Penyelundupan telur ulat sutra ke Kekaisaran Romawi Timur: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox historical event |Event_Name = Penyeludupan telur-telur ulat sutra ke Kekaisaran Bizantium |Image_Name = Silk route copy.jpg |Image_Caption =...'
 
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 10: Baris 10:
Pada pertengahan abad ke-6 Masehi, dua biarawan, dengan dukungan [[kaisar Bizantium]] [[Yustinianus I]], berhasil menyeludupkan telur-telur ulat sutra ke Kekaisaran Bizantium, yang berujung pada pendirian [[industri sutra Bizantium]] sendiri. Pengiriman ulat-[[ulat sutra]] dari Tiongkok tersebut membolehkan bangsa Bizantium untuk memiliki monopoli sutra di Eropa.<ref name="Stanford">{{cite web | url = http://traumwerk.stanford.edu/philolog/2011/08/byzantine_silk_smuggling_and_e.html | title = Late Roman Silk: Smuggling and Espionage in the 6th Century CE | publisher = Stanford University | author = Patrick Hunt | accessdate =20 April 2013}}</ref>
Pada pertengahan abad ke-6 Masehi, dua biarawan, dengan dukungan [[kaisar Bizantium]] [[Yustinianus I]], berhasil menyeludupkan telur-telur ulat sutra ke Kekaisaran Bizantium, yang berujung pada pendirian [[industri sutra Bizantium]] sendiri. Pengiriman ulat-[[ulat sutra]] dari Tiongkok tersebut membolehkan bangsa Bizantium untuk memiliki monopoli sutra di Eropa.<ref name="Stanford">{{cite web | url = http://traumwerk.stanford.edu/philolog/2011/08/byzantine_silk_smuggling_and_e.html | title = Late Roman Silk: Smuggling and Espionage in the 6th Century CE | publisher = Stanford University | author = Patrick Hunt | accessdate =20 April 2013}}</ref>


==Latar belakang==
== Latar belakang ==
[[Berkas:Silkworms3000px.jpg|thumb|right|Ulat-ulat sutra]]
[[Berkas:Silkworms3000px.jpg|thumb|right|Ulat-ulat sutra]]
[[Sutra]], yang mula-mula diproduksi pada milenium keempat oleh bangsa Tiongkok, merupakan sebuah komoditas barang bernilai di sepanjang [[Jalur Sutra]].<ref name="Washington">{{cite web | url = http://depts.washington.edu/silkroad/exhibit/trade/silkae.html | title = Silk | publisher = University of Washington | accessdate =20 April 2013}}</ref> Pada abad kesatu Masehi, arus sutra sampai ke Kekaisaran Romawi.<ref name="Washington"/> Dengan kebangkitan [[Kekaisaran Sasaniyah]] dan kemudian [[Peperangan Romawi&ndash;Persia]], pengimporan sutra ke Eropa semakin sulit dan langka. Bangsa Eropa sangat mengontrol perdagangan di kawasan mereka dan menyendatkan perdagangan pada masa-masa perang.<ref>Norwich, John (1988), ''Byzantium: The Early Centuries'' pg. 265</ref> Akibatnya, Kaisar Bizantium [[Yustinianus I]] berupaya untuk membuat rute-rute dagang alternatif menuju [[Sogdiana]], yang pada masa itu menjadi pusat penghasil sutra besar:<ref name="Clare1590">Clare, Israel (1906), Library of Universal History: Mediaeval History pg. 1590</ref> yang satu ke utara melalui [[Krimea]], dan yang satu ke selatan melalui [[Kerajaan Axum|Ethiopia]].<ref name="Norwich266">Norwich, pg. 266</ref> Kegagalan upaya tersebut membuat Yustinianus I mencari cara lain.
[[Sutra]], yang mula-mula diproduksi pada milenium keempat oleh bangsa Tiongkok, merupakan sebuah komoditas barang bernilai di sepanjang [[Jalur Sutra]].<ref name="Washington">{{cite web | url = http://depts.washington.edu/silkroad/exhibit/trade/silkae.html | title = Silk | publisher = University of Washington | accessdate =20 April 2013}}</ref> Pada abad kesatu Masehi, arus sutra sampai ke Kekaisaran Romawi.<ref name="Washington"/> Dengan kebangkitan [[Kekaisaran Sasaniyah]] dan kemudian [[Peperangan Romawi&ndash;Persia]], pengimporan sutra ke Eropa semakin sulit dan langka. Bangsa Eropa sangat mengontrol perdagangan di kawasan mereka dan menyendatkan perdagangan pada masa-masa perang.<ref>Norwich, John (1988), ''Byzantium: The Early Centuries'' pg. 265</ref> Akibatnya, Kaisar Bizantium [[Yustinianus I]] berupaya untuk membuat rute-rute dagang alternatif menuju [[Sogdiana]], yang pada masa itu menjadi pusat penghasil sutra besar:<ref name="Clare1590">Clare, Israel (1906), Library of Universal History: Mediaeval History pg. 1590</ref> yang satu ke utara melalui [[Krimea]], dan yang satu ke selatan melalui [[Kerajaan Axum|Ethiopia]].<ref name="Norwich266">Norwich, pg. 266</ref> Kegagalan upaya tersebut membuat Yustinianus I mencari cara lain.


