Sindrom disfungsi multiorgan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Kegagalan organ menggunakan HotCat
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 2: Baris 2:


'''Sindroma Disfungsi Organ Multipel''' atau '''Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS)''' merupakan gangguan progresif dan potensial reversibel dari dua sistem organ atau lebih setelah adanya gangguan homeostasis sistemik yang akut dan mengancam nyawa. MODS masih menjadi penyebab kematian utama di antara pasien yang membutuhkan perawatan ICU.<ref>{{Cite book|url=https://doi.org/10.1007/978-3-540-34406-3_45|title=Infectious Diseases in Critical Care|last=Pieracci|first=F. M.|last2=Eachempati|first2=S. R.|last3=Barie|first3=P. S.|date=2007|publisher=Springer|isbn=978-3-540-34406-3|editor-last=Rello|editor-first=Jordi|location=Berlin, Heidelberg|pages=477–487|language=en|doi=10.1007/978-3-540-34406-3_45|editor-last2=Kollef|editor-first2=Marin|editor-last3=Díaz|editor-first3=Emili|editor-last4=Rodríguez|editor-first4=Alejandro}}</ref>
'''Sindroma Disfungsi Organ Multipel''' atau '''Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS)''' merupakan gangguan progresif dan potensial reversibel dari dua sistem organ atau lebih setelah adanya gangguan homeostasis sistemik yang akut dan mengancam nyawa. MODS masih menjadi penyebab kematian utama di antara pasien yang membutuhkan perawatan ICU.<ref>{{Cite book|url=https://doi.org/10.1007/978-3-540-34406-3_45|title=Infectious Diseases in Critical Care|last=Pieracci|first=F. M.|last2=Eachempati|first2=S. R.|last3=Barie|first3=P. S.|date=2007|publisher=Springer|isbn=978-3-540-34406-3|editor-last=Rello|editor-first=Jordi|location=Berlin, Heidelberg|pages=477–487|language=en|doi=10.1007/978-3-540-34406-3_45|editor-last2=Kollef|editor-first2=Marin|editor-last3=Díaz|editor-first3=Emili|editor-last4=Rodríguez|editor-first4=Alejandro}}</ref>

== Insidensi ==
Sindroma disfungsi multi organ sangat umum terjadi pada pasien dengan sakit kritis dan mewakili penyebab kematian yang dominan. Diperkirakan insidensi tahunannya mencapai 51%. Insidensi ini meningkat secara progresif dalam 20 tahun terakhir dan tampaknya sangat bervariasi menurut keadaan yang berbeda. Sebuah penelitian terhadap 1244 pasien dengan trauma menunjukkan insidensi sebesar 25%. Sedangkan pada penelitian lainnya pada pasien trauma malah menunjukkan insidensi yang hanya sebesar 8%.

Dalam sepuluh tahun terakhir, kemajuan dalam dukungan organ yang invasif, tidak mengubah angka mortalitas yang signifikan. Secara keseluruhan tingkat kematian MODS tetap pada kisaran 44% sampai 76%. Secara umum angka kematian MODS terkait dengan jumlah organ yang terdampak dan keparahan disfungsi setiap organ. Pada kasus kegagalan organ dengan 2 sampai 4 organ, tingkat kematian berkisar antara 10% dan 40%. Sedangkan kasus kegagalan organ dengan 5 sampai 7 organ, tingkat kematiannya mencapai 50-100%. Disfungsi kardiovaskular dan neurologis tampaknya merupakan faktor resiko yang paling penting. Pasien dengan sepsis memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk menimbulkan MODS dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.<ref>{{Cite journal|last=Gourd|first=Nicholas M.|last2=Nikitas|first2=Nikitas|date=2019-08-27|title=Multiple Organ Dysfunction Syndrome|url=https://doi.org/10.1177/0885066619871452|journal=Journal of Intensive Care Medicine|language=en|pages=0885066619871452|doi=10.1177/0885066619871452|issn=0885-0666}}</ref>


== Diagnosa ==
== Diagnosa ==

Revisi per 22 Juli 2020 00.16

Sindroma Disfungsi Organ Multipel atau Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS) merupakan gangguan progresif dan potensial reversibel dari dua sistem organ atau lebih setelah adanya gangguan homeostasis sistemik yang akut dan mengancam nyawa. MODS masih menjadi penyebab kematian utama di antara pasien yang membutuhkan perawatan ICU.[1]

Insidensi

Sindroma disfungsi multi organ sangat umum terjadi pada pasien dengan sakit kritis dan mewakili penyebab kematian yang dominan. Diperkirakan insidensi tahunannya mencapai 51%. Insidensi ini meningkat secara progresif dalam 20 tahun terakhir dan tampaknya sangat bervariasi menurut keadaan yang berbeda. Sebuah penelitian terhadap 1244 pasien dengan trauma menunjukkan insidensi sebesar 25%. Sedangkan pada penelitian lainnya pada pasien trauma malah menunjukkan insidensi yang hanya sebesar 8%.

