Perjanjian Oslo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EnsiklopediaXylon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
EnsiklopediaXylon (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 4: Baris 4:
'''Persetujuan Damai''' ({{lang-ar|اتفاقيات أوسلو}}) atau secara resmi disebut "Deklarasi Prinsip-Prinsip Fasilitasi Pemerintahan Sendiri secara sementara" disetujui di [[Oslo]], [[Norwegia]] pada [[20 Agustus]] [[1993]] dan secara resmi ditanda-tangani di [[Washington D.C.]] pada [[13 September]] [[1993]] oleh [[Mahmud Abbas]] yang mewakili [[PLO]] dan [[Shimon Peres]] yang mewakili [[Israel]]. Hal ini disaksikan oleh [[Warren Christopher]] dari [[Amerika Serikat]] dan [[Andrei Kozyrev]] dari [[Rusia]], di depan Presiden A.S. [[Bill Clinton]] dan Perdana Menteri Israel [[Yitzhak Rabin]] dengan Ketua PLO [[Yasser Arafat]].
'''Persetujuan Damai''' ({{lang-ar|اتفاقيات أوسلو}}) atau secara resmi disebut "Deklarasi Prinsip-Prinsip Fasilitasi Pemerintahan Sendiri secara sementara" disetujui di [[Oslo]], [[Norwegia]] pada [[20 Agustus]] [[1993]] dan secara resmi ditanda-tangani di [[Washington D.C.]] pada [[13 September]] [[1993]] oleh [[Mahmud Abbas]] yang mewakili [[PLO]] dan [[Shimon Peres]] yang mewakili [[Israel]]. Hal ini disaksikan oleh [[Warren Christopher]] dari [[Amerika Serikat]] dan [[Andrei Kozyrev]] dari [[Rusia]], di depan Presiden A.S. [[Bill Clinton]] dan Perdana Menteri Israel [[Yitzhak Rabin]] dengan Ketua PLO [[Yasser Arafat]].


Yang paling penting dari Persetujuan Damai Oslo adalah pendirian Otoritas Nasional Palestina, yang ditugaskan dengan tanggung jawab untuk melakukan pemerintahan mandiri Palestina secara terbatas atas bagian-bagian Tepi Barat dan Jalur Gaza; dan pengakuan internasional PLO sebagai mitra Israel dalam negosiasi status permanen tentang masalah yang tersisa seputar konflik Israel-Palestina. Dialog bilateral berasal dari pertanyaan yang berkaitan dengan perbatasan internasional antara Israel dan negara Palestina di masa depan: negosiasi untuk subjek ini berpusat di sekitar pemukiman Israel, status Yerusalem, pemeliharaan kontrol Israel atas keamanan setelah pembentukan otonomi Palestina, dan hak Palestina kembali. Kesepakatan Oslo tidak menciptakan negara Palestina yang pasti.
Yang paling penting dari Persetujuan Damai Oslo adalah pendirian Otoritas Nasional Palestina, yang ditugaskan dengan tanggung jawab untuk melakukan pemerintahan mandiri Palestina secara terbatas atas bagian-bagian Tepi Barat dan Jalur Gaza; dan pengakuan internasional PLO sebagai mitra Israel dalam negosiasi status permanen tentang masalah yang tersisa seputar konflik Israel-Palestina. Dialog bilateral berasal dari pertanyaan yang berkaitan dengan perbatasan internasional antara Israel dan negara Palestina di masa depan: negosiasi untuk subjek ini berpusat di sekitar pemukiman Israel, status Yerusalem, pemeliharaan kontrol Israel atas keamanan setelah pembentukan otonomi Palestina, dan hak Palestina kembali. Kesepakatan Oslo tidak menciptakan negara Palestina yang pasti.<ref>{{Cite news|last=Hedges|first=Chris|date=1994-05-05|title=MIDEAST ACCORD: THE OVERVIEW; RABIN AND ARAFAT SIGN ACCORD ENDING ISRAEL'S 27-YEAR HOLD ON JERICHO AND THE GAZA STRIP|url=https://www.nytimes.com/1994/05/05/world/mideast-accord-overview-rabin-arafat-sign-accord-ending-israel-s-27-year-hold.html|newspaper=The New York Times|language=en-US|issn=0362-4331|access-date=2022-10-02}}</ref>


