Metode ilmiah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Christian scholey (bicara) ke revisi terakhir oleh Andiazamuddin
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(34 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Students at the Science Battle 2017 in Tartu 1.jpg|jmpl|294x294px|Eksperimen merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian proses metode ilmiah.]]
{{nofootnotes}}
'''Metode ilmiah''' adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah sendiri merupakan cara kerja ilmuan untuk memecahkan masalah dengan menerapkan langkah-langkah yang teratur dan sistematis dalam metode ilmiah.<ref name=":0">{{Cite book|last=R. Gunawan Susilowarno|first=Dkk|date=|url=https://books.google.co.id/books?id=LYEYkjKeaEsC&pg=PA317&dq=biologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi0hJX9q5rtAhUslEsFHQ3eATgQ6AEwAnoECAgQAg#v=onepage&q=biologi%20kelas%2010&f=false|title=Biologi SMA/MA Kls X (Diknas)|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-025-019-2|pages=11-19|language=id|url-status=live}}</ref>
'''Metode ilmiah''' adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan [[Masalah|masalah-masalah]] yang dihadapi.<ref name=":0" /> Metode ilmiah melibatkan [[pengamatan]] dan [[pengukuran]] yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi [[hipotesis]].<ref>{{Cite web|last=Lexico|title=SCIENTIFIC METHOD {{!}} Meaning & Definition for UK English {{!}} Lexico.com|url=https://www.lexico.com/definition/scientific_method|website=Lexico Dictionaries {{!}} English|language=en|access-date=2021-12-26|archive-date=2016-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20160821083959/http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/scientific-method|dead-url=yes}}</ref>


Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan pembuatan [[Konjektur|dugaan]] (penjelasan hipotesis), menurunkan prediksi dari hipotesis sebagai [[konsekuensi logis]], dan kemudian melakukan eksperimen atau pengamatan [[Bukti empiris|empiris]] berdasarkan prediksi tersebut.<ref>{{Cite journal|last=Peirce|first=Charles Sanders|date=2014|title=A Neglected Argument for the Reality of God|url=https://www.semanticscholar.org/paper/A-Neglected-Argument-for-the-Reality-of-God-Peirce/8a1ed3b6c17e04ffd4cf57472792b635cd4824ee|journal=Wikisource|language=en|pages=3}}</ref>
== Unsur metode ilmiah ==
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
# [[#Karakterisasi|Karakterisasi]] ([[pengamatan]] dan [[pengukuran]])
# [[#Pembentukan hipotesis|Hipotesis]] (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
# [[#Prediksi dari hipotesis|Prediksi]] ([[deduksi]] [[logika|logis]] dari [[hipotesis]])
# [[#Eksperimen|Eksperimen]] (pengujian atas semua hal di atas)


[[Hipotesis]] adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh saat mencari jawaban atas pertanyaan akan suatu masalah. Hipotesis dapat bersifat sangat spesifik maupun luas. Para ilmuwan kemudian menguji hipotesis yang telah dirumuskan melalui eksperimen atau studi. Hipotesis [[Ilmu|ilmiah]] harus dipandang berdasarkan sisi kesalahannya (falsifikasi). Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil dari eksperimen atau pengamatan yang dilakukan apabila bertentangan dengan prediksi yang disimpulkan dari hipotesis. Jika tidak dianggap demikian, hipotesis tidak dapat diuji secara bermakna.<ref>{{Cite book|last=Popper|first=Karl|date=2002|url=http://strangebeautiful.com/other-texts/popper-logic-scientific-discovery.pdf|title=The Logic of Scientific Discovery|location=London|publisher=Taylor & Francis|isbn=0-203-99462-0|pages=264|url-status=live|access-date=2021-12-27|archive-date=2016-11-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20161130182507/http://strangebeautiful.com/other-texts/popper-logic-scientific-discovery.pdf|dead-url=yes}}</ref>
== Menemukan dan merumuskan masalah ==
Cara menentukan masalah dalam penelitian biologi adalah dengan memperhatikan objek biologi pada lingkungan sekitar misalnya mengamati pertambahan tinggi suatu tanaman dalam hitungan hari atau minggu sehingga menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dirumuskan melalui metode ilmiah. Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat disusun hipotesis awal.


Metode [[Percobaan|eksperimen]] dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.<ref>{{Cite web|last=Onlinepubs|title=CHAPTER 2: Principles of Scientific Inquiry|url=https://onlinepubs.trb.org/onlinepubs/nchrp/cd-22/v1chapter2.html|website=onlinepubs.trb.org|access-date=2021-12-27}}</ref>
Objek biologi dalam menentukan masalah meliputi organisme terkecil (sel) hingga lingkungan tempat hidup semua makhluk hidup di dunia (biosfer).


Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan cara kerja ilmuan dalam [[Penyelesaian masalah|memecahkan masalah]] dengan menerapkan berbagai langkah yang teratur dan sistematis sebagai implementasi dari metode ilmiah.<ref name=":0">{{Cite book|last=R. Gunawan Susilowarno|first=Dkk|date=|url=https://books.google.co.id/books?id=LYEYkjKeaEsC&pg=PA317&dq=biologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwi0hJX9q5rtAhUslEsFHQ3eATgQ6AEwAnoECAgQAg#v=onepage&q=biologi%20kelas%2010&f=false|title=Biologi SMA/MA Kls X (Diknas)|location=Jakarta|publisher=Grasindo|isbn=978-979-025-019-2|pages=11-19|language=id|url-status=live}}</ref>
Masalah-masalah yang baik memiliki ciri-ciri tertentu seperti bernilai kompetitif yang apabila telah dipecahkan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan dunia ilmu pengetahuan, memiliki visitabilitas yang apabila dilakukan oleh orang yang berbeda akan membuahkan hasil yang sama, serta sesuai dengan kualifikasi penulis misalnya usia, kemampuan dan daya dukung.<ref name=":0" />


== Observasi ==
== Sejarah ==
[[Aristoteles]], seorang filsuf Yunani, diakui sebagai tokoh pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam mencari [[pengetahuan]]. Hal ini karena analisis mengenai implikasi logis yang diusulkannya terstruktur rapi dan berbeda dengan filsuf sebelumnya.<ref>{{Cite book|last=Pozzo|first=Riccardo|date=2004|url=https://books.google.co.id/books?id=vayp8jxcPr0C&pg=PA41&redir_esc=y&hl=id#v=onepage&q&f=false|title=The Impact of Aristotelianism on Modern Philosophy|location=Washington DC|publisher=CUA Press|isbn=978-0-8132-1347-7|pages=41|language=en|url-status=live}}</ref>


