Peregangan
Peregangan (bahasa Inggris: stretching) adalah bentuk latihan fisik saat otot atau tendon (atau kelompok otot) tertentu sengaja ditekuk atau diregangkan untuk meningkatkan elastisitas otot dan mencapai tonus otot yang nyaman.[1] Hasilnya adalah perasaan meningkatnya kontrol otot, fleksibilitas, dan rentang gerak. Peregangan juga digunakan sebagai terapi fisik untuk meredakan kram dan meningkatkan fungsi tubuh dalam aktivitas sehari-hari dengan meningkatkan rentang gerak.[2]
Dalam bentuknya yang paling dasar, peregangan adalah aktivitas yang alami dan naluriah, yang dilakukan oleh manusia dan banyak hewan lainnya. Peregangan bisa disertai dengan menguap. Peregangan sering terjadi secara naluriah setelah bangun dari tidur, setelah lama tidak aktif, atau setelah keluar dari ruang dan area terbatas.Meningkatkan fleksibilitas melalui peregangan adalah salah satu prinsip dasar kebugaran fisik. Umumnya, para atlet untuk melakukan peregangan sebelum (untuk pemanasan) dan setelah berolahraga untuk mengurangi risiko cedera dan meningkatkan kinerja.[3]
Peregangan bisa jadi berbahaya jika dilakukan dengan tidak benar. Ada banyak teknik peregangan yang umum dipakai, tetapi tergantung pada kelompok otot mana yang diregangkan. Beberapa teknik peregangan mungkin tidak efektif atau merugikan, bahkan sampai menyebabkan hipermobilitas, ketidakstabilan, atau kerusakan permanen pada tendon, ligamen, dan serat otot.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Weerapong, Pornratshanee; Hume, Patria A.; Kolt, Gregory S. (2004). "Stretching: Mechanisms and Benefits for Sport Performance and Injury Prevention". Physical Therapy Reviews. 9 (4): 189–206. doi:10.1179/108331904225007078. ISSN 1083-3196.
- ^ Medeiros, Diulian Muniz; Martini, Tamara Fenner (2018). "Chronic effect of different types of stretching on ankle dorsiflexion range of motion: Systematic review and meta-analysis". The Foot. 34: 28–35. doi:10.1016/j.foot.2017.09.006.
- ^ Prevention of injuries and overuse in sports : directory for physicians, physiotherapists, sport scientists and coaches. Hermann O. Mayr, Stefano Zaffagnini. Heidelberg. 2015. hlm. 42. ISBN 978-3-662-47706-9. OCLC 922324155.
- ^ Tsatsouline, Pavel (2001). Relax into stretch : instant flexibility through mastering muscle tension (edisi ke-1st ed). St. Paul, MN: Dragon Door Publications. ISBN 0-938045-28-8. OCLC 47121950.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Andersen JC (2005). "Stretching Before and After Exercise: Effect on Muscle Soreness and Injury Risk". Journal of Athletic Training. 40 (3): 218–220. PMC 1250267 . PMID 16284645.
- Anderson, Bob (2010). Stretching: 30th Anniversary Edition. Shelter Publications.
- Cheung Karoline, Hume Patria A., Maxwell Linda (2003). "Delayed Onset Muscle Soreness: Treatment Strategies and Performance Factors". Sports Medicine. 33 (2): 145–164. doi:10.2165/00007256-200333020-00005. PMID 12617692.
- LaRoche D, Connolly DA (2006). "Effects of Stretching on Passive Muscle Tension and Response to Eccentric Exercise". American Journal of Sports Medicine. 34 (6): 1000–1007. doi:10.1177/0363546505284238. PMID 16476913.
- Shrier, Ian (2005). "When and Whom to Stretch?" The Physician and Sportsmedicine 33 (3): 22–26. DOI:10.3810/psm.2005.03.61.