Pendakian: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdullahma192 (bicara | kontrib)
Menambahkan informasi terbaru pendakian terkait covid-19
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Sahabat Meno (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor
Baris 17: Baris 17:
* Umumnya, para pendaki dilarang membuat suara keras, seperti berteriak, bermain musik atau penggunaan telepon seluler. Akan tetapi, pada situasi-situasi khusus para pendaki membuat suara keras sebagai langkah pencegahan terhadap bahaya melalui suara peluit atau lonceng, terutama dalam wilayah yang terdapat beruang liar
* Umumnya, para pendaki dilarang membuat suara keras, seperti berteriak, bermain musik atau penggunaan telepon seluler. Akan tetapi, pada situasi-situasi khusus para pendaki membuat suara keras sebagai langkah pencegahan terhadap bahaya melalui suara peluit atau lonceng, terutama dalam wilayah yang terdapat beruang liar
* Para pendaki harus meminimalisir memberikan dampak yang negatif terhadap ekosistem alam yang mereka lalui. Ini bisa dilakukan dengan berjalan di jalur pendakian yang telah ada, tidak memetik tanaman ataupun mengganggu hewan liar dan tidak meninggalkan sampah di area pendakian dan sekitarnya.
* Para pendaki harus meminimalisir memberikan dampak yang negatif terhadap ekosistem alam yang mereka lalui. Ini bisa dilakukan dengan berjalan di jalur pendakian yang telah ada, tidak memetik tanaman ataupun mengganggu hewan liar dan tidak meninggalkan sampah di area pendakian dan sekitarnya.
* Memberi makan hewan liar dapat membawa bahaya, baik bagi pendaki, orang yang ada di sekitar lokasi maupun bagi hewan liar itu sendiri. Karena itulah, tindakan demikian sebisa mungkin harus dihindari
* Memberi makan hewan liar dapat membawa bahaya, baik bagi pendaki, orang yang ada di sekitar lokasi maupun bagi hewan liar itu sendiri. Karena itulah, tindakan demikian sebisa mungkin harus dihindari.


== Bahaya dan risiko pendakian ==
== Bahaya dan risiko pendakian ==
Melakukan pendakian dapat membahayakan nyawa yang bisa disebabkan oleh medan pendakian yang memang berbahaya, cuaca buruk, tersesat, atau pengaruh dari kondisi medis yang sebelumnya telah dimiliki oleh pendaki. Penyakit yang umum diderita oleh pendaki adalah [[diare]], [[dehidrasi]], [[hipotermia]], serangan panas dari matahari, luka, kaki keseleo atau patah.
Melakukan pendakian dapat membahayakan nyawa yang bisa disebabkan oleh medan pendakian yang memang berbahaya, cuaca buruk, tersesat, atau pengaruh dari kondisi medis yang sebelumnya telah dimiliki oleh pendaki. Penyakit yang umum diderita oleh pendaki adalah [[diare]], [[dehidrasi]], [[hipotermia]], serangan panas dari matahari, luka, kaki keseleo atau patah.


Ancaman lainnya yaitu serangan dari hewan buas, atau kontak dengan tanaman beracun yang menyebabkan ruam, bahkan termasuk tersambar petir (terutama di tanah yang tinggi).
Ancaman lainnya yaitu serangan dari hewan buas, atau kontak dengan tanaman beracun yang menyebabkan ruam, terkena badai hujan dan angin, bahkan termasuk tersambar petir (terutama di tanah yang tinggi).


Di beberapa negara, ada perbatasan negara yang tidak ditandai dengan baik dan mengakibatkan pendaki ditahan, seperti yang terjadi pada 3 pendaki Amerika yang ditahan oleh negara Iran karena mendaki melewati perbatasan antara negara [[Iran]] dan [[Irak]].
Di beberapa negara, ada perbatasan negara yang tidak ditandai dengan baik dan mengakibatkan pendaki ditahan, seperti yang terjadi pada 3 pendaki Amerika yang ditahan oleh negara Iran karena mendaki melewati perbatasan antara negara [[Iran]] dan [[Irak]].

Revisi per 7 Oktober 2020 04.24

Pendakian umumnya merujuk pada perjalanan panjang dan penuh semangat yang biasanya melewati jalan kecil di area pedalaman. Di Indonesia, pendakian ini identik dengan perjalanan menuju puncak gunung. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh klub-klub pecinta alam. Adakalanya dalam pendakian perjalanan harus melalui hutan lebat, dan harus memotong semak-semak untuk membuat jalur yang bisa dilewati. Pendakian ini bisa menghabiskan waktu lebih dari 1 hari perjalanan.

