Politik Islam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
→‎Sejarah: lanjut
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
 
(11 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Aspek politik dari Islam''' berasal dari [[Qur'an]], dan [[Sunnah]] (ucapan dan perilaku [[Nabi Muhammad]]), sejarah Muslim, dan elemen [[gerakan politik]] baik di dalam ataupun di luar Islam.
{{rapikan}}
'''Aspek politik dari Islam''' berasal dari [[Qur'an]], dan [[Sunnah]] (ucapan dan perilaku [[Nabi Muhammad]]), sejarah Muslim, dan elemen [[gerakan politik]] baik di dalam ataupun di luar Islam.


Konsep politik tradisional dalam [[Islam]] antara lain kepemimpinan oleh penerus Nabi, yang disebut sebagai [[Kalifah]] ([[Imam]] dalam [[Syiah]]); pentingnya mengikuti hukum [[Syariah]]; kewajiban bagi pemimpin untuk berkonsultasi dengan dewan [[Syura]] dalam memerintah negara; dan kewajiban menggulingkan pemimpin yang tidak adil.<ref>[[Abu Hamid al-Ghazali]] dikutip dalam Mortimer, Edward, ''Faith and Power: The Politics of Islam,'' Vintage Books, 1982, p.37</ref>
Konsep politik tradisional dalam [[Islam]] antara lain kepemimpinan oleh penerus Nabi, yang disebut sebagai [[Kalifah]] ([[Imamah|Imam]] dalam [[Syiah]]); pentingnya mengikuti hukum [[Syariah]]; kewajiban bagi pemimpin untuk berkonsultasi dengan dewan [[Syura]] dalam memerintah negara; dan kewajiban menggulingkan pemimpin yang tidak adil.<ref>[[Abu Hamid al-Ghazali]] dikutip dalam Mortimer, Edward, ''Faith and Power: The Politics of Islam,'' Vintage Books, 1982, p.37</ref>


Perubahan luar biasa terjadi di [[Dunia Islam]], ketika [[Kesultanan Utsmaniyah|Kekalifahan Utsmanniyah Turki]] runtuh dan dibubarkan pada 1924.<ref>Feldman, Noah, ''Fall and Rise of the Islamic State'', Princeton University Press, 2008, p.2</ref> Selama abad ke-19 dan ke-20, tema umum dalam politik Islam adalah perlawanan terhadap [[imperialisme]] Barat, dan penerapan hukum [[syariah]] dengan cara apapun, baik secara [[Demokrasi Islamd|demokratis]] maupun secara [[Jihad|perjuangan militer]]. Kekalahan tentara Arab dalam [[Perang Enam Hari]], berakhirnya [[Perang Dingin]] dan runtuhnya [[Uni Soviet]] dan [[komunisme]] sebagai alternatif, telah meningkatkan daya tarik gerakan-gerakan Islam, seperti [[Islamisme]], [[Fundamentalisme Islam]] dan [[Demokrasi Islam]], khususnya dalam konteks ketidakpuasan terhadap kepemimpinan [[sekuler]] di [[Dunia Islam]].
Perubahan luar biasa terjadi di [[Dunia Islam]], ketika [[Kesultanan Utsmaniyah|Kekalifahan Utsmanniyah Turki]] runtuh dan dibubarkan pada 1924.<ref>Feldman, Noah, ''Fall and Rise of the Islamic State'', Princeton University Press, 2008, p.2</ref> Selama abad ke-19 dan ke-20, tema umum dalam politik Islam adalah perlawanan terhadap [[imperialisme]] Barat, dan penerapan hukum [[syariah]] dengan cara apapun, baik secara [[Demokrasi Islam|demokratis]] maupun secara [[Jihad|perjuangan militer]]. Kekalahan tentara Arab dalam [[Perang Enam Hari]], berakhirnya [[Perang Dingin]] dan runtuhnya [[Uni Soviet]] dan [[komunisme]] sebagai alternatif, telah meningkatkan daya tarik gerakan-gerakan Islam, seperti [[Islamisme]], [[Fundamentalisme Islam]] dan [[Demokrasi Islam]], khususnya dalam konteks ketidakpuasan terhadap kepemimpinan [[sekuler]] di [[Dunia Islam]].