==Penjelajahan==
== Penjelajahan ==
[[Berkas:Mosaic of Justinian I - Sant'Apoilinare Nuovo - Ravenna 2016.png|thumb|right|picture_width=50px|Mosaik Yustinianus I]]
[[Berkas:Mosaic of Justinian I - Sant'Apoilinare Nuovo - Ravenna 2016.png|thumb|right|picture_width=50px|Mosaik Yustinianus I]]
Dua biarawan yang tidak diketahui identitasnya (diyakini anggota [[Gereja Nestorian]]<ref name="Washington"/><ref name="Norwich266"/>) yang telah berkotbah kepada umat [[Kristen di India]] ([[Gereja Timur di India]]), melakukan [[Gereja Timur di Tiongkok|perjalanan menuju Tiongkok]] padan tahun 551 Masehi.<ref name="Clare1589">Clare, pg. 1589</ref> Saat mereka sampai ke Tiongkok, mereka mengamati metode-metode dalam membesarkan ulat-ulat sutra dan menghasilkan sutra.<ref name="Clare1589"/> Hal ini menjadi pengembangan penting, karena bangsa Bizantium sebelumnya berpikir sutra dibuat di India.<ref>Clare, pg. 1587</ref> Pada 552 Masehi, dua biarawan tersebut sampai ke Yustinianus I.<ref name="Norwich266"/> Saat pulang untuk memberitahukannya, para biarawan tersebut sepakat untuk membawa ulat-ulat sutra dari Tiongkok.<ref name="Clare1590"/> Mereka diyakini berjalan melalui rute utara di sepanjang [[Laut Hitam]], membuat mereka melewati [[Transkaukasus]] dan [[Laut Kaspia]].<ref name="Stanford"/>
Dua biarawan yang tidak diketahui identitasnya (diyakini anggota [[Gereja Nestorian]]<ref name="Washington"/><ref name="Norwich266"/>) yang telah berkotbah kepada umat [[Kristen di India]] ([[Gereja Timur di India]]), melakukan [[Gereja Timur di Tiongkok|perjalanan menuju Tiongkok]] padan tahun 551 Masehi.<ref name="Clare1589">Clare, pg. 1589</ref> Saat mereka sampai ke Tiongkok, mereka mengamati metode-metode dalam membesarkan ulat-ulat sutra dan menghasilkan sutra.<ref name="Clare1589"/> Hal ini menjadi pengembangan penting, karena bangsa Bizantium sebelumnya berpikir sutra dibuat di India.<ref>Clare, pg. 1587</ref> Pada 552 Masehi, dua biarawan tersebut sampai ke Yustinianus I.<ref name="Norwich266"/> Saat pulang untuk memberitahukannya, para biarawan tersebut sepakat untuk membawa ulat-ulat sutra dari Tiongkok.<ref name="Clare1590"/> Mereka diyakini berjalan melalui rute utara di sepanjang [[Laut Hitam]], membuat mereka melewati [[Transkaukasus]] dan [[Laut Kaspia]].<ref name="Stanford"/>
Baris 20: Baris 20:
Karena ulat-[[ulat sutra]] dewasa membutuhkan suhu yang ideal,<ref>[http://www.smithsonianmag.com/arts-culture/spin-cycle-sidebar.html The Smithsonian on Silk Production]</ref> mereka memutuskan untuk mengkontak Sogdiana untuk menyeludupkan ulat-ulat sutra atau setidaknya larva paling muda, yang mereka sembunyikan di dalam batang bambu.<ref name="Stanford"/><ref name="Norwich266"/> Semak-semak [[mulberry]], yang menjadi pakan ulat-ulat sutra, diberikan kepada para biarawan tersebut atau siap diimpor ke Kekaisaran Bizantium.<ref name="Stanford"/> Secara keseluruhan, ekspedisi trsebut memakan waktu sekitar dua tahun.<ref>[http://www.thesilkmuseum.com/Education/History_en.html Silk Museum of Lebanon]</ref>
Karena ulat-[[ulat sutra]] dewasa membutuhkan suhu yang ideal,<ref>[http://www.smithsonianmag.com/arts-culture/spin-cycle-sidebar.html The Smithsonian on Silk Production]</ref> mereka memutuskan untuk mengkontak Sogdiana untuk menyeludupkan ulat-ulat sutra atau setidaknya larva paling muda, yang mereka sembunyikan di dalam batang bambu.<ref name="Stanford"/><ref name="Norwich266"/> Semak-semak [[mulberry]], yang menjadi pakan ulat-ulat sutra, diberikan kepada para biarawan tersebut atau siap diimpor ke Kekaisaran Bizantium.<ref name="Stanford"/> Secara keseluruhan, ekspedisi trsebut memakan waktu sekitar dua tahun.<ref>[http://www.thesilkmuseum.com/Education/History_en.html Silk Museum of Lebanon]</ref>


