[[Berkas:Dsm-5-released-big-changes-dsm5.jpg|jmpl|Sampul dari [[DSM-5]].]]
Penerbitan DSM-5 dilakukan pada tahun 2013.<ref>{{Cite journal|last=Aldrin, M., dkk.|date=2017|title=Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Autisme|url=https://journal.uii.ac.id/snimed/article/download/8522/PDF%2011|journal=Seminar Nasional Informatika Medis VIII|pages=61}}</ref> Penulisan DSM-5 dikerjakan selama 12 tahun oleh berbagai ahli di bidang diagnosis dan kedokteran. Kriteria diagnostik dievaluasi dengan berbagai pemikiran dan pertimbangan. Selain itu, setiap aspek manual di dalamnya dipertimbangkan berdasarkan cara [[organisasi]] aspek tersebut. DSM-5 juga memasukkan berbagai fitur baru yang berguna bagi dokter dalam diagnosis gangguan jiwa.<ref>{{Cite book|last=American Psychiatric Association|date=2013|url=http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/657/1/Diagnostic%20and%20statistical%20manual%20of%20mental%20disorders%20_%20DSM-5%20%28%20PDFDrive.com%20%29.pdf|title=Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5)|location=Arlington|publisher=American Psychiatric Association|isbn=978-0-89042-555-8|pages=5|url-status=live}}</ref> Kekurangan dari DSM-5 adalah belum membahas mengenai gangguan kecanduan [[internet]] yang dialami oleh masyarakat modern. Penyebabnya adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli masih belum memadai.<ref>{{Cite journal|last=Indra, C. M., dkk.|date=2019|title=Hubungan Kecanduan Internet dengan Depresi pada Pelajar Kelas XI di SMA Negeri 9 Binsus Manado Tahun Ajaran 2018/2019|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/22511/22202|journal=Jurnal Medik dan Rehabilitasi|volume=1|issue=3|pages=1}}</ref> Sementara itu, gangguan skizoafektif sempat dipertimbangkan untuk dihapus dalam penyusunan DSM-5.<ref>{{Cite journal|last=Citraningtyas|first=Theresia|date=2017|title=Gangguan Skizoafektif: Penerapan DSM-5 pada Entitas Diagnostik yang Hampir Dihilangkan|url=http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1576/1685|journal=Jurnal Kedokteran Meditek|volume=23|issue=64|pages=47}}</ref>
Penerbitan DSM-5 dilakukan pada tahun 2013.<ref>{{Cite journal|last=Aldrin, M., dkk.|date=2017|title=Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Autisme|url=https://journal.uii.ac.id/snimed/article/download/8522/PDF%2011|journal=Seminar Nasional Informatika Medis VIII|pages=61}}</ref> Penulisan DSM-5 dikerjakan selama 12 tahun oleh berbagai ahli di bidang diagnosis dan kedokteran. Kriteria diagnostik dievaluasi dengan berbagai pemikiran dan pertimbangan. Selain itu, setiap aspek manual di dalamnya dipertimbangkan berdasarkan cara [[organisasi]] aspek tersebut. DSM-5 juga memasukkan berbagai fitur baru yang berguna bagi dokter dalam diagnosis gangguan jiwa.<ref>{{Cite book|last=American Psychiatric Association|date=2013|url=http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/657/1/Diagnostic%20and%20statistical%20manual%20of%20mental%20disorders%20_%20DSM-5%20%28%20PDFDrive.com%20%29.pdf|title=Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5)|location=Arlington|publisher=American Psychiatric Association|isbn=978-0-89042-555-8|pages=5|url-status=live}}</ref>
DSM-5 disusun untuk mengatasi kekurangan dari DSM-IV terhadap definisi dari ciri-cir gejala dan [[perilaku]] kelompok. DSM-IV cenderung tidak memberitahukan akses ke pengobatan yang tepat.<ref>{{Cite journal|last=Kuriakose|first=Shinu|title=DSM 5: Controversial Acceptance and Ongoing Challenges|url=https://biomedgrid.com/pdf/AJBSR.MS.ID.001169.pdf|journal=American Journal of Biomedical Science and Research|volume=7|issue=4|pages=333|doi=10.34297/AJBSR.2020.07.001169|issn=2642-1747}}</ref>
Kekurangan dari DSM-5 adalah belum membahas mengenai gangguan kecanduan [[internet]] yang dialami oleh masyarakat modern. Penyebabnya adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli masih belum memadai.<ref>{{Cite journal|last=Indra, C. M., dkk.|date=2019|title=Hubungan Kecanduan Internet dengan Depresi pada Pelajar Kelas XI di SMA Negeri 9 Binsus Manado Tahun Ajaran 2018/2019|url=https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmr/article/view/22511/22202|journal=Jurnal Medik dan Rehabilitasi|volume=1|issue=3|pages=1}}</ref> Sementara itu, gangguan skizoafektif sempat dipertimbangkan untuk dihapus dalam penyusunan DSM-5.<ref>{{Cite journal|last=Citraningtyas|first=Theresia|date=2017|title=Gangguan Skizoafektif: Penerapan DSM-5 pada Entitas Diagnostik yang Hampir Dihilangkan|url=http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/view/1576/1685|journal=Jurnal Kedokteran Meditek|volume=23|issue=64|pages=47}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 15 Maret 2022 01.57