Peralatan pendakian

Peralatan yang dibutuhkan dalam pendakian sebenarnya bergantung pada tingkat kesulitan medan dan estimasi waktu pendakian yang diperlukan. Tetapi setidaknya bagi pendaki harian harus membawa setidaknya air minum, makanan, map dan perlengkapan untuk melindungi dari hujan. Biasanya, sepatu yang digunakan untuk mendaki gunung adalah sepatu boot dan tas ransel sebagai perlindungan untuk melewati wilayah bebatuan serta baik untuk membantu menjaga keseimbangan. Beberapa peralatan lain yang penting bagi pendaki adalah kompas, kacamata hitam, baju hangat, topi, sarung tangan, tongkat untuk mendaki, senter, peralatan P3K, pemantik api dan sebuah pisau. Peta atau peralatan GPS juga merupakan peralatan penting yang harus dibawa sebagai panduan perjalanan.

Dampak pendakian

Tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas mendaki ini juga memberikan dampak pada ekosistem alam yang dilalui. Tidak jarang banyaknya pendaki yang melalui lokasi tertentu menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan alam yang dilewati. Ini bisa diakibatkan karena pendaki yang sering membuang sampah sembarangan di jalur pendakian, menginjak atau menjadikan tanaman tertentu hingga menyebabkan tanaman itu mati atau tercabut, dan lain sebagainya. Penumpukan sampah yang berlebihan di gunung akibat sampah yang dibuang oleh pendaki terjadi antara lain pada Gunung Rinjani.[1]

Bukan hanya masalah sampah dan tanaman yang mati, tetapi kotoran manusia juga mengakibatkan masalah tersendiri pada kondisi alam di gunung. Karena kotoran manusia ini bisa mencemari air dan membuat pendaki lainnya terserang penyakit.

Masalah lainnya yaitu api, karena dapat menyebabkan kebakaran. Seorang pendaki yang tidak berhati-hati jika berurusan dengan api, bisa membawa bencana besar pada ekosistem di lokasi pendakian.

Etika pendakian

Adakalanya terjadi konflik antar pendaki saat mereka bertemu di tengah jalan. Etika mendaki ini diharapkan dapat meminimalisir permasalahan yang demikian. Beberapa etika umum dalam mendaki yaitu:

  • Saat 2 kelompok pendaki bertemu, maka disepakati bahwa kelompok yang sedang mendaki (naik) ke puncak gunung lah yang didahulukan
  • Umumnya, para pendaki dilarang membuat suara keras, seperti berteriak, bermain musik atau penggunaan telepon seluler. Akan tetapi, pada situasi-situasi khusus para pendaki membuat suara keras sebagai langkah pencegahan terhadap bahaya melalui suara peluit atau lonceng, terutama dalam wilayah yang terdapat beruang liar
  • Para pendaki harus meminimalisir memberikan dampak yang negatif terhadap ekosistem alam yang mereka lalui. Ini bisa dilakukan dengan berjalan di jalur pendakian yang telah ada, tidak memetik tanaman ataupun mengganggu hewan liar dan tidak meninggalkan sampah di area pendakian dan sekitarnya.
  • Memberi makan hewan liar dapat membawa bahaya, baik bagi pendaki, orang yang ada di sekitar lokasi maupun bagi hewan liar itu sendiri. Karena itulah, tindakan demikian sebisa mungkin harus dihindari.

Bahaya dan risiko pendakian

Melakukan pendakian dapat membahayakan nyawa yang bisa disebabkan oleh medan pendakian yang memang berbahaya, cuaca buruk, tersesat, atau pengaruh dari kondisi medis yang sebelumnya telah dimiliki oleh pendaki. Penyakit yang umum diderita oleh pendaki adalah diare, dehidrasi, hipotermia, serangan panas dari matahari, luka, kaki keseleo atau patah.

Ancaman lainnya yaitu serangan dari hewan buas, atau kontak dengan tanaman beracun yang menyebabkan ruam, terkena badai hujan dan angin, bahkan termasuk tersambar petir (terutama di tanah yang tinggi).

Di beberapa negara, ada perbatasan negara yang tidak ditandai dengan baik dan mengakibatkan pendaki ditahan, seperti yang terjadi pada 3 pendaki Amerika yang ditahan oleh negara Iran karena mendaki melewati perbatasan antara negara Iran dan Irak.

Catatan kaki

  1. ^ http://travel.kompas.com/read/2016/12/17/190400027/hampir.1.5.ton.sampah.diangkut.dari.gunung.rinjani

2. Info Pendakian