Paris Sembiring
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada September 2016. |
Paris Sembiring | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 Mei 1958 Deliserdang, Sumatera Utara |
Kebangsaan | Indonesia |
Sunting kotak info • L • B |
Paris Sembiring (lahir 26 Mei 1958) adalah aktivis lingkungan peraih penghargaan Kalpataru tahun 2003 kategori Pembina Lingkungan. Usahanya dihargai oleh Pemerintah karena dinilai sebagai pelopor pelestarian lingkungan hidup di Kota Medan dan sekitarnya. Pada tahun 2011, Paris Sembiring juga mendapatkan penghargaan Kick Andy Heroes Bidang Lingkungan.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Dalam pendidikan formal, Paris Sembiring sebenarnya tidak sempat lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP). Keterbatasan pendidikan formal yang dia dapatkan pada masa mudanya, membuat pria berdarah Suku Karo ini sempat menjalani profesi masyarakat kelas bawah mulai dari bekerja sebagai buruh, loper koran, petani, hingga tukang becak.
Keisengannya mengumpulkan buah mahoni sembari menunggu penumpang becaknya di antara tahun 1978 - 1982 menjadi awal bagi dirinya berminat untuk menanam pohon. Buah mahoni yang dia kumpulkan kemudian disemaikan jadi bibit. Kemudian bibit yang sudah jadi tersebut dibagi-bagikannya kepada tetangga untuk ditanam, baik di pekarangan mereka atau di kebun.
Selang beberapa waktu, Paris Sembiring bukan cuma membuat bibit mahoni saja, tapi dia juga membuat bibit pohon lainnya seperti meranti dan beringin yang bisa hidup di daerah bebatuan. Menurut pengakuannya, sebagian bibit dia kumpulkan dari hutan, tetapi sebagian ada juga diberikan oleh para kenalannya.
Kegiatan mengutip buah mahoni itu kemudian terhenti sejak Paris tak lagi menarik becak. Pekerjaan ini dia tinggalkan karena pada 1981 Pemerintah Kota Medan melarang becak memasuki tengah kota. Sebagai gantinya, Paris buka warung kopi di kawasan Padang Bulan Medan.
Usaha warung kopi yang dilakoninya tidak berjalan mulus, Paris Sembiring akhirnya mencoba kegiatan sambilan sebagai petani dengan mengusahai sepetak tanah yang terdapat di belakang rumah kontrakannya. Disaat itulah Paris kemudian memikirkan pembuatan penangkaran benih. Hal ini dia mulai dari beberapa jenis bibit. Tidak disangka, jumlah bibit di lahan penangkaran makin banyak, meski dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Sejak 20 tahun berprofesi sebagai penangkar benih, hingga saat ini Paris Sembiring mengaku telah memproduksi lebih dari jutaan bibit yang dihasilkan. Saat ini Paris telah memiliki kebun pelestarian seluas tiga hektar di Deliserdang yang dikenal dengan sebutan Sapo Rukun Bersama Tanaman. Sementara lokasi pembibitan lainnya berada di Pancurbatu yang disebut Sapo Rindu Berkat Tuhan, dan juga di Kelurahan Titi Kuning Medan.[1]
Kegiatan
[sunting | sunting sumber]- Pendiri Bank Pohon Indonesia di Sumatera Utara
- Pembina Parintal Fakultas Pertanian USU
- Anggota Asoka Innovators for The Public
- Pembicara pada Berbagai Seminar Lingkungan Hidup
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan Hidup (2003)
- Kader Konservasi Alam Terbaik I Tingkat Nasional
- Penghargaan Bintang Lingkungan Hidup oleh Yayasan Hati Indonesia (2008)
- Asoka Innovators for The Public
- Kick Andy Heroes Bidang Lingkungan (2011)
- Satya Lencana Pembangunan Bidang Lingkungan Hidup (2013)[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Mantan Tukang Becak Peraih Kalpataru 2003". tabloidnova.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-22. Diakses tanggal 22 Desember 2014.
- ^ (Indonesia)Depari, Tania. 2014. Seratus Tokoh Karo Kompilasi Profil Inspiratif.Jakarta: CV. Mitra Perdana