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Asal mula Islam sebagai gerakan politik telah dimulai sejak zaman nabi [[Muhammad]]. Pada 622 M, sebagai pengakuan atas klaim kenabiannya, Muhammad diundang untuk memimpin kota [[Medinah]]. Pada saat itu dua kaum yang menguasai kota; Arab Bani [[Aus]] dan Bani [[Khazraj]], berselisih. Warga Medinah menganggap Muhammad sebagai orang luar yang netral, adil, dan imparsial, diharapkan dapat mendamaikan konflik ini. Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Medinah, di mana Muhammad menyusun [[Piagam Madinah]]. Dukumen ini mengangkat Muhammad sebagai pemimpin kota sekaligus mengakuinya sebagai rasul [[Allah]]. Hukum yang diterapkan Muhammad pada saat berkuasa berdasarkan [[Quran]] dan Sunnah (perilaku yang dicontohkan Muhammad), yang kemudian dianggap kaum Muslim sebagai [[Syariah]] atau hukum Islam, yang kini ingin ditegakkan oleh gerakan Islam hingga kini. Muhammad mendapatkan banyak pengikut dan membentuk tentara. Pengaruhnya kemudian meluas dan menaklukkan kota asalnya [[Mekkah]], dan kemudian menyebar ke seluruh [[Jazirah Arab]] berkat kombinasi diplomasi dan penaklukan militer.
Asal mula Islam sebagai gerakan politik telah dimulai sejak zaman nabi [[Muhammad]]. Pada 622 M, sebagai pengakuan atas klaim kenabiannya, Muhammad diundang untuk memimpin kota [[Medinah]]. Pada saat itu dua kaum yang menguasai kota; Arab Bani [[Aus]] dan Bani [[Khazraj]], berselisih. Warga Medinah menganggap Muhammad sebagai orang luar yang netral, adil, dan imparsial, diharapkan dapat mendamaikan konflik ini. Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Medinah, di mana Muhammad menyusun [[Piagam Madinah]]. Dokumen ini mengangkat Muhammad sebagai pemimpin kota sekaligus mengakuinya sebagai [[Rasulullah|rasul]] [[Allah]]. Hukum yang diterapkan Muhammad pada saat berkuasa berdasarkan [[Quran]] dan Sunnah (perilaku yang dicontohkan Muhammad), yang kemudian dianggap kaum Muslim sebagai [[Syariah]] atau hukum Islam, yang kini ingin ditegakkan oleh gerakan Islam hingga kini. Muhammad mendapatkan banyak pengikut dan membentuk tentara. Pengaruhnya kemudian meluas dan menaklukkan kota asalnya [[Mekkah]], dan kemudian menyebar ke seluruh [[Jazirah Arab]] berkat kombinasi diplomasi dan penaklukan militer.


Kini, banyak gerakan [[Islamise]] atau [[Partai Islam]] tumbuh di kebanyakan negara [[Demokrasi Islam]] atau negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Banyak pula [[kelompok Islam militan]] yang beroperasi di beberapa bagian dunia. Istilah kontroversial [[Islam fundamentalis]] juga disebutkan oleh beberapa non-Muslim untuk menggambarkan aspirasi keagamaan dan politik dari kelompok Islam militan. Kini, istilah demokrasi Islam dan fundamentalisme Islam, kerap tercampur aduk dalam beraneka ragam kelompok yang mengatasnamakan Islam dan memperjuangkan gerakan Islam, yang masing-masing memiliki sejarah, ideologi, dan konteks yang beraneka ragam pula.
Kini, banyak gerakan [[Islamisme]] atau [[Partai Islam]] tumbuh di kebanyakan negara [[Demokrasi Islam]] atau negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Banyak pula [[kelompok Islam militan]] yang beroperasi di beberapa bagian dunia. Istilah kontroversial [[Islam fundamentalis]] juga disebutkan oleh beberapa non-Muslim untuk menggambarkan aspirasi keagamaan dan politik dari kelompok Islam militan. Kini, istilah demokrasi Islam dan fundamentalisme Islam, kerap tercampur aduk dalam beraneka ragam kelompok yang mengatasnamakan Islam dan memperjuangkan gerakan Islam, yang masing-masing memiliki sejarah, ideologi, dan konteks yang beraneka ragam pula.


