Masjid Gholo Bayat Klaten: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Harris Est 13 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Harris Est 13 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 1: Baris 1:
{{sedang ditulis}}{{Infobox religious building
{{sedang ditulis}}{{Infobox religious building
|image =
| image =
|caption =
| caption =
|building_name = Masjid Gala
| building_name = Masjid Gala
|location = Padasanan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
| location = Padasanan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
|religious_affiliation = Islam
| religious_affiliation = Islam
|architect =
| architect =
|coordinates =
| coordinates =
|architecture_style = Jawa
| architecture_style = Jawa
|established = Abad ke-16
| established = Abad ke-16
|year_completed =
| year_completed =
|construction_cost =
| construction_cost =
|capacity =
| capacity =
|length = 8 m
| length = 12 m
|width = 8 m
| width = 12 m
|dome_quantity =
| dome_quantity =
|minaret_quantity =
| minaret_quantity =
|minaret_height =
| minaret_height =
}}
}}


'''Masjid''' '''Gholo''',<ref>{{Cite web|title=Dunia Masjid :: Jakarta Islamic Centre - Masjid Gholo Bayat Klaten|url=https://duniamasjid.islamic-center.or.id/1310/masjid-gholo-bayat-klaten/|access-date=2024-03-17}}</ref> atau '''Gala''',<ref name=":0">{{Cite book|last=Romli|first=Inayati Adrisiyanti R|last2=Hatmadji|first2=Tri|last3=Indra|last4=Widoyo|last5=Hidayat|first5=Rusmulia Tjiptadi|last6=Haryono|first6=Alusius Sri|date=1992|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/23483/|title=Masjid Gala, Bayat dan pemugarannya.|location=Semarang|publisher=Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.|url-status=live}}</ref> adalah sebuah mesjid tua yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayan, [[Kabupaten Klaten]]. Masjid ini dibangun sekitar abad ke 16 di atas bukit Jabalakat, yang juga dinamai dengan bukit Gala, tetapi menurut legenda dipindahkan ke lereng bukit tempatnya sekarang. Masjid ini didirikan oleh [[Sunan Kalijaga]], yang juga dikenal dengan Ki Ageng Panandaran, sedangkan daerah tersebut yang dulu bernama Tembayat menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.
'''Masjid''' '''Gholo''',<ref>{{Cite web|title=Dunia Masjid :: Jakarta Islamic Centre - Masjid Gholo Bayat Klaten|url=https://duniamasjid.islamic-center.or.id/1310/masjid-gholo-bayat-klaten/|access-date=2024-03-17}}</ref> atau '''Gala''',<ref name=":0">{{Cite book|last=Romli|first=Inayati Adrisiyanti R|last2=Hatmadji|first2=Tri|last3=Indra|last4=Widoyo|last5=Hidayat|first5=Rusmulia Tjiptadi|last6=Haryono|first6=Alusius Sri|date=1992|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/23483/|title=Masjid Gala, Bayat dan pemugarannya.|location=Semarang|publisher=Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.|url-status=live}}</ref> adalah sebuah mesjid tua yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayan, [[Kabupaten Klaten]]. Masjid ini dibangun sekitar abad ke 16 di atas bukit Jabalakat, yang juga dinamai dengan bukit Gala, tetapi menurut legenda dipindahkan ke lereng bukit tempatnya sekarang. Masjid pernah menjadi tempat [[Sunan Bayat]] bermukim, sedangkan daerah tersebut yang dulu bernama Tembayat itu menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Kisah masjid ini diawali dari [[Wali Sanga]] yang mencari pengganti [[Siti Jenar]], dan berdasarkan musyawarah dipilihlah seorang bupati Semarang masa itu. Sunan Kalijaga menguji bupati yang terkenal kikir itu dengan menyamar sebagai pengemis.{{sfn|Zein|1999|p=264-267}} Menurut ''Babad Demak'', sunan baru itu melakukan perjalanan hingga tiba di suatu tempat yang bernama Tembayat yang tandus dan menemukan sebuah masjid di puncak bukit Jabalkat. Orang-orang yang tinggal di sana harus turun gunung demi mendapatkan air. Sang sunan kemudian 'membuat' telaga di sana dan melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut.<ref name=":0" />
Kisah masjid ini diawali dari [[Wali Sanga]] yang mencari pengganti [[Siti Jenar]], dan berdasarkan musyawarah dipilihlah seorang bupati Semarang masa itu. Sunan Kalijaga menguji bupati yang terkenal kikir itu dengan menyamar sebagai pengemis. Setelah menyadari sifat buruknya itu, ia belajar kepada Sunan Kalijaga hingga menjadi alim dan mampu berdakwah.{{sfn|Zein|1999|p=264-267}} Menurut ''Babad Demak'', sunan baru itu melakukan perjalanan hingga tiba di suatu tempat yang bernama Tembayat yang tandus dan menemukan sebuah masjid di puncak bukit Jabalkat. Orang-orang yang tinggal di sana harus turun gunung demi mendapatkan air. Sang sunan kemudian 'membuat' telaga di sana dan melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut.{{sfn|Romli et al|1992|p=2-3}}