[[Ibnu al-Haitsam]] atau Alhazen merupakan ilmuwan Islam dari bidang sains, [[matematika]], dan [[filsafat]] yang dianggap sebagai bapak metode ilmiah modern. Pendekatan yang dilakukan oleh Alhazen digunakan untuk menyelidiki fenomena, memeroleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya berdasarkan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan melalui proses pengamatan dan pengukuran, dilanjutkan dengan perumusan dan pengujian hipotesis untuk menjelaskan data.<ref>{{Cite news|last=Al-Khalili|first=Jim|date=2009|title=The 'first true scientist'|url=http://news.bbc.co.uk/2/hi/7810846.stm|work=BBC News|language=en-GB|access-date=2021-12-27}}</ref>
Observasi atau yang disebut dengan proses pengumpulan data dan keterangan merupakan proses mengamati makhluk hidup dengan menggunakan perangkat observasi. Perangkat observasi terdiri dari dua jenis yakni panca indra dan alat bantu observasi untuk mengetahui bentuk, ukuran, warna, cara berjalan, suara, bau, kehalusan kulit, atau rasa.<ref name=":1">{{Cite book|last=S.Si|first=Siti Pramitha Retno Wardhani|date=2020-08-05|url=https://books.google.co.id/books?id=HEn1DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=biologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjM_oetiJ_tAhVlILcAHfyYBBc4ChDoATADegQICRAC#v=onepage&q=biologi%20kelas%2010&f=false|title=Smart Bio Series: IPA BIOLOGI SMA/MA Kelas 10, 11, 12: Diandra Kreatif|location=Sleman|publisher=Diandra Kreatif|isbn=978-623-6571-56-9|pages=9|language=id|url-status=live}}</ref>


Pada abad ketujuh belas, [[Francis Bacon]] dan [[René Descartes]], mencoba memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana para ilmuwan harus melanjutkan pencarian pengetahuan. Meskipun ide yang ditawarkan dalam metode ilmiah khusus ini terlihat mudah untuk dilakukan, tetapi selama abad kedua puluh banyak filsuf dan tokoh lainnya menjadi skeptis tentang gagasan memberikan sesuatu seperti resep atau metode khusus untuk sains. [[Ilmu|Sains]] dianggap sebagai proses yang terlalu kreatif dan tidak dapat diprediksi sehingga tidak ada resep dan metode yang dapat menjelaskannya— hal ini terutama benar dalam kasus ilmuwan besar seperti [[Newton]], [[Charles Darwin|Darwin]], dan [[Albert Einstein|Einstein]].<ref name=":2">{{Cite book|last=Godfrey-Smith|first=Peter|date=2003|url=https://cursosupla.files.wordpress.com/2018/09/godfrey-smith-p-theory-and-reality-an-introduction-to-the-philosophy-of-science-2003.pdf|title=Theory and reality an introduction to the philosophy of science|location=Chicago|publisher=The University of Chicago Press|isbn=978-0-226-61865-4|pages=6-7|oclc=1272045280|url-status=live}}</ref> Metode ilmiah dianggap sebagai jembatan atau strategi ilmiah yang menghubungkan teori logis yang bersifat abstrak dan panduan langkah yang terlalu sederhana. Kemudian muncul harapan bagaimana hubungan teori dengan dunia melalui strategi yang digeneralisasi tersebut.<ref name=":2" />
Pelibatan panca indra dalam observasi biologi menggunakan indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra pembau (hidung), danindra perasa (lidah). Sementara alat bantu observasi yang dimaksud adalah [[mikroskop]], [[lup]], [[kertas lakmus]], mistar, dan [[termometer]].
#
#
#
#
:


== Ciri-ciri penelitian ilmiah ==
Penelitian ilmiah merupakan penyelidikan yang menggunakan metode ilmiah dan dipandu dengan teori dan hipotesis mengenai berbagai masalah yang akan dipecahkan.<ref name=":5"/> Adapun beberapa ciri penelitian ilmiah ini antara lain sebagai berikut.


=== Bertujuan (''purposiveness'') ===
Kegiatan penelitian diawali dengan kegiatan penentuan tujuan yakni untuk memecahkan masalah [[Ilmu|ilmu pengetahuan]] yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, melalui [[penelitian]] yang dilakukan dapat diketahui apakah masalah tersebut dapat terselesaikan atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.<ref name=":5"/>


=== Sistematik dan terorganisasi ===
== Menentukan hipotesis ==
Penelitian berlangsung dalam serangkaian proses yang terstruktur dan tersusun atas berbagai tahap yang jelas. Urutan tahapan harus jelas, meskipun tidak berurutan dengan langkah metode ilmiah, tetapi harus dipastikan tahapannya. Hal ini supaya memungkinkan dalam memeriksa relevansi hasil dengan cara untuk mendapatkan hasil tersebut.<ref name=":5"/>
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah berdasarkan teori dan fakta. Hipotesis bersifat teoritis dan masih perlu diuji kebenaran melalui data yang diperoleh. <ref name=":1" /> <ref>{{Cite book|last=Shururi|first=Sati El|date=2016-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=smFoDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=biologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiFyZre_Z_tAhXXYysKHXREDnYQ6AEwB3oECAcQAg#v=onepage&q=biologi%20kelas%2010&f=false|title=Pedoman Cerdas Biologi Kelas X, XI & XII SMA/MA|location=Depok|publisher=Huta Publisher|isbn=978-602-6805-51-5|pages=3|language=id|url-status=live}}</ref>


=== Empirik ===
Hipotesis yang berguna akan memungkinkan [[prediksi]] berdasarkan [[deduksi]]. Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu [[eksperimen]] dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat [[statistika|statistik]] dan hanya berupa [[probabilitas]].
Pada penelitian ilmiah, data utama yang digunakan untuk memecahkan masalah merupakan [[Empiris|data empiris]] yakni bersumber dari pengamatan dan penyelidikan secara langsung.<ref name=":5"/>


=== Kritis dan korektif ===
Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Hanya dengan demikianlah maka terjadinya hasil tersebut menambah probabilitas bahwa hipotesis yang dibuat sebelumnya adalah benar. Jika hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya sudah diperhitungkan saat [[#Pembentukan hipotesis|membuat hipotesis]].
Hasil yang didapati pada penelitian ilmiah harus terbuka untuk dapat diperiksa dan diuji secara objektif melalui penelitian lebih lanjut.<ref name=":5"/>
Jika prediksi tersebut tidak dapat diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai contoh, [[teknologi]] atau [[teori]] baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk dapat dilakukan.


