Petasan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 202.67.40.243 (bicara) ke revisi terakhir oleh Hysocc
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(37 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Unreferenced|date=Maret 2024}}
'''Petasan''' (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau ''low explosive''. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu.
[[Berkas:Petasan di Malam Tahun Baru.jpg|al=Foto langsung yang menunjukkan kemeriahan petasan di malam Tahun Baru.|jmpl|Foto langsung yang menunjukkan kemeriahan petasan di malam Tahun Baru.]]
'''Petasan''' (juga dikenal sebagai '''mercon''') adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau ''low explosive''. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu. Petasan adalah salah satu hal yang jarang dilakukan oleh remaja untuk mengisi waktu luang.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Sejarah petasan bermula dari [[Cina]]. Sekitar [[abad ke-9]], seorang juru masak secara tak sengaja mencampurtiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat, belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.
Sejarah petasan bermula dari [[Tiongkok (istilah)|Tiongkok]]. Sekitar [[abad ke-9]], seorang juru masak secara tak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat, belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.


Jika ketiga bahan tersebut dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya yang lalu dibakar dan akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya mengusir roh jahat. Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan.
Jika ketiga bahan tersebut dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya lalu dibakar, bambu tersebut akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya dapat mengusir roh jahat. Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa [[gerhana bulan]], dan upacara-upacara keagamaan.


Baru pada saat [[dinasti Song]] didirikan pabrik petasan yang kemudian menjadi dasar dari pembuatan [[kembang api]] karena lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke seluruh pelosok dunia.
Pada zaman [[Dinasti Song]], sebuah pabrik petasan didirikan. Kemudian menjadi dasar dari pembuatan [[kembang api]] karena lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke seluruh pelosok dunia.


Di [[Indonesia]] sendiri tradisi petasan itudibawa sendiri oleh orang [[Tionghoa]]. Seorang pengamat sejarah [[Betawi]], Alwi Shahab meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa yang bermukim di sekitar mereka.
Di [[Indonesia]], tradisi petasan dibawa sendiri oleh orang-orang Tiongkok. Seorang pengamat sejarah [[Betawi]], Alwi Shahab meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa yang bermukim di sekitar mereka.


== Bahan peledak kimia ==
== Bahan peledak kimia ==
[[Bahan peledak]] kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya yang apabila terkena aksi (misalnya benturan, panas, dan gesekan) dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan tinggi disertai terbentuknya gas-gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak kimia dibedakan menjadi dua macam, yaitu ''low explosive'' (daya ledak rendah) dan ''high explosive'' (daya ledak tinggi).
[[Bahan peledak]] kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya yang apabila terkena aksi (misalnya benturan, panas, dan gesekan) dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan tinggi disertai terbentuknya gas-gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak kimia dibedakan menjadi dua macam, yaitu ''low explosive'' (daya ledak rendah) dan ''high explosive'' (daya ledak tinggi).


Bahan peledak ''low explosive'' adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan detonasi (''velocity of detonation'') antara 400 dan 800 meter per detik. Sementara bahan peledak ''high explosive'' mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000 dan 8.500 meter per detik. Bahan peledak ''low explosive'' ini sering disebut propelan (pendorong) yang banyak digunakan sebagai pada peluru dan [[roket]].
Bahan peledak ''low explosive'' adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan [[detonasi]] (''velocity of detonation'') antara 400 dan 800 meter per detik. Sementara bahan peledak ''high explosive'' mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000 dan 8.500 meter per detik. Bahan peledak ''low explosive'' ini sering disebut propelan (pendorong) yang banyak digunakan sebagai pada peluru dan [[roket]].


Di antara bahan peledak ''low explosive'' yang dikenal adalah mesiu (''black powder'' atau ''gun powder'') dan ''smokeless powder''. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mesiu tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan, termasuk petasan banting dan bom ikan. Bubuk mesiu adalah jenis bahan peledak tertua yang ditemukan oleh bangsa China pada abad ke-9. Selain sebagai bahan pembuat petasan dan kembang api, mesiu saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket sinyal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.
Di antara bahan peledak ''low explosive'' yang dikenal adalah [[mesiu]] (''black powder'' atau ''gun powder'') dan ''smokeless powder''. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mesiu tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan, termasuk petasan banting dan bom ikan. Bubuk mesiu adalah jenis bahan peledak tertua yang ditemukan oleh bangsa Cina pada abad ke-9. Selain sebagai bahan pembuat petasan dan kembang api, mesiu saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket sinyal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.


