Roh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1: Baris 1:
*Roh
*Roh


[[Spirit]] Ruh atau Roh disebut juga Ruhil dan Ruhul, dari lughah Arab dari kata Ar Riyaah dan Rwah, Ruach, & Ruah, dari bahasa ibrani secara etimologinya berarti [[Angin atau Tiupan juga Hembusan]] sebagai unsur yang menghidupkan berfungsi sebagai penggerak organ tubuh setiap ciptaan-ciptaan Allah Azzawajalla.
[[Spirit]] Ruh atau Roh disebut juga Ruhil dan Ruhul, dari lughah Arab dari kata Ar Riyaah dan Rwah, Ruach, & Ruah, dari bahasa ibrani juga secara etimologinya berarti [[Angin atau Tiupan juga Hembusan]] sebagai unsur yang menghidupkan berfungsi sebagai penggerak organ tubuh setiap ciptaan-ciptaan Allah Azzawajalla.


== Pandangan Islam ==
== Pandangan Islam ==

Revisi per 21 Mei 2021 12.22

  • Roh

Spirit Ruh atau Roh disebut juga Ruhil dan Ruhul, dari lughah Arab dari kata Ar Riyaah dan Rwah, Ruach, & Ruah, dari bahasa ibrani juga secara etimologinya berarti Angin atau Tiupan juga Hembusan sebagai unsur yang menghidupkan berfungsi sebagai penggerak organ tubuh setiap ciptaan-ciptaan Allah Azzawajalla.

Pandangan Islam

Ruh-ruh manusia ketika berada di alam ruh

Menurut agama Islam, manusia merupakan makhluk terakhir yang diciptakan Allah Ta'ala, setelah diciptakan-Nya makhluk lain seperti malaikat, jin, alam semesta, hewan (binatang), tumbuhan dan lainnya. Allah menciptakan manusia dengan dipersiapkan untuk menjadi makhluk yang paling sempurna. Karena, manusia diciptakan untuk menjadi khalifah (pemimpin) di muka bumi dan memakmurkannya. Potensi lain yang dimiliki oleh manusia adalah ruh.[1]

Pada persiapan pertama, Allah mengambil perjanjian dan kesaksian dari calon manusia, yaitu ruh-ruh manusia yang berada di alam arwah. Allah mengambil sumpah kepada mereka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an di dalam surah Al A'raf, yang berbunyi

Dengan kesaksian dan perjanjian ini maka seluruh manusia lahir ke dunia dianggap sudah memiliki nilai, yaitu nilai fitrah beriman kepada Allah dan ajaran yang lurus.

Ruh berasal dari kata "Ar Riyaah" yang berarti "angin" (sesuatu yang tak terlihat, tapi berenergi)

Pandangan Kristen

Etimologi

Roh atau roh ( Ibrani רוח baca: ru-ach ) adalah unsur pertama yang membentuk kehidupan manusia. Paulus menyebutkan bahwa manusia terdiri dari tiga unsur: roh, jiwa dan tubuh (1 Tes 5:23). Unsur tubuh jasmani adalah wadah yang dapat kita raba, jiwa disebut juga nyawa ada di dalam darah, sedangkan unsur pertama yaitu roh adalah yang memberi manusia kesadaran. Tubuh jasmani dapat binasa, tetapi roh manusia bersifat kekal.

Tuhan adalah Roh

Kepercayaan Kristen mengakui bahwa Tuhan adalah Roh (Yohanes 4:24). Yesus Kristus menyebut Tuhan sebagai Bapa yang dari padaNya Ia datang. Roh Tuhan menjadi Manusia Yesus.

Roh Kudus

Roh Kudus adalah Roh TUHAN itu sendiri. Roh Kudus tidak diciptakan, melainkan keluar dari Bapa (Yohanes 15:26). Manusia-manusia yang menerima Roh Kudus akan mendapat karunia Roh sesuai dengan yang diberikan Roh itu kepadanya(1 Korintus 12:4)

Arwah

Arwah adalah roh manusia yang sudah meninggal dunia. Kristen mempercayai bahwa setiap arwah orang benar, ketika mereka meninggal, arwahnya dikatakan ditempatkan oleh Malaikat Tuhan ke Firdaus Allah, dalam pangkuan Abraham (Lukas 16:23), sedangkan orang yang tidak benar maka arwahnya akan ditempatkan di Hades.[butuh rujukan]

Roh-roh jahat

  • Iblis disebut juga Satan dipercayai Kristen sebagai seorang pribadi roh (tunggal, bukan jamak) yang berasal dari penghulu malaikat yang memberontak kepada Allah, lalu diusir dari Sorga.
  • Setan-setan yang juga disebut roh-roh jahat bermakna banyak, adalah sepertiga jumlah malaikat yang terpengaruh Iblis, ikut memberontak, dan lalu diusir dari Sorga, dan dijatuhkan ke Bumi. Baik Iblis maupun roh-roh jahat mempunyai kecenderungan menggoda umat manusia supaya berbuat dosa agar kelak mendapat hukuman Tuhan di Neraka setelah Hari Penghakiman.

Catatan kaki

  1. ^ Miswanto, MA, Agus (2012). Agama, Keyakinan, dan Etika. Magelang: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Studi Islam Universitas Muhammadiyah Magelang. hlm. 13. ISBN 978-602-18110-0-9. 

Referensi

Lihat pula