=== Dapat diulang ===
:
Penelitian terkait topik dan masalah yang sama dapat diulangi oleh orang lain untuk memeriksa kebenaran penelitiannya. Hal ini berarti tahapan penelitian yang sama dapat digunakan untuk meneliti masalah yang sama di lingkungan berbeda.<ref name=":5"/>


=== Objektivitas ===
== Merancang dan melakukan eksperimen ==
Seluruh proses yang dilakukan dalam penelitian harus bersifat objektif, khususnya kesimpulan yang ditarik melalui interpretasi dari hasil analisis data yang objektif dan berdasarkan fakta aktual.<ref name=":5">{{Cite book|last=Silalahi|first=Ulber|date=1999|url=http://repository.unpar.ac.id/bitstream/handle/123456789/1739/Ulber_141073-p.pdf?sequence=1&isAllowed=y|title=Metode dan Metodologi Penelitian|location=Bandung|publisher=Bina Budhaya|isbn=9795890298|pages=4-5|url-status=live}}</ref>


=== Dapat digeneralisasi ===
Hasil yang ditemukan pada penelitian diubah ke dalam informasi yang dijabarkan secara umum untuk menggambarkan gejala yang diteliti dan gejala yang sama di tempat lain.<ref name=":5"/>


== Unsur ==
Unsur utama metode ilmiah<ref name=":9">{{Cite web|last=Shuttleworth|first=Martin|title=Scientific Elements - Fundamental Parts of Scientific Research|url=https://explorable.com/scientific-elements|website=explorable.com|access-date=2021-12-30}}</ref> adalah pengulangan empat langkah berikut:
# Karakterisasi ([[pengamatan]] akan masalah yang belum bisa terselesaikan)
# Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran, sebagai prinsip utama yang mendasari pembuktian)
# Prediksi ([[deduksi]] [[logika|logis]] dari [[hipotesis]])
# Eksperimen dan pengukuran (pengujian atas semua unsur, data yang didapatkan harus bisa diukur dan dianalisis)<ref name=":9" />


== Tahapan ==
Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedang diuji tidaklah benar atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan. Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu [[#Evaluasi dan pengulangan|diuji lebih lanjut]].
[[Berkas:The Scientific Method.jpg|jmpl|282x282px|Tahapan pada metode ilmiah tidak fokus pada satu urutan melainkan sebuah proses yang fleksibel dan dapat berulang.]]
Terdapat banyak pendapat kontroversial terkait langkah-langkah metode ilmiah. Adapun kesalahpahaman yang umum terkait metode ilmiah yakni tersusun atas langkah-langkah tertentu dengan urutan yang pasti. Namun, sebenarnya langkah-langkah dalam metode ilmiah ini memiliki banyak variabel yang menjadikan setiap tahapan yang dijalani adalah sebuah proses [[Daya cipta|kreatif]]. Hal ini berarti tidak ada urutan yang pasti untuk setiap langkah dalam menjalani metode ilmiah dan sangat mungkin dapat terjadi pengulangan.<ref>{{Cite book|last=Gauch|first=Hugh G.|date=2003|url=http://catdir.loc.gov/catdir/samples/cam033/2002022271.pdf|title=Scientific Methods in Practice|location=Edinburgh|publisher=Cambridge University Press|isbn=|pages=3|url-status=live}}</ref>


=== Menemukan dan merumuskan masalah ===
Hasil eksperimen tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil eksperimen secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil eksperimen tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.
Kegiatan menemukan masalah dapat dilakukan melalui observasi atau pengamatan untuk selanjutnya merumuskan masalah menjadi sebuah pertanyaan. Masalah ini dapat ditemui dari kegiatan harian, teori yang diminati peneliti, bidang yang belum diteliti, maupun hasil diskusi dengan orang lain.<ref>{{Cite journal|last=Shoket|first=Mohd|date=2014|title=Research Problem: Identification and Formulation|url=https://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.685.6847&rep=rep1&type=pdf|journal=International Journal of Research (IJR)|volume=1|issue=4|pages=516-517|issn=2348-6848}}</ref>


Adapun cara menemukan masalah dapat dilakukan pada setiap bidang ilmu. Misalnya pada biologi, cara menentukan masalah dalam penelitian [[biologi]] adalah dengan memperhatikan objek biologi pada lingkungan sekitar. Seperti dalam mengamati pertambahan tinggi suatu tanaman dalam rentang waktu tertentu, seperti hari atau minggu. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dirumuskan dan diselesaikan melalui metode ilmiah.<ref name=":0" />
'''Merancang penelitian'''


Masalah-masalah yang baik memiliki ciri-ciri tertentu, seperti bernilai kompetitif yang apabila telah dipecahkan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan dunia ilmu pengetahuan, memiliki visibilitas yang apabila dilakukan oleh orang yang berbeda akan membuahkan hasil yang sama, serta sesuai dengan kualifikasi penulis misalnya usia, kemampuan dan daya dukung.<ref name=":0" />
Langkah pertama yang dilakukan dalam merancang suatu penelitian adalah dengan menentukan variabel penelitian. Variabel adalah hal yang penting, variabel disebut juga peubah. Ada tiga jenis variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel tergantung. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan perlakuan atau perubahan. Variabel tergantung merupakan perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh suatu perlakuan. Sementara itu, variabel kontrol adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen namun dijaga agar tidak berpengaruh.<ref name=":0" />


Observasi atau proses pengamatan dan keterangan merupakan kegiatan mengamati objek dengan menggunakan perangkat observasi. Perangkat observasi terdiri dari dua jenis yakni [[Panca Indera|panca indera]] dan alat bantu observasi lainnya yang didesain untuk mengetahui bentuk, ukuran, warna, cara berjalan, suara, bau, kehalusan kulit, atau rasa dari sesuatu.<ref name=":1">{{Cite book|last=Wardhani|first=Siti Pramitha Retno|date=2020|url=https://books.google.co.id/books?id=HEn1DwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=biologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjM_oetiJ_tAhVlILcAHfyYBBc4ChDoATADegQICRAC#v=onepage&q=biologi%20kelas%2010&f=false|title=Smart Bio Series: IPA BIOLOGI SMA/MA Kelas 10, 11, 12: Diandra Kreatif|location=Sleman|publisher=Diandra Kreatif|isbn=978-623-6571-56-9|pages=9|language=id|url-status=live}}</ref>
Setelah menentukan variabel, peneliti juga menentukan lokasi, tempat, dan waktu penelitian yang terencana dengan jelas. Selain itu, peneliti juga menentukan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membantu proses penelitian. Peneliti juga harus menentukan sampel yang akan diteliti. Setelah semuanya lengkap, peneliti melanjutkan langkah berikutnya berupa pelaksanaan penelitian.


Pelibatan panca indra dalam observasi menggunakan indra penglihatan ([[mata]]), indra pendengaran ([[telinga]]), indra peraba ([[kulit]]), indra pembau ([[hidung]]), dan indra perasa ([[lidah]]). Sementara alat bantu observasi yang dimaksud adalah [[mikroskop]], [[lup]], [[kertas lakmus]], mistar, dan [[termometer]].<ref name=":1" />
== Mengorganisasi dan menganalisis data ==
=== Merumuskan hipotesis ===
Penelitian biasanya dimulai dengan sebuah masalah. Pertanyaan, tujuan, dan hipotesis memberikan pernyataan ulang dan klarifikasi dari pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian.<ref name=":3">{{Cite journal|last=Mourougan|first=Sendil|last2=Sethuraman|date=2017|title=Hypothesis Development and Testing|url=http://aditi.du.ac.in/uploads/econtent/HYPOTHESIS_FORMULATION_AND_TESTING.pdf|journal=IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM|volume=19|issue=5|pages=34|doi=10.9790/487X-1905013440|access-date=2021-12-28|archive-date=2021-12-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20211228042816/http://aditi.du.ac.in/uploads/econtent/HYPOTHESIS_FORMULATION_AND_TESTING.pdf|dead-url=yes}}</ref>

