Rumpun bahasa Sama-Bajau
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Saat ini, Bahasa Sama-Bajau digunakan oleh masyarakat di wilayah-wilayah Kalimantan bagian utara (Sabah / salah satu negara bagian Malaysia), kepulauan bagian selatan Filipina, dan di Bagian timur Indonesia. Umumnya masayarakatnya yang pindah ke semenanjung Malaysia tinggal di Lembah Klang.
Asal Nama
Sebenarnya nama asli bahasa ini adalah Sinamah. Kata Sinamah adalah kata yang berasal dari akar kata Samah yang merujuk kepada suku bangsa Samah. KataSamah kemudian mendapatkan sisipan '-in-' sehingga menjadi Sinamah.
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia. Artikel ini ditulis atau diterjemahkan secara buruk dari Wikipedia bahasa Melayu. Jika halaman ini ditujukan untuk komunitas bahasa Melayu, halaman itu harus dikontribusikan ke Wikipedia bahasa Melayu. Lihat daftar bahasa Wikipedia. Artikel yang tidak diterjemahkan dapat dihapus secara cepat sesuai kriteria A2. Jika Anda ingin memeriksa artikel ini, Anda boleh menggunakan mesin penerjemah. Namun ingat, mohon tidak menyalin hasil terjemahan tersebut ke artikel, karena umumnya merupakan terjemahan berkualitas rendah. |
Dalam Sinamah yakni Bahasa Samah (Bajau) (penulis adalah berketurunan Bajau/Samah) sisipan -in-, apabila diimbuhkan kepada Kata Nama, akan berarti 'kepunyaan'. Justru itu, masyarakat Samah menamakan bahasa mereka sebagai Sinamah karena bahasa tersebut adalah bahasa kepunyaan mereka.
Sesuai dengan perkataan 'Bajau' yang juga dirujuk kepada suku bangsa dan bahasa yang sama yaitu Bahasa dan Bangsa Samah, belum dipastikan tentang asal-usul kewujudannya. Namun demikian, penulis amat yakin bahwa perkataan Bajau berasal dari Indonesia. Dalam bahasa Indonesia juga terdapat kata tersebut. Yang pasti kata "Bajau" berasal dari hasil proses pelunakan bunyi atau sebutan perkataan Badjoe (sistem tulisan/ejaan lama bahasa Indonesia):
BADJOE -> BADJAO -> BADJAU -> BAJAU.
Dalam Kamus Dewan Edisi Ketiga (cetakan 1997) terdapat dua entri kata bajau seperti berikut:-
bajau I; membajau memukul Bajau II = orang ~ orang laut (terutama yang tinggal di pantai sebelah timur Borneo)
Mungkinkah nama bangsa Bajau itu diambil daripada perkataan Melayu ini? Ini juga ada kemungkinannya. Mengambil makna entri pertama itu dan menghubungkaitkannya (menasabkannya) dengan makna entri kedua bahkan sangat relevan. Makna bajau seperti dalam entri pertama itu sangat rapat dengan, dan bahkan menjadi kekuatan aktiviti lanun atau perlanunan pada masa dahulu dan ia memang melibatkan secara langsung medan perlanunan itu sendiri iaitu laut. Hanya Orang Laut sahaja yang sentiasa berada atau mempunyai hubungan yang rapat dengan laut. Dan hanya di laut sahaja (pada zaman duhulu) aktiviti perlanunan berlaku. Tidak dinafikan, (menurut cerita daripada ibu penulis), laki-laki orang Bajau pada zaman dahulu terlibat dalam aktiviti perlanunan. Bahkan aktiviti magkulluh-kulluh masih dilakukan sehingga selepas Perang Jepun (Perang Dunia II). Magkulluh-kulluh adalah istilah yang digunakan di kalangan masyarakat Bajau yang bermaksud merampas (merompak) atau melanun orang asing di laut semasa laki-laki orang Bajau itu magbusai (berpergian merentasi lautan) mencari rezeki daripada hasil-hasil laut.
Jadi, kemungkin nama bangsa Bajau itu diambil daripada perkataan Melayu 'bajau' (memukul) ada logiknya. Bahkan hingga hari ini, di setengah-setengah tempat, orang-orang Bajau masih mempunyai sifat yang suka memukul apabila privasi mereka dicerobohi.
Di Sabah, penduduk yang dipanggil Bajau tidak pernah menggelar diri mereka sebagai berbangsa Bajau. Mereka akan menggunakan nama suku-suku seperti Sama, Simunul dll. Pentadbir British yang menggelarkan diri mereka Bajau. Ini mungkin hasil dari guru-guru bahasa Melayu yang mengajar diSekolah-sekolah diSabah pada waktu itu dan menjadi penasihat kepada pentadbir British. Ramai guru-guru bahasa Melayu ini berasal dari Indonesia dan Malaya, sebab orang Sabah tidak menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa perhubungan mereka dan tidak ada orang Sabah yang mampu menjadi guru.
Berdasarkan kajian penulis terhadap Bahasa Samah-Bajau, terdapat sekurang-kurangnya 26 atau lebih subdialek bahasa ini yang dituturkan di Sabah dan Selatan Filipina. 26 (kini telah disenaraikan 30) subdialek ini belum mengambil kira subdialek yang terdapat dan dituturkan di Indonesia Timur. Berikut adalah 30 subdialek tersebut:
1. Ubian
2. Sallogan
3. Sapa’
4. Sikubung
5. Sapa’-sapa’
6. Tando’ Bas
7. Basbas
8. Tando’ Banak
9. Ungus Matata
10. Lo’ok Nato’
11. Kohek
12. Bannaran
13. Sitangkai
14. Simunul
15. Sibutu’
16. Pangutaran
17. Siasi
18. Laminusa
19. Nusa
20. Larapan
21. Musu’
22. Manubal
23. Pala’u
24. Kota Belud (Penduduk disini memanggil diri mereka sebagai Sama, bukan Bajau, dan tidak ada perbezaan ketara diantara bahasa mereka dan orang Sama)
25. Sama (Pantai Barat Sabah)
26. Sisangat
27. Siamal
28. Tabawan
29. Kagayan
30. Bangingi' (Balagnini atau Balangingi)