Sampar ruminansia kecil: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Artikel baru
 
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(21 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox medical condition
{{Infobox medical condition
|name = Penyakit sampar ruminansia kecil
|name = Sampar ruminansia kecil
|synonym = ''Peste des petits ruminants'', ''ovine rinderpest'', ''goat plague''
|synonym = Pes ruminansia kecil, ''peste des petits ruminants'', ''ovine rinderpest'', ''goat plague''
|image =
|image = Pesse bedots souwêye nåze.jpg
|image_size =
|image_size =
|alt =
|alt =
|caption = Seekor domba dengan PPR; terdapat [[cairan mukopurulen]] yang menyumbat lubang hidungnya.
|caption =
|pronounce =
|pronounce =
|specialty = [[Kedokteran hewan]]
|specialty = [[Kedokteran hewan]]
Baris 12: Baris 12:
|causes = ''[[Small ruminant morbillivirus]]''
|causes = ''[[Small ruminant morbillivirus]]''
|risks =
|risks =
|symptoms = Demam, leleran mata dan hidung, [[stomatitis]], [[pneumonia]], dan diare
|symptoms =
|complications =
|complications =
|onset =
|onset =
|duration =
|duration =
|diagnosis = [[Reaksi berantai polimerase transkripsi-balik|RT-PCR]], ''immunocapture'' [[ELISA]]
|diagnosis =
|differential =
|differential =
|prevention =
|prevention = Vaksinasi
|treatment =
|treatment = Terapi suportif
|medication =
|medication =
|prognosis =
|prognosis =
|distribution =
|distribution = Afrika, Asia, Eropa
|prevalence =
|prevalence =
|incidence =
|incidence =
|deaths =
|deaths =
}}
}}
'''Penyakit sampar ruminansia kecil''' ([[bahasa Prancis]]: ''peste des petits ruminants''; disingkat PPR) adalah [[penyakit menular]] akibat infeksi ''[[Small ruminant morbillivirus]]'' yang terutama menyerang domba dan kambing. Selain kedua hewan ini, PPR juga dilaporkan menyerang beberapa kerabat domba dan kambing yang liar, serta [[unta]]. Penyakit ini pertama kali ditemukan di [[Pantai Gading]] pada tahun 1942 dan kini telah menyebar ke berbagai belahan dunia. [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH) memasukkan PPR dalam daftar [[penyakit wajib lapor|penyakit yang kasusnya wajib dilaporkan]] oleh negara-negara di dunia. Bersama dengan [[Organisasi Pangan dan Pertanian]] (FAO), WOAH menargetkan pemberantasan penyakit ini dari muka Bumi pada tahun 2030.<ref>{{cite web|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|url=https://www.woah.org/en/disease/peste-des-petits-ruminants/|title=Peste des Petits Ruminants|access-date=24 Maret 2023}}</ref>
'''Sampar ruminansia kecil''' atau '''pes ruminansia kecil''' ([[bahasa Prancis]]: ''peste des petits ruminants''; disingkat '''PPR''') adalah [[penyakit menular]] akibat infeksi ''[[Small ruminant morbillivirus]]'' yang terutama menyerang domba dan kambing. Selain kedua hewan ini, PPR juga dilaporkan menyerang beberapa kerabat domba dan kambing yang liar, serta [[unta]]. [[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] (WOAH) memasukkan PPR dalam daftar [[penyakit wajib lapor|penyakit yang kasusnya wajib dilaporkan]] oleh negara-negara di dunia. Bersama dengan [[Organisasi Pangan dan Pertanian]] (FAO), WOAH menargetkan penyakit ini [[Pemberantasan penyakit menular|diberantas]] dari muka Bumi pada tahun 2030.<ref>{{cite web|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia|url=https://www.woah.org/en/disease/peste-des-petits-ruminants/|title=Peste des Petits Ruminants|access-date=24 Maret 2023}}</ref>