Sebagian besar penduduk Palestina, termasuk berbagai kelompok militan Palestina, dengan gigih menentang Persetujuan Damai Oslo; Filsuf keturunan Palestina-Amerika Edward Said menggambarkan mereka sebagai "Versailles Palestina".
Sebagian besar penduduk Palestina, termasuk berbagai kelompok militan Palestina, dengan gigih menentang Persetujuan Damai Oslo; Filsuf keturunan Palestina-Amerika Edward Said menggambarkan ia sebagai "Versailles Palestina".<ref>{{Cite book|last=More|first=Anne Le|date=2008-03-31|url=https://books.google.com/books?id=zaexvmZLSO0C&pg=PA65|title=International Assistance to the Palestinians After Oslo: Political Guilt, Wasted Money|publisher=Routledge|isbn=978-1-134-05233-2|language=en}}</ref>


==Bacaan lanjutan==
==Bacaan lanjutan==

Revisi per 2 Oktober 2022 04.56

Yitzhak Rabin, Bill Clinton, dan Yasser Arafat pada Persetujuaan Damai Oslo pada 13 September 1993.

Persetujuan Damai (Arab: اتفاقيات أوسلو) atau secara resmi disebut "Deklarasi Prinsip-Prinsip Fasilitasi Pemerintahan Sendiri secara sementara" disetujui di Oslo, Norwegia pada 20 Agustus 1993 dan secara resmi ditanda-tangani di Washington D.C. pada 13 September 1993 oleh Mahmud Abbas yang mewakili PLO dan Shimon Peres yang mewakili Israel. Hal ini disaksikan oleh Warren Christopher dari Amerika Serikat dan Andrei Kozyrev dari Rusia, di depan Presiden A.S. Bill Clinton dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dengan Ketua PLO Yasser Arafat.

Yang paling penting dari Persetujuan Damai Oslo adalah pendirian Otoritas Nasional Palestina, yang ditugaskan dengan tanggung jawab untuk melakukan pemerintahan mandiri Palestina secara terbatas atas bagian-bagian Tepi Barat dan Jalur Gaza; dan pengakuan internasional PLO sebagai mitra Israel dalam negosiasi status permanen tentang masalah yang tersisa seputar konflik Israel-Palestina. Dialog bilateral berasal dari pertanyaan yang berkaitan dengan perbatasan internasional antara Israel dan negara Palestina di masa depan: negosiasi untuk subjek ini berpusat di sekitar pemukiman Israel, status Yerusalem, pemeliharaan kontrol Israel atas keamanan setelah pembentukan otonomi Palestina, dan hak Palestina kembali. Kesepakatan Oslo tidak menciptakan negara Palestina yang pasti.[1]

Sebagian besar penduduk Palestina, termasuk berbagai kelompok militan Palestina, dengan gigih menentang Persetujuan Damai Oslo; Filsuf keturunan Palestina-Amerika Edward Said menggambarkan ia sebagai "Versailles Palestina".[2]

Bacaan lanjutan

  • Weiner, Justus R. "'An Analysis of the Oslo II Agreement in Light of the Expectations of Shimon Peres and Mahmoud Abbas." Michigan Journal of International Law 17.3 (1996): 667–704.
  1. ^ Hedges, Chris (1994-05-05). "MIDEAST ACCORD: THE OVERVIEW; RABIN AND ARAFAT SIGN ACCORD ENDING ISRAEL'S 27-YEAR HOLD ON JERICHO AND THE GAZA STRIP". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2022-10-02. 
  2. ^ More, Anne Le (2008-03-31). International Assistance to the Palestinians After Oslo: Political Guilt, Wasted Money (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 978-1-134-05233-2.