Pemberontakan Morotai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
k +
Farras (bicara | kontrib)
Baris 27: Baris 27:
Arthur juga berusaha mendapat dukungan Cobby dalam protes ini. Komandan No.&nbsp;1 TAF merupakan penerbang ulung [[Australian Flying Corps]] pada Perang Dunia I, sedangkan Caldwell merupakan penerbang ulung RAAF pada Perang Dunia II.<ref name="Stephens"/> Arthur berpendapat bahwa meski Cobby setengah disalahkan atas penurunan semangat ini, "kami merasa nilainya terhadap tindakan kami, karena namanya dikenal masyarakat bersama Kapten Grup Caldwell, akan memberi kami dukungan masyarakat yang cukup besar&nbsp;...&nbsp;beliau adalah primadona di kancah perang, dan&nbsp;... bersama primadona perang berikutnya, kami dapat mengemukakan alasan yang masuk akal dan menarik banyak perhatian melalui surat kabar." Cobby menolak bergabung dan kemudian mengklaim tidak menyadari dalamnya perasaan para pilot tersebut.<ref name="Cleaning the Augean stables"/>
Arthur juga berusaha mendapat dukungan Cobby dalam protes ini. Komandan No.&nbsp;1 TAF merupakan penerbang ulung [[Australian Flying Corps]] pada Perang Dunia I, sedangkan Caldwell merupakan penerbang ulung RAAF pada Perang Dunia II.<ref name="Stephens"/> Arthur berpendapat bahwa meski Cobby setengah disalahkan atas penurunan semangat ini, "kami merasa nilainya terhadap tindakan kami, karena namanya dikenal masyarakat bersama Kapten Grup Caldwell, akan memberi kami dukungan masyarakat yang cukup besar&nbsp;...&nbsp;beliau adalah primadona di kancah perang, dan&nbsp;... bersama primadona perang berikutnya, kami dapat mengemukakan alasan yang masuk akal dan menarik banyak perhatian melalui surat kabar." Cobby menolak bergabung dan kemudian mengklaim tidak menyadari dalamnya perasaan para pilot tersebut.<ref name="Cleaning the Augean stables"/>
=="Pemberontakan"==
=="Pemberontakan"==
{{Quote_box
|width=30%
|align=right
|quote=Saya akan meninggalkan surat ini di meja dan jika Anda mengambilnya, semua rekaman dan semua catatan tentang skandal ini akan dihapus dari catatan dan berkas Angkatan Udara dan kasus ini tidak akan terdengar lagi.
|source=Wakil Marsekal Udara Bill Bostock, dikutip oleh Ketua Skadron John Waddy<ref name="Cleaning the Augean stables"/>
}}
Pada tanggal 20 April 1945, kedelapan pilot tadi mengirimkan surat kepada Cobby dengan judul "APPLICATION FOR RESIGNATION OF COMMISSION". Surat tersebutt berisi, "Dengan ini saya menyampaikan surat agar saya diizinkan mengundurkan diri dari tugas saya sebagai perwira di Angkatan Udara Kerajaan Australia secepatnya." Cobby tampak terpojok dan tidak mau menerima pengunduran diri tersebut. Ia berbicara dengan tujuh pilot secara pribadi, kecuali Caldwell karena sudah terkena tuduhan bersalah.<ref>Alexander, "Cleaning the Augean stables". Bostock and Jones would also omit Caldwell from their interviews with the pilots on Morotai.</ref> Karena mereka menolak mencabut suratnya atau menjelaskan alasan tindakan mereka, Cobby menghubungi atasan sementaranya, Wakil Marsekal Udara [[William Bostock|Bill Bostock]], kepala [[RAAF Command]], komando operasional utama Angkatan Udara. Bostock tiba di Morotai keesokan harinya dan mewawancarai para pilot. Ia meminta mereka merobek surat tersebut, namun gagal.<ref name="Helson"/> Metodenya kemudian ditafsirkan sebagai upaya untuk "mengalihkan situasi ini atau setidaknya menutup-nutupinya".<ref name="Cleaning the Augean stables"/> Satu-satunya persetujuan pihak pilot dengan permohonan Bostock adalah mengganti kata "secepatnya" dengan "pada akhir operasi saat ini" dan mengirim ulang surat pengunduran diri mereka.<ref>Odgers, [http://www.awm.gov.au/cms_images/histories/27/chapters/26.pdf ''Air War Against Japan'', p. 445.]</ref>