== Penyebaran penyakit ==
Penyakit ini pertama kali ditemukan di [[Pantai Gading]] pada tahun 1942 dan kini telah menyebar ke berbagai belahan Afrika dan Asia, serta sejumlah negara Eropa. Negara-negara Asia dan Eropa yang melaporkan kasus pertama PPR di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir yaitu [[Georgia]] dan [[Mongolia]] (2016),<ref>{{Cite web|year=2016|url=https://wahis.woah.org/#/in-event/1911/dashboard|title=WAHIS: EVENT 1911|access-date=30 Maret 2023|website=World Organization for Animal Health}}</ref><ref>{{Cite web|year=2016|url=https://wahis.woah.org/#/in-event/2025/dashboard|title=WAHIS: EVENT 2025|access-date=30 Maret 2023|website=World Organization for Animal Health}}</ref> [[Bulgaria]] (2018),<ref>{{Cite web|year=2018|url=https://wahis.woah.org/#/in-event/2941/dashboard|title=WAHIS: EVENT 2941|access-date=30 Maret 2023|website=World Organization for Animal Health}}</ref> serta [[Thailand]] (2021).<ref>{{Cite web|year=2021|url=https://wahis.woah.org/#/in-event/3543/dashboard|title=WAHIS: EVENT 3543|access-date=30 Maret 2023|website=World Organization for Animal Health}}</ref>

== Tanda klinis ==
Pada umumnya, masa inkubasi PPR adalah 4–6 hari, tetapi dapat berkisar antara 3–10 hari.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}} Untuk keperluan perdagangan, WOAH menetapkan masa inkubasi PPR selama 21 hari.<ref>{{Citation| last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia| year=2022| url=https://www.woah.org/en/what-we-do/standards/codes-and-manuals/terrestrial-code-online-access/?id=169&L=1&htmfile=chapitre_ppr.htm| title=Chapter 14.7. Infection with the Peste des Petits Ruminants Virus| series=Terrestrial Animal Health Code| publisher=World Organisation for Animal Health (WOAH)| ref={{sfnRef|WOAH Code|2022}}}}</ref>

Tanda klinis PPR bervariasi dari ringan sampai berat. Pada kasus perakut, hewan mengalami demam tinggi dan kematian mendadak. Pada bentuk akut, hewan terinfeksi akan demam selama 3–5 hari serta mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan kesadaran. Muncul cairan dari mata dan hidung yang bersifat [[Cairan serosa|serosa]] dan lama-kelamaan menjadi [[Cairan mukopurulen|mukopurulen]]. Leleran ini dapat keluar selama dua pekan hingga menutupi hidung. Sekitar empat hari sejak demam, gusi akan menjadi [[hiperemi|kemerahan]] dan akan muncul erosi dangkal di bagian mulut yang biasanya tertutup bintik abu-abu kecil yang berbau busuk dan menjadi [[nekrosis]]. Mulut hewan terasa nyeri sehingga mereka menjadi enggan untuk makan. Mereka juga mengalami [[hipersalivasi]]. [[Pneumonia]] dapat terjadi, sedangkan batuk, ronki pleura, serta pernapasan perut dapat teramati. Selain itu, banyak hewan juga menunjukkan diare berat yang terkadang berbau busuk dan bercampur darah.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}}{{sfn|Spickler|2019|p=2}}

Pada kasus berat, [[tingkat serangan|tingkat morbiditas]] dapat mencapai 100% dengan [[tingkat kematian kasus]] yang tinggi. Namun, angka kesakitan dan angka kematian bisa jauh lebih rendah pada wabah yang ringan.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=2}}

== Diagnosis ==
Spesimen untuk pengujian laboratorium adalah sampel darah atau usap cairan konjungtiva, cairan hidung, [[Membran mukosa|mukosa]] pipi, atau mukosa [[rektum]] dari hewan yang sedang berada dalam fase akut penyakit. Metode yang digunakan untuk menegakkan diagnosis PPR adalah [[Reaksi berantai polimerase transkripsi-balik|reaksi berantai polimerase transkipsi-balik]] dan ''immunocapture'' [[ELISA]]. Selain itu isolasi virus dengan [[kultur jaringan]] dan [[imunodifusi gel agar]] (AGID) juga dapat digunakan.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=3}}{{sfn|Spickler|2019|p=3-4}}

