Museum Mandar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 4: Baris 4:
Yayasan Museum Mandar kemudian dibentuk pada '''21 Desember 1984''' dengan akte pendirian nomor 171 dikeluarkan oleh SISTSKE LIMOWA, SH., Pejabat Pembuat Akte Tanah Kotamadya Akte Tanah Kotamadya Ujung Pandang.
Yayasan Museum Mandar kemudian dibentuk pada '''21 Desember 1984''' dengan akte pendirian nomor 171 dikeluarkan oleh SISTSKE LIMOWA, SH., Pejabat Pembuat Akte Tanah Kotamadya Akte Tanah Kotamadya Ujung Pandang.


Pada '''tahun 1989 status hukum Museum Mandar Majene dialihkan dari status swasta (yayasan) menjadi status Museum''' '''Daerah''' Kab Daerah Tingkat II Majene. Dalam surat keputusan yang dikeluarkan, disebutkan pula tentang pemindahan lokasi museum dari lokasi yang lama ke seluruh ruangan bekas rumah sakit umum Majene sampai dengan sekarang. <ref>{{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=|publisher=Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2012|isbn=|location=Jakarta|page=575}}</ref>
Pada '''tahun 1989 status hukum Museum Mandar Majene dialihkan dari status swasta (yayasan) menjadi status Museum''' '''Daerah''' Kab Daerah Tingkat II Majene. Dalam surat keputusan yang dikeluarkan, disebutkan pula tentang pemindahan lokasi museum dari lokasi yang lama ke seluruh ruangan bekas rumah sakit umum Majene sampai dengan sekarang.<ref>{{Cite book|title=Direktori Museum Indonesia|last=|first=|publisher=Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|year=2012|isbn=|location=Jakarta|page=575}}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==

Revisi per 21 Juli 2019 09.54

Latar Belakang

Museum Mandar terletak di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Museum ini berdiri pada 2 Agustus 1984 berdasarkan salah satu Keputusan Seminar Kebudayaan Mandar I di Majene. Dalam seminar kebudayaan tersebut, diajukan permohonan kepada PEMDA Tingkat II Kabupaten Majene untuk mendirikan sebuah museum yang disambut baik oleh pemda. Hingga ditunjuklah sebuah bangunan bekas rumah kediaman Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Majene yang saat itu ditempati oleh Pembantu Gubernur Wilayah I Mandar dengan sementara.

Yayasan Museum Mandar kemudian dibentuk pada 21 Desember 1984 dengan akte pendirian nomor 171 dikeluarkan oleh SISTSKE LIMOWA, SH., Pejabat Pembuat Akte Tanah Kotamadya Akte Tanah Kotamadya Ujung Pandang.

Pada tahun 1989 status hukum Museum Mandar Majene dialihkan dari status swasta (yayasan) menjadi status Museum Daerah Kab Daerah Tingkat II Majene. Dalam surat keputusan yang dikeluarkan, disebutkan pula tentang pemindahan lokasi museum dari lokasi yang lama ke seluruh ruangan bekas rumah sakit umum Majene sampai dengan sekarang.[1]

Sejarah

Majene adalah salah satu kota tua peninggalan Belanda di Indonesia. Dimasa kolonial, Belanda mendirikan enam pusat pemerintahan di Pulau Sulawesi. Salah satunya adalah di Majene sebagai pusat pemerintahan di Sulawesi Barat. Pada tahun 1908 Belanda kemudian membangun sebuah rumah sakit di Majene. Yang kemudian menjadi Museum Mandar saat ini.[2]

Rumah sakit yang didirikan oleh Belanda beberapa dekade sebelum kemerdekaan itu, kini berlokasi di jalan Raden Soeradi, Kelurahan Pangali-Ali, Kecamatan Banggae. Belanda memilih lokasi yang sangat tepat untuk membangun sebuah rumah sakit karena dapat melihat pemandangan indah dari teluk Majene yang disertai hembusan angin, sangat cocok bagi pasien dan keluarganya yang membutuhkan kedamaian.

Koleksi

Koleksi di Museum Mandar dikelompokkan dalam beberapa ruangan.

Bagian Sayap Kiri Gedung
  • Ruangan Pertama : menyimpan koleksi pakaian pengantin Mara'dia (Raja) dan bangsawan adat atau Topi. Juga menyimpan koleksi alat musik tradisional Mandar seperti ganrang, sattung, kanjilo serta koleksi alat permainan tradisional.
  • Ruangan Kedua : Kita dapat melihat struktur kerajaan Pamboang, Sendana, Banggae. Serta silsilah raja-raja Balanipa Mandar. Dari Raja pertama I Manyambungi atau yang dikenal sebagai Todzilaling sampai raja ke 53 I Puang Monda'.
  • Di bagian lorong : Menyimpan tong besar fasilitas sterilisasi alat medis, terdapat ruangan yang menyimpan koleksi replika 3 panji kebesaran, yaitu I Macan dari kerajaan Banggae, I Naga dari kerajaan Pamboang, dan Cakkuriri dari kerajaan Sendana.
  • Di ujung lorong : Menyimpan koleksi rumah sakit masa kolonial yang masih tersisa, hingga foto-foto hitam putih dari tahun 1926 sampai 1935 yang menggantung di dinding menampilkan kegiatan serta suasana rumah sakit di masanya.
Bagian Sayap Kanan Gedung
  • Ruangan Pertama : Menyimpan koleksi corak (sure') sarung Mandar. Perbedaan jenis-jenis sarung berdasarkan kegunaan dan status pemiliknya bisa kita lihat diruangan ini.
  • Ruangan Kedua : Menyimpan koleksi minniatur rumah daerah yang cukup lengkap dari rumah raja, bangsawan, hingga masyarakat biasa. Perkakas harian masyarakatpun bisa kita lihat disini.
  • Di ujung ruangan : terdapat tubuh ular sawah yang diawetkan sepanjang 8 meter. Ular tersebut ditangkap di Buttu Tupa' Allo pada 1 Januari 2010[3]

Referensi

  1. ^ Direktori Museum Indonesia. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. hlm. 575. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber. "Museum Mandar, dari Perahu sampai Ular Piton". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-07-06. 
  3. ^ Samad (2019-04-04). "Museum Majene, Jendela Budaya dan Tradisi Mandar". Kabupaten Majene (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-06.