[[Image:Jones Kenney (AWM VIC1638).jpg|thumb|left|260px|Wakil Marsekal Udara Jones (kiri) dan Letnan Jenderal Kenney (kanan), Juli 1945|alt=Half-length portrait of two men in tropical military uniforms]]
Setelah wawancara tersebut, Bostock memanggil Wakil Marsekal Udara Jones untuk memberitahu bahwa semangat personel No.&nbsp;1 TAF berada pada "tingkat yang terlalu rendah" dan menyarankan agar Jones memecat Cobby dan menggantinya dengan Komodor Udara [[Frederick Scherger]].<ref name="Helson"/><ref name="Odgers">Odgers, ''The Royal Australian Air Force'', pp. 122–123.</ref> Jones menganggap aksi pilot tersebut "konyol", karena seorang perwira tidak dapat mengundurkan diri secara sah pada masa perang. Jones pun berangkat ke Morotai dari markasnya di [[Melbourne]] untuk menyelidiki persoalan ini secara pribadi. Ia juga mewawancarai para pilot dan menyatakan, "Saya yakin mereka semua bergeming dalam mengeluarkan pernyataan dan melakukan apa yang mereka rencanakan&nbsp;... Ya, kepercayaan yang dipegang teguh tak penting betapa buruknya yang mungkin didorong oleh rasa pengabdian bangsa yang agak berlebihan."<ref name="Helson"/>

Letnan Jenderal Kenney juga terlibat dalam skandal ini setelah diberitahu Bostock. Ia memaksa agar dapat berbicara langsung dengan para pilot mengenai protes Jones bahwa ini adalah masalah disiplin internal RAAF. Dalam kunjungan ke Morotai dari markasnya di [[Manila]], Kenney mencoba membujuk para perwira untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka, tetapi ditolak.<ref name="Air War Against Japan"/> Ia sepakat dengan Bostock bahwa Cobby harus digantikan oleh Scherger, dan menyatakan bahwa jika para pilot diadili di [[pengadilan militer]], ia akan hadir untuk membela mereka.<ref name="Stephens"/> Komandan [[I Corps (Australia)|I&nbsp;Corps]] Angkatan Darat Australia, Letnan Jenderal [[Leslie Morshead]], yang sedang berada di Morotai untuk mempersiapkan kampanye Borneo, ikut mendukung pemecatan Cobby. Morshea dan perwira AD senior lainnya khawatir permasalahan ini dapat mengganggu persiapan pendaratan pasukan Australia di Borneo. Mereka lantas meminta pendapat Kenney.<ref>Coombes, ''Morshead: Hero of Tobruk and El Alamein'', p. 196.</ref> Jones menyatakan untuk memecat tidak hanya Cobby, tetapi juga para perwira stafnya, Kapten Grup Gibson dan Simms. Scherger diangkat menjadi [[Air Officer Commanding]] No.&nbsp;1 TAF pada tanggal 10&nbsp;Mei.<ref name="Air War Against Japan"/><ref name="Air War Against Japan Ch.27">Odgers, [http://www.awm.gov.au/cms_images/histories/27/chapters/27.pdf ''Air War Against Japan'', pp. 456–459.]</ref><ref name="ADB_Cobby">Isaacs, ''Cobby, Arthur Henry'', pp. 41–42.</ref>

==Pengaruh==
==Pengaruh==



Revisi per 7 Maret 2014 19.28

Half-length informal portrait of two men in short-sleeved tropical military uniforms with pilot's wings, standing in front of a hut and looking into the sky
Komodor Udara Cobby (kiri) dan Kapten Grup Caldwell (kanan) di Morotai pada Januari 1945

"Pemberontakan Morotai" adalah sebuah insiden bulan April 1945 yang melibatkan anggota Australian First Tactical Air Force yang berpangkalan di pulau Morotai, Hindia Belanda. Delapan pilot senior, termasuk penerbang ulung Australia, Kapten Grup Clive Caldwell, menyatakan pengunduran diri mereka untuk memprotes suatu hal yang mereka anggap sebagai penurunan pangkat terhadap skadron tempur Royal Australian Air Force (RAAF) yang dipindahtugaskan ke misi-misi serangan darat tak penting dari segi strategi melawan pasukan Jepang yang sudah dilewati oleh kampanye "lompat pulau" Sekutu. Penyelidikan pemerintah menyatakan bahwa para "pemberontak", dan tiga perwira berpangkat tinggi di First Tactical Air Force Headquarters, termasuk sang komandan, Komodor Udara Harry Cobby, penerbang ulung Australian Flying Corps semasa Perang Dunia I, dipecat dari jabatannya.