===Negara Islam di Medinah===
=== Negara Islam di Medinah ===
[[Piagam Medinah]] disusun oleh [[Muhammad]], nabi dalam agama Islam. Piagam ini mengandung kesepakatan formal antara Muhammad dengan berbagai suku dan kaum berpengaruh yang menghuni [[Yathrib]] (kemudian dinamai [[Medinah]]), termasuk di antaranya kaum [[Muslim]], [[Yahudi]], [[Kristen]]s<ref>R. B. Serjeant, "Sunnah Jāmi'ah, pacts with the Yathrib Jews, and the Tahrīm of Yathrib: analysis and translation of the documents comprised in the so-called 'Constitution of Medina'", ''Bulletin of the School of Oriental and African Studies'' (1978), 41: 1-42, [[Cambridge University Press]].</ref> dan kaum [[Pagan]].<ref>See:
[[Piagam Madinah]] disusun oleh [[Muhammad]], nabi dalam agama Islam. Piagam ini mengandung kesepakatan formal antara Muhammad dengan berbagai suku dan kaum berpengaruh yang menghuni [[Yathrib]] (kemudian dinamai [[Medinah]]), termasuk di antaranya kaum [[Muslim]], [[Yahudi]], [[Kristen]]<ref>R. B. Serjeant, "Sunnah Jāmi'ah, pacts with the Yathrib Jews, and the Tahrīm of Yathrib: analysis and translation of the documents comprised in the so-called 'Constitution of Medina'", ''Bulletin of the School of Oriental and African Studies'' (1978), 41: 1-42, [[Cambridge University Press]].</ref> dan kaum [[Pagan]].<ref>See:
*Reuven Firestone, ''Jihād: the origin of holy war in Islam'' (1999) p. 118;
* Reuven Firestone, ''Jihād: the origin of holy war in Islam'' (1999) p. 118;
*"Muhammad", ''Encyclopedia of Islam Online''</ref><ref>Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant "The Constitution of Medina." ''Islamic Quarterly'' 8 (1964) p.4.</ref> Konstitusi ini membentuk dasar hukum pertama [[Negara Islam]]. Dokumen ini disusun dengan perhatian khusus untuk mengakhiri ketegangan dan konflik antar suku dan kaum (klan), terutama antara Banu Aus dan Bani Khazraj di Medinah. Hukum ini mencakup sekian banyak hak dan kewajiban bagi komunitas Muslim, Yahudi, Kristen, dan Pagan di Medinah, dan mempersatukannya dalam satu komunitas yang disebut [[Ummah]].<ref>Serjeant (1978), page 4.</ref>
* "Muhammad", ''Encyclopedia of Islam Online''</ref><ref>Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant "The Constitution of Medina." ''Islamic Quarterly'' 8 (1964) p.4.</ref> Konstitusi ini membentuk dasar hukum pertama [[Negara Islam]]. Dokumen ini disusun dengan perhatian khusus untuk mengakhiri ketegangan dan konflik antar suku dan kaum (klan), terutama antara Banu Aus dan Bani Khazraj di Medinah. Hukum ini mencakup sekian banyak hak dan kewajiban bagi komunitas Muslim, Yahudi, Kristen, dan Pagan di Medinah, dan mempersatukannya dalam satu komunitas yang disebut [[Ummah]].<ref>Serjeant (1978), page 4.</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 22: Baris 21:
* [http://repository.library.georgetown.edu/handle/10822/552601 Islam dan Politik] dari [https://repository.library.georgetown.edu/handle/10822/552494/browse?type=title Dean Peter Krogh Foreign Affairs Digital Archives]
* [http://repository.library.georgetown.edu/handle/10822/552601 Islam dan Politik] dari [https://repository.library.georgetown.edu/handle/10822/552494/browse?type=title Dean Peter Krogh Foreign Affairs Digital Archives]
* [http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1475928 Demokrasi Liberal dan Politik Islam: Mencari Jalan Tengah]
* [http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1475928 Demokrasi Liberal dan Politik Islam: Mencari Jalan Tengah]
* [http://www.salafimanhaj.com/pdf/SalafiManhaj_Terrorism_In_KSA.pdf Ideologi Terorisme dan Kekerasan di Arab Saudi: Asal mula, Alasan, dan Solusi]
* [http://www.salafimanhaj.com/pdf/SalafiManhaj_Terrorism_In_KSA.pdf Ideologi Terorisme dan Kekerasan di Arab Saudi: Asal mula, Alasan, dan Solusi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080216024026/http://www.salafimanhaj.com/pdf/SalafiManhaj_Terrorism_In_KSA.pdf |date=2008-02-16 }}
* [http://www.washington-report.org/backissues/0994/9409021.htm Mengevaluasi Gerakan Islam] oleh Greg Noakes, Muslim Amerika yang bekerja untuk the ''Washington Report''.
* [http://www.washington-report.org/backissues/0994/9409021.htm Mengevaluasi Gerakan Islam] oleh Greg Noakes, Muslim Amerika yang bekerja untuk the ''Washington Report''.
* [http://www.washington-report.org/backissues/0695/9506017.htm Ilmuwan Muslim scholars menhadapi Fanatisme] oleh Aicha Lemsine, wartawan dan penulis Aljazair
* [http://www.washington-report.org/backissues/0695/9506017.htm Ilmuwan Muslim scholars menhadapi Fanatisme] oleh Aicha Lemsine, wartawan dan penulis Aljazair
* [http://cdm164001.cdmhost.com/krogh/item_viewer.php?CISOROOT=/p164001coll21&CISOPTR=195&CISOBOX=1&REC=2 Peter Krogh diskusi mengenai Islam dan politik dengan John L. Esposito dan Mary Jane Deeb] pada ''Keputusan Besar'' (1994).
* [http://cdm164001.cdmhost.com/krogh/item_viewer.php?CISOROOT=/p164001coll21&CISOPTR=195&CISOBOX=1&REC=2 Peter Krogh diskusi mengenai Islam dan politik dengan John L. Esposito dan Mary Jane Deeb] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110813071517/http://cdm164001.cdmhost.com/krogh/item_viewer.php?CISOROOT=%2Fp164001coll21&CISOPTR=195&CISOBOX=1&REC=2 |date=2011-08-13 }} pada ''Keputusan Besar'' (1994).