DSM-5 & DSM-4-TR, dua jenis edisi dari Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM).

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (dalam bahasa Inggris: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders; disingkat DSM) diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA), menawarkan bahasa yang umum dan kriteria standar untuk klasifikasi gangguan mental. Buku ini digunakan, atau diandalkan, oleh dokter, Psikolog klinis, peneliti, lembaga regulasi obat kejiwaan, perusahaan asuransi kesehatan, perusahaan farmasi, sistem hukum, dan pembuat kebijakan bersama-sama dengan alternatif seperti Klasifikasi Statistik Internasional Penyakit dan Masalah Kesehatan Terkait (ICD), diproduksi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). DSM sekarang dalam edisi kelima, DSM-5, yang diterbitkan pada 18 Mei 2013.[1] Ia mengevaluasi pasien di lima sumbu atau dimensi, bukan hanya satu aspek yang luas dari 'gangguan jiwa'. Dimensi ini berhubungan dengan aspek biologis, psikologis, sosial dan aspek lainnya. DSM berevolusi dari sistem mengumpulkan sensus dan statistik rumah sakit jiwa, dan dari manual Angkatan Darat Amerika Serikat. Revisi sejak publikasi pertamanya pada tahun 1952 telah secara bertahap menambahkan jumlah gangguan mental meski juga menghapus yang tidak lagi dianggap sebagai gangguan mental.

Sejarah

Pengumpulan dan dokumentasu data epidemiologi yang paling awal tentang penyakit jiwa dilakukan pada tahun 1840 di Amerika Serikat. Klasifikasi awal dari penyakit jiwa adalah dalam satu kategori kebodohan atau kegilaan. Pada tahun 1880, Sensus Amerika Serikat membuat kategori penyakit jiwa dengan definisi yang tingkat akurasinya masih rendah. Beberapa kategorinya yaitu mania, melancholia, monomania, kelumpuhan umum orang gila, demensia, dan dipsomania. Klasifikasi penyakit jiwa menjadi 22 kategori dilakukan pada tahun 1918 oleh American Medico-Psychological Association. Asosiasi ini menerbitkannya daftarnya dalam bentuk manual. Tujuan penerbitannya untuk digunakan oleh Institutions for the Insane. Pada tahun 1921, American Medico-Psychological Association berganti nama menjadi American Psychiatric Association. Selama Perang Dunia II, tentara Amerika Serikat menerima manual penyakit medis yang disebut 'Medical 203'. Manual ini kemudian direvisi oleh Angkatan Laut Amerika Serikat. Tujuannya untuk merumuskan "Nomenklatur Penyakit Terklasifikasi Standar". Satandar ini kemudian diadopsi dan kemudian digunakan oleh Kantor Ahli Bedah Umum Amerika Serikat untuk mengklasifikasikan penyakit selama pertempuran dan setelah peperangan berakhir. Proses klasifikasi ini melibatkan para veteran yang selamat dari Perang Dunia II. Kementerian Veteran Amerika Serikat kemudian mengadopsi standar tersebut dengan melakukan modifikasi. Para psikiater Amerika Serikat yang ikut dalam Perang Dunia II tetap menggunakan Nomenklatur Penyakit Terklasifikasi di dalam praktik sipil. Pada tahun 1949. Organisasi Kesehatan Dunia memasukkan bab tentang gangguan jiwa dalam Klasifikasi Penyakit Internasional (ICD) ke-6. Isinya memiliki kesamaan dengan Nomenklatur Penyakit Terklasifikasi. American Psychiatry Association kemudian membentuk Komite Nomenklatur dan Statistik pada tahun 1950. Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, disingkat DSM) diterbitkan pada tahun 1952 sebagai hasil kerja dari komite tersebut.[2]