==Dampak==
== Dampak ==
[[Berkas:Pseudo Kufic script in medallion on Byzantine shroud of Saint Potentien 12th century rotated.jpg|thumb|right|[[Sutra Bizantium]]]]
[[Berkas:Pseudo Kufic script in medallion on Byzantine shroud of Saint Potentien 12th century rotated.jpg|thumb|right|[[Sutra Bizantium]]]]
Tak lama setelah ekspedisi tersebut, pabrik-pabrik sutra didirikan di [[Konstantinopel]], [[Beirut]], [[Antiokhia]], [[Tyre, Lebanon|Tyre]], dan [[Thebes, Yunani|Thebes]].<ref name="Norwich266"/> Ulat-ulat sutra yang dibawa tersebut membolehkan Kekaisaran Bizantium untuk memiliki monopolis sutra di Eropa. Pengiriman tersebut juga mematahkan monopoli sutra Tiongkok dan Persia.<ref name="Stanford"/> Hasil dari monopoli tersebut adalah kebangkitan [[ekonomi Bizantium]] selama 650 tahun berikutnya sampai keruntuhannya pada 1204.<ref>Muthesius, Anna (2003), ''Silk in the Medieval World'' pg. 326</ref> Baju-baju sutra, khususnya yang diwarnai [[ungu kekaisaran]], hampir selalu dikenakan bagi kaum elit di Bizantium, dan pemakaian mereka diatur dalam hukum-[[hukum sumptuer]].<ref name="Washington"/> Produksi sutra di kawasan sekitaran Konstantinopel, terutama di [[Thrace]], utara Yunani, [[Soufli#Museum sutra Soufli|masih berlanjut sampai sekarang]].
Tak lama setelah ekspedisi tersebut, pabrik-pabrik sutra didirikan di [[Konstantinopel]], [[Beirut]], [[Antiokhia]], [[Tyre, Lebanon|Tyre]], dan [[Thebes, Yunani|Thebes]].<ref name="Norwich266"/> Ulat-ulat sutra yang dibawa tersebut membolehkan Kekaisaran Bizantium untuk memiliki monopolis sutra di Eropa. Pengiriman tersebut juga mematahkan monopoli sutra Tiongkok dan Persia.<ref name="Stanford"/> Hasil dari monopoli tersebut adalah kebangkitan [[ekonomi Bizantium]] selama 650 tahun berikutnya sampai keruntuhannya pada 1204.<ref>Muthesius, Anna (2003), ''Silk in the Medieval World'' pg. 326</ref> Baju-baju sutra, khususnya yang diwarnai [[ungu kekaisaran]], hampir selalu dikenakan bagi kaum elit di Bizantium, dan pemakaian mereka diatur dalam hukum-[[hukum sumptuer]].<ref name="Washington"/> Produksi sutra di kawasan sekitaran Konstantinopel, terutama di [[Thrace]], utara Yunani, [[Soufli#Museum sutra Soufli|masih berlanjut sampai sekarang]].


