Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Baris 3: Baris 3:
Sebagian besar koleksi museum ini berasal dari daerah Sumatra Utara serta dari negara lain seperti Thailand. Museum ini berisi koleksi masa pengaruh Hindu-Budha dan Islam yang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori seperti koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, hisoris, numismatik dan heraldik, filologi, keramik, seni rupa dan teknologi.
Sebagian besar koleksi museum ini berasal dari daerah Sumatra Utara serta dari negara lain seperti Thailand. Museum ini berisi koleksi masa pengaruh Hindu-Budha dan Islam yang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori seperti koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, hisoris, numismatik dan heraldik, filologi, keramik, seni rupa dan teknologi.


Museum Arca atau disebut juga dengan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini terletak di Jalan H.M.Joni Nomor 15, Medan. Jarak dari bandara udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km. Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 km
Museum Arca atau disebut juga dengan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini terletak di Jalan H.M.Joni Nomor 15, Medan. Jarak dari bandara udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km. Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 km


== Waktu kunjungan ==
== Waktu kunjungan ==
Baris 9: Baris 9:


Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari bangunan induk dua lantai yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha, ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang. Secara arsitektur, bentuk bangunan induk museum ini menggambarkan rumah tradisional daerah Sumatera Utara. Pada bagian atap depan dipenuhi dengan ornamen dari etnis Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias'''.'''
Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari bangunan induk dua lantai yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha, ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang. Secara arsitektur, bentuk bangunan induk museum ini menggambarkan rumah tradisional daerah Sumatera Utara. Pada bagian atap depan dipenuhi dengan ornamen dari etnis Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias'''.'''

<br />


== Koleksi Museum ==
== Koleksi Museum ==

Revisi per 21 Juli 2019 09.53

Museum Arca adalah museum yang terletak terletak di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara. Museum ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr Daud Yoesoef, pada bulan April 1982. Tapi peletakan batu pertama pembangunan museum ini dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1954.[1]

Sebagian besar koleksi museum ini berasal dari daerah Sumatra Utara serta dari negara lain seperti Thailand. Museum ini berisi koleksi masa pengaruh Hindu-Budha dan Islam yang dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori seperti koleksi geologi, biologi, etnografi, arkeologi, hisoris, numismatik dan heraldik, filologi, keramik, seni rupa dan teknologi.

Museum Arca atau disebut juga dengan Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara ini terletak di Jalan H.M.Joni Nomor 15, Medan. Jarak dari bandara udara Polonia sekitar 3 km, dan dari pelabuhan laut Belawan sekitar 25 km. Sedangkan dari pusat pemerintahan kantor Gubernur Sumatera Utara berkisar 3 km

Waktu kunjungan

Waktu kunungan museum untuk hari Selasa sampai Kamis pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Sedangkan hari Jumat sampai Minggu pada pukul08.00 WIB sampai 15.30 WIB.

Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 meter persegi, terdiri dari bangunan induk dua lantai yang difungsikan sebagai ruang pameran tetap, ruang pameran temporer, ruang audio-visual/ceramah, ruang Kepala Museum, tata usaha, ruang seksi bimbingan, perpustakaan, ruang mikro film, ruang komputer, serta gudang. Secara arsitektur, bentuk bangunan induk museum ini menggambarkan rumah tradisional daerah Sumatera Utara. Pada bagian atap depan dipenuhi dengan ornamen dari etnis Melayu, Batak Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias.

Koleksi Museum

Masa Prasejarah

ruang pertama ini ditampilkan sejarah geologi mulai terbentuknya alam semesta, pergeseran benua, dan Pulau Sumatera. Sejarah alam mengenai migrasi manusia, sebaran flora dan fauna, juga mengenai kehidupan prasejarah. Koleksi yang ditampilkan meliputi replika hewan khas Sumatera, replika fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah, serta beragam perkakas prasejarah.[2]

Kebudayaan Sumatera Utara Kuno

Menampilkan jejak dari peradaban awal masyarakat Sumatera Utara, mulai dari masa megalitik tua hingga masa perundagian. Koleksi yang ditampilkan meliputi temuan budaya megalit seperti peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda religi berupa patung batu dan kayu, tongkat perdukunan, wadah obat dari gading, serta koleksi naskah Batak Kuno yang ditulis pada kulit kayu yang disebut Pustaha Laklak.

Masa Kerajaan Hindu - Budha

Peradaban Hindu dan Buddha menyebar ke wilayah Indonesia seiring dengan berkembangnya perniagaan Asia sekitar abad ke-2 Masehi. Ruang ini menampilkan koleksi peninggalan agama Hindu-Buddha yang ditemukan di daerah Sumatera Utara, diantaranya temuan arkeologi dari situs Percandian Padang Lawas dan situs Kota Cina. Benda koleksi meliputi arca batu, perunggu, pecahan keramik, dan mata uang kuno, juga sebuah replika candi induk dari Candi Bahal I.

Masa Kerajaan Islam

Ruang Islam menampilkan berbagai artefak peninggalan masa Islam seperti replika berbagai batu nisan dari makam Islam yang ditemukan di daerah Barus, Sumatera Utara. Serta nisan peninggalan Islam yang bercorak khas Batak, beberapa Al Qur'an, dan naskah Islam tua yang ditulis dengan tangan. Serta sebuah replika Masjid Azizi di Medan (note: tepatnya di Tanjung Pura, Langkat; negeri kelahiran Amir Hamzah).

Kolonialisme di Sumatera Utara

Sebelum Pemerintah Hindia Belanda masuk dan memerintah di wilayah Sumatera, para pengusaha dari Eropa khususnya Jerman telah datang dan membuka perkebunan di Sumatera. Koleksi masa kolonial membawa kita kembali pada masa-masa tersebut, ketika kemajuan usaha perkebunan telah melahirkan Medan sebagai kota multikultur yang kaya, unik, dan menarik. Koleksi yang ditampilkan meliputi komoditas perdagangan kolonial, alat-alat, dan mata uang perkebunan, foto-foto bersejarah yang langka, model figur kolonial, serta replika dari kehidupan kota Medan tempo dulu.

Perjuangan Rakyat Sumatera Utara

Seperti halnya daerah lain di Indonesia, di Sumatera Utara telah tumbuh benih-benih perlawanan terhadap penjajah jauh sebelum kemerdekaan. Ruang perjuangan menceritakan sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara sejak sebelum 1908 sampai masa revolusi fisik 1945-1949, juga ditampilkan sejarah perjuangan pers di Sumatera Utara. Benda koleksi meliputi senjata tradisional dan modern, obat-obatan tradisional, peralatan komunikasi yang digunakan melawan penjajah. Juga ditampilkan lukisan kepahlawanan dan poster propaganda masa perang.

Gubernur dan Pahlawan Sumatera Utara

Ruang ini menampilkan para pahlawan nasional yang berasal dari provinsi Sumatera Utara, juga para mantan gubernur yang telah berjasa membangun dan memajukan provinsi Sumatera Utara. Koleksi berupa foto-foto serta lukisan dari para pahlawan dan mantan gubernur Sumatera Utara.

Referensi

  1. ^ Direktori Museum Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Kementrian Kebudayaan. 2012. 
  2. ^ Akbar, Ali (2011). Museum di Indonesia: Kendala dan Harapan. Jakarta.