Hipotesis adalah penjelasan tentatif yang menjelaskan serangkaian [[fakta]] dan dapat diuji dengan penyelidikan lebih lanjut.<ref name=":3"/> Hipotesis dikenal pula sebagai jawaban sementara terhadap suatu masalah berdasarkan teori dan fakta.<ref name=":1" /><ref>{{Cite book|last=Shururi|first=Sati El|date=2016-01-01|url=https://books.google.co.id/books?id=smFoDgAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=biologi+kelas+10&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiFyZre_Z_tAhXXYysKHXREDnYQ6AEwB3oECAcQAg#v=onepage&q=biologi%20kelas%2010&f=false|title=Pedoman Cerdas Biologi Kelas X, XI & XII SMA/MA|location=Depok|publisher=Huta Publisher|isbn=978-602-6805-51-5|pages=3|language=id|url-status=live}}</ref>

Hipotesis harus menjadi pernyataan menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel terukur. Itu harus membawa implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan yang dinyatakan.<ref name=":3"/> Hipotesis dianggap sebagai pernyataan yang memperkenalkan pertanyaan penelitian dan mengusulkan hasil yang diharapkan. Hipotesis merupakan bagian integral dari metode ilmiah yang membentuk dasar eksperimen ilmiah. Oleh karena itu, dalam membangun hipotesis perlu perhatian dan kehati-hatian untuk menghidari dampak buruk pada eksperimen yang akan dilanjutkan kemudian.<ref>{{Cite web|last=Enago Academy|date=2019|title=How to Write a Research Hypothesis|url=https://www.enago.com/academy/how-to-develop-a-good-research-hypothesis/|website=Enago Academy|language=en-US|access-date=2021-12-28}}</ref>

Hipotesis dilandasi dengan kerangka konseptual penelitian yang akan memungkinkan prediksi berdasarkan penalaran [[deduksi]].<ref>{{Cite book|last=Setyawan|first=Febri Endra Budi|date=2017|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=s5uWDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Hipotesis+yang+berguna+akan+memungkinkan+prediksi+berdasarkan+deduksi.&ots=KiY3WlQFcg&sig=FixvHIPD8hLvppoZuGM4lHGhj3Y&redir_esc=y#v=snippet&q=deduksi&f=false|title=PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN: ( Statistika Praktis)|location=Sidoarjo|publisher=Zifatama Jawara|isbn=978-602-6930-66-8|pages=172|language=id|url-status=live}}</ref> Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu [[eksperimen]] dalam [[laboratorium]] atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat [[statistika|statistik]] dan hanya berupa [[probabilitas]]. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Prediksi harus disertai dengan alasan yang [[rasional]] dan bukan hanya sekedar menebak jawaban.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Muna|first=Izza Alyatul|date=2017|title=Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA|url=http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/washatiya/article/view/3028|journal=El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama|language=en|volume=5|issue=1|pages=79-80|issn=2527-631X}}</ref>

=== Merancang dan melakukan penelitian ===

Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan [[penelitian]], eksperimen ataupun [[Pengamatan|observasi]] lanjutan. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka akan timbul keyakinan akan kebenaran suatu konsep. Namun, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan.<ref name=":4" />

Hasil penelitian tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan [[Peluang (matematika)|probabilitas]] kebenaran hipotesis tersebut. Hasil penelitian secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil penelitian tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.<ref>{{Cite book|last=Setiawan|first=Aries|date=2020|url=https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/MODUL-IAD-PERTEMNUAN-6.pdf|title=MODUL ILMU ALAMIAH DASAR|location=Jakarta|publisher=SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IGI|pages=3|url-status=live}}</ref>

Pengamatan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, bahkan fakta yang teliti dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan bantuan alat yang dibuat manusia dengan metode ilmiah.<ref name=":6">{{Cite journal|last=Sabari|first=John|date=2011-01-02|title=METODE ILMIAH DALAM ILMU-ILMU SOSIAL|url=http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/view/140|journal=AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA|language=en-US|volume=1|issue=1|pages=120-121|doi=10.25273/ajsp.v1i1.140|issn=2502-2857}}</ref>

'''Merancang penelitian'''

Langkah pertama yang dilakukan dalam merancang suatu penelitian adalah dengan menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian adalah hal yang penting sebagai objek pengamatan penelitian.<ref>{{Cite web|last=Hidayat|first=Anwar|date=2012|title=Variabel Penelitian Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh|url=https://www.statistikian.com/2012/10/variabel-penelitian.html|website=Uji Statistik|language=id-ID|access-date=2021-12-28}}</ref> Variabel disebut juga peubah. Ada tiga jenis variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan perlakuan atau perubahan. Variabel teriikat merupakan perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh suatu perlakuan. Sementara, variabel kontrol adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen namun dijaga agar tidak berpengaruh.<ref name=":0" />

Setelah menentukan variabel, peneliti juga menentukan lokasi, tempat, dan waktu penelitian yang terencana dengan jelas. Selain itu, peneliti juga menentukan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membantu proses penelitian. Peneliti juga harus menentukan sampel yang akan diteliti. Setelah semuanya lengkap, peneliti melanjutkan langkah berikutnya berupa pelaksanaan penelitian.<ref name=":0" />

=== Mengorganisasi dan menganalisis data ===
[[Berkas:Chart of COVID-19 vaccination weekly take-up in the United Kingdom, by UK country.png|jmpl|280x280px|Diagram batang merupakan salah satu alternatif penyajian data hasil penelitian agar dapat ditafsirkan secara utuh.]]
'''Mengelompokkan informasi dan data'''
'''Mengelompokkan informasi dan data'''


Pengelompokkan informasi dan jenis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari objek pengamatan yang disajikan sesuai karakteristik data dalam bentuk tabel, diagram, grafik, atau sajian lainnya. Penyajian data tersebut dilakukan untuk mempermudah analisis guna membuktikan hipotesis dalam menjawab tujuan penelitian.<ref name=":0" />
Pengelompokkan informasi dan jenis [[data]] dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari objek pengamatan yang disajikan sesuai karakteristik data dalam bentuk tabel, [[diagram]], grafik, atau sajian lainnya. Penyajian data tersebut dilakukan untuk mempermudah analisis guna membuktikan hipotesis dalam menjawab tujuan penelitian.<ref name=":0" />


Tahap ini menekankan penyusunan fakta dalam berbagai kelompok, jenis, dan kelas. Dalam cabang-cabang ilmu, usaha untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan membandingkan dengan fakta yang relevan disebut [[taksonomi]].<ref name=":6" />
'''Menafsirkan hasil pengolahan data'''


'''Menafsirkan hasil pengolahan data'''


Data yang diperoleh dari penelitian akan diolah secara sistematis dan komunikatif, misalnya dalam tabel sederhana atau grafik yang dianalisis dengan baik secara kualitatif, kuantitatif, statistik,atau deskriptif sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan sementara. Dari kesimpulan sementara tersebut dapat digunakan untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak.<ref name=":0" />
Data yang diperoleh dari penelitian akan diolah secara sistematis dan komunikatif, misalnya dalam tabel sederhana atau grafik yang dianalisis dengan baik secara kualitatif, kuantitatif, statistik,atau deskriptif sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan sementara. Dari kesimpulan sementara tersebut dapat digunakan untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak.<ref name=":0" />