==Sumber==
== Sumber ==
{{reflist}}
{{reflist}}



Revisi per 19 Maret 2017 15.05

Penyeludupan telur-telur ulat sutra ke Kekaisaran Bizantium
Jalur sutra
TanggalPertengahan abad ke-6 (552/563 Masehi)
LokasiAsia Tengah
PartisipanDua biarawan
HasilPendirian industri sutra Bizantium

Pada pertengahan abad ke-6 Masehi, dua biarawan, dengan dukungan kaisar Bizantium Yustinianus I, berhasil menyeludupkan telur-telur ulat sutra ke Kekaisaran Bizantium, yang berujung pada pendirian industri sutra Bizantium sendiri. Pengiriman ulat-ulat sutra dari Tiongkok tersebut membolehkan bangsa Bizantium untuk memiliki monopoli sutra di Eropa.[1]

Latar belakang

Ulat-ulat sutra

Sutra, yang mula-mula diproduksi pada milenium keempat oleh bangsa Tiongkok, merupakan sebuah komoditas barang bernilai di sepanjang Jalur Sutra.[2] Pada abad kesatu Masehi, arus sutra sampai ke Kekaisaran Romawi.[2] Dengan kebangkitan Kekaisaran Sasaniyah dan kemudian Peperangan Romawi–Persia, pengimporan sutra ke Eropa semakin sulit dan langka. Bangsa Eropa sangat mengontrol perdagangan di kawasan mereka dan menyendatkan perdagangan pada masa-masa perang.[3] Akibatnya, Kaisar Bizantium Yustinianus I berupaya untuk membuat rute-rute dagang alternatif menuju Sogdiana, yang pada masa itu menjadi pusat penghasil sutra besar:[4] yang satu ke utara melalui Krimea, dan yang satu ke selatan melalui Ethiopia.[5] Kegagalan upaya tersebut membuat Yustinianus I mencari cara lain.

Penjelajahan

Mosaik Yustinianus I

Dua biarawan yang tidak diketahui identitasnya (diyakini anggota Gereja Nestorian[2][5]) yang telah berkotbah kepada umat Kristen di India (Gereja Timur di India), melakukan perjalanan menuju Tiongkok padan tahun 551 Masehi.[6] Saat mereka sampai ke Tiongkok, mereka mengamati metode-metode dalam membesarkan ulat-ulat sutra dan menghasilkan sutra.[6] Hal ini menjadi pengembangan penting, karena bangsa Bizantium sebelumnya berpikir sutra dibuat di India.[7] Pada 552 Masehi, dua biarawan tersebut sampai ke Yustinianus I.[5] Saat pulang untuk memberitahukannya, para biarawan tersebut sepakat untuk membawa ulat-ulat sutra dari Tiongkok.[4] Mereka diyakini berjalan melalui rute utara di sepanjang Laut Hitam, membuat mereka melewati Transkaukasus dan Laut Kaspia.[1]

Karena ulat-ulat sutra dewasa membutuhkan suhu yang ideal,[8] mereka memutuskan untuk mengkontak Sogdiana untuk menyeludupkan ulat-ulat sutra atau setidaknya larva paling muda, yang mereka sembunyikan di dalam batang bambu.[1][5] Semak-semak mulberry, yang menjadi pakan ulat-ulat sutra, diberikan kepada para biarawan tersebut atau siap diimpor ke Kekaisaran Bizantium.[1] Secara keseluruhan, ekspedisi trsebut memakan waktu sekitar dua tahun.[9]

Dampak

Sutra Bizantium

Tak lama setelah ekspedisi tersebut, pabrik-pabrik sutra didirikan di Konstantinopel, Beirut, Antiokhia, Tyre, dan Thebes.[5] Ulat-ulat sutra yang dibawa tersebut membolehkan Kekaisaran Bizantium untuk memiliki monopolis sutra di Eropa. Pengiriman tersebut juga mematahkan monopoli sutra Tiongkok dan Persia.[1] Hasil dari monopoli tersebut adalah kebangkitan ekonomi Bizantium selama 650 tahun berikutnya sampai keruntuhannya pada 1204.[10] Baju-baju sutra, khususnya yang diwarnai ungu kekaisaran, hampir selalu dikenakan bagi kaum elit di Bizantium, dan pemakaian mereka diatur dalam hukum-hukum sumptuer.[2] Produksi sutra di kawasan sekitaran Konstantinopel, terutama di Thrace, utara Yunani, masih berlanjut sampai sekarang.

Sumber

  1. ^ a b c d e Patrick Hunt. "Late Roman Silk: Smuggling and Espionage in the 6th Century CE". Stanford University. Diakses tanggal 20 April 2013. 
  2. ^ a b c d "Silk". University of Washington. Diakses tanggal 20 April 2013. 
  3. ^ Norwich, John (1988), Byzantium: The Early Centuries pg. 265
  4. ^ a b Clare, Israel (1906), Library of Universal History: Mediaeval History pg. 1590
  5. ^ a b c d e Norwich, pg. 266
  6. ^ a b Clare, pg. 1589
  7. ^ Clare, pg. 1587
  8. ^ The Smithsonian on Silk Production
  9. ^ Silk Museum of Lebanon
  10. ^ Muthesius, Anna (2003), Silk in the Medieval World pg. 326