Paranoid: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Wiki.hakim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
Menurut [[kamus Oxford]], '''''Paranoid''''' adalah ajektiva, kata sifat, untuk penderita paranoia. [[Paranoia]] didefinisikan sebagai penyakit mental di mana seseorang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Sedang dalam [[kamus Webster]], paranoia didefinisikan sebagai [[gangguan mental]] yang ditandai dengan kecurigaan yang tidak rasional/logis.
'''''Paranoid''''' adalah sebuah ''[[reality show]]'' yang ditayangkan oleh [[Trans TV]] yang bertujuan mengeksploitasi ketakutan seseorang terhadap hal-hal [[mistik]].

Pada penderita [[skizofrenia paranoid]], ditandai dengan simptom-simptom / indikasi sebagai berikut:

1. Adanya [[delusi]] atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.

- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya. Waham ini menjadikan penderita paranoid selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.

- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.

- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya.

2. Adanya [[halusinasi]], yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.

3. [[Gejala motorik]] dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh dan juga dapat dilihat dari cara berjalannya.

4. Adanya gangguan emosi

5. [[social withdrawl]] (penarikan sosial), pada umumnya tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.

Diduga, penyebab gangguan kepribadian ini disebabkan oleh respon pertahanan psikologis (mekanisme pertahanan diri) yang berlebihan terhadap berbagai stress atau konflik terhadap egonya dan biasanya sudah terbentuk sejak usia muda.

Apabila gejala yang muncul sulit untuk dikendalikan, sebaiknya meminta bantuan profesional / [[terapis]].



Pada Oktober [[2004]], Trans TV dan produser yang memproduksi acara ''Paranoid'' menghadapi gugatan sebesar Rp 40 miliar oleh seorang ibu hamil. Ibu hamil tersebut mengalami trauma dan luka fisik akibat terjatuh karena panik saat ditakuti oleh tim paranoid di pelataran parkir sebuah rumah sakit di [[Jakarta Selatan]]. Keputusan hakim pada April [[2005]] menetapkan Trans TV wajib membayar ganti rugi sebesar Rp 25 juta.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*{{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2004/10/12/brk,20041012-15,id.html "Korban Paranoid Gugat Trans TV"], ''TEMPO Interaktif''
*[http://www.tempointeraktif.com/hg/jakarta/2004/10/12/brk,20041012-15,id.html "Paranoid ?"]
*{{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/04/29/brk,20050429-03,id.html "Trans TV Wajib Bayar Ganti Rugi Rp 25 Juta"], ''TEMPO Interaktif''


{{rintisan}}
{{rintisan}}


[[Kategori:Reality show]]
[[Kategori:Penyakit]]

Revisi per 24 Februari 2008 12.21

Menurut kamus Oxford, Paranoid adalah ajektiva, kata sifat, untuk penderita paranoia. Paranoia didefinisikan sebagai penyakit mental di mana seseorang meyakini bahwa orang lain ingin membahayakan dirinya. Sedang dalam kamus Webster, paranoia didefinisikan sebagai gangguan mental yang ditandai dengan kecurigaan yang tidak rasional/logis.

Pada penderita skizofrenia paranoid, ditandai dengan simptom-simptom / indikasi sebagai berikut:

1. Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.

- Waham Kejar (delusion of persecution), yaitu keyakinan bahwa orang atau kelompok tertentu sedang mengancam atau berencana membahayakan dirinya. Waham ini menjadikan penderita paranoid selalu curiga akan segala hal dan berada dalam ketakutan karena merasa diperhatikan, diikuti, serta diawasi.

- Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.

- Waham Pengaruh (delusion of influence), adalah keyakinan bahwa kekuatan dari luar sedang mencoba mengendalikan pikiran dan tindakannya.

2. Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.

3. Gejala motorik dapat dilihat dari ekpresi wajah yang aneh dan khas diikuti dengan gerakan tangan, jari dan lengan yg aneh dan juga dapat dilihat dari cara berjalannya.

4. Adanya gangguan emosi

5. social withdrawl (penarikan sosial), pada umumnya tidak menyukai orang lain dan menganggap orang lain tidak menyukai dirinya sehingga dia hanya memiliki sedikit teman.

Diduga, penyebab gangguan kepribadian ini disebabkan oleh respon pertahanan psikologis (mekanisme pertahanan diri) yang berlebihan terhadap berbagai stress atau konflik terhadap egonya dan biasanya sudah terbentuk sejak usia muda.

Apabila gejala yang muncul sulit untuk dikendalikan, sebaiknya meminta bantuan profesional / terapis.


Pranala luar