== Mengambil kesimpulan ==
=== Mengambil kesimpulan ===
Langkah selanjutnya dalam metode ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah proses meringkas hasil eksperimen, dan mencocokkan hasil tersebut dengan hipotesis yang telas disusun di awal penelitian. Apabila hasil yang didapati tidak sesuai dengan penelitian maka jangan mengubah hipotesis, melainkan mencoba menelaah kembali kekurangan penelitian. Misalnya, informasi yang digunakan untuk menyusun hipotesis masih ada yang terlewatkan atau kurangnya ketelitian dalam melakukan penelitian.<ref name=":8">{{Cite web|last=Science Made Simple|date=2019|title=The Scientific Method|url=https://www.sciencemadesimple.com/scientific_method.html|website=www.sciencemadesimple.com|access-date=2021-12-28}}</ref>
Setelah semua tahapan penelitian dilakukan, peneliti akan menarik kesimpulan berupa hasil akhir dari suatu proses penelitian yang akan dipresentasikan. Kesimpulan ditarik berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang sudah dilakukan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan tujuan penelitian. Apabila kesimpulan sesuai dengan hipotesis maka hipotesis diterima. Jika kesimpulan tidak sesuai dengan hipotesis maka hipotesis ditolak, artinya perlu dilakukan eksperimen lagi.


Dalam menarik kesimpulan tidak selamanya menerima hipotesis, tetapi terdapat kemungkinan hipotesis ditolak. Membangun kebenaran yang dilakukan dengan metode Ilmiah pada dasarnya dikembangkan dengan dua metode yang digabungkan, yaitu berdasarkan logika dan penalaran (metode deduktif) sekaligus berdasarkan fakta atau data empiris yang berhasil dikumpulkan (metode induktif).<ref>{{Cite web|last=Salim|first=Widono|date=2020|title=IKD-EP: KESIMPULAN METODE ILMIAH|url=https://spada.uns.ac.id/mod/forum/discuss.php?d=14934|website=spada.uns.ac.id|access-date=2021-12-28}}</ref><ref name=":7">{{Cite journal|last=Mustofa|first=Imron|date=2016|title=Jendela Logika dalam Berfikir; Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah|url=http://ejournal.kopertais4.or.id/susi/index.php/elbanat/article/view/2875|journal=EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam|language=en|volume=6|issue=2|pages=124-135|doi=10.54180/elbanat.2016.6.2.1-21|issn=2579-8995}}</ref>
dibuat, berupa-rupa eksperimen dapat dilakukan. Pencatatan yang detail sangatlah penting dalam eksperimen, untuk membantu dalam pelaporan hasil eksperimen dan memberikan bukti efektivitas dan keutuhan prosedur yang dilakukan. Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.


Pola penarikan kesimpulan dalam metode deduktif merujuk pada pola berfikir yang disebut silogisme. Metode ini bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan. Namun kesimpulan di sini hanya bernilai benar jika kedua premis dan cara yang digunakan juga benar, serta hasilnya juga menunjukkan koherensi data tersebut.<ref name=":7" />
:'''Merancang suatu penelitian'''
:Langkah pertama dalam merancang suatu


Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap hal yang bersifat partikular ke dalam gejala-gejala yang bersifat umum atau universal. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran ini bertolak dari kenyataan yang bersifat terbatas dan khusus lalu diakhiri dengan pernyataan yang bersifat komplek dan umum.<ref name=":7" />
== Evaluasi dan pengulangan ==

Proses ilmiah merupakan suatu proses yang iteratif, yaitu berulang. Pada [[#Unsur metode ilmiah|langkah yang manapun]], seorang ilmuwan mungkin saja mengulangi langkah yang lebih awal karena pertimbangan tertentu. Ketidakberhasilan untuk membentuk hipotesis yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang subjek yang sedang dipelajari. Ketidakberhasilan suatu hipotesis dalam menghasilkan prediksi yang menarik dan teruji dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan kembali hipotesis tersebut atau definisi subjek penelitian. Ketidakberhasilan eksperimen dalam menghasilkan sesuatu yang menarik dapat membuat ilmuwan mempertimbangkan ulang metode eksperimen tersebut, hipotesis yang mendasarinya, atau bahkan definisi subjek penelitian itu.
=== Evaluasi dan pengulangan ===
Dapat pula ilmuwan lain memulai penelitian mereka sendiri dan memasuki proses tersebut pada tahap yang manapun. Mereka dapat mengadopsi karakterisasi yang telah dilakukan dan membentuk hipotesis mereka sendiri, atau mengadopsi hipotesis yang telah dibuat dan mendeduksikan prediksi mereka sendiri. Sering kali eksperimen dalam proses ilmiah tidak dilakukan oleh orang yang membuat prediksi, dan karakterisasi didasarkan pada eksperimen yang dilakukan oleh orang lain.
Metode ilmiah merupakan sebuah proses yang berulang. Hal ini karena ilmu selalu berputar dan berkembang sehingga akan selalu muncul ide-ide baru dan menuntut kembali ilmuwan untuk mempelajari lebih banyak hal mengenai keilmuan. Hal ini dapat berarti bahwa penyelidikan terkait suatu topik secara berurutan akan mengarah kembali ke pertanyaan yang sama, tetapi pada tingkat yang lebih dalam lagi.<ref>{{Cite web|last=Understanding Science UCB|title=The reasl process of science|url=https://undsci.berkeley.edu/article/0_0_0/howscienceworks_02|website=Understanding Science|access-date=30-12-2021}}</ref>

Pembuktian hipotesis tidak hanya cukup dengan satu percobaan. Hal ini karena mungkin saja terjadi kesalahan pada tahapan pengujian. Maka untuk meminimalisir hal tersebut, penelitian sebisa mungkin dilakukan berulang untuk melihat kevalidan hasil yang didapat.<ref name=":8" />


:
:
Baris 81: Baris 117:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.freeinquiry.com/intro-to-sci.html An Introduction to Science: Scientific Thinking and a scientific method] oleh Steven D. Schafersman.
* {{en}} [http://www.freeinquiry.com/intro-to-sci.html An Introduction to Science: Scientific Thinking and a scientific method] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051124132129/http://www.freeinquiry.com/intro-to-sci.html |date=2005-11-24 }} oleh Steven D. Schafersman.
* {{en}} [http://teacher.nsrl.rochester.edu/phy_labs/AppendixE/AppendixE.html Introduction to a scientific method]
* {{en}} [http://teacher.nsrl.rochester.edu/phy_labs/AppendixE/AppendixE.html Introduction to a scientific method]


{{Authority control}}
[[Kategori:Ilmu]]

[[Kategori:Metode ilmiah| ]]
[[Kategori:Revolusi ilmiah]]
[[Kategori:Filsafat ilmu]]
[[Kategori:Empirisme]]


[[de:Wissenschaftliche Arbeit]]
[[de:Wissenschaftliche Arbeit]]

Revisi terkini sejak 2 Maret 2024 19.38

Eksperimen merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan melalui serangkaian proses metode ilmiah.