Namanya saat pertama kali diterbitkan hanya Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Tidak adanya pemberian nomor edisi dikarenakan tidak terpikirkan akan adanya revisi berkala terhadap manual ini. Itu tidak membawa nomor apa pun yang melekat pada judulnya. Kemudian pada tahun 196, diterbitkan edisi kedua dari DSM. Nama terbitannya adalah Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Second Edition. Kemudian pada tahun 1980, edisi ketiga dari DSM diterbitkan. Pada saat itu, telah ada kecenderungan untuk menggunakan angka Romawi pada edisi-edisi terbaru DSM. Karenanya, edisi ketiga ini diberi judul DSM III. DSM III menjadi pelopor bagi sistem evaluasi dan klasifikasi gangguan jiwa multiaksial. DSM III mengalami revisi pada tahun 1987. Hasil revisinya kemudian diterbitkan dengan nama DSM III-R. Edisi keempat dari DSM diterbitkan pada tahun 1994. Nama terbitannya adalah DSM IV. Pada tahun 2000, revisi teks dari DSM IV diterbitkan dengan nama DSM-IV-TR.[2]

Tujuan penerbitan

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental atau DSM, diterbitkan oleh Asosiasi Psikiatri Amerika. Tujuan penerbita DSM adalah untuk menjadi satu sistem klasifikasi diagnostik atas gangguan jiwa.[3]

Sistem kategori

Klasifikasi ini menggunakan kriteria diagnostik yang didasarkan kepada diagnosis dan manual statistik gangguan jiwa. DSM merupakan salah satu jenis sistem klasifikasi yang menerapkan sistem kategori untuk kriteria diagnostik. Jenis sistem kategori yang dipakainya adalah sistem multiaksis. Pada sistem ini, diagnosis hanya dapat dilakukan dengan persyaratan adanya berbagai jenis gejala.[3]

DSM-4

DSM-4 diterbitkan oleh Asosiasi Psikiatri Amerika pada tahun 1994.[4] Pada DSM-4, gejala yang khas dan unik dikumpulkan untuk melakukan identifikasi tiap jenis gangguan jiwa. Proses diagnosis juga dilakukan menganalisis riwayat penyakit yang bersifat khas pada pasien.[5]

DSM-IV-TR

DSM-IV-TR melakukan klasifikasi atas gangguan jiwa dengan membaginya menjadi 17 kategori diagnostik. Peningkatan akurasi diagnosisi ditingkatkan karena daftar kriteria khusus untuk setiap gangguan mental dan jumlah kriteria yang harus dipenuhi untuk mencapai ambang diagnostik telah tersedia. Penyempurnaan dalam manual diagnostik dan pengembangan berkelanjutan didukung oleh penelitian empiris dan tinjauan literatur yang ekstensif. DSM-IV-TR telah menjadi salah satu manual terlengkap dan efisien dalam mendiagnosis gangguan jiwa. DSM-IV-TR memiliki kedudukan yang sama dengan ICD-10. Kedua manual ini saling kompatibel.[6]

Sampul dari DSM-4-TR.

Sedangkan DSM-4-TR dibuat untuk memberikan kriteria diagnostik untuk trauma. Kriteria ini menetapkan bahwa trauma hanya dapat dirasakan oleh individu yang mengalami, menyaksikan, atau menghadapi kejadian-kejadian yang berbentuk ancaman yang nyata. Ancaman ini meliputi ancaman kematian, cedera serius, dan ancaman terhadap integritas tubuh. Kriteria trauma pada ancaman kematian meliuputi ancaman kematian saja ataupun kematian yang nyata. Sedangkan kriteria untuk ancaman terhadap integritas tubuh berlaku pada pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Kriteria trauma ini menambahkan bahwa trauma hanya ditetapkan pada ancaman-ancaman tersebut dengan adanya tanggapan berupa rasa ketakutan yang luar biasa, rasa ketidakberdayaan maupun perasaan horor.[7]

DSM-5

Berkas:Dsm-5-released-big-changes-dsm5.jpg
Sampul dari DSM-5.