== Penanganan ==
Tidak ada terapi spesifik untuk mengobati PPR. [[Antibiotika]] dan [[terapi suportif]] dapat diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder.{{sfn|Spickler|2019|p=4}} Sementara itu, vaksin aktif yang dilemahkan telah tersedia untuk mencegah penyakit ini.{{sfn|WOAH Manual|2022|p=1}}

== Lihat pula ==
* [[Sampar sapi]]


== Referensi ==
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
{{reflist|30em}}


== Pranala luar ==
=== Daftar pustaka ===
{{refbegin}}
{{refbegin}}
* {{citation|last=[[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]] |year=2022|url=https://www.woah.org/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/3.08.09_PPR.pdf|title=Chapter 3.8.9. Peste des Petits Ruminants (Infection with Small Ruminant Morbillivirus)|series=Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals|publisher=World Organisation for Animal Health (WOAH)|ref={{sfnRef|WOAH Manual|2022}}}}
* {{citation|last=Organisasi Kesehatan Hewan Dunia |year=2022|url=https://www.woah.org/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/3.08.09_PPR.pdf|title=Chapter 3.8.9. Peste des Petits Ruminants (Infection with Small Ruminant Morbillivirus)|series=Manual of Diagnostic Tests and Vaccines for Terrestrial Animals|publisher=World Organisation for Animal Health (WOAH)|ref={{sfnRef|WOAH Manual|2022}}}}
* {{Citation| last=Spickler| first=Anna Rovid| date=2015| title=Peste des Petits Ruminants| url=https://www.cfsph.iastate.edu/Factsheets/pdfs/peste_des_petits_ruminants.pdf| series=CFSPH Technical Disease Fact Sheets| publisher=The Center for Food Security and Public Health, Iowa State University| ref={{sfnRef|Spickler|2019}}}}
* {{Citation| last=[[Organisasi Kesehatan Hewan Dunia]]| year=2022| url=https://www.woah.org/en/what-we-do/standards/codes-and-manuals/terrestrial-code-online-access/?id=169&L=1&htmfile=chapitre_ppr.htm| title=Chapter 14.7. Infection with the Peste des Petits Ruminants Virus| series=Terrestrial Animal Health Code| publisher=World Organisation for Animal Health (WOAH)| ref={{sfnRef|WOAH Code|2022}}}}
{{refend}}
{{refend}}
{{Kedokteran hewan-stub}}
{{Hama dan penyakit hewan karantina}}
{{penyakit hewan menular strategis}}


[[Kategori:Penyakit domba]]
[[Kategori:Penyakit domba]]

Revisi terkini sejak 6 April 2023 09.18

Sampar ruminansia kecil
Seekor domba dengan PPR; terdapat cairan mukopurulen yang menyumbat lubang hidungnya.
Informasi umum
Nama lainPes ruminansia kecil, peste des petits ruminants, ovine rinderpest, goat plague
SpesialisasiKedokteran hewan
PenderitaDomba dan kambing
PenyebabSmall ruminant morbillivirus
Aspek klinis
Gejala dan tandaDemam, leleran mata dan hidung, stomatitis, pneumonia, dan diare
DiagnosisRT-PCR, immunocapture ELISA
Tata laksana
PencegahanVaksinasi
PerawatanTerapi suportif
Distribusi dan frekuensi
PersebaranAfrika, Asia, Eropa

Sampar ruminansia kecil atau pes ruminansia kecil (bahasa Prancis: peste des petits ruminants; disingkat PPR) adalah penyakit menular akibat infeksi Small ruminant morbillivirus yang terutama menyerang domba dan kambing. Selain kedua hewan ini, PPR juga dilaporkan menyerang beberapa kerabat domba dan kambing yang liar, serta unta. Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) memasukkan PPR dalam daftar penyakit yang kasusnya wajib dilaporkan oleh negara-negara di dunia. Bersama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), WOAH menargetkan penyakit ini diberantas dari muka Bumi pada tahun 2030.[1]