Dari segi struktur fisikya, masjid ini tidak seperti masjid tradisional Jawa yang pada umumnya mempunyai serambi dan pawestren (tempat khusus perempuan). Kemungkinan besar hal ini disebabkan masjid ini dibangun di tengah-tengah pemukiman.{{sfn|Romli et al|1992|p=2-3}}
== Rujukan ==

== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

== Daftar Pustaka ==
*{{cite book
|title=Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia
|last=Zein
|first=Abdul Baqir
|year=1999
|publisher=Gema Insani
|place=Jakarta
|id=ISBN 979-561-567-X
|ref={{sfnRef|Zein|1999}}
|url=http://books.google.co.id/books?id=-NnF9Ryal0IC
}}
*{{cite book
|title=Masjid Gala, Bayat dan pemugarannya
|last=Romli et al.
|first=Inayati Adrisiyanti R
|year=1992
|publisher=Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah
|place=Semarang
|id=
|ref={{sfnRef|Romli et al.|1992}}
|url=http://books.google.co.id/books?id=-NnF9Ryal0IC
}}


[[Kategori:Masjid di Indonesia]]
[[Kategori:Masjid di Indonesia]]

Revisi per 17 Maret 2024 10.55

Masjid Gala
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiPadasanan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
Arsitektur
Gaya arsitekturJawa
DidirikanAbad ke-16
Spesifikasi
Panjang12 m
Lebar12 m

Masjid Gholo,[1] atau Gala,[2] adalah sebuah mesjid tua yang terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayan, Kabupaten Klaten. Masjid ini dibangun sekitar abad ke 16 di atas bukit Jabalakat, yang juga dinamai dengan bukit Gala, tetapi menurut legenda dipindahkan ke lereng bukit tempatnya sekarang. Masjid pernah menjadi tempat Sunan Bayat bermukim, sedangkan daerah tersebut yang dulu bernama Tembayat itu menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.

Sejarah

Kisah masjid ini diawali dari Wali Sanga yang mencari pengganti Siti Jenar, dan berdasarkan musyawarah dipilihlah seorang bupati Semarang masa itu. Sunan Kalijaga menguji bupati yang terkenal kikir itu dengan menyamar sebagai pengemis. Setelah menyadari sifat buruknya itu, ia belajar kepada Sunan Kalijaga hingga menjadi alim dan mampu berdakwah.[3] Menurut Babad Demak, sunan baru itu melakukan perjalanan hingga tiba di suatu tempat yang bernama Tembayat yang tandus dan menemukan sebuah masjid di puncak bukit Jabalkat. Orang-orang yang tinggal di sana harus turun gunung demi mendapatkan air. Sang sunan kemudian 'membuat' telaga di sana dan melaksanakan salat Jumat di masjid tersebut.[4]

Dari segi struktur fisikya, masjid ini tidak seperti masjid tradisional Jawa yang pada umumnya mempunyai serambi dan pawestren (tempat khusus perempuan). Kemungkinan besar hal ini disebabkan masjid ini dibangun di tengah-tengah pemukiman.[4]

Referensi

  1. ^ "Dunia Masjid :: Jakarta Islamic Centre - Masjid Gholo Bayat Klaten". Diakses tanggal 2024-03-17. 
  2. ^ Romli, Inayati Adrisiyanti R; Hatmadji, Tri; Indra; Widoyo; Hidayat, Rusmulia Tjiptadi; Haryono, Alusius Sri (1992). Masjid Gala, Bayat dan pemugarannya. Semarang: Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah. 
  3. ^ Zein 1999, hlm. 264-267.
  4. ^ a b Romli et al 1992, hlm. 2-3.

Daftar Pustaka