Dalam sepuluh tahun terakhir, kemajuan dalam dukungan organ yang invasif, tidak mengubah angka mortalitas yang signifikan. Secara keseluruhan tingkat kematian MODS tetap pada kisaran 44% sampai 76%. Secara umum angka kematian MODS terkait dengan jumlah organ yang terdampak dan keparahan disfungsi setiap organ. Pada kasus kegagalan organ dengan 2 sampai 4 organ, tingkat kematian berkisar antara 10% dan 40%. Sedangkan kasus kegagalan organ dengan 5 sampai 7 organ, tingkat kematiannya mencapai 50-100%. Disfungsi kardiovaskular dan neurologis tampaknya merupakan faktor resiko yang paling penting. Pasien dengan sepsis memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk menimbulkan MODS dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.[2]

Diagnosa

Setidaknya sebanyak 20 sistem penskoran telah diperikan untuk mendiagnosa dan mengukur tingkat keparahan sindroma disfungsi multiorgan (SDMO). Sistem penskoran ini cukup berbeda antara satu sama lainnya, sehingga sangat sulit untuk membandingkan hasil-hasil dari kelompok penelitian yang berbeda. Pada tahun 1994, European Society of Intensive Care Medicine mengadakan pertemuan untuk menyusun penskoran Penilaian Kegagalan Organ terkait Sepsis atau Sepsis-related Organ Failure Assesment (SOFA) untuk menjelaskan dan mengukur derajat kegagalan/gangguan organ dalam kelompok pasien dan pasien individu. Skor SOFA dibuat dengan menggunakan ukuran fisiologi sederhana dari gangguan pada enam sistem organ. Skor SOFA tidak dirancang untuk memperkirakan hasil tetapi lebih untuk menjelaskan dan mengukur rangkaian komplikasi pada pasien dengan sakit kritis.[3]

Skor SOFA 1 2 3 4
Pernafasan
PaO2 / FiO2 mm Hg
< 400 < 300 < 200
dengan dukungan pernafasan
< 100
Koagulasi
Trombosit x 103/mm3
< 150 < 100 < 50 < 20
Hati
Bilirubin mg/dL
1,2 - 1,9 2,0 - 5,9 6,0 - 11,9 > 12
Kardiovaskular
Hipotensi
MAP < 70 mmHg Dopamin ≤ 5
atau dobutamin (dosis bebas)
Dopamin > 5
atau epinefrin ≤ 0,1
atau norepinefrin ≤ 0,1

Dopamin > 15
atau epinefrin >0,1
atau norepinefrin > 0,1
Sistem Saraf Pusat
Glasgow Coma Score
13 - 14 10 - 12 6 - 9 < 6
Ginjal
Kreatinin mg/dl atau produksi kencing
1,2 - 1,9 2,0 - 3,4 3,5 - 4,9
atau < 500 mL/hari
> 5,0
atau <200 mL/hari

Sumber

  1. ^ Pieracci, F. M.; Eachempati, S. R.; Barie, P. S. (2007). Rello, Jordi; Kollef, Marin; Díaz, Emili; Rodríguez, Alejandro, ed. Infectious Diseases in Critical Care (dalam bahasa Inggris). Berlin, Heidelberg: Springer. hlm. 477–487. doi:10.1007/978-3-540-34406-3_45. ISBN 978-3-540-34406-3. 
  2. ^ Gourd, Nicholas M.; Nikitas, Nikitas (2019-08-27). "Multiple Organ Dysfunction Syndrome". Journal of Intensive Care Medicine (dalam bahasa Inggris): 0885066619871452. doi:10.1177/0885066619871452. ISSN 0885-0666. 
  3. ^ Marik, Paul Ellis (2001). Marik, Paul Ellis, ed. Handbook of Evidence-Based Critical Care (dalam bahasa Inggris). Berlin, Heidelberg: Springer. hlm. 433–437. doi:10.1007/978-3-642-86943-3_51. ISBN 978-3-642-86943-3.