== Komposisi ==
== Komposisi ==
Beberapa komposisi pembuatan black powder yang dikenal, antara lain:
Beberapa komposisi pembuatan black powder yang dikenal, antara lain:
* campuran antara potasium nitrat (KNO3), charcoal, dan belerang;
* campuran antara potasium nitrat (KNO3), belerang, dan serbuk aluminium dengan perbandingan KNO3:Al:S = 5:2:3
* campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang;
* campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang;
* campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang); dan
* campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang); dan
* pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, cyanoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.
* pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, cyanoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.


== Petasan di Indonesia ==
== Petasan di Indonesia ==
Di Indonesia, petasan sudah menjadi sesuatu yang biasa dipakai untuk berlebaran dan saat bulan [[Ramadhan]]. Kebanyakan banyak anak sesudah sahur bukannya istirahat, malah bermain petasan dan kembang api. Mereka dengan seenaknya melemparkan petasan – petasan yang mereka bawa kepada temannya atau mobil yang sedang lewat,tanpa memikirkan akibatnya.
Di Indonesia, petasan sudah menjadi salah satu hal yang biasa ditemui, terutama pada saat bulan [[Ramadhan]], [[Idul Fitri]] dan [[Tahun baru|Tahun Baru]].


Selain digunakan di hari raya, petasan juga digunakan sebagai alat senjata di ''perang petasan'', yaitu suatu konflik tipe-tawuran yang melibatkan penggunaan petasan, sebagian besar petasan mercon ''Roman candle''. Meski dianggap biasa, tetapi perang petasan memiliki dampak yang buruk, sehingga dapat mengakibatkan cedera atau mungkin kematian.
Petasan dan sebangsanya memang barang gelap, artinya benda larangan. Sejak zaman Belanda sudah ada aturannya dalam [[Lembaran Negara (LN) tahun 1940 Nomor 41]] tentang Pelaksanaan Undang-Undang Bunga Api 1939, di mana di antara lain adanya ancaman pidana kurungan tiga bulan dan denda Rp 7.500 apabila melanggar ketentuan "membuat, menjual, menyimpan, mengangkut bunga api dan petasan yang tidak sesuai standar pembuatan".


Petasan dan sebangsanya memang barang gelap, yang berarti benda larangan/ilegal. Sejak zaman Belanda sudah ada aturannya dalam [[Lembaran Negara (LN) tahun 1940 Nomor 41]] tentang Pelaksanaan Undang-Undang Bunga Api 1939, di mana di antara lain adanya ancaman pidana kurungan tiga bulan dan denda Rp 7.500 apabila melanggar ketentuan "membuat, menjual, menyimpan, mengangkut bunga api dan petasan yang tidak sesuai standar pembuatan".
Mungkin karena peraturan tersebut sudah kuno dan terlalu ”antik”, maka pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam peraturan, diantaranya [[UU Darurat 1951]] yanag ancamannya bisa mencapai 18 tahun penjara.


Mungkin karena peraturan tersebut dianggap sudah kuno dan "terlalu antik", maka pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam peraturan, diantaranya [[UU Darurat 1951]] yang ancamannya bisa mencapai 18 tahun penjara.
[[Kategori:Bahan peledak]]

[[Kategori:Kembang api]]
[[Kategori:Piroteknik]]
[[Kategori:Penemuan Tionghoa]]
[[Kategori:Mesiu]]

Revisi terkini sejak 18 April 2024 13.34

Foto langsung yang menunjukkan kemeriahan petasan di malam Tahun Baru.
Foto langsung yang menunjukkan kemeriahan petasan di malam Tahun Baru.

Petasan (juga dikenal sebagai mercon) adalah peledak berupa bubuk yang dikemas dalam beberapa lapis kertas, biasanya bersumbu, digunakan untuk memeriahkan berbagai peristiwa, seperti perayaan tahun baru, perkawinan, dan sebagainya. Benda ini berdaya ledak rendah atau low explosive. Bubuk yang digunakan sebagai isi petasan merupakan bahan peledak kimia yang membuatnya dapat meledak pada kondisi tertentu. Petasan adalah salah satu hal yang jarang dilakukan oleh remaja untuk mengisi waktu luang.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Sejarah petasan bermula dari Tiongkok. Sekitar abad ke-9, seorang juru masak secara tak sengaja mencampur tiga bahan bubuk hitam (black powder) yakni garam peter atau kalium nitrat, belerang (sulfur), dan arang dari kayu (charcoal) yang berasal dari dapurnya. Ternyata campuran ketiga bahan itu mudah terbakar.