[[Kategori:Politik]]
[[Kategori:Politik]]

Revisi terkini sejak 4 Maret 2021 11.02

Aspek politik dari Islam berasal dari Qur'an, dan Sunnah (ucapan dan perilaku Nabi Muhammad), sejarah Muslim, dan elemen gerakan politik baik di dalam ataupun di luar Islam.

Konsep politik tradisional dalam Islam antara lain kepemimpinan oleh penerus Nabi, yang disebut sebagai Kalifah (Imam dalam Syiah); pentingnya mengikuti hukum Syariah; kewajiban bagi pemimpin untuk berkonsultasi dengan dewan Syura dalam memerintah negara; dan kewajiban menggulingkan pemimpin yang tidak adil.[1]

Perubahan luar biasa terjadi di Dunia Islam, ketika Kekalifahan Utsmanniyah Turki runtuh dan dibubarkan pada 1924.[2] Selama abad ke-19 dan ke-20, tema umum dalam politik Islam adalah perlawanan terhadap imperialisme Barat, dan penerapan hukum syariah dengan cara apapun, baik secara demokratis maupun secara perjuangan militer. Kekalahan tentara Arab dalam Perang Enam Hari, berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet dan komunisme sebagai alternatif, telah meningkatkan daya tarik gerakan-gerakan Islam, seperti Islamisme, Fundamentalisme Islam dan Demokrasi Islam, khususnya dalam konteks ketidakpuasan terhadap kepemimpinan sekuler di Dunia Islam.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Asal mula Islam sebagai gerakan politik telah dimulai sejak zaman nabi Muhammad. Pada 622 M, sebagai pengakuan atas klaim kenabiannya, Muhammad diundang untuk memimpin kota Medinah. Pada saat itu dua kaum yang menguasai kota; Arab Bani Aus dan Bani Khazraj, berselisih. Warga Medinah menganggap Muhammad sebagai orang luar yang netral, adil, dan imparsial, diharapkan dapat mendamaikan konflik ini. Muhammad dan pengikutnya hijrah ke Medinah, di mana Muhammad menyusun Piagam Madinah. Dokumen ini mengangkat Muhammad sebagai pemimpin kota sekaligus mengakuinya sebagai rasul Allah. Hukum yang diterapkan Muhammad pada saat berkuasa berdasarkan Quran dan Sunnah (perilaku yang dicontohkan Muhammad), yang kemudian dianggap kaum Muslim sebagai Syariah atau hukum Islam, yang kini ingin ditegakkan oleh gerakan Islam hingga kini. Muhammad mendapatkan banyak pengikut dan membentuk tentara. Pengaruhnya kemudian meluas dan menaklukkan kota asalnya Mekkah, dan kemudian menyebar ke seluruh Jazirah Arab berkat kombinasi diplomasi dan penaklukan militer.

Kini, banyak gerakan Islamisme atau Partai Islam tumbuh di kebanyakan negara Demokrasi Islam atau negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim. Banyak pula kelompok Islam militan yang beroperasi di beberapa bagian dunia. Istilah kontroversial Islam fundamentalis juga disebutkan oleh beberapa non-Muslim untuk menggambarkan aspirasi keagamaan dan politik dari kelompok Islam militan. Kini, istilah demokrasi Islam dan fundamentalisme Islam, kerap tercampur aduk dalam beraneka ragam kelompok yang mengatasnamakan Islam dan memperjuangkan gerakan Islam, yang masing-masing memiliki sejarah, ideologi, dan konteks yang beraneka ragam pula.

Negara Islam di Medinah[sunting | sunting sumber]

Piagam Madinah disusun oleh Muhammad, nabi dalam agama Islam. Piagam ini mengandung kesepakatan formal antara Muhammad dengan berbagai suku dan kaum berpengaruh yang menghuni Yathrib (kemudian dinamai Medinah), termasuk di antaranya kaum Muslim, Yahudi, Kristen[3] dan kaum Pagan.[4][5] Konstitusi ini membentuk dasar hukum pertama Negara Islam. Dokumen ini disusun dengan perhatian khusus untuk mengakhiri ketegangan dan konflik antar suku dan kaum (klan), terutama antara Banu Aus dan Bani Khazraj di Medinah. Hukum ini mencakup sekian banyak hak dan kewajiban bagi komunitas Muslim, Yahudi, Kristen, dan Pagan di Medinah, dan mempersatukannya dalam satu komunitas yang disebut Ummah.[6]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Abu Hamid al-Ghazali dikutip dalam Mortimer, Edward, Faith and Power: The Politics of Islam, Vintage Books, 1982, p.37
  2. ^ Feldman, Noah, Fall and Rise of the Islamic State, Princeton University Press, 2008, p.2
  3. ^ R. B. Serjeant, "Sunnah Jāmi'ah, pacts with the Yathrib Jews, and the Tahrīm of Yathrib: analysis and translation of the documents comprised in the so-called 'Constitution of Medina'", Bulletin of the School of Oriental and African Studies (1978), 41: 1-42, Cambridge University Press.
  4. ^ See:
    • Reuven Firestone, Jihād: the origin of holy war in Islam (1999) p. 118;
    • "Muhammad", Encyclopedia of Islam Online
  5. ^ Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant "The Constitution of Medina." Islamic Quarterly 8 (1964) p.4.
  6. ^ Serjeant (1978), page 4.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]