NIAC Mitra
Nama lengkap | New International Amusement Center Mitra Surabaya |
---|---|
Berdiri |
|
Stadion | Gelora 10 November, Surabaya |
Pemilik | Agustinus Wenas |
Liga | Galatama |
Kelompok suporter | Torsedor |
NIAC Mitra singkatan dari New International Amusement Center Mitra adalah klub sepak bola semi profesional yang pernah berdiri di Surabaya, Jawa Timur.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah berdirinya klub NIAC Mitra berawal dari sebuah perkumpulan atau kesebelasan sepak bola yang pemainnya adalah merupakan para karyawan-karyawan dari sebuah perusahaan milik pengusaha Agustinus Wenas di kota Surabaya dan kesebelasan itu diberi nama Mentos Surabaya sesuai dengan nama kantor di mana para karyawan tersebut bekerja.[1] Kemudian perkumpulan ini didaftarkan sebagai anggota klub internal Persebaya Surabaya dengan nama PS Mitra demi menuju ke jenjang yang lebih profesional.[2]
Ketika menjadi anggota klub internal Persebaya, PS Mitra mampu meraih beberapa prestasi antara lain juara kelas II Persebaya 1975-1977, juara kompetisi PUKS (Persatuan Unit Karyawan Surabaya) 1978-1979 dan juara kelas I Persebaya 1977-1978.[3] Setelah melihat prestasi PS Mitra yang semakin baik, pemilik PS Mitra, Agustinus Wenas secara resmi mendirikan klub baru yang lebih profesional sebagai pengganti klub PS Mitra pada tanggal 14 Agustus 1978 dengan nama New International Amusement Center Mitra atau disingkat NIAC Mitra. Klub baru ini kemudian mengikuti kompetisi Galatama edisi perdana yang baru dibentuk oleh PSSI pada tahun 1979.[4][5]
Pada tahun 1990.[6] Setelah dibubarkan, NIAC Mitra kemudian mengganti nama menjadi Mitra Surabaya dan tetap mengikuti kompetisi mulai dari Galatama hingga era Liga Indonesia sampai pada tahun 1999, pada tahun yang sama Mitra Surabaya mulai mengalami kemunduran sehingga terdegradasi ke Divisi I (sekarang Liga 2). Ketika terdegradasi pada tahun 1999, Mitra Surabaya dibeli oleh Sulaiman HB, seorang pengusaha yang juga merupakan pemilik klub sepak bola Barito Putra dari Banjarmasin. Setelah berganti kepemilikan Mitra Surabaya kemudian mengganti nama menjadi Mitra Kalteng Putra dan berpindah markas ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.[7] Pada tahun 2003, Mitra Kalteng Putra mengalami kesulitan keuangan hingga klub ini kembali dijual dan dibeli oleh pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan sekaligus mengganti namanya menjadi Mitra Kutai Kartanegara dan bermarkas di Tenggarong, Kutai Kartanegara.[7]
Mantan pemain terkenal
[sunting | sunting sumber]Negara | Nama pemain | Tahun |
---|---|---|
Fandi Ahmad | 1982–1983 | |
Rae Bawa | ||
Harry PW | 1980–1988 | |
I Wayan Diana |
Prestasi
[sunting | sunting sumber]Nasional | ||
---|---|---|
Kompetisi | Titel | Musim |
Liga Sepak Bola Utama | 3 | 1980–1982, 1982–1983, 1987–1988 |
Internasional | ||
Kompetisi | Titel | Musim |
Piala Emas Aga Khan | 1 | 1979[8] |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Saksono 2015, hlm. 2-3.
- ^ Saksono 2015, hlm. 3-4.
- ^ Saksono 2015, hlm. 3.
- ^ Destiawan 2010.
- ^ Saksono 2015, hlm. 15.
- ^ Riyantama, Rauhanda (24/06/2020). "Sejarah Kejayaan NIAC MItra, Klub Asal Surabaya yang Mengalahkan Arsenal". Suara.com. Diakses tanggal 04/03/2021.
- ^ a b "Profil Mitra Kukar". Website resmi Mitra Kukar. Diakses tanggal 04/03/2021.
- ^ "Cerita Legendaris Klub Sepak Bola Surabaya". surabayastory.com. 20/09/2018. Diakses tanggal 04/03/2021.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Saksono, Devana Bramantya (2014). NIAC Mitra Surabaya (Tesis). Universitas Airlangga. http://repository.unair.ac.id/14583/3/3.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf. Diakses pada 04/03/2021.
- Destiawan, Erik A. (2010). GALATAMA 1979–1994 (Perkembangan sepak bola non amatir di Indonesia) (Tesis). Universitas Sebelas Maret. https://docplayer.info/46121763-Galatama-perkembangan-sepak-bola-non-amatir-di-indonesia.html.