George Odgers meringkas penyebab insiden dalam sejarah resmi RAAF pada Perang Dunia II ini sebagai "keyakinan sekelompok pemimpin muda bahwa mereka sedang terlibat dalam pertempuran yang tidak dapat dibenarkan secara militer—keyakinan yang juga diaminkan oleh banyak tentara dan pemimpin politik Australia." Odgers berpendapat bahwa penyelidikan yang diadakan sesudahnya "membuktikan bahwa hampir semua orang yang terlibat bertindak dengan motif tertinggi, dan yakin bahwa dalam krisis tersebut ia mengambil keputusan dengan bijak".[1]

Latar belakang

Outdoor head-and-shoulders portrait of man in tropical military uniform with forage cap
Kapten Grup Arthur (foto tahun 1941) membuat buku besar kerugian vs. keuntungan No. 1 TAF pada Desember 1944

First Tactical Air Force (No. 1 TAF) di bawah pimpinan Komodor Udara Harry Cobby merupakan formasi tempur garis depan utama RAAF pada tahun 1944–45. Pasukan ini berada di dalam lingkup kendali operasional Letnan Jenderal George Kenney dari Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat (USAAF), komandan angkatan udara Sekutu di Wilayah Pasifik Barat Daya di bawah kepemimpinan Jenderal Douglas MacArthur. Awalnya No. 1 TAF terdiri dari satu pesawat Bristol Beaufighter dan dua P-40 Kittyhawk, kemudian dibantu oleh No. 80 Wing yang dipimpin Kapten Grup Clive Caldwell pada tahun 1945. Pasukan tersebut terdiri dari tiga skadron Supermarine Spitfire yang pilot-pilotnya merupakan veteran Kampanye Afrika Utara dan pertahanan Australia Utara terhadap serangan udara Jepang.[2][3]

Pada awal 1945, kekuatan udara Jepang di Pasifik Barat Daya sudah terpuruk. Angkatan Darat Amerika Serikat berfokus menyelesaikan pencaplokan kembali Filipina sebagai batu loncatan untuk penyerbuan ke Jepang. Waktu itu, No. 1 TAF ditugaskan menjadi garnisun dan menyerang pangkalan-pangkalan Jepang di pulau-pulau yang dilewati pasukan MacArthur.[4] Kepala Staf Udara, Wakil Marsekal Udara George Jones, kemudian mengatakan bahwa RAAF, seperti dikutip dari sejarawan Angkatan Udara Alan Stephens, "disingkirkan dari kemenangan akhir atas Jepang oleh MacArthur yang menginginkan kejayaan untuk dirinya sendiri".[5] Penerbang Korps Marinir AS dari komando Air North Solomons juga percaya bahwa markas MacArthur lebih memilih USAAF untuk menangani pertempuran.[6]

Situasi secara keseluruhan menimbulkan ketidakpuasan dan semangat yang rendah di kalangan personel No. 1 TAF yang berpangkalan di Morotai, terutama para pilot Spitfire yang jarang berkesempatan melakukan pertempuran udara yang dikuasainya dan dilengkapi pesawat yang tidak cocok untuk misi serangan darat.[7] Kapten Grup Wilf Arthur, mantan Perwira Komandan No. 81 Wing dan saat ini memimpin No. 78 Wing, khawatir pengeluaran satuan tempurnya dalam hal personel, mesin, dan peralatan tidak sesuai dengan kerusakan yang mereka hasilkan di target-target musuh atau tingkat kepentingan target tersebut. Pada Desember 1944, ia meminta staf intelijennya membuat buku besar untuk menjumlahkan kerugian dan keuntungannya. Arthur memamparkan buku besar tersebut kepada Komodor Udara Cobby yang meninjaunya dan mengirimkannya kepada staf markas, namun tidak ditanggapi lebih lanjut.[8][9][10]

Pendahuluan

Full-length portrait of moustachioed man in flying suit with parachute holding the attention of a group of twenty or so similarly kitted men in front of a single-engined military monoplane
Caldwell (keempat dari kiri) berbicara dengan pilot Spitfire No. 452 Squadron di Morotai pada Januari 1945