Penyebaran penyakit[sunting | sunting sumber]

Penyakit ini pertama kali ditemukan di Pantai Gading pada tahun 1942 dan kini telah menyebar ke berbagai belahan Afrika dan Asia, serta sejumlah negara Eropa. Negara-negara Asia dan Eropa yang melaporkan kasus pertama PPR di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir yaitu Georgia dan Mongolia (2016),[2][3] Bulgaria (2018),[4] serta Thailand (2021).[5]

Tanda klinis[sunting | sunting sumber]

Pada umumnya, masa inkubasi PPR adalah 4–6 hari, tetapi dapat berkisar antara 3–10 hari.[6] Untuk keperluan perdagangan, WOAH menetapkan masa inkubasi PPR selama 21 hari.[7]

Tanda klinis PPR bervariasi dari ringan sampai berat. Pada kasus perakut, hewan mengalami demam tinggi dan kematian mendadak. Pada bentuk akut, hewan terinfeksi akan demam selama 3–5 hari serta mengalami penurunan nafsu makan dan penurunan kesadaran. Muncul cairan dari mata dan hidung yang bersifat serosa dan lama-kelamaan menjadi mukopurulen. Leleran ini dapat keluar selama dua pekan hingga menutupi hidung. Sekitar empat hari sejak demam, gusi akan menjadi kemerahan dan akan muncul erosi dangkal di bagian mulut yang biasanya tertutup bintik abu-abu kecil yang berbau busuk dan menjadi nekrosis. Mulut hewan terasa nyeri sehingga mereka menjadi enggan untuk makan. Mereka juga mengalami hipersalivasi. Pneumonia dapat terjadi, sedangkan batuk, ronki pleura, serta pernapasan perut dapat teramati. Selain itu, banyak hewan juga menunjukkan diare berat yang terkadang berbau busuk dan bercampur darah.[6][8]

Pada kasus berat, tingkat morbiditas dapat mencapai 100% dengan tingkat kematian kasus yang tinggi. Namun, angka kesakitan dan angka kematian bisa jauh lebih rendah pada wabah yang ringan.[6]

Diagnosis[sunting | sunting sumber]

Spesimen untuk pengujian laboratorium adalah sampel darah atau usap cairan konjungtiva, cairan hidung, mukosa pipi, atau mukosa rektum dari hewan yang sedang berada dalam fase akut penyakit. Metode yang digunakan untuk menegakkan diagnosis PPR adalah reaksi berantai polimerase transkipsi-balik dan immunocapture ELISA. Selain itu isolasi virus dengan kultur jaringan dan imunodifusi gel agar (AGID) juga dapat digunakan.[9][10]

Penanganan[sunting | sunting sumber]

Tidak ada terapi spesifik untuk mengobati PPR. Antibiotika dan terapi suportif dapat diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder.[11] Sementara itu, vaksin aktif yang dilemahkan telah tersedia untuk mencegah penyakit ini.[12]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Organisasi Kesehatan Hewan Dunia. "Peste des Petits Ruminants". Diakses tanggal 24 Maret 2023. 
  2. ^ "WAHIS: EVENT 1911". World Organization for Animal Health. 2016. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  3. ^ "WAHIS: EVENT 2025". World Organization for Animal Health. 2016. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  4. ^ "WAHIS: EVENT 2941". World Organization for Animal Health. 2018. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  5. ^ "WAHIS: EVENT 3543". World Organization for Animal Health. 2021. Diakses tanggal 30 Maret 2023. 
  6. ^ a b c WOAH Manual 2022, hlm. 2.
  7. ^ Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (2022), Chapter 14.7. Infection with the Peste des Petits Ruminants Virus, Terrestrial Animal Health Code, World Organisation for Animal Health (WOAH) 
  8. ^ Spickler 2019, hlm. 2.
  9. ^ WOAH Manual 2022, hlm. 3.
  10. ^ Spickler 2019, hlm. 3-4.
  11. ^ Spickler 2019, hlm. 4.
  12. ^ WOAH Manual 2022, hlm. 1.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]