Metode ilmiah adalah suatu prosedur atau tata cara sistematis yang digunakan para ilmuwan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi.[1] Metode ilmiah melibatkan pengamatan dan pengukuran yang cermat, pelaksanaan eksperimen, pengujian, dan modifikasi hipotesis.[2]

Meskipun prosedur metode ilmiah bervariasi dan cenderung spesifik untuk setiap bidang, proses yang mendasarinya seringkali sama. Proses dalam metode ilmiah melibatkan pembuatan dugaan (penjelasan hipotesis), menurunkan prediksi dari hipotesis sebagai konsekuensi logis, dan kemudian melakukan eksperimen atau pengamatan empiris berdasarkan prediksi tersebut.[3]

Hipotesis adalah dugaan, berdasarkan pengetahuan yang diperoleh saat mencari jawaban atas pertanyaan akan suatu masalah. Hipotesis dapat bersifat sangat spesifik maupun luas. Para ilmuwan kemudian menguji hipotesis yang telah dirumuskan melalui eksperimen atau studi. Hipotesis ilmiah harus dipandang berdasarkan sisi kesalahannya (falsifikasi). Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemungkinan hasil dari eksperimen atau pengamatan yang dilakukan apabila bertentangan dengan prediksi yang disimpulkan dari hipotesis. Jika tidak dianggap demikian, hipotesis tidak dapat diuji secara bermakna.[4]

Metode eksperimen dimulai dengan hipotesis. Eksperimen dirancang untuk menguji hipotesis dengan mengamati respons satu variabel terhadap perubahan sejumlah variabel lain dalam kondisi yang terkendali. Data dianalisis untuk menentukan apakah ada hubungan yang membenarkan atau menyangkal hipotesis.[5]

Metode ilmiah memiliki kaitan yang erat dengan kerja ilmiah. Kerja ilmiah merupakan cara kerja ilmuan dalam memecahkan masalah dengan menerapkan berbagai langkah yang teratur dan sistematis sebagai implementasi dari metode ilmiah.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Aristoteles, seorang filsuf Yunani, diakui sebagai tokoh pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam mencari pengetahuan. Hal ini karena analisis mengenai implikasi logis yang diusulkannya terstruktur rapi dan berbeda dengan filsuf sebelumnya.[6]

Ibnu al-Haitsam atau Alhazen merupakan ilmuwan Islam dari bidang sains, matematika, dan filsafat yang dianggap sebagai bapak metode ilmiah modern. Pendekatan yang dilakukan oleh Alhazen digunakan untuk menyelidiki fenomena, memeroleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya berdasarkan pengumpulan data. Pengumpulan data ini dilakukan melalui proses pengamatan dan pengukuran, dilanjutkan dengan perumusan dan pengujian hipotesis untuk menjelaskan data.[7]

Pada abad ketujuh belas, Francis Bacon dan René Descartes, mencoba memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana para ilmuwan harus melanjutkan pencarian pengetahuan. Meskipun ide yang ditawarkan dalam metode ilmiah khusus ini terlihat mudah untuk dilakukan, tetapi selama abad kedua puluh banyak filsuf dan tokoh lainnya menjadi skeptis tentang gagasan memberikan sesuatu seperti resep atau metode khusus untuk sains. Sains dianggap sebagai proses yang terlalu kreatif dan tidak dapat diprediksi sehingga tidak ada resep dan metode yang dapat menjelaskannya— hal ini terutama benar dalam kasus ilmuwan besar seperti Newton, Darwin, dan Einstein.[8] Metode ilmiah dianggap sebagai jembatan atau strategi ilmiah yang menghubungkan teori logis yang bersifat abstrak dan panduan langkah yang terlalu sederhana. Kemudian muncul harapan bagaimana hubungan teori dengan dunia melalui strategi yang digeneralisasi tersebut.[8]

Ciri-ciri penelitian ilmiah[sunting | sunting sumber]

Penelitian ilmiah merupakan penyelidikan yang menggunakan metode ilmiah dan dipandu dengan teori dan hipotesis mengenai berbagai masalah yang akan dipecahkan.[9] Adapun beberapa ciri penelitian ilmiah ini antara lain sebagai berikut.

Bertujuan (purposiveness)[sunting | sunting sumber]

Kegiatan penelitian diawali dengan kegiatan penentuan tujuan yakni untuk memecahkan masalah ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan begitu, melalui penelitian yang dilakukan dapat diketahui apakah masalah tersebut dapat terselesaikan atau membutuhkan penanganan lebih lanjut.[9]

Sistematik dan terorganisasi[sunting | sunting sumber]

Penelitian berlangsung dalam serangkaian proses yang terstruktur dan tersusun atas berbagai tahap yang jelas. Urutan tahapan harus jelas, meskipun tidak berurutan dengan langkah metode ilmiah, tetapi harus dipastikan tahapannya. Hal ini supaya memungkinkan dalam memeriksa relevansi hasil dengan cara untuk mendapatkan hasil tersebut.[9]

Empirik[sunting | sunting sumber]

Pada penelitian ilmiah, data utama yang digunakan untuk memecahkan masalah merupakan data empiris yakni bersumber dari pengamatan dan penyelidikan secara langsung.[9]

Kritis dan korektif[sunting | sunting sumber]

Hasil yang didapati pada penelitian ilmiah harus terbuka untuk dapat diperiksa dan diuji secara objektif melalui penelitian lebih lanjut.[9]

Dapat diulang[sunting | sunting sumber]

Penelitian terkait topik dan masalah yang sama dapat diulangi oleh orang lain untuk memeriksa kebenaran penelitiannya. Hal ini berarti tahapan penelitian yang sama dapat digunakan untuk meneliti masalah yang sama di lingkungan berbeda.[9]

Objektivitas[sunting | sunting sumber]

Seluruh proses yang dilakukan dalam penelitian harus bersifat objektif, khususnya kesimpulan yang ditarik melalui interpretasi dari hasil analisis data yang objektif dan berdasarkan fakta aktual.[9]

Dapat digeneralisasi[sunting | sunting sumber]

Hasil yang ditemukan pada penelitian diubah ke dalam informasi yang dijabarkan secara umum untuk menggambarkan gejala yang diteliti dan gejala yang sama di tempat lain.[9]

Unsur[sunting | sunting sumber]

Unsur utama metode ilmiah[10] adalah pengulangan empat langkah berikut:

  1. Karakterisasi (pengamatan akan masalah yang belum bisa terselesaikan)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran, sebagai prinsip utama yang mendasari pembuktian)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen dan pengukuran (pengujian atas semua unsur, data yang didapatkan harus bisa diukur dan dianalisis)[10]

Tahapan[sunting | sunting sumber]

Tahapan pada metode ilmiah tidak fokus pada satu urutan melainkan sebuah proses yang fleksibel dan dapat berulang.