Jika ketiga bahan tersebut dimasukan ke dalam sepotong bambu yang ada sumbunya lalu dibakar, bambu tersebut akan meletus dan mengeluarkan suara ledakan keras yang dipercaya dapat mengusir roh jahat. Dalam perkembangannya, petasan jenis ini dipercaya dipakai juga dalam perayaan pernikahan, kemenangan perang, peristiwa gerhana bulan, dan upacara-upacara keagamaan.

Pada zaman Dinasti Song, sebuah pabrik petasan didirikan. Kemudian menjadi dasar dari pembuatan kembang api karena lebih menitikberatkan pada warna-warni dan bentuk pijar-pijar api di angkasa hingga akhirnya dibedakan. Tradisi petasan lalu menyebar ke seluruh pelosok dunia.

Di Indonesia, tradisi petasan dibawa sendiri oleh orang-orang Tiongkok. Seorang pengamat sejarah Betawi, Alwi Shahab meyakini bahwa tradisi pernikahan orang Betawi yang menggunakan petasan untuk memeriahkan suasana dengan meniru orang Tionghoa yang bermukim di sekitar mereka.

Bahan peledak kimia[sunting | sunting sumber]

Bahan peledak kimia adalah suatu rakitan yang terdiri atas bahan-bahan berbentuk padat atau cair atau campuran keduanya yang apabila terkena aksi (misalnya benturan, panas, dan gesekan) dapat mengakibatkan reaksi berkecepatan tinggi disertai terbentuknya gas-gas dan menimbulkan efek panas serta tekanan yang sangat tinggi. Bahan peledak kimia dibedakan menjadi dua macam, yaitu low explosive (daya ledak rendah) dan high explosive (daya ledak tinggi).

Bahan peledak low explosive adalah bahan peledak berdaya ledak rendah yang mempunyai kecepatan detonasi (velocity of detonation) antara 400 dan 800 meter per detik. Sementara bahan peledak high explosive mempunyai kecepatan detonasi antara 1.000 dan 8.500 meter per detik. Bahan peledak low explosive ini sering disebut propelan (pendorong) yang banyak digunakan sebagai pada peluru dan roket.

Di antara bahan peledak low explosive yang dikenal adalah mesiu (black powder atau gun powder) dan smokeless powder. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, mesiu tersebut banyak digunakan sebagai pembuat petasan, termasuk petasan banting dan bom ikan. Bubuk mesiu adalah jenis bahan peledak tertua yang ditemukan oleh bangsa Cina pada abad ke-9. Selain sebagai bahan pembuat petasan dan kembang api, mesiu saat ini banyak digunakan sebagai propelan peluru dan roket, roket sinyal, petasan, sumbu ledak, dan sumbu ledak tunggu.

Komposisi[sunting | sunting sumber]

Beberapa komposisi pembuatan black powder yang dikenal, antara lain:

  • campuran antara potasium nitrat (KNO3), belerang, dan serbuk aluminium dengan perbandingan KNO3:Al:S = 5:2:3
  • campuran antara sodium nitrat (NaNO3), charcoal, dan belerang;
  • campuran antara potasium nitrat dan charcoal (tanpa belerang); dan
  • pyrodex, merupakan campuran antara potasium nitrat, potasium perklorat (KClO4), charcoal, belerang, cyanoguanidin, sodium benzoat, dan dekstrin.

Petasan di Indonesia[sunting | sunting sumber]

Di Indonesia, petasan sudah menjadi salah satu hal yang biasa ditemui, terutama pada saat bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Tahun Baru.

Selain digunakan di hari raya, petasan juga digunakan sebagai alat senjata di perang petasan, yaitu suatu konflik tipe-tawuran yang melibatkan penggunaan petasan, sebagian besar petasan mercon Roman candle. Meski dianggap biasa, tetapi perang petasan memiliki dampak yang buruk, sehingga dapat mengakibatkan cedera atau mungkin kematian.

Petasan dan sebangsanya memang barang gelap, yang berarti benda larangan/ilegal. Sejak zaman Belanda sudah ada aturannya dalam Lembaran Negara (LN) tahun 1940 Nomor 41 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Bunga Api 1939, di mana di antara lain adanya ancaman pidana kurungan tiga bulan dan denda Rp 7.500 apabila melanggar ketentuan "membuat, menjual, menyimpan, mengangkut bunga api dan petasan yang tidak sesuai standar pembuatan".

Mungkin karena peraturan tersebut dianggap sudah kuno dan "terlalu antik", maka pemerintah telah mengeluarkan berbagai macam peraturan, diantaranya UU Darurat 1951 yang ancamannya bisa mencapai 18 tahun penjara.