Signature Tower Jakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Pierrewee (bicara | kontrib)
Baris 25: Baris 25:


== Teknik dan desain ==
== Teknik dan desain ==
Karena adanya [[Alluvium|endapan aluvial]] yang tidak stabil di dalam [[Cekungan Jakarta]] dan daerah rawan gempa dari tempat gedung pencakar langit yang akan dibangun, desainnya harus memenuhi kriteria seismik dengan menggunakan [[risiko seismik|analisis probabilitas risiko seismik]] (PSHA) yang ditetapkan oleh [[Pusat Penelitian Teknik Gempa Pasifik]] (PEER), [[Ketentuan Bangunan Tinggi]], dan [[Lembaga Insinyur Sipil Amerika]] (ASCE). Selain itu, tes [terowongan angin]] harus dilakukan berdasarkan peraturan kota karena ketinggian bangunan melebihi 50 lantai dan {{convert|200|m|ft|0|abbr=on}}. Pengujian aerodinamis dilakukan dengan menerapkan kecepatan angin berskala pada model skala 1: 500 dari gedung pencakar langit yang setara dengan kecepatan angin rata-rata per jam 40 m/s pada desain sebenarnya.<ref name="global.ctbuh.org"/>
Karena adanya [[Alluvium|endapan aluvial]] yang tidak stabil di dalam [[Cekungan Jakarta]] dan daerah rawan gempa dari tempat gedung pencakar langit yang akan dibangun, desainnya harus memenuhi kriteria seismik dengan menggunakan [[risiko seismik|analisis probabilitas risiko seismik]] (PSHA) yang ditetapkan oleh [[Pusat Penelitian Teknik Gempa Pasifik]] (PEER), [[Ketentuan Bangunan Tinggi]], dan [[Lembaga Insinyur Sipil Amerika]] (ASCE). Selain itu, tes [terowongan angin]] harus dilakukan berdasarkan peraturan kota karena ketinggian bangunan melebihi 50 lantai dan {{convert|200|m|ft|0|abbr=on}}. Pengujian aerodinamis dilakukan dengan menerapkan kecepatan angin berskala pada model skala 1: 500 dari gedung pencakar langit yang setara dengan menerapkan kecepatan angin rata-rata per jam 40 m/s pada desain sebenarnya.<ref name="global.ctbuh.org"/>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 16 Mei 2017 09.16

Signature Tower Jakarta
Peta
Nama sebelumnyaThe Signature Tower
Informasi umum
StatusDisetujui
JenisKantor dan hotel[1]
LokasiJl. Jendral Sudirman Kav 52–53, Sudirman Central Business District, Kebayoran Baru, Jakarta, Indonesia
Koordinat6°13′34″S 106°48′35″E / 6.2262°S 106.8098°E / -6.2262; 106.8098
Peletakan batu pertamaQ3 2016 (dijadwalkan; belum mulai)
Perkiraan rampung2022[1]
Tinggi
Arsitektural638 m (2.093 ft)[1]
Pucuk638 m (2.093 ft)[1]
Lantai atas5.158 m (16.923 ft)[1]
Menara pandang5.158 m (16.923 ft)[1]
Data teknis
Jumlah lantai113 di atas dan 6 di bawah tanah[1]
Desain dan konstruksi
ArsitekSmallwood, Reynolds, Stewart, Stewart[1]
PengembangPT Grahamas Adisentosa[1]
PT Danayasa Arthatama[2]

Signature Tower Jakarta atau Menara Signature Jakarta adalah sebuah gedung pencakar langit yang direncanakan dibangun di Jakarta, Indonesia. Dengan ketinggian 638 m (2.093 ft) setelah selesai, menara ini akan menjadi gedung pencakar langit tertinggi keenam di dunia.[3][4] Gedung ini pertama kali diusulkan pada tahun 2010 dan dijadwalkan untuk mulai dibangun pada tahun 2015. Izin perencanaan untuk menara ini diberikan pada akhir 2015, dan pembangunannya sekarang dijadwalkan dimulai pada kuartal ketiga tahun 2016 dengan asumsi pinjaman sekitar $1,5 miliar berhasil diperoleh.[5][6]

Gedung pencakar langit ini adalah bagian dari proyek pengembangan kembali seluas 50 hektare di dekat Persimpangan Semanggi dan berada tepat di selatan Stadion Gelora Bung Karno. Ia berada di daerah segitiga emas di Jakarta di mana sebagian besar wilayah pengembangan utama berada. Setelah selesai, gedungnya akan mencakup 6 lantai ruang bawah tanah yang digunakan untuk tempat parkir sementara podium akan menghadirkan toko ritel, konvensi, dan tempat hiburan dengan bagian lain gedung pencakar langit yang digunakan sebagai kantor dan tempat hunian.[7]

Teknik dan desain

Karena adanya endapan aluvial yang tidak stabil di dalam Cekungan Jakarta dan daerah rawan gempa dari tempat gedung pencakar langit yang akan dibangun, desainnya harus memenuhi kriteria seismik dengan menggunakan analisis probabilitas risiko seismik (PSHA) yang ditetapkan oleh Pusat Penelitian Teknik Gempa Pasifik (PEER), Ketentuan Bangunan Tinggi, dan Lembaga Insinyur Sipil Amerika (ASCE). Selain itu, tes [terowongan angin]] harus dilakukan berdasarkan peraturan kota karena ketinggian bangunan melebihi 50 lantai dan 200 m (656 ft). Pengujian aerodinamis dilakukan dengan menerapkan kecepatan angin berskala pada model skala 1: 500 dari gedung pencakar langit yang setara dengan menerapkan kecepatan angin rata-rata per jam 40 m/s pada desain sebenarnya.[7]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i "Signature Tower Jakarta". 
  2. ^ Tedjasukmana, Jason (April 17, 2012). "Does Jakarta Need a 111-Story Tower?". Time. Diakses tanggal April 23, 2017. 
  3. ^ "SCBD to get world's 5th tallest building". The Jakarta Post. Jakarta. 11 January 2012. Diakses tanggal 27 October 2015. 
  4. ^ "The Tallest 20 in 2020: Entering the Era of the Megatall". Chicago. 8 December 2011. 
  5. ^ "Pengelola SCBD Siap Galang Dana US$ 1,45 Miliar". Investor Daily Indonesia. 22 March 2016. 
  6. ^ "Grahamas seeks $1.5bn for 111-storey Jakarta tower". GlobalCapital. March 21, 2016. Diakses tanggal January 14, 2017. 
  7. ^ a b Wijanto, Sugeng; Prasetyoadi, Tiyok (2012). "The Signature Tower: Reaching High in the Sky of Indonesia" (PDF). global.ctbuh.org. Diakses tanggal April 23, 2017.