Terdapat banyak pendapat kontroversial terkait langkah-langkah metode ilmiah. Adapun kesalahpahaman yang umum terkait metode ilmiah yakni tersusun atas langkah-langkah tertentu dengan urutan yang pasti. Namun, sebenarnya langkah-langkah dalam metode ilmiah ini memiliki banyak variabel yang menjadikan setiap tahapan yang dijalani adalah sebuah proses kreatif. Hal ini berarti tidak ada urutan yang pasti untuk setiap langkah dalam menjalani metode ilmiah dan sangat mungkin dapat terjadi pengulangan.[11]

Menemukan dan merumuskan masalah[sunting | sunting sumber]

Kegiatan menemukan masalah dapat dilakukan melalui observasi atau pengamatan untuk selanjutnya merumuskan masalah menjadi sebuah pertanyaan. Masalah ini dapat ditemui dari kegiatan harian, teori yang diminati peneliti, bidang yang belum diteliti, maupun hasil diskusi dengan orang lain.[12]

Adapun cara menemukan masalah dapat dilakukan pada setiap bidang ilmu. Misalnya pada biologi, cara menentukan masalah dalam penelitian biologi adalah dengan memperhatikan objek biologi pada lingkungan sekitar. Seperti dalam mengamati pertambahan tinggi suatu tanaman dalam rentang waktu tertentu, seperti hari atau minggu. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dirumuskan dan diselesaikan melalui metode ilmiah.[1]

Masalah-masalah yang baik memiliki ciri-ciri tertentu, seperti bernilai kompetitif yang apabila telah dipecahkan bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan dunia ilmu pengetahuan, memiliki visibilitas yang apabila dilakukan oleh orang yang berbeda akan membuahkan hasil yang sama, serta sesuai dengan kualifikasi penulis misalnya usia, kemampuan dan daya dukung.[1]

Observasi atau proses pengamatan dan keterangan merupakan kegiatan mengamati objek dengan menggunakan perangkat observasi. Perangkat observasi terdiri dari dua jenis yakni panca indera dan alat bantu observasi lainnya yang didesain untuk mengetahui bentuk, ukuran, warna, cara berjalan, suara, bau, kehalusan kulit, atau rasa dari sesuatu.[13]

Pelibatan panca indra dalam observasi menggunakan indra penglihatan (mata), indra pendengaran (telinga), indra peraba (kulit), indra pembau (hidung), dan indra perasa (lidah). Sementara alat bantu observasi yang dimaksud adalah mikroskop, lup, kertas lakmus, mistar, dan termometer.[13]

Merumuskan hipotesis[sunting | sunting sumber]

Penelitian biasanya dimulai dengan sebuah masalah. Pertanyaan, tujuan, dan hipotesis memberikan pernyataan ulang dan klarifikasi dari pernyataan masalah atau pertanyaan penelitian.[14]

Hipotesis adalah penjelasan tentatif yang menjelaskan serangkaian fakta dan dapat diuji dengan penyelidikan lebih lanjut.[14] Hipotesis dikenal pula sebagai jawaban sementara terhadap suatu masalah berdasarkan teori dan fakta.[13][15]

Hipotesis harus menjadi pernyataan menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel terukur. Itu harus membawa implikasi yang jelas untuk pengujian hubungan yang dinyatakan.[14] Hipotesis dianggap sebagai pernyataan yang memperkenalkan pertanyaan penelitian dan mengusulkan hasil yang diharapkan. Hipotesis merupakan bagian integral dari metode ilmiah yang membentuk dasar eksperimen ilmiah. Oleh karena itu, dalam membangun hipotesis perlu perhatian dan kehati-hatian untuk menghidari dampak buruk pada eksperimen yang akan dilanjutkan kemudian.[16]

Hipotesis dilandasi dengan kerangka konseptual penelitian yang akan memungkinkan prediksi berdasarkan penalaran deduksi.[17] Prediksi tersebut mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut haruslah belum diketahui kebenarannya (apakah benar-benar akan terjadi atau tidak). Prediksi harus disertai dengan alasan yang rasional dan bukan hanya sekedar menebak jawaban.[18]

Merancang dan melakukan penelitian[sunting | sunting sumber]

Setelah prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan penelitian, eksperimen ataupun observasi lanjutan. Apabila hasil prediksi tersebut sesuai dengan hasil observasi dan setelah mereka memperoleh penjelasan tentang kebenaran prediksinya, maka akan timbul keyakinan akan kebenaran suatu konsep. Namun, jika dugaannya tidak tepat maka siswa dapat mencari penjelasan tentang ketidaktepatan prediksinya dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan.[18]

Hasil penelitian tidak pernah dapat membenarkan suatu hipotesis, melainkan meningkatkan probabilitas kebenaran hipotesis tersebut. Hasil penelitian secara mutlak bisa menyalahkan suatu hipotesis bila hasil penelitian tersebut bertentangan dengan prediksi dari hipotesis.[19]

Pengamatan dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, bahkan fakta yang teliti dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan bantuan alat yang dibuat manusia dengan metode ilmiah.[20]

Merancang penelitian

Langkah pertama yang dilakukan dalam merancang suatu penelitian adalah dengan menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian adalah hal yang penting sebagai objek pengamatan penelitian.[21] Variabel disebut juga peubah. Ada tiga jenis variabel dalam penelitian yaitu variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan perlakuan atau perubahan. Variabel teriikat merupakan perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh suatu perlakuan. Sementara, variabel kontrol adalah variabel yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen namun dijaga agar tidak berpengaruh.[1]

Setelah menentukan variabel, peneliti juga menentukan lokasi, tempat, dan waktu penelitian yang terencana dengan jelas. Selain itu, peneliti juga menentukan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membantu proses penelitian. Peneliti juga harus menentukan sampel yang akan diteliti. Setelah semuanya lengkap, peneliti melanjutkan langkah berikutnya berupa pelaksanaan penelitian.[1]

Mengorganisasi dan menganalisis data[sunting | sunting sumber]

Diagram batang merupakan salah satu alternatif penyajian data hasil penelitian agar dapat ditafsirkan secara utuh.

Mengelompokkan informasi dan data

Pengelompokkan informasi dan jenis data dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari objek pengamatan yang disajikan sesuai karakteristik data dalam bentuk tabel, diagram, grafik, atau sajian lainnya. Penyajian data tersebut dilakukan untuk mempermudah analisis guna membuktikan hipotesis dalam menjawab tujuan penelitian.[1]

Tahap ini menekankan penyusunan fakta dalam berbagai kelompok, jenis, dan kelas. Dalam cabang-cabang ilmu, usaha untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan membandingkan dengan fakta yang relevan disebut taksonomi.[20]

Menafsirkan hasil pengolahan data

Data yang diperoleh dari penelitian akan diolah secara sistematis dan komunikatif, misalnya dalam tabel sederhana atau grafik yang dianalisis dengan baik secara kualitatif, kuantitatif, statistik,atau deskriptif sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan sementara. Dari kesimpulan sementara tersebut dapat digunakan untuk menguji hipotesis diterima atau ditolak.[1]

Mengambil kesimpulan[sunting | sunting sumber]