Pada bulan Maret 1945, karena frustrasi akibat lambatnya respon dari Cobby dan stafnya dan yakin bahwa operasi militer yang mereka jalankan semakin sia-sia, Arthur mulai membicarakan permasalahannya dengan pilot senior No. 1 TAF lainnya. Ia awalnya berbicara dengan Komandan Sayap Kenneth Ranger, perwira staf senior yang pernah berdinas di No. 9 Operational Group dan membuat tuduhan seputar kepemimpinan komandannya, Komodor Udara Joe Hewitt, yang pada akhirnya dipecat. Arthur melihat Ranger sebagai sosok yang memiliki "nyali moral" dan mau mengambil "tindakan terhadap operasi apapun yang melibatkan kami".[3] Selanjutnya, ia meminta dukungan Caldwell, padahal waktu itu Caldwell dituduh Cobby melakukan penyelundupan minuman keras sehingga memunculkan risiko bahwa keterlibatannya dalam protes terhadap operasi militer dapat dianggap sebagai usaha mengalihkan perhatian dari tuduhan tersebut. Arthur percaya bahwa Caldwell "mau melakukan apa pun semampunya untuk membenarkan opininya [yang] lebih berharga daripada opini orang lain di sekitarnya".[3]

Melalui Caldwell, perwira-perwira lainnya ikut bergabung dalam protes ini, termasuk dua penerbang ulung lain, Komandan Sayap Bobby Gibbes dan Ketua Skadron John Waddy, serta Ketua Skadron Bert Grace, Ketua Skadron Douglas Vanderfield, dan terakhir Ketua Skadron Stuart Harpham.[11] Dalam serangkaian rapat pada awal April 1945, Caldwell mengatakan bahwa kedelapan orang tersebut mundur secara massal dan anggota lainnya setuju.[10] Arthur kelak menyatakan bahwa, "Saya ingin meramaikan [protes ini] sebisa saya dengan tujuan menyelesaikan masalah ... Kami pun sama-sama menyadari bahwa membiarkan diri kami dituduh memberontak justru mengurangi dampak dari tindakan yang kami lakukan, dan karena itulah kami menyelesaikan masalah dengan cara mengundurkan diri, bukan bersekongkol menjatuhkan perwira yang lebih senior."[3]

Faktor yang umum didasarkan pada kenyataan bahwa kami memang mengenal satu sama lain dengan sangat baik; kami sama-sama percaya dan punya pengalaman yang cukup, yang kami rasa telah ditunjukkan dengan baik, bahwa RAAF mengambil tindakan yang seharusnya tidak dilakukan.

Kapten Grup Clive Caldwell[3]

Arthur juga berusaha mendapat dukungan Cobby dalam protes ini. Komandan No. 1 TAF merupakan penerbang ulung Australian Flying Corps pada Perang Dunia I, sedangkan Caldwell merupakan penerbang ulung RAAF pada Perang Dunia II.[4] Arthur berpendapat bahwa meski Cobby setengah disalahkan atas penurunan semangat ini, "kami merasa nilainya terhadap tindakan kami, karena namanya dikenal masyarakat bersama Kapten Grup Caldwell, akan memberi kami dukungan masyarakat yang cukup besar ... beliau adalah primadona di kancah perang, dan ... bersama primadona perang berikutnya, kami dapat mengemukakan alasan yang masuk akal dan menarik banyak perhatian melalui surat kabar." Cobby menolak bergabung dan kemudian mengklaim tidak menyadari dalamnya perasaan para pilot tersebut.[3]

"Pemberontakan"

Saya akan meninggalkan surat ini di meja dan jika Anda mengambilnya, semua rekaman dan semua catatan tentang skandal ini akan dihapus dari catatan dan berkas Angkatan Udara dan kasus ini tidak akan terdengar lagi.

Wakil Marsekal Udara Bill Bostock, dikutip oleh Ketua Skadron John Waddy[3]

Pada tanggal 20 April 1945, kedelapan pilot tadi mengirimkan surat kepada Cobby dengan judul "APPLICATION FOR RESIGNATION OF COMMISSION". Surat tersebutt berisi, "Dengan ini saya menyampaikan surat agar saya diizinkan mengundurkan diri dari tugas saya sebagai perwira di Angkatan Udara Kerajaan Australia secepatnya." Cobby tampak terpojok dan tidak mau menerima pengunduran diri tersebut. Ia berbicara dengan tujuh pilot secara pribadi, kecuali Caldwell karena sudah terkena tuduhan bersalah.[12] Karena mereka menolak mencabut suratnya atau menjelaskan alasan tindakan mereka, Cobby menghubungi atasan sementaranya, Wakil Marsekal Udara Bill Bostock, kepala RAAF Command, komando operasional utama Angkatan Udara. Bostock tiba di Morotai keesokan harinya dan mewawancarai para pilot. Ia meminta mereka merobek surat tersebut, namun gagal.[7] Metodenya kemudian ditafsirkan sebagai upaya untuk "mengalihkan situasi ini atau setidaknya menutup-nutupinya".[3] Satu-satunya persetujuan pihak pilot dengan permohonan Bostock adalah mengganti kata "secepatnya" dengan "pada akhir operasi saat ini" dan mengirim ulang surat pengunduran diri mereka.[13]

