Pekerjaan seumur hidup: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Naval Scene (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{nihongo|'''Pekerjaan seumur hidup'''|終身雇用|shuushin koyou}} di [[Jepang]], adalah suatu praktek kerja yang telah menjadi aturan dalam perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang diawali sejak masa keberhasilan ekonomi pertama pada tahun 1920-an. Pekerjaan seumur hidup dimulai dengan peristiwa khusus yang di Jepang disebut {{nihongo|'''Merekrut Lulusan Baru Secara Simultan'''|新卒一括採用|Shinsotsu-Ikkatsu-Saiyou}}. Praktik ini memberikan perasaan penting tentang jaminan keamanan kerja bagi para pekerja Jepang, sebagai bagian dari [[budaya manajemen Jepang]]. Pada gilirannya, hal tersebut memunculkan loyalitas yang tinggi kepada perusahaan. Permintaan yang tinggi lulusan sarjana teknik yang jumlahnya terbatas, telah membuat perusahaan-perusahaan terpaksa mengikat mereka sebagai karyawan perusahaan. Runtuhnya [[gelembung harga aset Jepang]] dan krisis lain yang mengikutinya pada tahun 1990-an, tidak melemahkan praktek tersebut.
{{nihongo|'''Pekerjaan seumur hidup'''|終身雇用|shuushin koyou}} di [[Jepang]], adalah suatu praktek kerja yang telah menjadi aturan dalam perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang diawali sejak masa keberhasilan ekonomi pertama pada tahun 1920-an. Pekerjaan seumur hidup dimulai dengan peristiwa khusus yang di Jepang disebut {{nihongo|"''Merekrut Lulusan Baru Secara Simultan''"|新卒一括採用|Shinsotsu-Ikkatsu-Saiyou}}. Praktik ini memberikan perasaan penting tentang jaminan keamanan kerja bagi para pekerja Jepang, sebagai bagian dari [[budaya manajemen Jepang]]. Pada gilirannya, hal tersebut memunculkan loyalitas yang tinggi kepada perusahaan. Permintaan yang tinggi lulusan sarjana teknik yang jumlahnya terbatas, telah membuat perusahaan-perusahaan terpaksa mengikat mereka sebagai karyawan perusahaan. Runtuhnya [[gelembung harga aset Jepang]] dan krisis lain yang mengikutinya pada tahun 1990-an, tidak melemahkan praktek tersebut.


Namun sejak 2003, yaitu masa pemerintahan Perdana Menteri [[Junichiro Koizumi|Koizumi]], pekerjaan seumur hidup mulai jarang dilakukan. Politik neoliberal yang dijalankan di bidang ekonomi, telah mengakibatkan terjadinya privatisasi, pemecatan pekerja lama dan mahal, serta meningkatnya pekerjaan paruh waktu. Resesi yang panjang dan krisis keuangan pada tahun 2008-2009 juga membuat banyak perusahaan menghentikan praktek ''shuushin koyou'' dan telah memulai pemutusan hubungan kerja besar-besaran.
Namun sejak 2003, yaitu masa pemerintahan Perdana Menteri [[Junichiro Koizumi|Koizumi]], pekerjaan seumur hidup mulai jarang dilakukan. Politik neoliberal yang dijalankan di bidang ekonomi, telah mengakibatkan terjadinya privatisasi, pemecatan pekerja lama dan mahal, serta meningkatnya pekerjaan paruh waktu. Resesi yang panjang dan krisis keuangan pada tahun 2008-2009 juga membuat banyak perusahaan menghentikan praktek ''shuushin koyou'' dan telah memulai pemutusan hubungan kerja besar-besaran.

Revisi per 19 November 2009 09.38

Pekerjaan seumur hidup (終身雇用, shuushin koyou) di Jepang, adalah suatu praktek kerja yang telah menjadi aturan dalam perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang diawali sejak masa keberhasilan ekonomi pertama pada tahun 1920-an. Pekerjaan seumur hidup dimulai dengan peristiwa khusus yang di Jepang disebut "Merekrut Lulusan Baru Secara Simultan" (新卒一括採用, Shinsotsu-Ikkatsu-Saiyou). Praktik ini memberikan perasaan penting tentang jaminan keamanan kerja bagi para pekerja Jepang, sebagai bagian dari budaya manajemen Jepang. Pada gilirannya, hal tersebut memunculkan loyalitas yang tinggi kepada perusahaan. Permintaan yang tinggi lulusan sarjana teknik yang jumlahnya terbatas, telah membuat perusahaan-perusahaan terpaksa mengikat mereka sebagai karyawan perusahaan. Runtuhnya gelembung harga aset Jepang dan krisis lain yang mengikutinya pada tahun 1990-an, tidak melemahkan praktek tersebut.

Namun sejak 2003, yaitu masa pemerintahan Perdana Menteri Koizumi, pekerjaan seumur hidup mulai jarang dilakukan. Politik neoliberal yang dijalankan di bidang ekonomi, telah mengakibatkan terjadinya privatisasi, pemecatan pekerja lama dan mahal, serta meningkatnya pekerjaan paruh waktu. Resesi yang panjang dan krisis keuangan pada tahun 2008-2009 juga membuat banyak perusahaan menghentikan praktek shuushin koyou dan telah memulai pemutusan hubungan kerja besar-besaran.

Pranala luar