Langkah selanjutnya dalam metode ilmiah adalah penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan adalah proses meringkas hasil eksperimen, dan mencocokkan hasil tersebut dengan hipotesis yang telas disusun di awal penelitian. Apabila hasil yang didapati tidak sesuai dengan penelitian maka jangan mengubah hipotesis, melainkan mencoba menelaah kembali kekurangan penelitian. Misalnya, informasi yang digunakan untuk menyusun hipotesis masih ada yang terlewatkan atau kurangnya ketelitian dalam melakukan penelitian.[22]

Dalam menarik kesimpulan tidak selamanya menerima hipotesis, tetapi terdapat kemungkinan hipotesis ditolak. Membangun kebenaran yang dilakukan dengan metode Ilmiah pada dasarnya dikembangkan dengan dua metode yang digabungkan, yaitu berdasarkan logika dan penalaran (metode deduktif) sekaligus berdasarkan fakta atau data empiris yang berhasil dikumpulkan (metode induktif).[23][24]

Pola penarikan kesimpulan dalam metode deduktif merujuk pada pola berfikir yang disebut silogisme. Metode ini bermula dari dua pernyataan atau lebih dengan sebuah kesimpulan. Namun kesimpulan di sini hanya bernilai benar jika kedua premis dan cara yang digunakan juga benar, serta hasilnya juga menunjukkan koherensi data tersebut.[24]

Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap hal yang bersifat partikular ke dalam gejala-gejala yang bersifat umum atau universal. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran ini bertolak dari kenyataan yang bersifat terbatas dan khusus lalu diakhiri dengan pernyataan yang bersifat komplek dan umum.[24]

Evaluasi dan pengulangan[sunting | sunting sumber]

Metode ilmiah merupakan sebuah proses yang berulang. Hal ini karena ilmu selalu berputar dan berkembang sehingga akan selalu muncul ide-ide baru dan menuntut kembali ilmuwan untuk mempelajari lebih banyak hal mengenai keilmuan. Hal ini dapat berarti bahwa penyelidikan terkait suatu topik secara berurutan akan mengarah kembali ke pertanyaan yang sama, tetapi pada tingkat yang lebih dalam lagi.[25]

Pembuktian hipotesis tidak hanya cukup dengan satu percobaan. Hal ini karena mungkin saja terjadi kesalahan pada tahapan pengujian. Maka untuk meminimalisir hal tersebut, penelitian sebisa mungkin dilakukan berulang untuk melihat kevalidan hasil yang didapat.[22]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h R. Gunawan Susilowarno, Dkk. Biologi SMA/MA Kls X (Diknas). Jakarta: Grasindo. hlm. 11–19. ISBN 978-979-025-019-2. 
  2. ^ Lexico. "SCIENTIFIC METHOD | Meaning & Definition for UK English | Lexico.com". Lexico Dictionaries | English (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-21. Diakses tanggal 2021-12-26. 
  3. ^ Peirce, Charles Sanders (2014). "A Neglected Argument for the Reality of God". Wikisource (dalam bahasa Inggris): 3. 
  4. ^ Popper, Karl (2002). The Logic of Scientific Discovery (PDF). London: Taylor & Francis. hlm. 264. ISBN 0-203-99462-0. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-11-30. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  5. ^ Onlinepubs. "CHAPTER 2: Principles of Scientific Inquiry". onlinepubs.trb.org. Diakses tanggal 2021-12-27. 
  6. ^ Pozzo, Riccardo (2004). The Impact of Aristotelianism on Modern Philosophy (dalam bahasa Inggris). Washington DC: CUA Press. hlm. 41. ISBN 978-0-8132-1347-7. 
  7. ^ Al-Khalili, Jim (2009). "The 'first true scientist'". BBC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-27. 
  8. ^ a b Godfrey-Smith, Peter (2003). Theory and reality an introduction to the philosophy of science (PDF). Chicago: The University of Chicago Press. hlm. 6–7. ISBN 978-0-226-61865-4. OCLC 1272045280. 
  9. ^ a b c d e f g h Silalahi, Ulber (1999). Metode dan Metodologi Penelitian (PDF). Bandung: Bina Budhaya. hlm. 4–5. ISBN 9795890298. 
  10. ^ a b Shuttleworth, Martin. "Scientific Elements - Fundamental Parts of Scientific Research". explorable.com. Diakses tanggal 2021-12-30. 
  11. ^ Gauch, Hugh G. (2003). Scientific Methods in Practice (PDF). Edinburgh: Cambridge University Press. hlm. 3. 
  12. ^ Shoket, Mohd (2014). "Research Problem: Identification and Formulation". International Journal of Research (IJR). 1 (4): 516–517. ISSN 2348-6848. 
  13. ^ a b c Wardhani, Siti Pramitha Retno (2020). Smart Bio Series: IPA BIOLOGI SMA/MA Kelas 10, 11, 12: Diandra Kreatif. Sleman: Diandra Kreatif. hlm. 9. ISBN 978-623-6571-56-9. 
  14. ^ a b c Mourougan, Sendil; Sethuraman (2017). "Hypothesis Development and Testing" (PDF). IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM. 19 (5): 34. doi:10.9790/487X-1905013440. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-12-28. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  15. ^ Shururi, Sati El (2016-01-01). Pedoman Cerdas Biologi Kelas X, XI & XII SMA/MA. Depok: Huta Publisher. hlm. 3. ISBN 978-602-6805-51-5. 
  16. ^ Enago Academy (2019). "How to Write a Research Hypothesis". Enago Academy (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-28. 
  17. ^ Setyawan, Febri Endra Budi (2017). PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN: ( Statistika Praktis). Sidoarjo: Zifatama Jawara. hlm. 172. ISBN 978-602-6930-66-8. 
  18. ^ a b Muna, Izza Alyatul (2017). "Model Pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses IPA". El-Wasathiya: Jurnal Studi Agama (dalam bahasa Inggris). 5 (1): 79–80. ISSN 2527-631X. 
  19. ^ Setiawan, Aries (2020). MODUL ILMU ALAMIAH DASAR (PDF). Jakarta: SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI IGI. hlm. 3. 
  20. ^ a b Sabari, John (2011-01-02). "METODE ILMIAH DALAM ILMU-ILMU SOSIAL". AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 120–121. doi:10.25273/ajsp.v1i1.140. ISSN 2502-2857. 
  21. ^ Hidayat, Anwar (2012). "Variabel Penelitian Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh". Uji Statistik. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  22. ^ a b Science Made Simple (2019). "The Scientific Method". www.sciencemadesimple.com. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  23. ^ Salim, Widono (2020). "IKD-EP: KESIMPULAN METODE ILMIAH". spada.uns.ac.id. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  24. ^ a b c Mustofa, Imron (2016). "Jendela Logika dalam Berfikir; Deduksi dan Induksi sebagai Dasar Penalaran Ilmiah". EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam (dalam bahasa Inggris). 6 (2): 124–135. doi:10.54180/elbanat.2016.6.2.1-21. ISSN 2579-8995. 
  25. ^ Understanding Science UCB. "The reasl process of science". Understanding Science. Diakses tanggal 30-12-2021. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]