Half-length portrait of two men in tropical military uniforms
Wakil Marsekal Udara Jones (kiri) dan Letnan Jenderal Kenney (kanan), Juli 1945

Setelah wawancara tersebut, Bostock memanggil Wakil Marsekal Udara Jones untuk memberitahu bahwa semangat personel No. 1 TAF berada pada "tingkat yang terlalu rendah" dan menyarankan agar Jones memecat Cobby dan menggantinya dengan Komodor Udara Frederick Scherger.[7][14] Jones menganggap aksi pilot tersebut "konyol", karena seorang perwira tidak dapat mengundurkan diri secara sah pada masa perang. Jones pun berangkat ke Morotai dari markasnya di Melbourne untuk menyelidiki persoalan ini secara pribadi. Ia juga mewawancarai para pilot dan menyatakan, "Saya yakin mereka semua bergeming dalam mengeluarkan pernyataan dan melakukan apa yang mereka rencanakan ... Ya, kepercayaan yang dipegang teguh tak penting betapa buruknya yang mungkin didorong oleh rasa pengabdian bangsa yang agak berlebihan."[7]

Letnan Jenderal Kenney juga terlibat dalam skandal ini setelah diberitahu Bostock. Ia memaksa agar dapat berbicara langsung dengan para pilot mengenai protes Jones bahwa ini adalah masalah disiplin internal RAAF. Dalam kunjungan ke Morotai dari markasnya di Manila, Kenney mencoba membujuk para perwira untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka, tetapi ditolak.[10] Ia sepakat dengan Bostock bahwa Cobby harus digantikan oleh Scherger, dan menyatakan bahwa jika para pilot diadili di pengadilan militer, ia akan hadir untuk membela mereka.[4] Komandan I Corps Angkatan Darat Australia, Letnan Jenderal Leslie Morshead, yang sedang berada di Morotai untuk mempersiapkan kampanye Borneo, ikut mendukung pemecatan Cobby. Morshea dan perwira AD senior lainnya khawatir permasalahan ini dapat mengganggu persiapan pendaratan pasukan Australia di Borneo. Mereka lantas meminta pendapat Kenney.[15] Jones menyatakan untuk memecat tidak hanya Cobby, tetapi juga para perwira stafnya, Kapten Grup Gibson dan Simms. Scherger diangkat menjadi Air Officer Commanding No. 1 TAF pada tanggal 10 Mei.[10][16][17]

Pengaruh

Catatan kaki

  1. ^ Odgers, Air War Against Japan, p. 450.
  2. ^ Odgers, Air War Against Japan, pp. 297–299.
  3. ^ a b c d e f g h Alexander, "Cleaning the Augean stables".
  4. ^ a b c Stephens, The Royal Australian Air Force, pp. 123–124.
  5. ^ Stephens, The Royal Australian Air Force, p. 109.
  6. ^ Garand; Strobridge, History of U.S. Marine Corps, p. 389.
  7. ^ a b c d Helson, Ten Years at the Top, pp. 207–215.
  8. ^ Alexander, Clive Caldwell, pp. 185–203.
  9. ^ Odgers, Air War Against Japan, pp. 386–390.
  10. ^ a b c d Odgers, Air War Against Japan, pp. 443–450.
  11. ^ Odgers, The Royal Australian Air Force, p. 125. Caldwell's official tally for the war was 28½ kills, Waddy's 15½, Gibbes' 10¼, and Arthur's 10.
  12. ^ Alexander, "Cleaning the Augean stables". Bostock and Jones would also omit Caldwell from their interviews with the pilots on Morotai.
  13. ^ Odgers, Air War Against Japan, p. 445.
  14. ^ Odgers, The Royal Australian Air Force, pp. 122–123.
  15. ^ Coombes, Morshead: Hero of Tobruk and El Alamein, p. 196.
  16. ^ Odgers, Air War Against Japan, pp. 456–459.
  17. ^ Isaacs, Cobby, Arthur Henry, pp. 41–42.

Referensi