Penerbitan DSM-5 dilakukan pada tahun 2013.[8] Penulisan DSM-5 dikerjakan selama 12 tahun oleh berbagai ahli di bidang diagnosis dan kedokteran. Kriteria diagnostik dievaluasi dengan berbagai pemikiran dan pertimbangan. Selain itu, setiap aspek manual di dalamnya dipertimbangkan berdasarkan cara organisasi aspek tersebut. DSM-5 juga memasukkan berbagai fitur baru yang berguna bagi dokter dalam diagnosis gangguan jiwa.[9]

DSM-5 disusun untuk mengatasi kekurangan dari DSM-IV terhadap definisi dari ciri-cir gejala dan perilaku kelompok. DSM-IV cenderung tidak memberitahukan akses ke pengobatan yang tepat.[10]

Kekurangan dari DSM-5 adalah belum membahas mengenai gangguan kecanduan internet yang dialami oleh masyarakat modern. Penyebabnya adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli masih belum memadai.[11] Sementara itu, gangguan skizoafektif sempat dipertimbangkan untuk dihapus dalam penyusunan DSM-5.[12]

Referensi

  1. ^ American Psychiatric Association. 2013. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition. Arlington, VA: American Psychiatric Association. 
  2. ^ a b Vahia, Vihang N. (2013). "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders 5: A Quick Glance" (PDF). Indian Journal of Psychiatry. 55 (3): 220. 
  3. ^ a b Yusuf, A., dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa (PDF). Jakarta: Salemba Medika. hlm. 9. 
  4. ^ Mardiati, R., dkk. "Gangguan Penggunaan Zat Psikoaktif" (PDF). angsamerah.com. Diakses tanggal 11 Maret 2022. 
  5. ^ Nuryati, dan Kresnowati, L. (2018). Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit dan Masalah Terkait III: Anatomi, Fisiologi, Patologi, Terminologi Medis dan Tindaka pada Sistem Panca Indra, Saraf, dan Mental (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan. hlm. 2–3. 
  6. ^ Segal, Daniel L. Segal (2010). "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM‐IV‐TR)" (PDF). The Corsini Encyclopedia of Psychology. John Wiley & Sons, Inc: 495. doi:10.1002/9780470479216.corpsy0271. ISBN 978-047-017-024-3. 
  7. ^ Nurmalitasari, F., dan Harsono, Y. T. (2020). "Peran Jenis Kelamin terhadap Pertumbuhan Pasca Trauma pada Penyintas Difabel Pasca Gempa Bumi Yogyakarta". Prosiding Seminar Nasional dan Call Paper: Psikologi Positif Menuju Mental Wellness: 56. 
  8. ^ Aldrin, M., dkk. (2017). "Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Autisme". Seminar Nasional Informatika Medis VIII: 61. 
  9. ^ American Psychiatric Association (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5) (PDF). Arlington: American Psychiatric Association. hlm. 5. ISBN 978-0-89042-555-8. 
  10. ^ Kuriakose, Shinu. "DSM 5: Controversial Acceptance and Ongoing Challenges" (PDF). American Journal of Biomedical Science and Research. 7 (4): 333. doi:10.34297/AJBSR.2020.07.001169. ISSN 2642-1747. 
  11. ^ Indra, C. M., dkk. (2019). "Hubungan Kecanduan Internet dengan Depresi pada Pelajar Kelas XI di SMA Negeri 9 Binsus Manado Tahun Ajaran 2018/2019". Jurnal Medik dan Rehabilitasi. 1 (3): 1. 
  12. ^ Citraningtyas, Theresia (2017). "Gangguan Skizoafektif: Penerapan DSM-5 pada Entitas Diagnostik yang Hampir Dihilangkan". Jurnal Kedokteran Meditek. 23 (64): 47. 

Pranala luar